Rabu, 16 Mei 2018
PEKAN VII PASKAH
– O PEKAN III
Hari Biasa Pekan VII Paskah (P)
IBADAT SIANG
PEMBUKAAN
P: Ya, Allah, bersegeralah menolong aku.
U: Tuhan, perhatikanlah hambaMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Marilah kita bernyanyi
Bagi penebus ilahi
Dengan iman dan harapan
Penuh cinta yang bertahan.
Sambil mohon dibebaskan
Dari tipu daya lawan
Agar selalu setia
Dalam mengabdi sesama.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon
Barang siapa mengikuti Aku, tidak berjalan dalam
kegelapan, tetapi mempunyai cahaya kehidupan, sabda Tuhan, alleluya.
Mazmur 118 (119),105-112
FirmanMu adalah pelita bagi langkahku,*
dan cahaya bagi jalanku.
Aku telah bersumpah dan akan bertekun,*
untuk memelihara ketetapanMu yang adil
Aku sangat tertindas, ya Tuhan,*
hidupkan daku sesuai dengan firmanMu.
Berkenanlah menerima pujian, persembahan mulutku,*
ajarkanlah ketetapanMu kepadaku, ya Tuhan.
Hidupku selalu terancam bahaya,*
tetapi aku tidak lupa akan hukumMu.
Orang berdosa memasang jerat terhadapku,*
tetapi aku tidak menyimpang dari titahMu.
KesaksianMu menjadi milik pusakaku selama-lamanya,*
dan merupakan kegirangan hatiku.
Hatiku bersedia melaksanakan kehendakMu,*
sekarang dan selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Barang siapa mengikuti Aku, tidak berjalan dalam
kegelapan, tetapi mempunyai cahaya kehidupan, sabda Tuhan, alleluya.
Antifon
Kami ini miskin dan malang, ya Allah, tolonglah kami,
alleluya.
Mazmur 69 (70) Ya Allah, bebaskan daku
Tuhan, tolonglah, kami binasa (Mat 8,25)
Ya Allah, bebaskan daku,*
Tuhan, bergegaslah menolong aku.
Biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu,*
orang yang ingin mencabut nyawaku.
Biarlah mundur dan kehilangan muka,*
orang yang mengharapkan kemalanganku.
Biarlah berbalik dengan rasa sesal,*
orang yang mengatakan: “Nah, rasakan!”
Hendaklah bergembira dan bersukaria karena Engkau,*
orang yang mencari Engkau.
Orang yang mencintai keselamatanMu,*
hendaknya selalu berkata: “Agunglah Allah!”
Tetapi aku ini miskin dan malang,*
ya Allah, datanglah segera!
Engkaulah yang menolong dan membebaskan daku,*
ya Tuhan, janganlah berlambat!
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Kami ini miskin dan malang, ya Allah, tolonglah kami,
alleluya.
Antifon
Allah memutuskan perkara bukan menurut apa yang
kelihatan, melainkan menurut keadilan, alleluya.
Mazmur 74 (75) Tuhan hakim tertinggi
Allah menurunkan orang yang berkuasa dari takhta dan
mengangkat yang hina-dina (Luk 1,52)
Kami bersyukur kepadaMu, ya Allah, kami memuji namaMu,*
dengan memaklumkan karyaMu yang agung.
“Sungguh, Aku akan menghimpun umat,*
Aku akan menghakimi dengan adil.
Bila bumi goncang dengan semua penduduknya,*
Akulah yang akan meneguhkan tiang-tiangnya.”
Aku berkata: “Hai orang angkuh, jangan angkuh,*
hai orang jahat, jangan menyombongkan diri.
Jangan menyombongkan diri melawan Tuhan yang mahaluhur,*
jangan bermulut besar menentang Pelindung Israel.”
Sebab Dialah pemenang dari timur sampai ke barat,*
Dialah pemenang dari pegunungan sampai ke padang gurun.
Sebab Tuhanlah penguasa,*
Dialah yang merendahkan, Dialah yang meninggikan.
Sebab Tuhan memegang piala angkara,*
dan menuangkan anggur kemurkaan ke bumi.
Anggur itu akan diminum sampai tetes terakhir,*
oleh orang-orang jahat di atas bumi.
Tetapi aku akan meluhurkan Allah yang kekal,*
dan bermazmur bagi Allah Yakub.
Aku akan menghancurkan kekuasan orang berdosa,*
dan akan meninggikan kekuasan orang jujur.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Allah memutuskan perkara bukan menurut apa yang
kelihatan, melainkan menurut keadilan, alleluya.
BACAAN SINGKAT
(Rom 4,24-25)
Kita akan diterima oleh Allah sebagai orang benar, kalau
kita percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari alam
maut. Yesus diserahkan kepada maut karena langkah laku kita yang salah, dan
dibangkitkan untuk memulihkan hubungan kita dengan Allah.
P: Para murid bergembira, alleluya.
U: Tatkala melihat Tuhan, alleluya.
DOA PENUTUP
Allah yang mahaesa, Engkau telah menghimpun GerejaNya
dalam Roh kudus. Semoga kami mengabdi kepadaMu dengan ikhlas dan bersatu padu
dalam cinta. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
======
DOA HARIAN
DEVOSI WAJAH KUDUS
1x Bapa Kami
1x Salam Maria
1x Kemuliaan
DOA PANAH EMAS
Semoga NAMA
TUHAN yang paling kudus, paling suci, paling patut disembah, paling tak
terselami dan tak dapat dijelaskan dengan kata-kata selalu dipuji, diberkati,
dicintai, disembah dan dimuliakan di Surga, di bumi, di bawah bumi, oleh semua
mahkluk Tuhan, dan oleh Hati Yang Maha Kudus, Tuhan kami Yesus Kristus di altar
Sakramen yang Maha Kudus.
Setelah menerima doa ini, Suster Maria dari Santo Petrus
diberikan penglihatan dimana ia melihat Hati Kudus Yesus senang dilukai oleh
“Panah Emas” ini, sehingga mengalirlah curahan rahmat daripadaNYA untuk
pertobatan para pendosa.
BAGI MEREKA YANG MAU MELAKUKAN LEBIH
SERUAN – Dapat menyerukan beberapa kali dalam sehari doa
berikut ini:
BAPA YANG KEKAL, kupersembahkan kepadaMU Wajah Kudus
Yesus, terbungkus darah, keringat, debu dan ludahan, dalam pemulihan bagi
kejahatan-kejahatan Komunis, para penghujat, dan para penajis Nama Kudus dan
Hari Minggu serta hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.
Devosi Wajah Kudus Yesus adalah Devosi yang
sangat ekstrim pentingnya yang direkomendasikan oleh 3 Paus: Paus Pius IX, Paus
Leo XIII, Paus Santo Pius X. Merupakan devosi yang dicintai oleh Kanak-kanak Yesus dan Wajah Kudus. Tujuan umum
devosi ini adalah pemulihan dari dosa-dosa manusia yang menghujat nama Tuhan
dan menajiskan hari Tuhan (hari Minggu dan hari raya yang disamakan dengan hari
Minggu). Sekitar Perang Dunia I, devosi ini mulai banyak ditinggalkan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.