Senin, 15 April 2019
PEKAN SUCI
Hari Senin dalam Pekan Suci (U)
10.00 – 11.00
YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU
KALVARI. PAKAIAN-NYA DITANGGALKAN.
YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI.
PAKAIAN-NYA DITANGGALKAN.
Yesus-ku, Cinta yang tak terpuaskan, aku melihat
Engkau tanpa istirahat. Aku mendengar Engkau meracau akan Cinta dan
kesakitan-kesakitan-Mu. Hati-Mu berdegub; dan di setiap detakan aku
mendengarkan semburan, siksaan dan kekerasan Cinta. Tidak dapat menanggung api
yang menyembur-Mu, Engkau menjadi gelisah, Engkau meraung, Engkau mendesah. Dan
di setiap raungan-Mu aku mendengar Engkau berkata, Salib! Setiap Darah-Mu mengulangi,
Salib! Engkau berenang di dalam lautan tak bertepi akan semua kesakitan-Mu yang
mengulangi lagi, Salib! Dan Engkau berteriak:
“O terkasih dan rindu pada salib, engkau sendiri akan
menyelamatkan anak-anak-Ku; dan di dalammu Aku mengonsentrasikan seluruh
Cinta-Ku.”
Sementara itu, musuh-musuh-Mu membawa-Mu masuk lagi ke
dalam gedung pengadilan. Memakaikan pakaian-Mu kembali, mereka menyingkirkan
jubah ungu. Tetapi, oh betapa menyakitkan! Lebih manis bagiku untuk mati
daripada melihat Engkau seperti itu! Pakaian itu menghantam mahkota itu dan
mereka tidak dapat menyingkirkannya. Sehingga dengan kekejaman yang belum
pernah ada sebelumnya, mereka mengoyakkan pakaian dan mahkota itu. Dengan kejam
menarik duri-duri dan terpatah dan tertinggal di Kepala-Mu. Darah membentuk
aliran-aliran kecil, dan kesakitan itu besar sehingga Engkau meraung.
Sekali lagi mereka menaruh mahkota itu kembali pada-Mu
dan menekannya dalam-dalam ke Kepala-Mu, duri-duri itu memasuki mata dan
telinga-Mu; demikian rupa hingga tak ada bagian pada Kepala Maha Kudus-Mu yang
tidak mengalami tusukan-tusukan. Kesakitan itu begitu besar sehingga Engkau
terhuyung di bawah tangan-tangan yang kejam, dan Engkau gemetaran dari kepala
hingga kaki. Kejang-kejang Engkau hampir mati. Mata-Mu melemah dan dipenuhi
darah, Engkau susah payah melihat aku dan meminta aku menolong-Mu di dalam
kesakitan yang sedemikian parah.
Yesus-ku, Raja Kesedihan, biarlah aku menopang Engkau
dan mendekap-Mu di hatiku. Aku ingin mengambil api yang melahap-Mu untuk membakar
para musuh-Mu menjadi abu sehingga dapat membebaskan Engkau. Tetapi Engkau
tidak menginginkan ini, sebab kerinduan-Mu pada salib semakin bertambah, dan
Engkau ingin mengorbankan Diri-Mu di sana sesegera mungkin, bahkan untuk
musuh-Mu yang terbesar! Ketika aku mendekap-Mu di hatiku, Engkau menekan diriku
kepada-Mu, dan berkata padaku:
“Anak-Ku, biarlah Ku-curahkan Cinta-Ku. Bersama
dengan-Ku, buatlah pemulihan bagi mereka yang tidak menghormati Aku di dalam
kebaikan yang mereka lakukan. Orang-orang Yahudi ingin memakaikan Aku dengan
pakaian untuk merendahkan-Ku di hadapan orang-orang dan meyakinkan mereka bahwa
Aku adalah seorang penjahat. Perbuatan untuk memakaikan Aku pakaian ini tampak
baik, tetapi terkandung di dalamnya adalah kejahatan. Ya, berapa banyak
pekerjaan baik, pelayanan sakramen-sakramen dan penerimaannya dilakukan dengan
tujuan-tujuan manusia bahkan juga tujuan iblis. Tetapi melakukan kebaikan di
dalam cara yang jahat membuat orang keras hati. Dan aku ingin dimahkotai untuk
kedua-kalinya, dengan kesakitan-kesakitan yang lebih menggigit daripada pertama
kalinya, untuk mematahkan kekerasan hati, dan dengan duri-duri-Ku, menarik
mereka kepada Aku. Ya, anak-Ku, pemahkotaan duri yang kedua kali ini lebih
menyakitkan lagi bagi-Ku. Aku merasa seolah Kepala-Ku berenang di dalam
duri-duri; dan setiap gerakan-Ku atau dorongan mereka, Aku menderita begitu
banyak kematian yang kejam. Dengan ini, Aku membuat pemulihan bagi kejahatan
dosa-dosa; Aku membuat pemulihan bagi mereka yang tak peduli apapun keadaan
jiwa mereka bukannya memenuhi diri mereka dengan pengudusan diri, malah
memisahkan dan menolak rahmat-Ku, sehingga memberikan duri-duri lagi pada-Ku
berulang kali, yang lebih menggigit lagi. Sementara itu, Aku terpaksa meraung,
menangis dengan airmata darah dan merindukan keselamatan mereka. O Aku
melakukan segalanya untuk mencintai mereka, para mahkluk melakukan segala
sesuatu untuk melanggar Aku! Paling tidak, engkau akan menjadi satu orang yang
tidak akan meninggalkan Aku menderita dan melakukan pemulihan-pemulihan
sendirian.”
Yesus-ku yang tersiksa, aku membuat pemulihan dan
menderita bersama Engkau. Aku melihat musuh-musuh mendorong-Mu menuruni tangga,
sementara kumpulan orang telah menunggu dengan marah dan penuh ambisi. Mereka
membuat Engkau menemukan Salib yang telah disiapkan, yang Engkau cari dan
rindukan. Engkau melihat Salib itu dengan cinta, dan segera berjalan menuju
Salib untuk memeluknya. Tetapi sebelumnya Engkau mencium Salib itu; dan dengan
sukacita yang gemetar menggoncang seluruh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus,
Engkau melihatnya dengan kepuasan yang sangat besar, mengukur panjang dan
lebarnya. Engkau membuat porsinya dalam setiap mahkluk. Engkau memberikan
mereka dengan Salib yang cukup untuk mengikat mereka kepada Ke-Ilahian dengan mahar
dan membuat mereka menjadi pewaris Kerajaan Surga. Kemudian, tak mampu menahan
Cinta karena Engkau mencintai mereka, Engkau mencium lagi Salib itu dan
berkata:
“Salib pujaan, Aku merangkulmu pada akhirnya!
Engkaulah yang dirindukan Hati-Ku, kemartiran Cinta-Ku. Engkau, O Salib, ada
hingga sekarang, dimana langkah-langkah-Ku selalu ditujukan padamu. Salib yang
Suci, engkaulah tujuan hasrat-hasrat-Ku, tujuan dari keberadaan-Ku di bawah
sini. Di dalammu aku mengumpulkan keseluruhan Diri-Ku; di dalammu Aku
menempatkan semua anak-anak-Ku. Engkau akan menjadi hidup mereka dan cahaya
mereka, pertahanan mereka, penjaga mereka dan kekuatan mereka. Engkau akan
menolong mereka di dalam segala hal dan akan membawa mereka kepada kemuliaan-Ku
di Surga. O Salib, singsana kebijaksanaan, kau sendirilah yang akan mengajari
kekudusan yang sejati, kau sendirilah yang akan membentuk para pahlawan, atlit,
martir dan para kudus. Salib yang indah, engkaulah singgasana-Ku; dan Diri-Ku
harus meninggalkan bumi ini, engkau akan berada tetap di tempat-Ku. Aku
memberikan semua jiwa kepadamu sebagai mahar. Jagalah mereka untukku,
selamatkanlah mereka; Aku mempercayakan mereka kepadamu.”
Dengan ini, Engkau bersemangat menerima salib pada
Bahu-Mu yang Maha Kudus. Ya, Yesus-ku, bagi Cinta-Mu salib ini terlalu ringan;
namun pada beban salib itu ditambahkan dosa-dosa kami, begitu dashyat dan
besar-nya berat dosa-dosa itu. Jiwa-Mu kengerian dengan pemandangan ini, Engkau
merasakan kesakitan pada setiap dosa. Di hadapan akan begitu besarnya
keburukan, Kekudusan-Mu tergoncang. Sehingga saat Engkau menaruh salib pada
Bahu-Mu, Engkau terhuyung, Engkau tersesak; dan setetes keringat fana menetes
dari Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Tidak, Cinta-Ku, aku tidak tega membiarkan
Engkau sendirian. Aku ingin berbagi beban salib itu dengan-Mu. Untuk
melegakan-Mu dari beban dosa-dosa, aku merangkul Kaki-Mu. Dalam nama semua
mahkluk aku memberikan-Mu cinta bagi mereka yang tidak mencintai-Mu; pujian
bagi mereka yang membenci Engkau; berkat, syukur dan kepatuhan bagi semua
orang. Aku berjanji bahwa di dalam setiap pelanggaran yang Kauterima, aku
berniat untuk mempersembahkan seluruh keberadaan-Mu untuk membuat pemulihan
bagi-Mu, untuk melakukan tindakan yang sebaliknya terhadap pelanggaran yang dilakukan
para mahkluk terhadap Engkau dan untuk menghibur Engkau dengan cium-cium-ku dan
perbuatan cinta yang terus-menerus.
Tetapi kulihat aku terlalu menyedihkan. Aku
memerlukan-Mu agar aku dapat sungguh membuat pemulihan bagi-Mu. Jadi, aku
menyatukan diriku dengan Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Bersama dengan-Mu,
kugabungkan pikiran-pikiran-Ku dengan pikiran-Mu untuk membuat pemulihan bagi
pikiran-pikiran jahatku dan pikiran jahat setiap orang. Aku menggabungkan
mataku dengan Mata-Mu untuk membuat pemulihan bagi tatapan-tatapan jahat. Aku
menggabungkan mulut-ku dengan Mulut-Mu untuk membuat pemulihan bagi
penghujatan-penghujatan dan perbuatan-perbuatan jahat. Aku menggabungkan hatiku
dengan Hati-Mu untuk membuat pemulihan bagi semua yang dilakukan oleh Kemanusiaan-Mu
yang Maha Kudus, dengan menyatukan diri dengan Cinta-Mu yang besar bagi semua
orang dan bagi perbuatan baik besar yang Kaulakukan bagi semua orang.
Tetapi aku tetap tidak puas. Aku ingin menyatukan
diriku pada Ke-Ilahian-Mu, dan aku meleburkan kebukan-apa-apaan-ku di
dalam-Nya, dan dengan cara ini aku memberikan segalanya pada-Mu. Aku
memberikan-Mu Cinta-Mu untuk melepaskan dahaga karena kepahitan-kepahitan-Mu;
aku memberikan-Mu Hati-Mu untuk melegakan Engkau dari dinginnya kami, kurang
berelasi dengan-Mu, tidak bersyukur dan sedikit cinta terhadap sesama. Aku
memberikan-Mu keharmonisan untuk menghibur Engkau saat mendengar
hujatan-hujatan yang memekakkan yang Kau terima. Aku memberikan-Mu Keindahan-Mu
untuk melegakan Engkau dari buruknya jiwa-jiwa kami, ketika kami bermandikan
lumpur dosa-dosa kami. Aku memberikan-Mu Kemurnian-Mu untuk melegakan-Mu dari
kurangnya niat baik dan dari lumpur dan kebusukan yang Kaulihat di dalam banyak
jiwa. Aku memberikan-Mu Kebesaran-Mu untuk melegakan-Mu dari halangan-halangan
yang disebabkan oleh jiwa-jiwa itu sendiri. Aku memberikan-Mu semangat-Mu untuk
membakar semua jiwa dan semua hati sehingga mereka akan mencintai-Mu, dan tidak
seorang pun akan melanggar-Mu lagi. Ringkasnya, aku memberikan-Mu semua
Diri-Mu, untuk memberikan-Mu kepuasan tak terbatas, abadi, besar dan cinta yang
tak terbatas.
Jalan menyakitkan Menuju Kalvari
Yesus-ku yang paling sabar, aku melihat Engkau
mengambil langkah pertama-Mu memanggul beban salib. Aku menggabungkan
langkah-langkahku dengan langkah-Mu. Ketika Engkau lemah, berdarah, terhuyung
dan hendak jatuh, aku akan berada di samping-Mu untuk memapah-Mu bangun. Aku
akan menaruh bahuku di bawah salib untuk berbagi beban dengan-Mu. Janganlah
berpaling, tetapi terimalah aku sebagai teman setia-Mu. O Yesus, lihatlah aku;
dan aku melihat Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang tidak memanggul
salib-nya sendiri dan berserah, bahkan mengutuki, menjadi marah, melakukan
pembunuhan dan bunuh diri. Dan dengan permohonan-permohonan-Mu Engkau memperoleh
cinta dan penyerahan diri bagi setiap orang, terhadap salib mereka sendiri.
Engkau telah mengambil langkah pertama, dan telah jatuh di bawah salib. Ketika
Engkau jatuh, Engkau menghantam batu-batu. Duri-duri menusuk Kepala-Mu lebih
dalam, sementara kesakitan-kesakitan-Mu semakin dipertajam dan semua luka-Mu
lebih berdarah lagi. Dan karena Engkau tidak memiliki kekuatan untuk bangun,
para musuh-Mu menjadi marah dan menyuruh-Mu bangun dengan tendangan dan
dorongan.
Cinta-ku yang terjatuh, biarlah aku menolong pada
Kaki-Mu, mencium Engkau, menyeka darah, dan bersama Engkau melakukan pemulihan
bagi mereka yang berdosa karena pengabaian, ringkih dan lemah. Dan aku berdoa
pada-Mu untuk memberikan pertolongan pada jiwa-jiwa ini. Hidup-ku, Yesus,
dengan siksaan-siksaan yang tak terkatakan, musuh-Mu membuat Engkau kembali
berdiri. Saat Engkau terhuyung, aku mendengar tarikan nafas-Mu. Jantung-Mu
berdegub lebih kencang, dan kesakitan-kesakitan baru yang besar memakunya. Ya,
Yesus-ku, sekarang aku mengerti seluruhnya: Ibu-Mulah, yang bagaikan merpati
yang berduka sedang mencari Engkau. Ia ingin menyampaikan kata-kata terakhirnya
pada-Mu dan menerima tatapan sekali lagi terakhir kalinya dari-Mu. Engkau
merasakan kesakitan-nya dan hatinya terkoyak di dalam Hati-Mu dan tergerak oleh
belas kasih dan dilukai oleh cinta-nya dan cinta-Mu. Sekarang Engkau melihat ia
menerobos kumpulan orang banyak. Bagaimanapun caranya ia ingin melihat Engkau,
merangkul-Mu dan memberi-Mu salam perpisahannya yang terakhir.
Tetapi Engkau lebih terpana melihat kepucatan sang
bunda yang mematikan dan semua rasa sakit-Mu dirasakannya karena kuasa cinta.
Jika saja ia masih hidup itu hanya karena kuasa Yang Maha Kuasa. Sekarang
Engkau mengarahkan langkah-Mu kepadanya, tetapi kesulitan untuk saling
memandang. Oh, betapa menyedihkan Hati keduanya! Para prajurit menyadari hal
itu, dan dengan pukulan dan dorongan mencegah ibu dan Putera itu mengucapkan
perpisahan. Keduanya menderita begitu besarnya sehingga sang ibu terpaku karena
kesedihan, dan hampir pingsan, sementara Engkau sekali lagi jatuh di bawah
salib. Yohanes yang setia dan perempuan-perempuan kudus menopang sang ibu.
Kemudian, apa yang tidak dilakukan oleh ibu-Mu yang berduka dengan raganya,
dilakukannya dengan jiwanya. Ia masuk ke dalam Engkau, menyatukan Kehendak Sang
Kekal dengan kehendaknya; dan menyatukan dirinya dengan semua kesakitan-Mu, ia
membelai-Mu dengan keibuannya, mencium-Mu, membuat pemulihan, menenangkan-Mu,
dan menuangkan urapan kesedihan cintanya pada seluruh luka-Mu.
Yesus-ku yang sengsara, aku juga bergabung dengan
bunda-Mu yang membeku. Aku membuat seluruh kesakitan-Mu menjadi milikku. Aku
ingin membelai-Mu secara keibuan di setiap tetes darah-Mu dan di setiap luka.
Bersama dengan Engkau dan dengannya aku ingin membuat pemulihan untuk semua
pertemuan bahaya dan bagi mereka yang memaparkan dirinya terhadap
kesempatan-kesempatan dosa, atau terhalang apapun yang membuat mereka terpapar,
menjadi terjerat di dalam dosa. Sementara itu, jatuh di bawah salib, Engkau
meraung.
Para prajurit takut Engkau akan mati di bawah beban
begitu banyaknya kemartiran dan begitu banyaknya darah yang tertumpah.
Kemudian, dengan pukulan dan tendangan mereka dapat membuat-Mu kembali berdiri.
Dengan ini, aku ingin membuat pemulihan bagi kejatuhan berkali-kali di dalam
dosa dan bagi dosa-dosa menyedihkan yang dilakukan setiap kelas manusia; dan
engkau berdoa bagi para pendosa yang keras kepala, menangis meneteskan airmata
bagi pertobatan mereka. Cintaku yang kelelahan, saat aku mengikuti engkau di
dalam pemulihan-pemulihan-Mu, aku melihat Kau tak mampu lagi menanggung beban
berat salib yang besar itu. Engkau gemetar dari kepala hingga kaki. Dengan
pukulan-pukulan yang terus Engkau terima, duri-duri masuk lebih dalam lagi pada
Kepala-Mu yang Maha Kudus. Beban berat salib semakin tenggelam ke
dalam bahu-Mu, membentuk sebuah luka dalam dimana tulang-tulang-Mu terlihat.
Tampak bagiku bahwa Engkau mati di setiap langkah, dan tidaklah mungkin bagi-Mu
untuk terus berjalan.
Tetapi Cinta-Mu, yang dapat melakukan segalanya,
memberikan-Mu kekuatan. Ketika Engkau merasakan salib semakin masuk ke dalam
bahu-Mu Engkau membuat pemulihan terhadap dosa-dosa tersembunyi yang tidak
terpuaskan, meningkatkan kepahitan pada siksaan-siksaan-Mu. Yesus-ku, marilah
kuletakkan bahuku di bawah salib untuk melegakan Engkau dan untuk membuat
pemulihan bagi dosa-dosa yang tersembunyi. Takut Engkau akan mati di bawah
salib, musuh-Mu memaksa orang Kirene untuk membantu-Mu membawanya. Tidak rela
dan menggerutu, ia menolong Engkau, bukan karena cinta tetapi karena paksaan.
Kemudian, di dalam Hati-Mu bergemalah semua keluhan dari mereka yang menderita,
kurang penyerahan diri, pemberontakan, kemarahan dan sumpah serapah di dalam
penderitaan. Tetapi Engkau lebih terpana lagi melihat jiwa-jiwa yang
dikonsekrasikan bagi-Mu yang telah Kaupanggil sebagai teman-teman-Mu dan
menolong di dalam penderitaan-Mu, berlari menjauh daripada-Mu. Jika Engkau
menarik Diri-Mu kepada mereka melalui penderitaan, malangnya, mereka
membebaskan diri mereka dari pelukan-Mu dan pergi mencari kenikmatan dan
meninggalkan-Mu seperti ini untuk menderita sendirian. Yesus-ku, saat aku
membuat pemulihan bersama-Mu, aku berdoa agar Engkau merangkulku begitu kencang
di dalam dekapan-Mu sehingga tidak ada lagi kesakitan yang Kauderita yang tidak
Kaubagi denganku, untuk mengubah diriku ke dalamya, dan membalas bagi-Mu saat
Engkau ditinggalkan sendirian oleh para mahkluk.
Yesus-ku yang kelelahan, Engkau sulit sekali berjalan,
dan Engkau tertunduk rendah. Aku melihat Engkau berhenti dan mencoba melihat.
Hatiku, apakah itu? Apakah yang Kau-ingini? Ya, itu Veronika yang tidak takut
akan apapun, dengan berani menyeka Darah yang melumuri Wajah-Mu dengan sepotong
kain, dan kau meninggalkan gambar-Mu sebagai tanda terimakasih. Yesus-ku yang
baik hati, aku juga ingin mengeringkan-Mu, tidak dengan kain tetapi dengan
mempersembahkan seluruh diriku untuk melegakan Engkau. O Yesus, aku ingin masuk
ke dalam-Mu dan memberikan-Mu detak jantung untuk detak jantung, nafas untuk
nafas, kasih untuk kasih, hasrat untuk hasrat. Aku berniat untuk melemparkan
diriku ke dalam Kepandaian-Mu yang Maha Kudus. Dan membuat semua detak jantung,
nafas, kasih dan hasrat ini mengalir ke dalam Kehendak-Mu yang besar, aku
berniat untuk menggandakannya menjadi tak terbatas. O Yesus-ku, aku ingin
membentuk gelombang-gelombang dari detak-detak jantung sehingga tidak ada detak
jantung kejahatan yang akan bergema di dalam Hati-Mu, dan dengan cara ini akan
menenangkan semua kepahitan di dalam-Mu. Aku berniat untuk membentuk
gelombang-gelombang kasih dan hasrat untuk mengusir semua kasih dan hasrat
jahat terkecil sekalipun yang menyedihkan Hati-Mu. Lebih jauh lagi, aku berniat
untuk membentuk gelombang-gelombang nafas dan pikiran untuk mengusir nafas atau
pikiran yang dapat sedikit saja tidak menyenangkan-Mu. Aku akan menjaga, O
Yesus, sehingga tidak ada yang lainnya yang menyengsarakan-Mu, menambah
kepahitan pada bagian dalam kesakitan-kesakitan-Mu.
O Yesus-ku, mohon, biarlah semua bagian dalamku
berenang di dalam kebesaran-Mu; dengan cara ini aku bisa mendapatkan cukup
cinta dan kehendak sehingga tidak ada cinta jahat yang masuk ke dalam-Mu, atau
satu kehendak yang tidak menyenangkan-Mu. O Yesusku, untuk semakin pasti, aku
berdoa pada-Mu untuk memateraikan pikiranku dengan pikiran-Mu, hasratku dengan
hasrat-Mu, kasih dan detak jantung-Ku dengan milik-Mu; sehingga, dengan
dimateraikan, mereka hanya akan mengambil kehidupan daripada-Mu saja. Aku
meminta pada-Mu lagi, O Yesus-ku, untuk menerima tubuhku yang malang ini yang ingin
merobek untuk mengoyakkan karena cinta kepada-Mu, dan menjadikannya
bagian-bagian kecil, untuk menaruhnya pada setiap luka-luka-Mu. Pada luka itu,
O Yesus, yang memberikan-Mu kesakitan karena begitu banyak penghujatan, aku
menempatkan bagian kecil tubuhku, ingin berkata pada-Mu secara terus-menerus:
“Aku memberkati-Mu”.
Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan yang besar bagi
banyak ketidak-bersyukuran-ku, aku berniat, O Yesus, untuk menaruh bagian kecil
tubuhku untuk membuktikan terimakasihku kepada-Mu. Pada luka itu, O Yesus, yang
membuat-Mu menderita begitu besar karena dinginnya hati dan kurangnya cinta,
aku berniat untuk menaruh banyak bagian kecil dagingku, untuk terus-menerus
berkata kepada-Mu: “Aku cinta pada-Mu, aku cinta pada-Mu, aku cinta pada-Mu!”
Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan begitu besar dari begitu banyak
pengabaian terhadap Pribadi-Mu yang Maha Kudus, aku berniat untuk meletakkan
bagian kecilku, untuk berkata kepada-Mu selalu: “Aku menyembah-Mu, aku
menyembah-Mu, aku menyembah-Mu!” O Yesus-ku, aku ingin melebur diriku di dalam
segalanya, dan di dalam luka-luka yang pahit yang disebabkan oleh banyak orang
yang tidak beriman, aku berhasrat untuk mengoyakkan tubuhku untuk berkata
pada-Mu, selalu: “Aku percaya – aku percaya di dalam Engkau, O Yesus-ku,
Tuhan-ku, dan pada Gereja Kudus-Mu, dan aku berniat untuk memberikan hidupku
untuk membuktikan imanku kepada-Mu!” O Yesusku, aku terjunkan diriku ke dalam
Kehendak-Mu yang besar dan membuat itu menjadi milikku, aku ingin membalaskan
semuanya, dan menyertakan semua jiwa di dalam kuasa Kehendak-Mu yang Maha
Kudus.
O Yesus, aku masih memiliki sisa darah yang ingin
kutuangkan pada luka-luka-Mu sebagai balsam dan obat gosok yang menenangkan,
untuk melegakan-Mu dan menyembuhkan-Mu seluruhnya. Kembali, aku berniat, O
Yesus, untuk membuat pikiran-pikiranku mengalir di dalam setiap para pendosa,
untuk menegurnya secara terus-menerus sehingga pendosa tak berani lagi
melakukan pelanggaran terhadap-Mu. Dan aku berdoa pada-Mu dengan suara Darah-Mu
agar semuanya akan berserah kepada doa-doaku yang malang. Dengan cara ini aku
dapat membawanya ke dalam Hati-Mu! Satu lagi rahmat, O Yesus-ku, aku minta
pada-Mu: agar di dalam segala sesuatu yang kulihat, sentuh dan dengar, aku
dapat melihat, sentuh dan dengar Engkau selalu; dan agar Gambaran-Mu yang Maha
Kudus dan Nama-Mu yang Maha Kudus, selalu meninggalkan jejak di setiap partikel
keberadaanku yang malang ini.
Sementara itu, musuh-Mu melihat dengan jijik apa yang
dilakukan oleh Veronika dan mereka mencambuk-Mu, mendorong-Mu dan membuat-Mu
terus berjalan. Beberapa langkah, dan Engkau berhenti lagi. Cinta-Mu tidak
berhenti di bawah beban sedemikian banyak kesakitan. Melihat wanita-wanita
kudus menangisi Engkau karena kesakitan-Mu, Engkau melupakan Diri-Mu dan
menghibur mereka dengan kata-kata ini:
“Putri-putri, janganlah menangisi
kesakitan-kesakitan-Ku, tetapi tangisilah dosa-dosamu dan anak-anakmu.”
Betapa pelajaran yang luhur! Betapa lembut
kata-kata-Mu! O Yesus, aku membuat pemulihan dengan-Mu bagi kurangnya perbuatan
amal, dan aku mohon kepada-Mu rahmat untuk membuat aku melupakan diriku
sehingga tidak ada yang kuingat selain Engkau. Mendengar Engkau berbicara, para
musuh menjadi marah. Mereka menarik Engkau dengan tali dan dengan marah mendorong
Engkau sehingga Engkau terjatuh. Saat Engkau terjatuh Engkau menghantam batu.
Beban salib menyiksa-Mu, dan Engkau merasa Diri-Mu sekarat. Biarlah aku
memegang-Mu dan melindungi Wajah Maha Kudus-Mu dengan tangan-ku. Aku melihat
Engkau di tanah, tersengal di dalam darah. Musuh-Mu ingin memaksa-Mu berdiri:
Mereka menarik-Mu dengan tali, mereka menjambak rambut-Mu agar Engkau berdiri,
mereka menendang-Mu – tetapi sia-sia. Engkau sekarat. Betapa menyedihkan
sekali! Hatiku hancur karena kesedihan.
Secara terburu-buru mereka menyeret membawa-Mu ke
Gunung Kalvari. Sambil menyeret-Mu aku mengerti bahwa Engkau membuat pemulihan
bagi semua dosa yang dilakukan oleh jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Mu,
yang membebani-Mu dengan berat, sehingga walaupun dengan segala usaha-Mu untuk
bangun, Engkau tak mampu. Sehingga, diseret dan ditendang, Engkau mencapai
Kalvari, meninggalkan jejak-jejak merah dari Darah-Mu yang Berharga ketika Kau
melewatinya. Penderitaan-penderitaan baru menunggu-Mu di sana. Mereka
menelanjangi-Mu lagi, merobek pakaian-Mu dan memahkotai Engkau dengan
duri-duri. Ya, Engkau meraung ketika merasakan duri-duri menusuk Kepala-Mu.
Ketika mereka merobek pakaian-Mu mereka merobek juga daging yang menempel pada
pakaian-Mu. Luka-luka kembali terbuka; mengalir membentuk aliran kecil di
tanah, dan kesakitan begitu besar sehingga Engkau hampir mati, Engkau jatuh.
Tetapi tidak seorang pun tergerak oleh belas kasih pada-Mu, Yesus-ku.
Sebaliknya, dengan kemarahan bagai binatang buas, mereka kembali menaruh
mahkota duri pada-Mu dan menekankannya pada Kepala-Mu. Engkau begitu tersiksa
dengan koyakan-koyakan dan jambakan rambut-Mu, semuanya menempel tersangkut di
dalam Darah-Mu yang mengering, hanya para malaikat saja yang sanggup mengatakan
apa yang Kauderita, saat kengerian, mereka memalingkan tatapan surgawi mereka
dan menangis. Yesus-ku yang ditelanjangi, biarlah aku mendekap-Mu pada hatiku
untuk menghangatkan-Mu, sebab aku melihat Engkau gemetaran, dan keringat fanamu
yang dingin tersebar di seluruh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Betapa aku
ingin memberikan hidupku dan darahku untuk menggantikan hidup dan darah-Mu yang
telah hilang untuk memberikan aku hidup!
Sementara itu, sambil aku melihat pada-Mu yang meredup
dan sekarat, tampaknya Yesus berkata kepadaku:
“Anak-Ku, betapa besar harga yang harus Kubayar
bagi jiwa-jiwa! Di sinilah tempat dimana Aku menunggu setiap orang untuk
menyelamatkan mereka. Inilah tempat dimana Aku ingin membuat pemulihan bagi
dosa-dosa yang mereka lakukan dengan merendahkan diri mereka sendiri jauh
melampaui binatang, dan sangat bersikeras untuk melakukan pelanggaran terhadap
Aku sehingga mereka mencapai keadaan dimana mereka tidak mampu hidup tanpa
berbuat dosa. Akal sehat mereka dibutakan dan mereka berdosa secara gila.
Inilah mengapa mereka memahkotai Aku dengan duri-duri untuk ketiga-kalinya. Dan
saat ditelanjangi, aku membuat pemulihan bagi mereka yang memakai pakaian mewah
atau tidak sopan; bagi dosa-dosa yang dilakukan terhadap kesopanan; dan bagi
mereka yang begitu terikat pada kekayaan, kehormatan dan kenikmatan yang mereka
buat sebagai tuhan mereka di dalam hati mereka. Oh, ya, pada setiap pelanggaran
ini Kurasakan kematian, dan jika Aku tidak mati itu karena Kehendak Bapa yang
Kekal yang belum memutuskan saat Kematian-Ku.”
Yesus-ku yang ditelanjangi, saat membuat pemulihan
bersama-Mu, aku berdoa pada-Mu untuk menelanjangi aku dari segala sesuatu
dengan tangan-Mu yang kudus, dan janganlah ijinkan nikmat kejahatan apapun
untuk memasuki hatiku. Jagalah hatiku untukku, lingkupilah hatiku dengan
kesakitan-Mu dan penuhilah dengan Cinta-Mu. Semoga hidupku hanya menjadi
pengulangan akan Hidup-Mu; dan menegaskan pengingkaranku dengan Berkat-Mu.
Berkatilah aku dari hati, dan berikanlah aku kekuatan untuk menolong pada saat
kesedihan Penyaliban-Mu, untuk tetap tinggal tersalib bersama Engkau.
RENUNGAN DAN PRAKTEK
Cinta Yesus pada salib dan hasrat untuk mati di salib
untuk menyelamatkan jiwa-jiwa sangatlah besar! Tapi apakah aku mencintai
penderitaan seperti Yesus? Dapatkah aku berkata bahwa detak-detak jantungku
membentuk gema akan detak jantung Ilahi-Nya sehingga aku juga meminta salib?
Ketika aku menderita, apakah aku berniat untuk menemani Yesus dan meringankan
beban salib-Nya? Bagaimanakah aku menemani-Nya? Dalam hal hinaan-hinaan yang Ia
terima, apakah aku siap untuk mempersembahkan pada-Nya pertolongan untuk
mengangkat-Nya dan memberi-Nya penderitaan-penderitaan kecilku untuk
meringankan kesakitan-Nya? Apakah mataku selalu tertuju pada Yesus, sehingga
aku dapat menyeka keringat dan darah-Nya yang tertumpah dari luka-luka-Nya,
bagaikan teman yang tak terpisahkan, terus menemani-Nya dan tidak
meninggalkan-Nya? Ketika aku bekerja, berdoa, dan mengalami beban besarnya
kesakitan dan dashyatnya penderitaanku, apakah aku mengijinkan penderitaanku
terbang kepada Yesus untuk menyegarkan-Nya seperti sebuah kain yang menyeka
Keringat-Nya? Apakah aku membuat kesulitan-kesulitan-Nya menjadi milikku?
O Yesus-ku, panggillah aku selalu untuk berada di
sisi-Mu, dan berikanlah agar Engkau selalu tetap di dekatku, berjalan bersamaku
melalui seluruh peziarahan hidup yang menyedihkan ini. Terbanglah bersamaku ke
gunung kudus Kehendak-Mu – karena Engkau ingin aku mencapainya – dan di sana
kita akan beristirahat bersama. Berikanlah agar kesakitan-kesakitanku dan
Kesakitan-Mu akan selalu menyatu – sehingga kita akan saling berpegangan –
sebagaimana aku terus-menerus menyeka Darah yang tertumpah dari Luka-luka-Mu
yang Maha Kudus.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.