Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Bacaan Alternatif & Devosi: Sabtu, 20 April 2019


Sabtu, 20 April 2019
Hari Sabtu Suci

Bacaan Alternatif & Devosi: 15.00 – 16.00
YESUS YANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN DARI SALIB (+ 20 menit)

--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya, untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku, murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------

DOA PERSIAPAN AWAL

O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.

Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.

Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.

Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa. Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU. Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…


YESUS YANG TELAH WAFAT DITUSUK DENGAN TOMBAK DAN DITURUNKAN DARI SALIB

Yesus-ku yang telah wafat, seluruh alam berteriak kesedihan dan – menyadari Engkau sebagai Pencipta mereka – menangisi kematian yang sangat menyedihkan. Ribuan dari ribuan malaikat di sekeliling Salib meratapi kematian-Mu. Mereka menyembah Engkau sebagai Tuhan yang sejati dan menemani Engkau ke Limbo, dimana Engkau pergi untuk memperindah jiwa-jiwa yang tak terhitung jumlahnya yang telah terbaring di dalam lubang gelap sejak masa awal.

Yesus-ku yang telah wafat, aku tidak tahu bagaimana memisahkan diriku dari Salib. Aku juga tidak lelah menciumi terus-menerus luka-luka Maha Kudus-Mu yang berbicara begitu fasihnya akan Cinta-Mu padaku. Ketika aku melihat luka-luka deraan-Mu yang tersayat sangat mengerikan dan melihatnya satu per satu dengan tulang-tulang-Mu terlihat pada luka-luka-Mu yang tersayat dalam itu – aku merasakan diriku sekarat. Aku ingin menangisi semua luka-luka ini sampai aku membasuhnya semua dengan airmataku. Aku ingin begitu mencintai-Mu sehingga cintaku akan menjadi urapan berharga untuk menyembuhkan-Mu seutuhnya dan mengembalikan keindahan alami dari Kemanusiaan-Mu yang telah hancur. Aku ingin mengosongkan nadi-nadiku untuk mengisi nadi-nadi-Mu yang telah kosong dengan darahku dan kembali menghidupkan-Mu.

Hidupku, Yesus-ku, adakah yang lainnya yang tidak dapat dilakukan Cinta? Cinta adalah hidup – dan, dengan cintaku, aku ingin memberikan-Mu hidup. Dan jika cintaku tidak cukup, berikanlah aku cinta-Mu – dan dengan cinta-Mu aku akan mampu melakukan segala sesuatu. Ya, aku akan mampu memberikan hidup kepada Kemanusiaan Maha Kudus-Mu. Aku menangis dan terbang kepada hiruk-pikuk kedukaan akan wafatnya Yesus-ku yang tersalib.

Namun ketika aku menangis untuk Yesus-ku, hatiku melompat di dalam dadaku dan menjadi kegirangan saat aku melihat bahwa – bahkan walaupun telah wafat – Engkau, Yesus-ku yang lembut, ingin mewujudkan dan meyakinkan Cinta-Mu kepadaku, menyediakan aku sebuah naungan dan tempat pengungsian di dalam Hati-Mu sendiri. Untuk alasan ini, kemudian – tergerak oleh sebuah kuasa besar untuk membuktikan kematian-Mu – seorang prajurit menusuk Hati-Mu dengan tombak, membuka sebuah luka yang dalam. Dan Engkau, Cinta-ku, menuangkan sampai tetes Darah dan air yang terakhir yang menyalakan Hati-Mu. Ah, berapa banyakkah dari luka ini – terbuka oleh Cinta-Mu, dan bukan oleh kesakitan! – katakanlah padaku. Jika bibir-Mu diam, Hati-Mu berkata kepadaku, dan aku mendengar-Nya berkata:

 “Anak-Ku, setelah segala sesuatu yang telah Kuberikan, aku ingin tombak ini membuka di dalam Hati-Ku sebuah pengungsian bagi semua jiwa. Sekali terbuka, Hati-Ku akan berteriak terus menerus kepada semua orang, “Datanglah kepada-Ku jika engkau ingin diselamatkan. Di dalam Hati ini engkau akan menemukan kekudusan. Itu akan membuatmu kudus dan engkau akan menemukan kenyamanan di dalam kesulitan-kesulitan, kekuatan di dalam kelemahan, kedamaian di dalam keraguan, dan teman saat ditinggalkan sendirian.”

Kemudian suara-Mu semakin kencang, berkata: O jiwa-jiwa yang mencintai Aku, jika engkau ingin mencintai Aku, datanglah dan tinggallah di dalam Hati ini. Di sini engkau akan menemukan Cinta sejati untuk mencintai Aku. Di sini engkau akan menemukan kobaran nyala api untuk membakar dan menghabiskan dirimu secara utuh di dalam Cinta-Ku. Yang terkecil sekalipun yang keluar dari Hati ini akan melepaskan engkau dari banyak rahmat dan membuatmu tidak seperti Aku. Segala sesuatu berpusat di dalam Hati ini. Di sini engkau akan menemukan Sakramen-sakramen, Gereja-Ku, dan kehidupan Gereja dan semua jiwa. Di dalam Hati-Ku, aku bahkan merasakan penajisan-penajisan yang dilakukan terhadap Gereja-Ku. Aku merasakan ancang-ancang musuh terhadap Gereja-Ku, anak-anak panah yang dibidikkan padanya, penderitaan-penderitaan akan anak-anak-Ku yang tertindas dan darah dari yang akan mereka tumpahkan – sebab tidak ada pelanggaran yang tidak dirasakan oleh Hati-Ku ini. Jadi, anak-Ku, jalanilah kehidupanmu di dalam Hati ini, bernaunglah di balik pintunya dan belalah Aku, buatlah pemulihan bagi-Ku dan bawalah setiap orang kepada-Ku.

Cinta-ku, jika sebuah tombak telah melukai Hati-Mu bagiku, dengan tangan-tangan-Mu aku juga mohon Engkau melukai hatiku, kasihku, hasratku, dan seluruh keberadaanku. Semoga tidak ada yang tertinggal di dalam aku yang tidak terlukai oleh Cinta-Mu. Aku menyatukan segalanya pada kesengsaraan yang menyakitkan Bunda kita tersayang, yang – karena kesengsaraan yang dirasakannya ketika melihat Hati-Mu robek – terjatuh karena cinta dan kesedihan. Bagaikan seekor merpati, ia terbang ke dalam Hati-Mu untuk mengambil tempat pertama – menjadi teman pemulih yang pertama – dan Engkau menjadikannya sebagai Ratu dari Hati-Mu, dan Perantara antara Engkau dan para mahkluk. Aku terbang dengan bundaku ke dalam Hati-Mu untuk mendengarkan bagaimana bunda melakukan pemulihan dan bagaimana bunda berulang kali melakukan pemulihan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang Kauterima. Dengan kuasa luka ini dan kuasa bunda-Mu yang berdukacita, aku mohon kepada-Mu untuk merekatkan setiap orang ke dalam Hati-Mu yang Maha Kasih – untuk melindungi, membela dan mencerahkan aturan-aturan Gereja-Mu.

O Yesus-ku, setelah kesengsaraan dan kematian-Mu yang paling menyedihkan, tampaknya aku tak lagi harus memiliki hidupku sendiri. Tetapi aku akan mendapatkan hidupku sekali lagi di dalam Hati-Mu yang terluka – sehingga, apapun yang kulakukan, aku akan selalu bergantung pada Hati Ilahi-Mu. Tidak lagi aku menghidupi pikiran-pikiran-ku – tetapi jika pikiranku menginginkan Kehidupan, aku akan mengambilnya dari-Mu. Kehendakku tidak lagi memiliki kehidupan – tetapi jika itu menginginkan kehidupan, aku akan mengambilnya dari Kehendak Maha Kudus-Mu. Dan cintaku tidak lagi memiliki kehidupan – tetapi jika itu menginginkan kehidupan, aku akan mengambilnya dari Cinta-Mu.

O Yesus-ku, seluruh Hidup-Mu adalah milikku! Inilah kehendak-Mu – dan ini jugalah kehendakku. Yesus-ku yang telah wafat, aku melihat mereka bersegera menurunkan-Mu dari Salib. Rasul-Mu Yohanes dan Nikodemus yang bersembunyi sekarang maju dengan berani dan tak gentar untuk memberikan-Mu pemakaman penuh hormat. Mereka menggunakan palu-palu dan tang-tang untuk menyelesaikan penurunan Tubuh-Mu dari Salib yang menyedihkan dan kudus ini – sebuah pemandangan yang terlalu mendukakan bagi Hati bunda yang terkoyak! Pada setiap pukulan palu dan pada setiap suara tang-tang menarik paku-paku, bunda gemetar dan Hati-Nya yang terkoyak terburai. Dan meraung, ia berkata, “Putera-ku, Putera-ku!...,” dan ia mengulurkan lengan-lengan keibuan-nya untuk menerima Engkau di pangkuannya. Yesus-ku, ketika mereka menyingkirkan paku-paku, aku juga ingin membantu memegang Tubuh Maha Kudus-Mu. Aku ingin mengambil paku-paku yang telah diambil dari-Mu, dan memakunya di dalam hatiku sebagai peringatan terus-menerus akan Sengsara-Mu yang paling pahit. Aku ingin dipaku bagi-Mu dengan paku-paku yang sama yang telah menyalibkan Engkau. Dan ketika aku membantu menempatkan-Mu pada pangkuan bunda-Mu yang kudus, aku ingin memeluk bunda dan menopangnya.

Dan, dengan bunda kudus-Mu, aku ingin menyembah Engkau, mencium Engkau, dan kemudian menyertakan diriku sendiri di dalam Hati-Mu dan tak pernah pergi lagi.


RENUNGAN DAN PRAKTEK

Dengan lambung-Nya yang ditusuk tombak, Yesus diturunkan dari salib. Tampaknya penghinaan-penghinaan berhenti dan kemenangan-kemenangan dimulai bagi Yesus setelah Ia wafat. Tetapi apakah hidupku sedemikian rupa hingga setelah aku mati hal itu bisa menjadi sebuah panggilan bagi jiwa-jiwa dan menjadi acuan yang dapat menuntun mereka pada kebaikan? Untuk menyerahkan diriku semakin mencintai Yesus, di dalam semua perkataan dan perbuatanku, di dalam semua kesedihan yang mungkin kutahan, aku akan percaya bahwa kata-kataku akan terus hidup di dalam sesama untuk memuliakan Tuhan, sehingga Ia akan dimengerti dan semakin dicintai. Jika karya-karyaku akan menjadi sebuah acuan karya-karya sesama dan mengarahkan mereka kepada Yesus, jika langkah-langkahku akan mendorong langkah-langkah mereka menuju Yesus, jika kesakitan-kesakitanku akan menjadi kesabaran semua mahkluk, memastikan bahwa mereka semua mengikuti kehendak Yesus, kemudian, saat aku telah berada di Surga, segala yang kulakukan di bumi akan terus hidup di antara para mahkluk. Untuk itulah, cinta yang kumiliki di bumi bagi Yesus, dan cintaku bagi-Nya ketika aku di Surga, akan menyatu. O apakah semua cinta ini, yang kuat bagaikan sebuah magnet, dapat memindahkan setiap orang ke Surga!

Setelah kematian-Nya, Yesus ingin dikoyakkan oleh sebuah tombak demi Cinta pada kita. Dan apakah aku mengijinkan cinta Yesus melukai aku di dalam segala yang kulakukan, atau apakah aku mengijinkan diriku sendiri untuk dilukai oleh cinta para mahkluk, kenikmatan dan cinta diri sendiri? Bahkan kedinginan, kegelapan dan pemurnian internal dan eksternal adalah luka-luka yang diberikan oleh Tuhan kepada jiwa-jiwa. Tetapi jika kita tidak menerimanya sebagai yang berasal dari tangan Tuhan, kita menerimanya berasal dari tangan para mahkluk dan mereka melukai kita atau kita melukai diri sendiri. Dan luka-luka kita dan luka dari para mahkluk yang berasal dari hasrat kita, kelemahan-kelemahan kita dan tinggi hati kita sendiri – singkatnya, itu perlu direnungkan. Bagaimanapun, jika kita menerimanya sebagai luka-luka yang disebabkan karena mencintai Yesus, Ia akan menaruh di dalam luka-luka ini Cinta-Nya, kebajikan-kebajikan-Nya dan kemiripan dengan-Nya, yang kemudian memperolehkan bagi kita, cium-cium-Nya, belaian-belain-Nya yang lembut, dan segala nasehat Cinta Ilahi. Luka-luka ini akan bertindak sebagai suara-suara yang terus-menerus memanggil Dia dan meminta Dia untuk tinggal di dalam kita terus menerus. Kita akan berkata kepada-Nya: “Engkau melukai aku, sekarang sembuhkanlah aku.”

O Yesus-ku, semoga tombak-Mu menjadi penjaga yang membela aku dari semua luka dari para mahkluk.

Yesus membiarkan Diri-Nya diturunkan dari Salib, dan ditaruh pada pelukan ibu-Nya. Jika Yesus menarik aku dari Hadirat-Nya, dari rahmat-Nya yang masuk akal, apakah aku akan mendapatkan tempat perteduhan di pangkuan bunda kita yang manis, memohon kepada bunda untuk memperlihatkan Yesus kepadaku? Apakah aku menempatkan di dalam tangan ibu-Ku semua ketakutan, keraguan dan kerinduanku? Yesus beristirahat di pangkuan Bunda Ilahi-Nya. Apakah aku mengijinkan Yesus untuk beristirahat di pangkuanku atau apakah aku mengganggu istirahat-Nya dengan ketakutan dan ketidaktenangan-ku?

Bundaku, dengan tangan keibuanmu yang manis, singkirkanlah segala sesuatu dari hatiku sehingga Yesus dapat beristirahat di dalam aku.


DOA SYUKUR DI SETIAP JAM

Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku memberkati-Mu.”

Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”

Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.

Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.

Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.

O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam Engkau.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.