Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Bacaan Alternatif & Devosi: 10.00 - 11.00


10.00 – 11.00
YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI. PAKAIAN-NYA DITANGGALKAN. (+ 41 menit)

--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya, untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku, murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------

DOA PERSIAPAN AWAL

O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.

Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.

Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.

Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa. Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU. Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…


YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA DAN BERJALAN MENUJU KALVARI. PAKAIAN-NYA DITANGGALKAN.

Yesus-ku, Cinta yang tak terpuaskan, aku melihat Engkau tanpa istirahat. Aku mendengar Engkau meracau akan Cinta dan kesakitan-kesakitan-Mu. Hati-Mu berdegub; dan di setiap detakan aku mendengarkan semburan, siksaan dan kekerasan Cinta. Tidak dapat menanggung api yang menyembur-Mu, Engkau menjadi gelisah, Engkau meraung, Engkau mendesah. Dan di setiap raungan-Mu aku mendengar Engkau berkata, Salib! Setiap Darah-Mu mengulangi, Salib! Engkau berenang di dalam lautan tak bertepi akan semua kesakitan-Mu yang mengulangi lagi, Salib! Dan Engkau berteriak:

“O terkasih dan rindu pada salib, engkau sendiri akan menyelamatkan anak-anak-Ku; dan di dalammu Aku mengonsentrasikan seluruh Cinta-Ku.”

Sementara itu, musuh-musuh-Mu membawa-Mu masuk lagi ke dalam gedung pengadilan. Memakaikan pakaian-Mu kembali, mereka menyingkirkan jubah ungu. Tetapi, oh betapa menyakitkan! Lebih manis bagiku untuk mati daripada melihat Engkau seperti itu! Pakaian itu menghantam mahkota itu dan mereka tidak dapat menyingkirkannya. Sehingga dengan kekejaman yang belum pernah ada sebelumnya, mereka mengoyakkan pakaian dan mahkota itu. Dengan kejam menarik duri-duri dan terpatah dan tertinggal di Kepala-Mu. Darah membentuk aliran-aliran kecil, dan kesakitan itu besar sehingga Engkau meraung.
Sekali lagi mereka menaruh mahkota itu kembali pada-Mu dan menekannya dalam-dalam ke Kepala-Mu, duri-duri itu memasuki mata dan telinga-Mu; demikian rupa hingga tak ada bagian pada Kepala Maha Kudus-Mu yang tidak mengalami tusukan-tusukan. Kesakitan itu begitu besar sehingga Engkau terhuyung di bawah tangan-tangan yang kejam, dan Engkau gemetaran dari kepala hingga kaki. Kejang-kejang Engkau hampir mati. Mata-Mu melemah dan dipenuhi darah, Engkau susah payah melihat aku dan meminta aku menolong-Mu di dalam kesakitan yang sedemikian parah.

Yesus-ku, Raja Kesedihan, biarlah aku menopang Engkau dan mendekap-Mu di hatiku. Aku ingin mengambil api yang melahap-Mu untuk membakar para musuh-Mu menjadi abu sehingga dapat membebaskan Engkau. Tetapi Engkau tidak menginginkan ini, sebab kerinduan-Mu pada salib semakin bertambah, dan Engkau ingin mengorbankan Diri-Mu di sana sesegera mungkin, bahkan untuk musuh-Mu yang terbesar! Ketika aku mendekap-Mu di hatiku, Engkau menekan diriku kepada-Mu, dan berkata padaku:

 “Anak-Ku, biarlah Ku-curahkan Cinta-Ku. Bersama dengan-Ku, buatlah pemulihan bagi mereka yang tidak menghormati Aku di dalam kebaikan yang mereka lakukan. Orang-orang Yahudi ingin memakaikan Aku dengan pakaian untuk merendahkan-Ku di hadapan orang-orang dan meyakinkan mereka bahwa Aku adalah seorang penjahat. Perbuatan untuk memakaikan Aku pakaian ini tampak baik, tetapi terkandung di dalamnya adalah kejahatan. Ya, berapa banyak pekerjaan baik, pelayanan sakramen-sakramen dan penerimaannya dilakukan dengan tujuan-tujuan manusia bahkan juga tujuan iblis. Tetapi melakukan kebaikan di dalam cara yang jahat membuat orang keras hati. Dan aku ingin dimahkotai untuk kedua-kalinya, dengan kesakitan-kesakitan yang lebih menggigit daripada pertama kalinya, untuk mematahkan kekerasan hati, dan dengan duri-duri-Ku, menarik mereka kepada Aku. Ya, anak-Ku, pemahkotaan duri yang kedua kali ini lebih menyakitkan lagi bagi-Ku. Aku merasa seolah Kepala-Ku berenang di dalam duri-duri; dan setiap gerakan-Ku atau dorongan mereka, Aku menderita begitu banyak kematian yang kejam. Dengan ini, Aku membuat pemulihan bagi kejahatan dosa-dosa; Aku membuat pemulihan bagi mereka yang tak peduli apapun keadaan jiwa mereka bukannya memenuhi diri mereka dengan pengudusan diri, malah memisahkan dan menolak rahmat-Ku, sehingga memberikan duri-duri lagi pada-Ku berulang kali, yang lebih menggigit lagi. Sementara itu, Aku terpaksa meraung, menangis dengan airmata darah dan merindukan keselamatan mereka. O Aku melakukan segalanya untuk mencintai mereka, para mahkluk melakukan segala sesuatu untuk melanggar Aku! Paling tidak, engkau akan menjadi satu orang yang tidak akan meninggalkan Aku menderita dan melakukan pemulihan-pemulihan sendirian.”

Yesus-ku yang tersiksa, aku membuat pemulihan dan menderita bersama Engkau. Aku melihat musuh-musuh mendorong-Mu menuruni tangga, sementara kumpulan orang telah menunggu dengan marah dan penuh ambisi. Mereka membuat Engkau menemukan Salib yang telah disiapkan, yang Engkau cari dan rindukan. Engkau melihat Salib itu dengan cinta, dan segera berjalan menuju Salib untuk memeluknya. Tetapi sebelumnya Engkau mencium Salib itu; dan dengan sukacita yang gemetar menggoncang seluruh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus, Engkau melihatnya dengan kepuasan yang sangat besar, mengukur panjang dan lebarnya. Engkau membuat porsinya dalam setiap mahkluk. Engkau memberikan mereka dengan Salib yang cukup untuk mengikat mereka kepada Ke-Ilahian dengan mahar dan membuat mereka menjadi pewaris Kerajaan Surga. Kemudian, tak mampu menahan Cinta karena Engkau mencintai mereka, Engkau mencium lagi Salib itu dan berkata:

“Salib pujaan, Aku merangkulmu pada akhirnya! Engkaulah yang dirindukan Hati-Ku, kemartiran Cinta-Ku. Engkau, O Salib, ada hingga sekarang, dimana langkah-langkah-Ku selalu ditujukan padamu. Salib yang Suci, engkaulah tujuan hasrat-hasrat-Ku, tujuan dari keberadaan-Ku di bawah sini. Di dalammu aku mengumpulkan keseluruhan Diri-Ku; di dalammu Aku menempatkan semua anak-anak-Ku. Engkau akan menjadi hidup mereka dan cahaya mereka, pertahanan mereka, penjaga mereka dan kekuatan mereka. Engkau akan menolong mereka di dalam segala hal dan akan membawa mereka kepada kemuliaan-Ku di Surga. O Salib, singsana kebijaksanaan, kau sendirilah yang akan mengajari kekudusan yang sejati, kau sendirilah yang akan membentuk para pahlawan, atlit, martir dan para kudus. Salib yang indah, engkaulah singgasana-Ku; dan Diri-Ku harus meninggalkan bumi ini, engkau akan berada tetap di tempat-Ku. Aku memberikan semua jiwa kepadamu sebagai mahar. Jagalah mereka untukku, selamatkanlah mereka; Aku mempercayakan mereka kepadamu.”

Dengan ini, Engkau bersemangat menerima salib pada Bahu-Mu yang Maha Kudus. Ya, Yesus-ku, bagi Cinta-Mu salib ini terlalu ringan; namun pada beban salib itu ditambahkan dosa-dosa kami, begitu dashyat dan besar-nya berat dosa-dosa itu. Jiwa-Mu kengerian dengan pemandangan ini, Engkau merasakan kesakitan pada setiap dosa. Di hadapan akan begitu besarnya keburukan, Kekudusan-Mu tergoncang. Sehingga saat Engkau menaruh salib pada Bahu-Mu, Engkau terhuyung, Engkau tersesak; dan setetes keringat fana menetes dari Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Tidak, Cinta-Ku, aku tidak tega membiarkan Engkau sendirian. Aku ingin berbagi beban salib itu dengan-Mu. Untuk melegakan-Mu dari beban dosa-dosa, aku merangkul Kaki-Mu. Dalam nama semua mahkluk aku memberikan-Mu cinta bagi mereka yang tidak mencintai-Mu; pujian bagi mereka yang membenci Engkau; berkat, syukur dan kepatuhan bagi semua orang. Aku berjanji bahwa di dalam setiap pelanggaran yang Kauterima, aku berniat untuk mempersembahkan seluruh keberadaan-Mu untuk membuat pemulihan bagi-Mu, untuk melakukan tindakan yang sebaliknya terhadap pelanggaran yang dilakukan para mahkluk terhadap Engkau dan untuk menghibur Engkau dengan cium-cium-ku dan perbuatan cinta yang terus-menerus.

Tetapi kulihat aku terlalu menyedihkan. Aku memerlukan-Mu agar aku dapat sungguh membuat pemulihan bagi-Mu. Jadi, aku menyatukan diriku dengan Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Bersama dengan-Mu, kugabungkan pikiran-pikiran-Ku dengan pikiran-Mu untuk membuat pemulihan bagi pikiran-pikiran jahatku dan pikiran jahat setiap orang. Aku menggabungkan mataku dengan Mata-Mu untuk membuat pemulihan bagi tatapan-tatapan jahat. Aku menggabungkan mulut-ku dengan Mulut-Mu untuk membuat pemulihan bagi penghujatan-penghujatan dan perbuatan-perbuatan jahat. Aku menggabungkan hatiku dengan Hati-Mu untuk membuat pemulihan bagi semua yang dilakukan oleh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus, dengan menyatukan diri dengan Cinta-Mu yang besar bagi semua orang dan bagi perbuatan baik besar yang Kaulakukan bagi semua orang.

Tetapi aku tetap tidak puas. Aku ingin menyatukan diriku pada Ke-Ilahian-Mu, dan aku meleburkan kebukan-apa-apaan-ku di dalam-Nya, dan dengan cara ini aku memberikan segalanya pada-Mu. Aku memberikan-Mu Cinta-Mu untuk melepaskan dahaga karena kepahitan-kepahitan-Mu; aku memberikan-Mu Hati-Mu untuk melegakan Engkau dari dinginnya kami, kurang berelasi dengan-Mu, tidak bersyukur dan sedikit cinta terhadap sesama. Aku memberikan-Mu keharmonisan untuk menghibur Engkau saat mendengar hujatan-hujatan yang memekakkan yang Kau terima. Aku memberikan-Mu Keindahan-Mu untuk melegakan Engkau dari buruknya jiwa-jiwa kami, ketika kami bermandikan lumpur dosa-dosa kami. Aku memberikan-Mu Kemurnian-Mu untuk melegakan-Mu dari kurangnya niat baik dan dari lumpur dan kebusukan yang Kaulihat di dalam banyak jiwa. Aku memberikan-Mu Kebesaran-Mu untuk melegakan-Mu dari halangan-halangan yang disebabkan oleh jiwa-jiwa itu sendiri. Aku memberikan-Mu semangat-Mu untuk membakar semua jiwa dan semua hati sehingga mereka akan mencintai-Mu, dan tidak seorang pun akan melanggar-Mu lagi. Ringkasnya, aku memberikan-Mu semua Diri-Mu, untuk memberikan-Mu kepuasan tak terbatas, abadi, besar dan cinta yang tak terbatas.


Jalan menyakitkan Menuju Kalvari
Yesus-ku yang paling sabar, aku melihat Engkau mengambil langkah pertama-Mu memanggul beban salib. Aku menggabungkan langkah-langkahku dengan langkah-Mu. Ketika Engkau lemah, berdarah, terhuyung dan hendak jatuh, aku akan berada di samping-Mu untuk memapah-Mu bangun. Aku akan menaruh bahuku di bawah salib untuk berbagi beban dengan-Mu. Janganlah berpaling, tetapi terimalah aku sebagai teman setia-Mu. O Yesus, lihatlah aku; dan aku melihat Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang tidak memanggul salib-nya sendiri dan berserah, bahkan mengutuki, menjadi marah, melakukan pembunuhan dan bunuh diri. Dan dengan permohonan-permohonan-Mu Engkau memperoleh cinta dan penyerahan diri bagi setiap orang, terhadap salib mereka sendiri. Engkau telah mengambil langkah pertama, dan telah jatuh di bawah salib. Ketika Engkau jatuh, Engkau menghantam batu-batu. Duri-duri menusuk Kepala-Mu lebih dalam, sementara kesakitan-kesakitan-Mu semakin dipertajam dan semua luka-Mu lebih berdarah lagi. Dan karena Engkau tidak memiliki kekuatan untuk bangun, para musuh-Mu menjadi marah dan menyuruh-Mu bangun dengan tendangan dan dorongan.

Cinta-ku yang terjatuh, biarlah aku menolong pada Kaki-Mu, mencium Engkau, menyeka darah, dan bersama Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang berdosa karena pengabaian, ringkih dan lemah. Dan aku berdoa pada-Mu untuk memberikan pertolongan pada jiwa-jiwa ini. Hidup-ku, Yesus, dengan siksaan-siksaan yang tak terkatakan, musuh-Mu membuat Engkau kembali berdiri. Saat Engkau terhuyung, aku mendengar tarikan nafas-Mu. Jantung-Mu berdegub lebih kencang, dan kesakitan-kesakitan baru yang besar memakunya. Ya, Yesus-ku, sekarang aku mengerti seluruhnya: Ibu-Mulah, yang bagaikan merpati yang berduka sedang mencari Engkau. Ia ingin menyampaikan kata-kata terakhirnya pada-Mu dan menerima tatapan sekali lagi terakhir kalinya dari-Mu. Engkau merasakan kesakitan-nya dan hatinya terkoyak di dalam Hati-Mu dan tergerak oleh belas kasih dan dilukai oleh cinta-nya dan cinta-Mu. Sekarang Engkau melihat ia menerobos kumpulan orang banyak. Bagaimanapun caranya ia ingin melihat Engkau, merangkul-Mu dan memberi-Mu salam perpisahannya yang terakhir.

Tetapi Engkau lebih terpana melihat kepucatan sang bunda yang mematikan dan semua rasa sakit-Mu dirasakannya karena kuasa cinta. Jika saja ia masih hidup itu hanya karena kuasa Yang Maha Kuasa. Sekarang Engkau mengarahkan langkah-Mu kepadanya, tetapi kesulitan untuk saling memandang. Oh, betapa menyedihkan Hati keduanya! Para prajurit menyadari hal itu, dan dengan pukulan dan dorongan mencegah ibu dan Putera itu mengucapkan perpisahan. Keduanya menderita begitu besarnya sehingga sang ibu terpaku karena kesedihan, dan hampir pingsan, sementara Engkau sekali lagi jatuh di bawah salib. Yohanes yang setia dan perempuan-perempuan kudus menopang sang ibu. Kemudian, apa yang tidak dilakukan oleh ibu-Mu yang berduka dengan raganya, dilakukannya dengan jiwanya. Ia masuk ke dalam Engkau, menyatukan Kehendak Sang Kekal dengan kehendaknya; dan menyatukan dirinya dengan semua kesakitan-Mu, ia membelai-Mu dengan keibuannya, mencium-Mu, membuat pemulihan, menenangkan-Mu, dan menuangkan urapan kesedihan cintanya pada seluruh luka-Mu.

Yesus-ku yang sengsara, aku juga bergabung dengan bunda-Mu yang membeku. Aku membuat seluruh kesakitan-Mu menjadi milikku. Aku ingin membelai-Mu secara keibuan di setiap tetes darah-Mu dan di setiap luka. Bersama dengan Engkau dan dengannya aku ingin membuat pemulihan untuk semua pertemuan bahaya dan bagi mereka yang memaparkan dirinya terhadap kesempatan-kesempatan dosa, atau terhalang apapun yang membuat mereka terpapar, menjadi terjerat di dalam dosa. Sementara itu, jatuh di bawah salib, Engkau meraung.

Para prajurit takut Engkau akan mati di bawah beban begitu banyaknya kemartiran dan begitu banyaknya darah yang tertumpah. Kemudian, dengan pukulan dan tendangan mereka dapat membuat-Mu kembali berdiri. Dengan ini, aku ingin membuat pemulihan bagi kejatuhan berkali-kali di dalam dosa dan bagi dosa-dosa menyedihkan yang dilakukan setiap kelas manusia; dan engkau berdoa bagi para pendosa yang keras kepala, menangis meneteskan airmata bagi pertobatan mereka. Cintaku yang kelelahan, saat aku mengikuti engkau di dalam pemulihan-pemulihan-Mu, aku melihat Kau tak mampu lagi menanggung beban berat salib yang besar itu. Engkau gemetar dari kepala hingga kaki. Dengan pukulan-pukulan yang terus Engkau terima, duri-duri masuk lebih dalam lagi pada Kepala-Mu yang Maha Kudus. Beban berat salib  semakin tenggelam ke dalam bahu-Mu, membentuk sebuah luka dalam dimana tulang-tulang-Mu terlihat. Tampak bagiku bahwa Engkau mati di setiap langkah, dan tidaklah mungkin bagi-Mu untuk terus berjalan.

Tetapi Cinta-Mu, yang dapat melakukan segalanya, memberikan-Mu kekuatan. Ketika Engkau merasakan salib semakin masuk ke dalam bahu-Mu Engkau membuat pemulihan terhadap dosa-dosa tersembunyi yang tidak terpuaskan, meningkatkan kepahitan pada siksaan-siksaan-Mu. Yesus-ku, marilah kuletakkan bahuku di bawah salib untuk melegakan Engkau dan untuk membuat pemulihan bagi dosa-dosa yang tersembunyi. Takut Engkau akan mati di bawah salib, musuh-Mu memaksa orang Kirene untuk membantu-Mu membawanya. Tidak rela dan menggerutu, ia menolong Engkau, bukan karena cinta tetapi karena paksaan. Kemudian, di dalam Hati-Mu bergemalah semua keluhan dari mereka yang menderita, kurang penyerahan diri, pemberontakan, kemarahan dan sumpah serapah di dalam penderitaan. Tetapi Engkau lebih terpana lagi melihat jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Mu yang telah Kaupanggil sebagai teman-teman-Mu dan menolong di dalam penderitaan-Mu, berlari menjauh daripada-Mu. Jika Engkau menarik Diri-Mu kepada mereka melalui penderitaan, malangnya, mereka membebaskan diri mereka dari pelukan-Mu dan pergi mencari kenikmatan dan meninggalkan-Mu seperti ini untuk menderita sendirian. Yesus-ku, saat aku membuat pemulihan bersama-Mu, aku berdoa agar Engkau merangkulku begitu kencang di dalam dekapan-Mu sehingga tidak ada lagi kesakitan yang Kauderita yang tidak Kaubagi denganku, untuk mengubah diriku ke dalamya, dan membalas bagi-Mu saat Engkau ditinggalkan sendirian oleh para mahkluk.

Yesus-ku yang kelelahan, Engkau sulit sekali berjalan, dan Engkau tertunduk rendah. Aku melihat Engkau berhenti dan mencoba melihat. Hatiku, apakah itu? Apakah yang Kau-ingini? Ya, itu Veronika yang tidak takut akan apapun, dengan berani menyeka Darah yang melumuri Wajah-Mu dengan sepotong kain, dan kau meninggalkan gambar-Mu sebagai tanda terimakasih. Yesus-ku yang baik hati, aku juga ingin mengeringkan-Mu, tidak dengan kain tetapi dengan mempersembahkan seluruh diriku untuk melegakan Engkau. O Yesus, aku ingin masuk ke dalam-Mu dan memberikan-Mu detak jantung untuk detak jantung, nafas untuk nafas, kasih untuk kasih, hasrat untuk hasrat. Aku berniat untuk melemparkan diriku ke dalam Kepandaian-Mu yang Maha Kudus. Dan membuat semua detak jantung, nafas, kasih dan hasrat ini mengalir ke dalam Kehendak-Mu yang besar, aku berniat untuk menggandakannya menjadi tak terbatas. O Yesus-ku, aku ingin membentuk gelombang-gelombang dari detak-detak jantung sehingga tidak ada detak jantung kejahatan yang akan bergema di dalam Hati-Mu, dan dengan cara ini akan menenangkan semua kepahitan di dalam-Mu. Aku berniat untuk membentuk gelombang-gelombang kasih dan hasrat untuk mengusir semua kasih dan hasrat jahat terkecil sekalipun yang menyedihkan Hati-Mu. Lebih jauh lagi, aku berniat untuk membentuk gelombang-gelombang nafas dan pikiran untuk mengusir nafas atau pikiran yang dapat sedikit saja tidak menyenangkan-Mu. Aku akan menjaga, O Yesus, sehingga tidak ada yang lainnya yang menyengsarakan-Mu, menambah kepahitan pada bagian dalam kesakitan-kesakitan-Mu.

O Yesus-ku, mohon, biarlah semua bagian dalamku berenang di dalam kebesaran-Mu; dengan cara ini aku bisa mendapatkan cukup cinta dan kehendak sehingga tidak ada cinta jahat yang masuk ke dalam-Mu, atau satu kehendak yang tidak menyenangkan-Mu. O Yesusku, untuk semakin pasti, aku berdoa pada-Mu untuk memateraikan pikiranku dengan pikiran-Mu, hasratku dengan hasrat-Mu, kasih dan detak jantung-Ku dengan milik-Mu; sehingga, dengan dimateraikan, mereka hanya akan mengambil kehidupan daripada-Mu saja. Aku meminta pada-Mu lagi, O Yesus-ku, untuk menerima tubuhku yang malang ini yang ingin merobek untuk mengoyakkan karena cinta kepada-Mu, dan menjadikannya bagian-bagian kecil, untuk menaruhnya pada setiap luka-luka-Mu. Pada luka itu, O Yesus, yang memberikan-Mu kesakitan karena begitu banyak penghujatan, aku menempatkan bagian kecil tubuhku, ingin berkata pada-Mu secara terus-menerus: “Aku memberkati-Mu”.
Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan yang besar bagi banyak ketidak-bersyukuran-ku, aku berniat, O Yesus, untuk menaruh bagian kecil tubuhku untuk membuktikan terimakasihku kepada-Mu. Pada luka itu, O Yesus, yang membuat-Mu menderita begitu besar karena dinginnya hati dan kurangnya cinta, aku berniat untuk menaruh banyak bagian kecil dagingku, untuk terus-menerus berkata kepada-Mu: “Aku cinta pada-Mu, aku cinta pada-Mu, aku cinta pada-Mu!” Pada luka yang memberikan-Mu kesakitan begitu besar dari begitu banyak pengabaian terhadap Pribadi-Mu yang Maha Kudus, aku berniat untuk meletakkan bagian kecilku, untuk berkata kepada-Mu selalu: “Aku menyembah-Mu, aku menyembah-Mu, aku menyembah-Mu!” O Yesus-ku, aku ingin melebur diriku di dalam segalanya, dan di dalam luka-luka yang pahit yang disebabkan oleh banyak orang yang tidak beriman, aku berhasrat untuk mengoyakkan tubuhku untuk berkata pada-Mu, selalu: “Aku percaya – aku percaya di dalam Engkau, O Yesus-ku, Tuhan-ku, dan pada Gereja Kudus-Mu, dan aku berniat untuk memberikan hidupku untuk membuktikan imanku kepada-Mu!” O Yesusku, aku terjunkan diriku ke dalam Kehendak-Mu yang besar dan membuat itu menjadi milikku, aku ingin membalaskan semuanya, dan menyertakan semua jiwa di dalam kuasa Kehendak-Mu yang Maha Kudus.

O Yesus, aku masih memiliki sisa darah yang ingin kutuangkan pada luka-luka-Mu sebagai balsam dan obat gosok yang menenangkan, untuk melegakan-Mu dan menyembuhkan-Mu seluruhnya. Kembali, aku berniat, O Yesus, untuk membuat pikiran-pikiranku mengalir di dalam setiap para pendosa, untuk menegurnya secara terus-menerus sehingga pendosa tak berani lagi melakukan pelanggaran terhadap-Mu. Dan aku berdoa pada-Mu dengan suara Darah-Mu agar semuanya akan berserah kepada doa-doaku yang malang. Dengan cara ini aku dapat membawanya ke dalam Hati-Mu! Satu lagi rahmat, O Yesus-ku, aku minta pada-Mu: agar di dalam segala sesuatu yang kulihat, sentuh dan dengar, aku dapat melihat, sentuh dan dengar Engkau selalu; dan agar Gambaran-Mu yang Maha Kudus dan Nama-Mu yang Maha Kudus, selalu meninggalkan jejak di setiap partikel keberadaanku yang malang ini.

Sementara itu, musuh-Mu melihat dengan jijik apa yang dilakukan oleh Veronika dan mereka mencambuk-Mu, mendorong-Mu dan membuat-Mu terus berjalan. Beberapa langkah, dan Engkau berhenti lagi. Cinta-Mu tidak berhenti di bawah beban sedemikian banyak kesakitan. Melihat wanita-wanita kudus menangisi Engkau karena kesakitan-Mu, Engkau melupakan Diri-Mu dan menghibur mereka dengan kata-kata ini:

 “Putri-putri, janganlah menangisi kesakitan-kesakitan-Ku, tetapi tangisilah dosa-dosamu dan anak-anakmu.”

Betapa pelajaran yang luhur! Betapa lembut kata-kata-Mu! O Yesus, aku membuat pemulihan dengan-Mu bagi kurangnya perbuatan amal, dan aku mohon kepada-Mu rahmat untuk membuat aku melupakan diriku sehingga tidak ada yang kuingat selain Engkau. Mendengar Engkau berbicara, para musuh menjadi marah. Mereka menarik Engkau dengan tali dan dengan marah mendorong Engkau sehingga Engkau terjatuh. Saat Engkau terjatuh Engkau menghantam batu. Beban salib menyiksa-Mu, dan Engkau merasa Diri-Mu sekarat. Biarlah aku memegang-Mu dan melindungi Wajah Maha Kudus-Mu dengan tangan-ku. Aku melihat Engkau di tanah, tersengal di dalam darah. Musuh-Mu ingin memaksa-Mu berdiri: Mereka menarik-Mu dengan tali, mereka menjambak rambut-Mu agar Engkau berdiri, mereka menendang-Mu – tetapi sia-sia. Engkau sekarat. Betapa menyedihkan sekali! Hatiku hancur karena kesedihan.

Secara terburu-buru mereka menyeret membawa-Mu ke Gunung Kalvari. Sambil menyeret-Mu aku mengerti bahwa Engkau membuat pemulihan bagi semua dosa yang dilakukan oleh jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan bagi-Mu, yang membebani-Mu dengan berat, sehingga walaupun dengan segala usaha-Mu untuk bangun, Engkau tak mampu. Sehingga, diseret dan ditendang, Engkau mencapai Kalvari, meninggalkan jejak-jejak merah dari Darah-Mu yang Berharga ketika Kau melewatinya. Penderitaan-penderitaan baru menunggu-Mu di sana. Mereka menelanjangi-Mu lagi, merobek pakaian-Mu dan memahkotai Engkau dengan duri-duri. Ya, Engkau meraung ketika merasakan duri-duri menusuk Kepala-Mu. Ketika mereka merobek pakaian-Mu mereka merobek juga daging yang menempel pada pakaian-Mu. Luka-luka kembali terbuka; mengalir membentuk aliran kecil di tanah, dan kesakitan begitu besar sehingga Engkau hampir mati, Engkau jatuh. Tetapi tidak seorang pun tergerak oleh belas kasih pada-Mu, Yesus-ku. Sebaliknya, dengan kemarahan bagai binatang buas, mereka kembali menaruh mahkota duri pada-Mu dan menekankannya pada Kepala-Mu. Engkau begitu tersiksa dengan koyakan-koyakan dan jambakan rambut-Mu, semuanya menempel tersangkut di dalam Darah-Mu yang mengering, hanya para malaikat saja yang sanggup mengatakan apa yang Kauderita, saat kengerian, mereka memalingkan tatapan surgawi mereka dan menangis. Yesus-ku yang ditelanjangi, biarlah aku mendekap-Mu pada hatiku untuk menghangatkan-Mu, sebab aku melihat Engkau gemetaran, dan keringat fanamu yang dingin tersebar di seluruh Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus. Betapa aku ingin memberikan hidupku dan darahku untuk menggantikan hidup dan darah-Mu yang telah hilang untuk memberikan aku hidup!

Sementara itu, sambil aku melihat pada-Mu yang meredup dan sekarat, tampaknya Yesus berkata kepadaku:

 “Anak-Ku, betapa besar harga yang harus Kubayar bagi jiwa-jiwa! Di sinilah tempat dimana Aku menunggu setiap orang untuk menyelamatkan mereka. Inilah tempat dimana Aku ingin membuat pemulihan bagi dosa-dosa yang mereka lakukan dengan merendahkan diri mereka sendiri jauh melampaui binatang, dan sangat bersikeras untuk melakukan pelanggaran terhadap Aku sehingga mereka mencapai keadaan dimana mereka tidak mampu hidup tanpa berbuat dosa. Akal sehat mereka dibutakan dan mereka berdosa secara gila. Inilah mengapa mereka memahkotai Aku dengan duri-duri untuk ketiga-kalinya. Dan saat ditelanjangi, aku membuat pemulihan bagi mereka yang memakai pakaian mewah atau tidak sopan; bagi dosa-dosa yang dilakukan terhadap kesopanan; dan bagi mereka yang begitu terikat pada kekayaan, kehormatan dan kenikmatan yang mereka buat sebagai tuhan mereka di dalam hati mereka. Oh, ya, pada setiap pelanggaran ini Kurasakan kematian, dan jika Aku tidak mati itu karena Kehendak Bapa yang Kekal yang belum memutuskan saat Kematian-Ku.”

Yesus-ku yang ditelanjangi, saat membuat pemulihan bersama-Mu, aku berdoa pada-Mu untuk menelanjangi aku dari segala sesuatu dengan tangan-Mu yang kudus, dan janganlah ijinkan nikmat kejahatan apapun untuk memasuki hatiku. Jagalah hatiku untukku, lingkupilah hatiku  dengan kesakitan-Mu dan penuhilah dengan Cinta-Mu. Semoga hidupku hanya menjadi pengulangan akan Hidup-Mu; dan menegaskan pengingkaranku dengan Berkat-Mu. Berkatilah aku dari hati, dan berikanlah aku kekuatan untuk menolong pada saat kesedihan Penyaliban-Mu, untuk tetap tinggal tersalib bersama Engkau.



RENUNGAN DAN PRAKTEK

Cinta Yesus pada salib dan hasrat untuk mati di salib untuk menyelamatkan jiwa-jiwa sangatlah besar! Tapi apakah aku mencintai penderitaan seperti Yesus? Dapatkah aku berkata bahwa detak-detak jantungku membentuk gema akan detak jantung Ilahi-Nya sehingga aku juga meminta salib? Ketika aku menderita, apakah aku berniat untuk menemani Yesus dan meringankan beban salib-Nya? Bagaimanakah aku menemani-Nya? Dalam hal hinaan-hinaan yang Ia terima, apakah aku siap untuk mempersembahkan pada-Nya pertolongan untuk mengangkat-Nya dan memberi-Nya penderitaan-penderitaan kecilku untuk meringankan kesakitan-Nya? Apakah mataku selalu tertuju pada Yesus, sehingga aku dapat menyeka keringat dan darah-Nya yang tertumpah dari luka-luka-Nya, bagaikan teman yang tak terpisahkan, terus menemani-Nya dan tidak meninggalkan-Nya? Ketika aku bekerja, berdoa, dan mengalami beban besarnya kesakitan dan dashyatnya penderitaanku, apakah aku mengijinkan penderitaanku terbang kepada Yesus untuk menyegarkan-Nya seperti sebuah kain yang menyeka Keringat-Nya? Apakah aku membuat kesulitan-kesulitan-Nya menjadi milikku?

O Yesus-ku, panggillah aku selalu untuk berada di sisi-Mu, dan berikanlah agar Engkau selalu tetap di dekatku, berjalan bersamaku melalui seluruh peziarahan hidup yang menyedihkan ini. Terbanglah bersamaku ke gunung kudus Kehendak-Mu – karena Engkau ingin aku mencapainya – dan di sana kita akan beristirahat bersama. Berikanlah agar kesakitan-kesakitanku dan Kesakitan-Mu akan selalu menyatu – sehingga kita akan saling berpegangan – sebagaimana aku terus-menerus menyeka Darah yang tertumpah dari Luka-luka-Mu yang Maha Kudus.


DOA SYUKUR DI SETIAP JAM

Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku memberkati-Mu.”

Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”

Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.

Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.

Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.

O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam Engkau.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.