12 Hari Persiapan - Hari Keduabelas
Mengikuti Jejak Kristus (Thomas a’Kempis)
Buku I, Pasal 25
Hal Rajin Memperbaiki Hidup Kita Sendiri
Pergunakanlah segala kesempatan untuk mencapai kemajuan
dalam perkembangan rohani, hingga tiap contoh baik yang kita lihat atau dengar,
merupakan cambuk untuk kita tiru. Dalam pada itu jika kita melihat sesuatu yang
patut kita cela, janganlah sekali-kali hal itu kita tiru. Atau bila kita
sendiri sudah pernah menjalankan kesalahan, selekasnyalah hal itu kita
perbaiki. Seperti halnya kita memperhatikan perbuatan orang lain, demikian pula
orang lainpun memperhatikan semua tindakan kita. Alangkah senang dan segarnya
melihat para biarawan yang rajin, penuh semangat, lagi pula berkelakuan baik
dan tertib menjalankan semua peraturan. Sebaliknya, alangkah sedih dan beratnya
hati kita jika melihat orang yang hidupnya kurang baik, yang mengabaikan apa
yang mestinya harus dijalankan sesuai dengan panggilan. Sungguh besarlah
kerugian yang diderita, apabila orang tidak memperdulikan tujuan panggilannya,
sebaliknya justru menaruh perhatian pada hal-hal yang tidak masuk tugas
kewajibannya.
Hendaklah kita ingat akan janji kita waktu dahulu dan
bayangkanlah senantiasa di muka kita Tuhan Yesus yang tersalib itu! Bila kita
memandang hidup Yesus Kristus, sesungguhnya kita harus merasa malu, bahwa kita
belum berusaha untuk menjadi lebih serupa dengan Dia, meskipun kita sudah lama
mengikuti jalan Tuhan. Seorang biarawan yang dengan sungguh-sungguh serta kasih
mesra, merenungkan dalam-dalam hidup yang amat suci dan sengsara Tuhan Yesus
Kristus, akan memperoleh apa saja yang berguna dan penting baginya dengan
berlebih-lebihan. Dan dia tidak merasa perlu mencari yang lebih penting di luar
Yesus. Ah, seandainya Yesus yang disalibkan itu datang di dalam hati kita,
alangkah cepatnya kita menjadi bijaksana!
Seorang biarawan yang rajin akan dengan suka hati
menerima segala hal yang diperintahkan kepadanya. Dalam pada itu seorang
biarawan yang malas dan lemah semangatnya, akan mengalami kesulitan bertumpuk-tumpuk
dan menemui jalan buntu di mana-mana. Sebab hiburan batin ia tak ada, sedang
mau mencari hiburan lahir tidak diperbolehkan. Seorang biarawan yang tidak
menghiraukan tata tertib biara boleh dikatakan berdiri di tepi jurang yang
sangat berbahaya. Orang yang ingin mencari kesenangan dan keleluasaan saja
akhirnya akan merasa terjepit, karena tentu tetap ada yang kurang menyenangkan
hatinya.
Bagaimana sekarang hidupnya pertapa-pertapa lainnya yang
banyak sekali jumlahnya itu, dan yang sangat terikat oleh tertib peraturan
biara? Mereka jarang keluar, hidup dalam perasingan, makan sangat sederhana,
pakaian sangat kasar, bekerja keras, tidak banyak bicara, berjaga sampai malam
dan pagi-pagi sudah bangun. Mereka banyak berdoa, banyak membaca dan selalu patuh
kepada tertib peraturan biara. Perhatikanlah hidupnya para anggota ordo
Karthuizer, Cistercienser dan para biarawan/biarawati ordo-ordo lainnya. Mereka
itu setiap malam bangun untuk memuji dan meluhurkan Tuhan dengan
nyanyian-nyanyian Mazmur. Maka oleh sebab itu sungguh memalukan seandainya kita
terlalu malas melakukan pekerjaan yang sungguh suci itu, sedangkan begitu
banyak jumlahnya para biarawan yang pada saat itu mulai memuji-muji Tuhan.
Alangkah bahagia kita, seandainya kita tidak ada pekerjaan lain, kecuali memuji
Tuhan dan Allah kita dengan hati dan mulut!
O, seandainya kita tidak membutuhkan makan, minum, dan
tidur, tetapi terus-menerus dapat memuji Tuhan dan berusaha untuk kemajuan di
bidang kerohanian saja! Bila demikian halnya, kita tentu merasa jauh lebih
bahagia daripada sekarang. Karena sekarang ini kita harus juga memikirkan
kebutuhan-kebutuhan badan kita, sekalipun karena terpaksa oleh keadaan. Ah,
alangkah baiknya, seandainya kita tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan jasmani,
melainkan hanya memiliki kenikmatan rohani, yang sayang sekali hanya jarang
kita rasakan.
Apabila orang sudah mencapai tingkatan yang begitu
tinggi, hingga ia tidak menginginkan hiburan dari makhluk manapun juga, barulah
ia merasa dengan sempurna kenikmatan Tuhan; dan demikian pula ia baru akan puas
dalam segala kejadian apapun juga. Maka ia tidak akan bergembira tentang
perkara yang besar, dan juga tidak akan merasa sedih karena hal yang
kecil-kecil. Tetapi ia akan menyerahkan seluruh jiwa raganya kepada Tuhan. Baginya
Tuhan adalah segala-galanya, sedang bagi Allah tak ada barang yang musnah atau
mahkluk yang mati. Sebaliknya semuanya hidup untuk Tuhan dan segala sesuatu
mengabdikan diri kepada Tuhan atas isyarat perintahNya.
Hendaklah kita selalu ingat akan saat akhir nanti, dan
bahwa waktu yang sudah lewat itu tidak akan kembali lagi. Kebajikan hanya
dicapai dengan susah payah. Bila semangat kita mulai surut, maka kita tidak
akan memperoleh kebaikan. Tetapi sebaliknya, jika kita memaksa diri supaya
menjadi rajin dan bersemangat, maka kita akan lebih merasakan damai dan segala
pekerjaan akan menjadi ringan karena rahmat Allah dan karena cinta kita akan
kebajikan. Orang yang rajin dan bersemangat tentu sanggup mengerjakan apapun
juga. Sungguh lebih berat menentang kejahatan dan hawa nafsu sendiri daripada
menjalankan pekerjaan yang paling berat sekalipun. Barangsiapa tidak
menyingkirkan kekurangan-kekurangan yang kecil, lambat laun akhirnya dia mesti
akan jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan besar. Waktu malam kita selalu akan
merasa gembira, jika hari itu telah kita akhiri dengan hasil baik dan
berfaedah. Marilah kita waspada terhadap diri kita sendiri, kita gugah semangat
kita, kita bombong hasrat kita. Dan bagaimanapun keadaan orang lain, janganlah
kita mengabaikan diri kita sendiri. Kita akan makin berkembang dalam bidak
kehidupan rohani, selaras dengan makin kuatnya kita dapat mengendalikan hawa
nafsu di dalam diri kita sendiri. Amin.
Doa-doa 12 hari Persiapan:
1. Datanglah Ya
Roh Pencipta (Veni Creator Spiritus)
2. Salam Bintang
Laut (Ave Maris Stella)
3. Kidung Maria
(Magnificat)
4. Kemuliaan
Datanglah Ya Roh Pencipta (Veni Creator Spiritus)
Datanglah ya Roh Pencipta kunjungilah jiwa kami semua
penuhilah dengan rahmatMu hati kami ciptaanMu
GelarMu adalah penghibur Rahmat Allah yang MahaLuhur,
Sumber hidup, api kasih, dan pengurapan Ilahi
Engkaulah Sumber Sapta Karunia jemari tangan Sang Ilahi
Engkaulah janji sejati Allah Bapa yang mempergandakan
bahasa
Terangilah Akal budi curahkan cinta di setiap hati segala
kelemahan kami,
semoga Kaulindungi dan Kaukuatkan
Jauhkanlah semua musuh segera anugerahkanlah kedamaian
jiwa;
dengan Engkau sebagai penuntun kami kejahatan takkan
mempengaruhi.
Perkenalkanlah kami pada Bapa ajarilah kami agar mengakui
Allah Putera,
serta Engkau, Roh dari keduaNya yang kami imani dan kami
puji selamanya.
Segala kemuliaan bagi Allah Bapa, dan bagi Allah Putera
yang telah bangkit dari mati,
serta bagiMu Roh Kudus pula, sepanjang segala abad. Amin
Salam Bintang Laut (Ave Maris Stella)
Salam bintang laut, Sungguh Bunda Allah,
Perawan selalu, Pintu surga bahagia.
Dikau t’rima “salam” yang Gabriel bawa,
Beri hidup tentram, ubah nama Hawa.
Tolonglah yang papa, bimbinglah yang buta,
Hiburlah yang duka, sembuhkan yang luka.
Tunjukkanlah ibu, antarlah doaku,
Kepada Putramu,Yang lahir bagiku.
Prawan tanpa tara, Elok antar dara,
Lepas dari dosa, Buatku sempurna.
Beri hidup murni, Mohon jalan aman,
Lihat Yesus nanti, Agar selalu riang.
Terpujilah Bapa, Hormat bagi Putra, Roh Kudus dipuja, Esa
selamanya. Amin.
Kidung Maria (Magnificat)
Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan
menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan
Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya
dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar,
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat
rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.
Kemuliaan
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang
segala abad, amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.