Konsekrasi 12 September
2015 – Hari 12
12 Hari Persiapan - Hari
Keduabelas
Mengikuti Jejak Kristus
(Thomas a’Kempis)
Buku I, Pasal 25
Hal Rajin Memperbaiki
Hidup Kita Sendiri
Pergunakanlah segala
kesempatan untuk mencapai kemajuan dalam perkembangan rohani, hingga tiap
contoh baik yang kita lihat atau dengar, merupakan cambuk untuk kita tiru.
Dalam pada itu jika kita melihat sesuatu yang patut kita cela, janganlah
sekali-kali hal itu kita tiru. Atau bila kita sendiri sudah pernah menjalankan
kesalahan, selekasnyalah hal itu kita perbaiki. Seperti halnya kita
memperhatikan perbuatan orang lain, demikian pula orang lainpun memperhatikan
semua tindakan kita. Alangkah senang dan segarnya melihat para biarawan yang
rajin, penuh semangat, lagi pula berkelakuan baik dan tertib menjalankan semua
peraturan. Sebaliknya, alangkah sedih dan beratnya hati kita jika melihat orang
yang hidupnya kurang baik, yang mengabaikan apa yang mestinya harus dijalankan
sesuai dengan panggilan. Sungguh besarlah kerugian yang diderita, apabila orang
tidak memperdulikan tujuan panggilannya, sebaliknya justru menaruh perhatian
pada hal-hal yang tidak masuk tugas kewajibannya.
Hendaklah kita ingat akan
janji kita waktu dahulu dan bayangkanlah senantiasa di muka kita Tuhan Yesus
yang tersalib itu! Bila kita memandang hidup Yesus Kristus, sesungguhnya kita
harus merasa malu, bahwa kita belum berusaha untuk menjadi lebih serupa dengan
Dia, meskipun kita sudah lama mengikuti jalan Tuhan. Seorang biarawan yang
dengan sungguh-sungguh serta kasih mesra, merenungkan dalam-dalam hidup yang
amat suci dan sengsara Tuhan Yesus Kristus, akan memperoleh apa saja yang
berguna dan penting baginya dengan berlebih-lebihan. Dan dia tidak merasa perlu
mencari yang lebih penting di luar Yesus. Ah, seandainya Yesus yang disalibkan
itu datang di dalam hati kita, alangkah cepatnya kita menjadi bijaksana!
Seorang biarawan yang
rajin akan dengan suka hati menerima segala hal yang diperintahkan kepadanya.
Dalam pada itu seorang biarawan yang malas dan lemah semangatnya, akan
mengalami kesulitan bertumpuk-tumpuk dan menemui jalan buntu di mana-mana.
Sebab hiburan batin ia tak ada, sedang mau mencari hiburan lahir tidak
diperbolehkan. Seorang biarawan yang tidak menghiraukan tata tertib biara boleh
dikatakan berdiri di tepi jurang yang sangat berbahaya. Orang yang ingin
mencari kesenangan dan keleluasaan saja akhirnya akan merasa terjepit, karena
tentu tetap ada yang kurang menyenangkan hatinya.
Bagaimana sekarang
hidupnya pertapa-pertapa lainnya yang banyak sekali jumlahnya itu, dan yang
sangat terikat oleh tertib peraturan biara? Mereka jarang keluar, hidup dalam
perasingan, makan sangat sederhana, pakaian sangat kasar, bekerja keras, tidak
banyak bicara, berjaga sampai malam dan pagi-pagi sudah bangun. Mereka banyak
berdoa, banyak membaca dan selalu patuh kepada tertib peraturan biara.
Perhatikanlah hidupnya para anggota ordo Karthuizer, Cistercienser dan para
biarawan/biarawati ordo-ordo lainnya. Mereka itu setiap malam bangun untuk
memuji dan meluhurkan Tuhan dengan nyanyian-nyanyian Mazmur. Maka oleh sebab
itu sungguh memalukan seandainya kita terlalu malas melakukan pekerjaan yang
sungguh suci itu, sedangkan begitu banyak jumlahnya para biarawan yang pada
saat itu mulai memuji-muji Tuhan. Alangkah bahagia kita, seandainya kita tidak
ada pekerjaan lain, kecuali memuji Tuhan dan Allah kita dengan hati dan mulut!
O, seandainya kita tidak
membutuhkan makan, minum, dan tidur, tetapi terus-menerus dapat memuji Tuhan
dan berusaha untuk kemajuan di bidang kerohanian saja! Bila demikian halnya,
kita tentu merasa jauh lebih bahagia daripada sekarang. Karena sekarang ini
kita harus juga memikirkan kebutuhan-kebutuhan badan kita, sekalipun karena
terpaksa oleh keadaan. Ah, alangkah baiknya, seandainya kita tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan
jasmani, melainkan hanya memiliki kenikmatan rohani, yang sayang sekali hanya
jarang kita rasakan.
Apabila orang sudah
mencapai tingkatan yang begitu tinggi, hingga ia tidak menginginkan hiburan
dari makhluk manapun juga, barulah ia merasa dengan sempurna kenikmatan Tuhan;
dan demikian pula ia baru akan puas dalam segala kejadian apapun juga. Maka ia
tidak akan bergembira tentang perkara yang besar, dan juga tidak akan merasa
sedih karena hal yang kecil-kecil. Tetapi ia akan menyerahkan seluruh jiwa
raganya kepada Tuhan. Baginya Tuhan adalah segala-galanya, sedang bagi Allah
tak ada barang yang musnah atau mahkluk yang mati. Sebaliknya semuanya hidup
untuk Tuhan dan segala sesuatu mengabdikan diri kepada Tuhan atas isyarat
perintahNya.
Hendaklah kita selalu
ingat akan saat akhir nanti, dan bahwa waktu yang sudah lewat itu tidak akan
kembali lagi. Kebajikan hanya dicapai dengan susah payah. Bila semangat kita
mulai surut, maka kita tidak akan memperoleh kebaikan. Tetapi sebaliknya, jika kita
memaksa diri supaya menjadi rajin dan bersemangat, maka kita akan lebih
merasakan damai dan segala pekerjaan akan menjadi ringan karena rahmat Allah
dan karena cinta kita akan kebajikan. Orang yang rajin dan bersemangat tentu
sanggup mengerjakan apapun juga. Sungguh lebih berat menentang kejahatan dan
hawa nafsu sendiri daripada menjalankan pekerjaan yang paling berat sekalipun.
Barangsiapa tidak menyingkirkan kekurangan-kekurangan yang kecil, lambat laun
akhirnya dia mesti akan jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan besar. Waktu malam
kita selalu akan merasa gembira, jika hari itu telah kita akhiri dengan hasil
baik dan berfaedah. Marilah kita waspada terhadap diri kita sendiri, kita gugah
semangat kita, kita bombong hasrat kita. Dan bagaimanapun keadaan orang lain,
janganlah kita mengabaikan diri kita sendiri. Kita akan makin berkembang dalam
bidak kehidupan rohani, selaras dengan makin kuatnya kita dapat mengendalikan
hawa nafsu di dalam diri kita sendiri. Amin.
Doa-doa 12 hari Persiapan:
1. Datanglah Ya Roh Pencipta (Veni Creator
Spiritus)
2. Salam Bintang Laut (Ave Maris Stella)
3. Kidung Maria (Magnificat)
4. Kemuliaan
Datanglah Ya Roh Pencipta
(Veni Creator Spiritus)
Datanglah ya Roh Pencipta
kunjungilah jiwa kami semua
penuhilah dengan rahmatMu
hati kami ciptaanMu
GelarMu adalah penghibur
Rahmat Allah yang MahaLuhur,
Sumber hidup, api kasih,
dan pengurapan Ilahi
Engkaulah Sumber Sapta
Karunia jemari tangan Sang Ilahi
Engkaulah janji sejati
Allah Bapa yang mempergandakan bahasa
Terangilah Akal budi
curahkan cinta di setiap hati segala kelemahan kami,
semoga Kaulindungi dan
Kaukuatkan
Jauhkanlah semua musuh
segera anugerahkanlah kedamaian jiwa;
dengan Engkau sebagai
penuntun kami kejahatan takkan mempengaruhi.
Perkenalkanlah kami pada
Bapa ajarilah kami agar mengakui Allah Putera,
serta Engkau, Roh dari
keduaNya yang kami imani dan kami puji selamanya.
Segala kemuliaan bagi
Allah Bapa, dan bagi Allah Putera yang telah bangkit dari mati,
serta bagiMu Roh Kudus
pula, sepanjang segala abad. Amin
Salam Bintang Laut (Ave
Maris Stella)
Salam bintang laut,
Sungguh Bunda Allah,
Perawan selalu, Pintu
surga bahagia.
Dikau t’rima “salam” yang
Gabriel bawa,
Beri hidup tentram, ubah
nama Hawa.
Tolonglah yang papa,
bimbinglah yang buta,
Hiburlah yang duka,
sembuhkan yang luka.
Tunjukkanlah ibu, antarlah
doaku,
Kepada Putramu,Yang lahir
bagiku.
Prawan tanpa tara, Elok
antar dara,
Lepas dari dosa, Buatku
sempurna.
Beri hidup murni, Mohon
jalan aman,
Lihat Yesus nanti, Agar
selalu riang.
Terpujilah Bapa, Hormat
bagi Putra, Roh Kudus dipuja, Esa selamanya. Amin.
Kidung Maria (Magnificat)
Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira
karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah
memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari
sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa
telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya
turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan
perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang
yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang
baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan
hampa;
Ia menolong Israel,
hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang
dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya.
Kemuliaan
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan,
sekarang, selalu dan sepanjang segala abad, amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.