Rabu, 16 Mei 2018
PEKAN VII PASKAH
– O PEKAN III
Hari Biasa Pekan VII Paskah (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Raja mulia abadi
Yang menyelamatkan kami
Kematian Kaukalahkan
Kehidupan Kaumenangkan
Engkau pulang pada Bapa
Siap untuk
menerima
Segala kekuasaan
Atas segenap ciptaan
Dengan sangat kami minta
Maafkan segala dosa
Arahkanlah hati kami
Kepada alam surgawi
Mulyalah Engkau ya Tuhan
Yang naik ke atas awan
Serta Bapa dan Roh suci
Mulyalah kekal abadi. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon
Kasih dan kesetiaan mengawal Engkau, ya Tuhan, alleluya
Mazmur 88 (89), 2-38
Allah telah mengangkat salah seorang dari keturunan Daud
menjadi penyelamat bangsa Israel, yaitu Yesus (Kis 13,22.23)
KasihMu, ya Tuhan, hendak kunyanyikan selama-lamanya,*
kesetiaanMu kuwartakan turun temurun.
Kuakui dengan mulutku: “YaAllah kekal,†
kasihMu menciptakan surga, *
tetapi kesetiaanMu kokoh melebihi langit.”
Engkau berkata: “Kuikat pernjanjian dengan orang
pilihanKu,*
Kusumpahkan kepada Daud hambaKu:
‘Aku hendak menegakkan wangsamu untuk selama-lamanya *
dan membangun takhtamu turun temurun.’.”
Ya Tuhan, janjiMu dipuji di surga *
dan kesetiaanMu dalam himpunan para kudus
Sebab siapakah di angkasa yang sejajar dengan Tuhan? *
siapa seperti Tuhan di antara dewa-dewa?
Allah menggemparkan sidang para dewa.*
Ia menakutkan dan menggentarkan semua yang mendekatiNya.
Ya Tuhan, Allah semesta alam, siapakah seperti Engkau?*
Tuhan yang agung, umatMu yang setia mengelilingi Engkau.
Engkau memerintah keangkuhan laut,*
bila ombaknya menanjak, Engkau meredakannya.
Engkau meremukkan naga Rahab, penguasa laut, seperti
bangkai,*
dengan lengan kuat Engkau menghamburkan musuhMu.
MilikMulah langit, milikMulah bumi, *
dunia seisinya, Engkaulah yang membesarkannya.
Gedung-gedung suci Zabon dan Amana,*
Gunung Tabor dan Hermon bersorak-sorai di hadiratMu.
LenganMu perkasa, ya Allah pahlawan,*
tanganMu jaya, merebut kemenangan.
Keadilan dan hukumlah dasar pemerintahanMu,*
kasih dan kesetiaan mengawal Engkau.
Berbahagialah bangsa yang mengenal sinar kehadiranMu,*
yang hidup dalam cahaya wajahMu, ya Tuhan.
Mereka menikmati kehadiranMu sepanjang hari dengan sorak
sorai *
dan bersuka ria atas kemurahanMu.
Sungguh, Engkaulah kejayaan yang kami banggakan,*
Engkau berkenan memberi kami kemenangan.
Sungguh, Engkaulah penguasa kami,*
Allah Israel yang kudus adalah raja kami.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Kasih dan kesetiaan mengawal Engkau, ya Tuhan, alleluya
Antifon
Putera Allah dilahirkan sebagai manusia dari keturunan
Daud, alleluya
Ya Tuhan, Engkau pernah bersabda dalam penglihatan,*
Engkau berfirman tentang Daud, kekasihMu:
“Seorang pemuda dan bukan seorang panglima Kupilih
menjadi raja,*
seorang anak Kutinggikan atas para pahlawan.
Aku menemukan Daud, hambaKu,*
Aku mengurapinya dengan minyakKu yang kudus.
TanganKu akan menjamin kekuatannya *
dan lenganKu akan meneguhkan dia.
Takkan ada musuh yang
sanggup menggulingkan dia,*
dan tiada penjahat berhasil mengalahkannya.
Akan Kuhantam lawannya di hadapannya,*
dan Kuhancurkan semua orang yang membenci dia.
Kesetiaan dan kasihKu menyertai dia,*
dan demi namaKu ia akan berjaya.
Kuberi dia kuasa atas daerah laut di barat *
dan kedaulatan atas wilayah sungai di timur.
Ia akan berseru kepadaKu: “Engkaulah Bapaku, ya Allah,*
Engkaulah gunung pelindung yang menyelamatkan daku.”
Akan Kujadikan dia puteraKu yang sulung.*
yang tertinggi diantara raja bumi.
Akan Kukasihi dia dengan setia untuk selama-lamanya,*
dan perjanjianKu tetap berlaku baginya.
Keturunannya akan Kududukkan di atas takhtanya,*
dan kerajaannya akan teguh seperti surga abadi.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Putera Allah dilahirkan sebagai manusia dari keturunan
Daud, alleluya
Antifon
Sekali Aku bersumpah kepada Daud hambaKu: Wangsanya akan
berlangsung selama-lamanya, alleluya
‘Jika keturunannya meninggalkan hukumKu,*
dan enggan mengikuti perintahKu,
jika mereka melanggar ketetapanKu *
dan mengesampingkan undang-undangKu,
maka Aku akan menghukum pemberontakan mereka dengan
cemeti *
dan membalas kesalahan mereka dengan cambuk.
tetapi tak pernah akan Kuingkari kasihKu kepada Daud,*
tak pernah Kukhianati kesetiaanKu
Aku takkan melanggar perjanjianKu,*
takkan merubah firman yang Kuucapkan
Sekali Aku bersumpah demi kekudusanKu,*
tak mungkin Aku berdusta kepada Daud
Wangsanya akan berlangsung selama-lamanya
kerajaannya bertahan di hadapanKu seperti matahari
Keturunannya akan hidup terus selama bulan beredar,*
dan takhtanya tetap kokoh melebihi langit.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Sekali Aku bersumpah kepada Daud hambaKu: Wangsanya akan
berlangsung selama-lamanya, alleluya
BACAAN
Kis. 27:1-20
27:1 Setelah
diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang
tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan
Kaisar.
27:2 Kami naik ke
sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di
sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari
Tesalonika, menyertai kami.
27:3 Pada keesokan
harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan
memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka melengkapkan
keperluannya.
27:4 Oleh karena
angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus.
27:5 Dan setelah
mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di
daerah Likia.
27:6 Di situ
perwira kami menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke
Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu.
27:7 Selama
beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah
kami mendekati Knidus. Karena angin tetap tidak baik, kami menyusur pantai
Kreta melewati tanjung Salmone.
27:8 Sesudah kami
dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat
bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.
27:9 Sementara itu
sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan sudah berbahaya
untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya:
27:10 "Saudara-saudara,
aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan
kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa
kita."
27:11 Tetapi
perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada
perkataan Paulus.
27:12 Karena
pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka
kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai
kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah
sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat
laut.
27:13 Pada
waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa
maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar
dekat sekali menyusur pantai Kreta.
27:14 Tetapi
tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang
disebut angin "Timur Laut".
27:15 Kapal
itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami
menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.
27:16 Kemudian
kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ
dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.
27:17 Dan
setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong
dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting
Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.
27:18 Karena
kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya
mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
27:19 Dan
pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka
sendiri.
27:20 Setelah
beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan
angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala
harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.
BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Pertama – NASIHAT-NASIHAT UNTUK HIDUP ROHANI
Pasal XVI – SABAR TERHADAP KEKURANGAN ORANG LAIN
3. Kita mengharapkan supaya orang lain ditegur dengan
keras, tetapi kita sendiri tidak mau menerima peringatan. Kita berkeberatan
bila orang lain diberi keleluasaan, tetapi kita sendiri ingin agar apa saja
yang kita kehendaki diluluskan. Kita menghendaki supaya orang lain dikendalikan
dengan berbagai peraturan, tetapi kita sendiri tidak mau dibatasi dengan
peraturan-peraturan. Dengan demikian, teranglah. Betapa jarangnya kita
menggunakan ukuran yang sama terhadap diri kita sendiri dan terhadap diri orang
lain. Seandainya hidup semua orang itu sempurna, penderitaan apakah kiranya
yang harus kita alami dari orang lain untuk Tuhan?
DOA PENUTUP
Allah yang mahaesa, Engkau telah menghimpun GerejaNya
dalam Roh kudus. Semoga kami mengabdi kepadaMu dengan ikhlas dan bersatu padu
dalam cinta. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak
Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan
dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia
Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari
setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi
dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus,
selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus
Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa,
aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh
rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda
asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar
secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan
semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku
tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku
menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam
cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan
kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda
(Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah
“Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan
otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat
janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda
Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan
pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria,
dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya
berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui
hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya,
engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku
berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan
bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum
atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa Lima
Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat
Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai
sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak
Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang
dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat
manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya
jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah
membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini.
Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam
kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan
Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat
yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada
Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917,
Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia
mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya;
itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat
sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa
Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo
Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada
Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan,
sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan
Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun
kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus
Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup
masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap
hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak
dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.