20.00 – 21.00
PERJAMUAN EKARISTI (+ 36
menit)
--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa
dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah
yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari
pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa
yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam
Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa
itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk
memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya,
untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa
Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam
Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku,
murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda
telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------
DOA PERSIAPAN AWAL
O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku
memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk
ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami
Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak
di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian
di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang
sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan
renungan Jam ini.
Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku
mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan
peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan
peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus
mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.
Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan
biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang
efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.
Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU
karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa.
Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU.
Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam
kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk
memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…
PERJAMUAN EKARISTI
Kasih-Ku yang lembut, Engkau tidak pernah terpuaskan dalam
Kasih-Mu. Aku melihat segera setelah Engkau selesai mewujudkan Perjamuan Kudus,
Engkau berdiri dari meja bersama murid yang Kau-kasihi; dan bersama dengan
mereka Engkau menaikkan sebuah himne Syukur kepada Bapa untuk makanan yang
telah DIA berikan kepada-Mu, membuat persiapan bagi semua jiwa yang tidak
berterimakasih kepada-Mu bagi banyak cara kehidupan yang telah Engkau
pertahankan. Inilah mengapa, O Yesus, di dalam segala sesuatu yang Kau-lakukan,
sentuh atau lihat, Engkau selalu mengucapkan kata-kata dari bibir-Mu, “Syukur
kepada-MU, O Bapa”. Aku juga, Yesus, bersatu dengan Engkau, mengambil kata-kata
ini dari bibir-Mu, dan aku akan berkata, selalu dan dalam segala hal:
“Terimakasih untuk diriku sendiri dan untuk setiap orang”, untuk terus menebus
kurangnya kebersyukuran.
Mencuci kaki para murid
Yesus-ku, Kasih-Mu tampak tak mengenal lelah. Engkau meminta para
murid-Mu untuk kembali duduk. Kemudian, mengambil sebuah baskom dan melilitkan
Diri-Mu dengan sebuah handuk putih, Engkau berlutut di kaki mereka dengan cara
yang demikian rendah hati yang menarik perhatian seluruh Surga, menjadikan hal
itu sangat mempesona. Para murid sendiri, melihat Engkau berlutut di kaki
mereka, menjadi hampir tak bergerak.
Tapi katakanlah padaku, Kekasih-ku, apa yang Kauinginkan? Apa yang
hendak Engkau lakukan dengan tindakan rendah hati ini? Kerendahan hati yang
tidak pernah terlihat sebelumnya, ataupun akan pernah terlihat lagi!
“O anak kecil-Ku, Aku menginginkan setiap jiwa. Jadi,
sebagai seorang pengemis miskin yang berlutut penuh kerendahan hati di hadapan
mereka, Aku meminta, Aku mengemis, Aku memaksa; dengan airmata-Ku, Aku
membangun jerat cinta untuk menangkap mereka..
Tersungkur di kaki mereka, dengan baskom air yang bercampur
airmata-Ku ini, Aku ingin membersihkan mereka dari setiap ketidaksempurnaan dan
menyiapkan mereka untuk menerima Aku di dalam Sakramen ini.
Aku sangat menghargai tindakan menerima AKU di dalam Ekaristi ini,
sehingga Aku tidak ingin mewakilkan tugas ini kepada para malaikat, dan bahkan
tidak kepada Mama-Ku tersayang, tetapi Aku sendiri ingin memurnikan mereka,
turun sampai pada serat-serat yang paling mesra, agar melemparkan mereka untuk
menerima buah dari Sakramen itu; dan di dalam para rasul AKU berniat untuk
mempersiapkan semua jiwa.
Aku berniat untuk membuat persiapan bagi semua pekerjaan kudus,
bagi administrasi sakramen-sakramen, dan khususnya bagi semua hal yang
dilakukan para imam dengan roh kesombongan, kosong dari roh Ilahi, dan dipenuhi
dengan kepentingan diri sendiri. Berapa banyak pekerjaan baik menjangkau Aku
lebih untuk tidak menghormati Aku daripada untuk memberikan Aku hormat, lebih
untuk memberikan kepahitan pada-Ku daripada untuk menyenangkan-Ku, lebih
memberikan kematian kepada-Ku daripada memberikan Aku kehidupan! Inilah
dosa-dosa yang paling menyedihkan AKu. Ya, anak-Ku, pergilah ke seluruh
dosa-dosa yang paling intim yang menyinggung Aku, satu per satu, dan puaskanlah
Aku dengan pemulihan-pemulihan-Ku sendiri, dan hiburlah Hati-Ku yang telah
dipahitkan.”
Kasih-ku yang tersiksa, aku membuat Hidup-Mu menjadi hidupku
sendiri; dan bersama dengan Engkau aku berniat untuk membuat perbaikan untuk-MU
dari semua pelanggaran ini. Aku ingin memasuki tempat-tempat tersembunyi yang
paling intim di Hati Ilahi-Mu dan memperbaiki dengan Hati-Mu sendiri
pelanggaran yang paling intim dan rahasia yang telah dilakukan oleh orang-orang
terkasih-Mu. O Yesus-ku, aku ingin mengikuti Engkau di dalam setiap hal, dan
bersama dengan Engkau aku ingin menghadirkan semua jiwa yang akan menerima
Engkau di dalam Ekaristi, memasuki hati mereka, dan menaruh tangan-tanganku
bersama tangan-tangan-Mu, untuk memurnikan mereka.
O Yesus, dengan airmata-Mu dan dengan air yang Kau-pakai untuk
membasuh kaki para Rasul, biarkanlah aku membasuh jiwa-jiwa yang akan menerima
Engkau. Biarlah kita memurnikan hati mereka. Marilah kita mengobarkan mereka;
marilah kita kebaskan mereka agar terbebas dari kotoran yang menodai mereka,
sehingga ketika mereka menerima Engkau, Engkau akan menemukan sukacita di dalam
mereka dan bukannya kepahitan.
Tapi, Sang Kebaikan-ku yang penuh kasih, ketika Engkau sungguh
berniat membasuh kaki para Rasul, aku melihat Engkau, dan aku melihat satu lagi
kesedihan yang mengoyak Hati Maha Kudus-Mu. Para Rasul ini mewakili semua
putera Gereja. Dan di setiap mereka Engkau melihat berbagai macam kejahatan
yang akan bangkit di dalam Gereja, setiap kejahatan itu adalah kelanjutan dari
kesedihan-Mu. Dalam seseorang lainnya Engkau melihat kelemahan, di dalam yang
lainnya penipuan; dalam seorang lagi, kemunafikan; dalam satunya, mencintai
kepentingan diri sendiri. Di dalam Santo Petrus Engkau melihat kurangnya
kesungguhan, dan semua dosa para pemimpin Gereja. Di dalam Santo Yohanes Engkau
melihat dosa-dosa dari orang yang paling Kaukasihi. Di dalam Yudas Engkau
melihat semua kemurtadan, dengan serangkaian seluruh kejahatan yang menyedihkan
yang mereka sebabkan. Ah, Hati-Mu sungguh dibanjiri dengan kesedihan dan Kasih
yang tak dapat Kau-tanggung, dan Kau terdiam di kaki setiap Rasul. Airmata-Mu
mengalir, seraya Engkau berdoa untuk setiap pelanggaran ini, meminta pemulihan
yang diperlukan masing-masing pelanggaran.
Yesus-ku, aku juga menyatukan diriku dengan-Mu; aku membuat
doa-doa-Mu, perbaikan-perbaikan-Mu dan pemulihan-pemulihan bagi setiap jiwa,
menjadi milik-ku. Aku ingin mencampurkan airmataku dengan airmata-Mu sehingga
Engkau tidak akan pernah sendirian, tetapi akan selalu memiliki aku bersama-Mu
untuk berbagi kesakitan-kesakitan-Mu.
Kasih-ku yang lembut, sambil Engkau meneruskan membasuh kaki para
rasul, engkau sekarang sampai pada kaki Yudas. Aku mendengar Engkau berusaha
bernafas; Engkau tidak hanya menangis – Engkau tersedu. Dan, ketika Engkau
membasuh kaki-kakinya, Engkau menciumnya. Engkau menekankannya ke Hati-Mu.
Tidak mampu berbicara – suara-Mu tercekat oleh sedu sedan – Engkau melihatnya
melalui mata yang bengkak karena airmata. Dengan Hati-Mu, Engkau berkata
kepadanya:
Putera-Ku! Aku mohon kepadamu, dengan suara airmata-Ku, janganlah
pergi ke Neraka! Berikanlah jiwamu kepada Aku. Aku tersungkur di kakimu, dan
Aku memohon kepadamu… Katakanlah pada-Ku apa yang kauingini. Apa yang kauminta
dari-Ku? Aku akan memberikan semuanya padamu – tapi janganlah bergabung dengan
yang terhilang. Aku adalah Tuhan-Mu – rasakanlah kesakitan-Ku ini!”
Dan sekali lagi Engkau menekan kaki-kaki itu ke Hati-Mu. Sungguh
menyakitkan Hati, melihat Yudas menetapkan kekerasan hatinya. Kasih-Mu yang
tersesak hampir membuat-Mu pingsan. Hati-ku dan Hidup-ku, biarkanlah aku
memegang Engkau di dalam lenganku. Aku mengerti bahwa inilah cara kasih yang
Engkau gunakan pada setiap pendosa yang berkeras. Tolonglah, hatiku,
sebagaimana kubagikan kesedihan dan penebusan bagi dosa-dosa yang Kau-terima
dari jiwa-jiwa yang berkeras hati untuk bertobat, aku berdoa pada-Mu untuk
membiarkan kita pergi ke seluruh bumi bersama. Dimanapun ada pendosa yang berkeras
hati, marilah kita berikan mereka airmata-Mu untuk melunakkan mereka, cium-Mu
dan pelukan Kasih-Mu untuk merantai mereka pada-Mu sehingga mereka tidak dapat
kabur. Aku ingin melakukan ini untuk menghibur-Mu dari rasa sakit-Mu kehilangan
Yudas.
Mewujudkan Ekaristi
Yesus-ku, sukacita dan kebahagiaanku, aku melihat Kasih-Mu
berlari, dan semakin berlari. Walaupun menderita hebat, Engkau bangkit dan
segera mendekati Altar dimana roti dan anggur telah dipersiapkan untuk
Konsekrasi.
Cinta-ku, aku melihat Engkau bersikap lembut dan penuh kasih
sayang – sesuatu yang tidak pernah dilihat orang. Mata-Mu bersinar lebih terang
daripada matahari. Wajah kemerahan-Mu sangat indah. Bibir-Mu tersenyum dan
terbakar Kasih. Tangan-tangan-Mu dan seluruh anggota-Mu berlaku kreatif.
Cinta-ku, Engkau secara utuh berubah.
Keilahian-Mu terlihat mengalir dari Kemanusiaan-Mu. O Yesus,
Hati-ku dan Hidup-ku, tampilan-Mu yang baru seluruhnya menarik perhatian semua
orang. Sebuah yang mempesona mencuri hati seluruh rasul dan membuat mereka
terpana. Bunda kita yang manis berlari di dalam roh ke kaki meja kudus untuk
menyaksikan keajaiban Cinta-Mu. Malaikat-malaikat turun dari Surga dan saling
bertanya satu sama lain, “Apakah ini? Apakah ini? Ini adalah kebodohan dari
segala kebodohan dan kelebihan dari segala kelebihan: seorang TUHAN yang bukan
menciptakan surga atau bumi, tetapi menciptakan Diri-Nya sendiri! Dan dimana!
Di dalam kerendahan hati akan segala hal – dalam rupa roti dan anggur.”
O Cinta yang tak terpuaskan, dikelilingi oleh para rasul, Engkau
mengambil roti pada tangan-tangan-Mu dan mempersembahkan-Nya kepada Bapa.
Dengan suara-Mu yang lembut aku mendengar Engkau berkata:
“Terimakasih pada-Mu, Bapa yang Kudus, untuk selalu menjawab
doa Putera-Mu. Bapa yang Kudus, setujulah dengan-Ku. Suatu hari, Engkau
mengirim Aku dari Surga ke bumi untuk menjelma di dalam rahim mama-Ku, untuk
datang dan menyelamatkan anak-anak Kita. Sekarang, ijinkanlah Aku untuk
menjelmakan Diri-Ku sendiri di dalam setiap hosti, untuk meneruskan keselamatan
mereka dan untuk menjadi kehidupan bagi setiap anak-anak-Ku. Tidakkah Kau
lihat, O Bapa? Hidup-Ku tinggal beberapa jam lagi: siapa yang tega meninggalkan
anak-anak-Ku yatim-piatu dan sendirian?
Banyaklah musuh-musuh mereka – kegelapan, hasrat-hasrat,
kelemahan-kelemahan mereka. Siapa yang akan menolong mereka? Mohon, Aku memohon
kepada-Mu: biarkanlah Aku tinggal di dalam setiap hosti untuk menjadi kehidupan
bagi setiap anak-anak-Ku. Dan Aku akan mengusir musuh-musuh mereka, dan akan
menjadi cahaya bagi mereka, kekuatan dan pertolongan di dalam segala hal. Jika
tidak, kemanakah mereka akan pergi? Siapa yang akan menuntun mereka? Pekerjaan
kita adalah abadi. Cinta-Ku tak tertahankan; Aku tidak dapat – juga Aku tidak
mau – meninggalkan anak-anak-Ku”
Tergerak oleh kelembutan Sang Putera, suara penuh cinta, Bapa
turun dari Surga. DIA bersatu dengan Diri-Nya sendiri dengan Roh Kudus di altar
untuk bersepakat dengan Putera-Nya. Yesus mengucapkan kata-kata konsekrasi
dengan suara kuat dan menggerakkan; dan tanpa meninggalkan Diri-Nya sendiri IA
menciptakan Diri-Nya sendiri di dalam roti dan anggur. Kemudian IA memberikan
komuni kepada para rasul; dan Aku percaya bahwa bunda surgawi kita tidak
berdiam tanpa menerima-Nya. Ah, Yesus, surga tertunduk dan semua melakukan
tindakan sembah sujud (adorasi) di dalam rupa baru-Mu
Tetapi, Yesus yang manis, saat Cinta-Mu tetap tinggal menyenangkan
dan memuaskan, tak kurang dalam apapun, aku melihat, O Kebaikan-ku, di altar
ini, semua hosti yang dikonsekrasikan yang akan ada sampai akhir jaman.
Aku melihat semua rasa sakit-MU yang terjadi di setiap hosti, karena Cinta-Mu yang begitu besar, manusia menanggapinya dengan ketidak-bersyukuran yang besar dan dengan kejahatan-kejahatan yang besar. Hati dari hatiku, aku ingin selalu bersama-Mu, di setiap tabernakel, di setiap butiran, dan disetiap hosti yang dikonsekrasikan yang akan terjadi sampai dunia berakhir.
Aku ingin mempersembahkan pada-Mu semua tindakan pemulihan bagi pelanggaran-pelanggaran yang Kauterima. Sehingga, o hatiku, aku datang di samping-Mu dan mencium kening mulia-Mu. Namun ketika aku mencium-Mu, aku merasakan bibir-bibirku tertusuk duri dari duri-duri yang mengelilingi kepala-Mu. Aku melihat, O Yesus-ku, bahwa Engkau tidak dikasihani akan duri-duri ini di dalam hosti kudus ini, sama seperti Engkau tidak dikasihani saat Sengsara-Mu.
Aku melihat betapa banyaknya manusia yang datang di hadapan-Mu dan
bukannya mempersembahkan kepada-Mu kebaikan akan pikiran-pikiran baik mereka,
mereka mengirimkan pada-Mu pikiran-pikiran jahat. Itulah sebabnya Engkau
menundukkan kepala-Mu sekali lagi, seperti di dalam Sengsara-Mu, Engkau
menerima dan menderita karena duri-duri dari pikiran-pikiran jahat mereka. O
Cinta-ku, aku menghampiri-Mu untuk berbagi rasa sakit-Mu. Aku menaruh semua
pikiranku di dalam pikiran-Mu untuk mengusir duri-duri yang menyebabkan
kesedihan-Mu yang begitu besar. Semoga setiap pikiranku mengalir di setiap
pikiran-Mu untuk menggantikan semua pikiran jahat manusia dan, dengan cara ini,
akan menghibur-Mu pikiran yang membuat menderita. O Yesus-Ku yang Baik, aku
mencium mata-Mu yang indah. Di dalam hosti kudus ini aku melihat mata-Mu yang
mengasihi dengan antisipasi, menunggu semua untuk datang ke hadirat-Mu, melihat
mereka dengan tatapan-tatapan cinta, dan menerima tatapan yang juga mengasihi
dari mereka. Tetapi berapa banyak yang datang kepada-Mu, dan bukannya melihat
dan mencari Engkau, mereka melihat pada hal-hal yang mengganggu Engkau, dan
sungguh tidak menyenangkan-Mu ketika menatap Engkau dan mereka saling menatap.
Engkau menangis. Jadi seraya mencium-Mu, aku merasakan bibir-bibirku bermandikan airmata-Mu. Yesus-ku, janganlah menangis; aku ingin menempatkan mataku ke dalam mata-Mu untuk berbagi rasa sakit ini dengan-Mu, dan untuk menangis dengan-Mu. Dan ingin memulihkan semua tatapan manusia yang mengganggu, aku mempersembahkan kepada-Mu tatapan-tatapanku, selalu tertuju pada-Mu. Yesus, Cinta-ku, aku mencium telinga-telinga Maha Kudus-Mu. Ah, aku melihat Engkau sedang mendengarkan sungguh-sungguh akan doa-doa yang didaraskan dengan buruk, penuh ketidak-percayaan, kurang keyakinan yang sejati; itu semua doa-doa yang tidak hidup yang diucapkan hanya karena kebiasaan. Dan telinga-telinga-Mu lebih terganggu lagi di dalam hosti kudus ini daripada di dalam Sengsara itu sendiri.
O Yesus-ku, aku ingin mengambil semua keharmonisan surga dan
melepaskannya pada telinga-Mu untuk memulihkan Engkau. Aku ingin menempatkan
telinga-telingaku di dalam telinga-Mu, bukan hanya untuk berbagi penderitaan
ini dengan-Mu, tetapi juga untuk mempersembahkan tindakan pemulihan dan
penghiburan yang terus-menerus dan segera. Yesus, Hidup-ku, aku mencium Wajah
Maha Kudus-Mu; aku melihatnya berdarah, memar dan bengkak. Manusia-manusia itu,
O Yesus, datang kepada Hosti Kudus, dan dengan gerakan tidak sopan dan
perbuatan jahat, bukannya memberi-Mu penghormatan, tampak seperti mengirim
tamparan dan ludahan pada-Mu. Malahan, seperti di dalam Sengsara, Engkau
menerima semua itu dengan kedamaian dan kesabaran dan bertahan dengan sempurna
di dalam segalanya.
O Yesus, bukan hanya aku ingin meletakkan wajahku dekat dengan
wajah-Mu untuk membelai-Mu dan mencium-Mu saat Engkau menerima
tamparan-tamparan, dan menghilangkan ludahan, tetapi aku juga ingin menaruh
wajah-ku pada wajah-Mu untuk berbagi rasa sakit ini dengan-Mu. Aku ingin
membagi tubuhku menjadi partikel-partikel kecil dan meletakkannya di hadapan-Mu
sebagai patung-patung berlutut yang tak terhitung jumlahnya. Aku ingin mengubah
semua gerakanku menjadi ketersungkuran yang terus menerus untuk menggantikan
semua ketidak-hormatan yang Engkau terima dari manusia. Yesus, segalanya
bagiku, aku mencium mulut-Mu yang termanis. Aku melihat saat Engkau turun pada
hati manusia, kontak pertama yang Kau-lakukan adalah pada lidah mereka. Oh,
betapa pahitnya Engkau jumpai, banyak yang menggigit, lidah-lidah tak murni dan
jahat! Ya, Engkau merasa bagaikan teracuni oleh lidah-lidah itu, dan lebih
buruk lagi Engkau turun ke hati mereka. O Yesus, jika saja mungkin, aku ingin
menjadi setiap mulut manusia itu untuk membuatnya manis bagi-Mu, dan membuat
pemulihan bagi apapun pelanggaran yang Kauterima.
Tuhan-ku yang kelelahan, aku mencium leher Maha Kudus-Mu, aku
melihat Engkau lelah dan sangat kelelahan, dan semuanya terserap di dalam
Cinta-Mu yang gigih. Katakan padaku, apa yang Kau-lakukan? Dan Yesus menjawab:
“Anak-Ku, di dalam hosti ini aku bekerja dari fajar hingga
gelap, membentuk terus-menerus rantai-rantai cinta, agar saat jiwa-jiwa datang
kepada-Ku mereka akan mendapatkan rantai-rantai cinta yang siap merantai mereka
kepada Hati-Ku. Tetapi, tahukah kau apa yang mereka lakukan? Banyak yang tidak
menginginkan rantai-rantai-Ku, dan secara paksa mereka melepaskan diri mereka
sendiri dan menghancurkan dirinya berkeping-keping. Namun karena rantai-rantai
ini terikat pada Hati-Ku, Aku tetap tersiksa hingga pada kegilaan. Dan, ketika
jiwa-jiwa ini mencerai-beraikan rantai-rantai itu dan menghancurkan pekerjaan
yang Ku-lakukan di dalam Sakramen ini, mereka mencari rantai-rantai mahkluk
lainnya. Dan mereka melakukan ini bahkan di hadirat-Ku, memakai-Ku untuk
tujuan-tujuan mereka. Rasa sakit dari hal ini begitu besar sehingga hal ini
memberikan demam kekerasan yang membuat-Ku pingsan dan menjadi tak waras.”
O Yesus, betapa aku memberikan rasa belas kasih-Ku! Engkau
mencintai begitu terbebani dengan hal ini. Agar melegakan-Mu dari
pelanggaran-pelanggaran yang Kauterima dari jiwa-jiwa ini, aku mohon kepada-Mu
untuk merantai hatiku dengan rantai-rantai yang diputuskan oleh mereka, agar
memberikan kepada-Mu balasan cinta menggantikan tempat mereka. Api yang di
dalamnya begitu besar sehingga untuk sedikit memberikan kelegaan pada nyala-Mu
yang berkobar begitu besar – saat ingin sedikit beristirahat dari pekerjaan-Mu
– Engkau juga ingin bermain di dalam Sakramen ini. Permainan-Mu adalah untuk
membentuk panah-panah dan anak-anak panah sehingga ketika manusia-manusia
datang ke hadapan-Mu, Engkau mulai bermain dengan mereka dengan cara
menembakkan panah-panah dari dada-Mu untuk melukai mereka. Ketika mereka
menerima hal itu, Engkau merayakannya, dan begitulah permainan-Mu dimainkan.
Tetapi banyak, O Yesus-ku, yang mengelak daripadanya,
menggantikannya dengan panah-panah hati yang dingin, anak-anak panah suam-suam
kuku, dan panah-panah ketidak-bersyukuran. Hal ini menyedihkan-Mu hingga Engkau
menangis, karena manusia-manusia itu membuat permainan Cinta-Mu gagal.
O Yesus, inilah dadaku, siap untuk menerima tidak hanya anak-anak
panah yang ditakdirkan bagiku tetapi juga bagi anak panah yang ditolak oleh
yang lainnya. Dengan cara ini, permainan-Mu tidak lagi akan membuat-Mu
frustrasi. Dan sebagai gantinya, aku ingin membuat pemulihan bagi-Mu bagi hati
yang dingin, kesuam-suam kuku-an dan ketidak-bersyukuran yang Kau-terima. O
Yesus, aku mencium tangan kiri-Mu, dan aku berniat untuk membuat pemulihan bagi
sentuhan-sentuhan tidak sah dan tidak kudus yang dilakukan di Hadirat-Mu. Aku
mohon kepada-Mu untuk selalu memegangku dekat di hati-Mu! O Yesus, aku mencium
tangan kiri-Mu. Aku berniat untuk membuat pemulihan bagi semua dosa sakrilegi,
terutama semua yang dilakukan secara buruk saat Misa-Misa dirayakan. Berapa
sering, Cinta-ku, Engkau dipaksa turun dari surga ke dalam tangan-tangan para
imam yang dengan kebajikan otoritas yang diberikan kepada mereka, memanggil
Engkau. Tetapi Engkau mendapatkan tangan-tangan itu penuh lumpur dan kotoran
busuk. Dan walaupun Engkau merasa mual di dalam tangan-tangan mereka, Cinta-Mu
memaksa-Mu untuk tinggal.
Dalam kenyataannya, lebih buruk lagi pada imam-imam tertentu.
Dalam hal ini, Engkau mendapatkan imam yang Kau-kasihi, dengan kejahatan dan
dosa sakrilegi yang besar, membarui penghujatan. Yesus-ku, sungguh mengerikan
memikirkan hal itu. Lagi, sebagaimana di dalam Sengsara, Engkau mendapatkan
Diri-Mu sendiri di dalam tangan-tangan yang tak layak ini, seperti anak domba
kecil yang malang, menunggu kematian-Mu sekali lagi. O Yesus, betapa
menderitanya Engkau! Dan betapa Engkau ingin memiliki tangan yang mengasihi
untuk membebaskan Engkau dari tangan-tangan bernoda ini! Ya, ketika Engkau
mendapatkan Diri-Mu di dalam tangan-tangan ini, aku berdoa pada-Mu untuk
membuatku berada di sana untuk melakukan pemulihan bagi-Mu. Aku ingin
membungkus-Mu dengan kemurnian para malaikat, memberi-Mu harum-haruman dengan
kebajikan-kebajikan-Mu untuk mengurangi bau menyengat dari tangan-tangan
mereka, dan mempersembahkan kepada-Mu hatiku agar menjadi tempat
pengungsian-Mu. Dan saat Engkau berada dalamku, aku akan berdoa pada-Mu bagi
para imam agar mereka menjadi pelayan-pelayan-Mu yang layak dan tidak lagi
membahayakan kehidupan Sakramental-Mu.
O Yesus, aku mencium Kaki kiri-Mu. Dan aku berniat untuk membuat
pemulihan bagi-Mu untuk mereka yang menerima-Mu hanya karena kebiasaan dan
tanpa sikap hati yang layak. O Yesus, aku mencium Kaki kanan-Mu, dan aku
bermaksud untuk membuat pemulihan bagi-Mu untuk mereka yang menerima-Mu yang
menyebabkan kemarahan-Mu. Kumohon, jika mereka lancang melakukan hal itu, aku
berdoa padamu untuk membarui mujizat yang Kaulakukan ketika Loginus menusuk
Hati-Mu dengan tombak; dengan darah yang mengalir dan menyentuh matanya Engkau
mempertobatkannya dan menyembuhkanya. Sama halnya, dengan sentuhan
sakramental-Mu, ubahlah pelanggaran-pelanggaran menjadi cinta.
O Yesus, aku mencium Hati-Mu, pusat dimana semua pelanggaran
dituangkan. Aku berniat untuk membuat pemulihan bagi-Mu untuk setiap hal dan
setiap orang; untuk mencintai-Mu untuk membalas Cinta-Mu; dan selalu bersatu
dengan-Mu, untuk berbagi rasa sakit-Mu. Kumohon, Pemanah Cinta Surgawi, jika
aku gagal untuk membuat pemulihan bagi-Mu karena pelanggaran, aku berdoa
pada-Mu untuk memenjarakan aku di dalam Hati-Mu dan di dalam Kehendak-Mu
sehingga tidak ada yang hilang daripadaku.
Aku berdoa agar Bunda kita yang manis berjaga; dan bersama
dengannya kami akan membuat pemulihan bagi-Mu untuk setiap hal dan untuk setiap
orang. Bersama, kami akan mencium-Mu; dan, menaungi-Mu, kami akan mengusir
ombak-ombak kepahitan yang, malangnya, Kau terima dari manusia. O Yesus,
ingatlah bahwa aku juga seorang tahanan yang malang. Adalah benar bahwa
penjara-penjara-Mu yang terdiri dari ruang kecil Hosti, memberikan lebih
sedikit ruang daripada milikku. Jadi, dekatkanlah aku di dalam Hati-Mu, dan
dengan rantai-rantai Cinta-Mu bukan hanya memenjarakanku, tetapi ikatlah
pikiran, cinta dan hasratku [bagi-Mu], satu per satu. Goncangkanlah tangan dan
kaki-ku bagi Hati-Mu, agar Aku tidak lagi memiliki tangan dan kaki selain
tangan-kaki milik-Mu saja.
Dengan begitu, Cinta-ku, penjaraku adalah Hati-Mu, rantai-rantaiku
akan terbuat dari cinta; nyala api-Mu akan menjadi makananku, nafas-Mu akan
menjadi milikku, pagar-pagar yang akan melindungi aku agar tidak keluar adalah
Kehendak-Mu yang kudus. Sehingga aku tidak akan melihat apapun selain nyala
api-Mu, aku tidak akan menyentuh apapun kecuali api; dan saat hal itu memberiku
kehidupan, hal itu akan memberiku kematian, seperti yang Engkau derita di dalam
Hosti Kudus. Aku akan memberikan pada-Mu hidupku, dengan demikian, saat aku
tinggal dipenjara di dalam Engkau, Engkau akan terbebaskan di dalam aku.
Tidakkah ini yang membuat-Mu memenjarakan Diri-Mu sendiri di dalam
hosti: untuk dibebaskan dari penjara-Mu oleh jiwa-jiwa yang menerima Engkau,
dan hidup di dalam mereka? Kini, sebagai sebuah tanda Cinta, berkatilah aku dan
berikanlah aku sebuah ciuman. Dan aku memeluk Engkau dan tetap tinggal O
Kekasih-ku, aku melihat bahwa setelah Engkau mewujudkan Sakramen Maha Kudus,
dan telah melihat banyaknya ketidak-bersyukuran dan pelanggaran manusia yang
melampaui Cinta-mu, walaupun Engkau terluka dan merasakan kepahitan, tetap saja
Engkau tidak mundur. Sungguh, Engkau ingin menenggelamkan segalanya di dalam
keluasan Cinta-Mu, Yesus, aku melihat Engkau memberikan Diri-Mu sendiri di
dalam Komuni kepada para rasul-Mu. Setelah itu, Engkau menambahkan bahwa apa
yang telah Engkau lakukan, mereka pun harus melakukannya juga. Dengan ini,
Engkau memberikan mereka kuasa untuk mengkonsekrasikan. Dan dengan demikian
Engkau menahbiskan mereka sebagai imam, dan mewujudkan sakramen-sakramen
lainnya.
Dengan begini, Engkau menjaga segala sesuatu, dan membuat pemulihan
akan segala sesuatu: pengajaran-pengajaran yang salah; sakramen-sakramen yang
dilakukan dan diterima tanpa sikap hati yang layak, dan karenanya tidak memberi
pengaruh; panggilan-panggilan imam yang salah, yang menyebabkan kegagalan dalam
artian tanpa pencerahan yang diperlukan dalam panggilan-panggilan yang sejati –
pada keduanya, pada bagian para imam dan bagian mereka yang menahbiskan mereka.
Tidak, tidak ada yang lari daripada-Mu, O Yesus. Dan aku berniat untuk
mengikuti Engkau dan membuat pemulihan bagi-Mu untuk semua
pelanggaran-pelanggaran ini. Kemudian, jika Engkau sudah menyelesaikan segala
sesuatu, Engkau akan membawa para rasul-Mu dan keluar dari Taman Getsemani
untuk memulai Sengsara-Mu yang menyakitkan. Aku akan mengikuti Engkau di segala
sesuatu untuk tetap setia menemani-Mu.
RENUNGAN DAN PRAKTEK
Yesus tersembunyi di dalam hosti untuk memberikan hidup bagi
setiap orang, dan di dalam keadaan tersembunyi ini Ia merangkul seluruh usia
dan memberikan cahaya bagi setiap orang. Sama halnya, dengan menyembunyikan
diri kita sendiri di dalam Dia, melalui doa-doa dan pemulihan-pemulihan kita,
kita akan memberikan cahaya dan kehidupan untuk setiap orang, walaupun bagi
para kafir dan yang tidak setia, sebab Yesus tidak mengesampingkan siapapun. Apa
yang harus kita lakukan saat bersembunyi di dalam Dia? Agar dapat menjadi sama
seperti Yesus, kita harus menyembunyikan segala sesuatu di dalam Dia: pikiran,
tatapan, pekerjaan, detak jantung, cinta, hasrat, langkah dan
pekerjaan-pekerjaan kita. Kita bahkan harus menyembunyikan doa-doa kita itu
sendiri di dalam doa-doa Yesus.
Dan seperti halnya Yesus kita yang mengasihi di dalam Ekaristi
merangkul segala usia, bersama dengan-Nya kita akan merangkul juga mereka
semua. Bersatu dengan Dia, kita akan menjadi pikiran mereka, kata-kata setiap
lidah, hasrat dari setiap hati, langkah setiap kaki, dan pekerjaan setiap
tangan. Dengan ini, kita akan mengusir dari Hati Yesus semua kesalahan manusia
yang ingin mereka lakukan terhadap-Nya, sehingga mendesak Yesus untuk memberikan
keselamatan, kekudusan dan cinta kepada semua jiwa. Agar hidup kita sesuai
dengan kehidupan Yesus, seutuhnya kita harus sesuai dengan kehidupan-Nya.
Jiwa harus memiliki niat untuk berada di semua tabernakel di
dunia, untuk menemani-Nya secara terus-menerus dan memberikan-Nya kelegaan dan
pemulihan abadi. Dan dengan niat ini kita harus melakukan semua perbuatan kita
sepanjang hari. Tabernakel pertama yang ada pada kita adalah di dalam hati
kita. Jadi, kita harus memperhatikan baik-baik pada segala sesuatu yang Yesus
yang baik ingin agar kita lakukan. Seringnya, tinggal di dalam hati kita, Yesus
membuat kita merasa ingin berdoa. Ya, Yesuslah yang menginginkan kita berdoa,
Ia menginginkan kita di dalam Dia. Dia membuat Diri-Nya sendiri secara praktis
menyatu dengan suara kita, dengan cinta kita, dengan keseluruhan hati kita,
sehingga doa kita akan menjadi satu dengan doa-Nya. Dengan demikian, untuk
menghormati doa Yesus, kita akan secara hati-hati memberikan pada-Nya
keseluruhan diri kita agar Yesus yang mengasihi itu mengangkat doa-Nya ke
Surga, untuk berbicara kepada Bapa dan membarui pengaruh-pengaruh dari doa-Nya
sendiri di dalam dunia.
Kita harus memperhatikan semua perilaku kita dari dalam, sebab
Yesus kita yang baik membuat kita menderita, sekarang Ia ingin kita berdoa,
sekarang Ia menaruh kita dalam keadaan satu jiwa atau jiwa lainnya, agar dapat
mengulangi Kehidupan-Nya di dalam kita. Marilah kita andaikan bahwa Yesus
memberikan kita kejadian untuk melatih kesabaran. Dia menerima begitu banyak
pelanggaran dari mahkluk sehingga Ia merasa terpaksa mengambil deraan dan
mendera manusia; jadi Ia memberikan kita peristiwa untuk melatih kesabaran.
Sekarang, kita harus menghormati-Nya dengan secara sabar mendukung
dalam segala hal seperti yang Ia lakukan. Dengan cara ini, kesabaran kita
merebut deraan-deraan dari Tangan-Nya yang disebabkan oleh manusia sendiri,
sebab Ia melatih kesabaran Ilahi-Nya sendiri di dalam kita. Dan seperti dengan
kesabaran, juga dengan semua kebajikan lainnya.
Di dalam Sakramen Maha Kudus, Yesus yang mengasihi menjalankan
semua kebajikan; dan dari Dia-lah kita menarik kekuatan, kelembutan, kesabaran,
toleransi, kerendahan-hati, ketaatan. Yesus yang baik memberikan pada kita
Daging-Nya sebagai makanan; dan kita akan memberikan pada-Nya cinta kita,
kehendak kita, hasrat, pikiran dan cinta kita untuk memberi-Nya makanan. Dengan
begini, kita akan bertanding dengan Cinta Yesus. Kita tidak akan membiarkan
apapun masuk ke dalam kita yang bukan Dia. Jadi, semua yang kita lakukan harus melayani
memberi makanan pada Yesus terkasih. Pikiran-pikiran kita harus memberikan
makanan pikiran Ilahi-Nya. Itulah, menyadari bahwa Yesus bersembunyi di dalam
kita dan Dia ingin makanan dari pikiran kita, dengan memikirkan pikiran-pikiran
kudus kita datang memberi makanan pikiran ilahi. Sama halnya dengan
pandangan-pandangan kita juga harus memberi makanan pandangan ilahi, dan
demikian juga kata-kata, detak jantung, cinta, hasrat, langkah dan
pekerjaan-pekerjaan kita. Dalam satu kata, semuanya harus melayani untuk
memberikan makanan bagi Yesus, dan, dengan melakukan itu, kita semua memiliki
niat untuk memberikan makan pada manusia di dalam Yesus.
Cinta manis-ku, pada jam ini Engkau mengubahkan DiriMu sendiri
menjadi roti dan anggur. O Yesus, mohon berikanlah di dalam segala yang
kukatakan dan kulakukan agar menjadi konsekrasi yang terus-menerus akan Diri-Mu
di dalamku dan di dalam jiwa-jiwa.
Kehidupan-ku yang manis, saat Engkau masuk dalamku, berikanlah
agar setiap detak jantung, hasrat, cinta, pikiran dan perkataanku menahan
Konsekrasi Sakramental-Mu, dengan cara itu, dengan keseluruhanku, yang kecil
dikonsekrasikan, semoga hal itu menjadi begitu banyak hosti untuk memberikan
Engkau kepada jiwa-jiwa oleh kebajikan Konsekrasi-Mu.
O Yesus, semoga aku mengkonsekrasikan Engkau seluruhnya kepada
semua jiwa. O Yesus, Cintaku yang manis, semoga aku menjadi hosti kecil-Mu agar
aku mendekatkan di dalam diriku, sebagaimana di dalam Hosti yang hidup, Engkau
seluruhnya.
[Persembahan dan Syukur Pribadi]
DOA SYUKUR DI SETIAP JAM
Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil
aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang.
Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan
sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau
memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam
segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku
memberkati-Mu.”
Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan
dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan
telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku
memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih
untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU.
Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang
telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk
memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku,
biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus
– untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon,
O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan
setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga
tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”
Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku
di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan;
lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan
meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari
musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan
“Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang
lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan
darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh
musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku
akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.
Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan
kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut
meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini?
Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan
aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.
Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke
waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak
jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah
mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan
kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.
O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan
melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium,
peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus
sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu
dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan
berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di
dalam Engkau.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.