Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Bacaan Pilihan - JAM HIDUP - Jam Sengsara: 20.00 – 21.00



20.00 – 21.00
PERJAMUAN EKARISTI

DOA PERSIAPAN AWAL

O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.

Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.

Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.

Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa. Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU. Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…

PERJAMUAN EKARISTI

Kasih-Ku yang lembut, Engkau tidak pernah terpuaskan dalam Kasih-Mu. Aku melihat segera setelah Engkau selesai mewujudkan Perjamuan Kudus, Engkau berdiri dari meja bersama murid yang Kau-kasihi; dan bersama dengan mereka Engkau menaikkan sebuah himne Syukur kepada Bapa untuk makanan yang telah DIA berikan kepada-Mu, membuat persiapan bagi semua jiwa yang tidak berterimakasih kepada-Mu bagi banyak cara kehidupan yang telah Engkau pertahankan. Inilah mengapa, O Yesus, di dalam segala sesuatu yang Kau-lakukan, sentuh atau lihat, Engkau selalu mengucapkan kata-kata dari bibir-Mu, “Syukur kepada-MU, O Bapa”. Aku juga, Yesus, bersatu dengan Engkau, mengambil kata-kata ini dari bibir-Mu, dan aku akan berkata, selalu dan dalam segala hal: “Terimakasih untuk diriku sendiri dan untuk setiap orang”, untuk terus menebus kurangnya kebersyukuran.

Mencuci kaki para murid
Yesus-ku, Kasih-Mu tampak tak mengenal lelah. Engkau meminta para murid-Mu untuk kembali duduk. Kemudian, mengambil sebuah baskom dan melilitkan Diri-Mu dengan sebuah handuk putih, Engkau berlutut di kaki mereka dengan cara yang demikian rendah hati yang menarik perhatian seluruh Surga, menjadikan hal itu sangat mempesona. Para murid sendiri, melihat Engkau berlutut di kaki mereka, menjadi hampir tak bergerak.

Tapi katakanlah padaku, Kekasih-ku, apa yang Kauinginkan? Apa yang hendak Engkau lakukan dengan tindakan rendah hati ini? Kerendahan hati yang tidak pernah terlihat sebelumnya, ataupun akan pernah terlihat lagi!

 “O anak kecil-Ku, Aku menginginkan setiap jiwa. Jadi, sebagai seorang pengemis miskin yang berlutut penuh kerendahan hati di hadapan mereka, Aku meminta, Aku mengemis, Aku memaksa; dengan airmata-Ku, Aku membangun jerat cinta untuk menangkap mereka..
Tersungkur di kaki mereka, dengan baskom air yang bercampur airmata-Ku ini, Aku ingin membersihkan mereka dari setiap ketidaksempurnaan dan menyiapkan mereka untuk menerima Aku di dalam Sakramen ini.

Aku sangat menghargai tindakan menerima AKU di dalam Ekaristi ini, sehingga Aku tidak ingin mewakilkan tugas ini kepada para malaikat, dan bahkan tidak kepada Mama-Ku tersayang, tetapi Aku sendiri ingin memurnikan mereka, turun sampai pada serat-serat yang paling mesra, agar melemparkan mereka untuk menerima buah dari Sakramen itu; dan di dalam para rasul AKU berniat untuk mempersiapkan semua jiwa.

Aku berniat untuk membuat persiapan bagi semua pekerjaan kudus, bagi administrasi sakramen-sakramen, dan khususnya bagi semua hal yang dilakukan para imam dengan roh kesombongan, kosong dari roh Ilahi, dan dipenuhi dengan kepentingan diri sendiri. Berapa banyak pekerjaan baik menjangkau Aku lebih untuk tidak menghormati Aku daripada untuk memberikan Aku hormat, lebih untuk memberikan kepahitan pada-Ku daripada untuk menyenangkan-Ku, lebih memberikan kematian kepada-Ku daripada memberikan Aku kehidupan! Inilah dosa-dosa yang paling menyedihkan AKu. Ya, anak-Ku, pergilah ke seluruh dosa-dosa yang paling intim yang menyinggung Aku, satu per satu, dan puaskanlah Aku dengan pemulihan-pemulihan-Ku sendiri, dan hiburlah Hati-Ku yang telah dipahitkan.”

Kasih-ku yang tersiksa, aku membuat Hidup-Mu menjadi hidupku sendiri; dan bersama dengan Engkau aku berniat untuk membuat perbaikan untuk-MU dari semua pelanggaran ini. Aku ingin memasuki tempat-tempat tersembunyi yang paling intim di Hati Ilahi-Mu dan memperbaiki dengan Hati-Mu sendiri pelanggaran yang paling intim dan rahasia yang telah dilakukan oleh orang-orang terkasih-Mu. O Yesus-ku, aku ingin mengikuti Engkau di dalam setiap hal, dan bersama dengan Engkau aku ingin menghadirkan semua jiwa yang akan menerima Engkau di dalam Ekaristi, memasuki hati mereka, dan menaruh tangan-tanganku bersama tangan-tangan-Mu, untuk memurnikan mereka.

O Yesus, dengan airmata-Mu dan dengan air yang Kau-pakai untuk membasuh kaki para Rasul, biarkanlah aku membasuh jiwa-jiwa yang akan menerima Engkau. Biarlah kita memurnikan hati mereka. Marilah kita mengobarkan mereka; marilah kita kebaskan mereka agar terbebas dari kotoran yang menodai mereka, sehingga ketika mereka menerima Engkau, Engkau akan menemukan sukacita di dalam mereka dan bukannya kepahitan.

Tapi, Sang Kebaikan-ku yang penuh kasih, ketika Engkau sungguh berniat membasuh kaki para Rasul, aku melihat Engkau, dan aku melihat satu lagi kesedihan yang mengoyak Hati Maha Kudus-Mu. Para Rasul ini mewakili semua putera Gereja. Dan di setiap mereka Engkau melihat berbagai macam kejahatan yang akan bangkit di dalam Gereja, setiap kejahatan itu adalah kelanjutan dari kesedihan-Mu. Dalam seseorang lainnya Engkau melihat kelemahan, di dalam yang lainnya penipuan; dalam seorang lagi, kemunafikan; dalam satunya, mencintai kepentingan diri sendiri. Di dalam Santo Petrus Engkau melihat kurangnya kesungguhan, dan semua dosa para pemimpin Gereja. Di dalam Santo Yohanes Engkau melihat dosa-dosa dari orang yang paling Kaukasihi. Di dalam Yudas Engkau melihat semua kemurtadan, dengan serangkaian seluruh kejahatan yang menyedihkan yang mereka sebabkan. Ah, Hati-Mu sungguh dibanjiri dengan kesedihan dan Kasih yang tak dapat Kau-tanggung, dan Kau terdiam di kaki setiap Rasul. Airmata-Mu mengalir, seraya Engkau berdoa untuk setiap pelanggaran ini, meminta pemulihan yang diperlukan masing-masing pelanggaran.

Yesus-ku, aku juga menyatukan diriku dengan-Mu; aku membuat doa-doa-Mu, perbaikan-perbaikan-Mu dan pemulihan-pemulihan bagi setiap jiwa, menjadi milik-ku. Aku ingin mencampurkan airmataku dengan airmata-Mu sehingga Engkau tidak akan pernah sendirian, tetapi akan selalu memiliki aku bersama-Mu untuk berbagi kesakitan-kesakitan-Mu.

Kasih-ku yang lembut, sambil Engkau meneruskan membasuh kaki para rasul, engkau sekarang sampai pada kaki Yudas. Aku mendengar Engkau berusaha bernafas; Engkau tidak hanya menangis – Engkau tersedu. Dan, ketika Engkau membasuh kaki-kakinya, Engkau menciumnya. Engkau menekankannya ke Hati-Mu. Tidak mampu berbicara – suara-Mu tercekat oleh sedu sedan – Engkau melihatnya melalui mata yang bengkak karena airmata. Dengan Hati-Mu, Engkau berkata kepadanya:

Putera-Ku! Aku mohon kepadamu, dengan suara airmata-Ku, janganlah pergi ke Neraka! Berikanlah jiwamu kepada Aku. Aku tersungkur di kakimu, dan Aku memohon kepadamu… Katakanlah pada-Ku apa yang kauingini. Apa yang kauminta dari-Ku? Aku akan memberikan semuanya padamu – tapi janganlah bergabung dengan yang terhilang. Aku adalah Tuhan-Mu – rasakanlah kesakitan-Ku ini!”

Dan sekali lagi Engkau menekan kaki-kaki itu ke Hati-Mu. Sungguh menyakitkan Hati, melihat Yudas menetapkan kekerasan hatinya. Kasih-Mu yang tersesak hampir membuat-Mu pingsan. Hati-ku dan Hidup-ku, biarkanlah aku memegang Engkau di dalam lenganku. Aku mengerti bahwa inilah cara kasih yang Engkau gunakan pada setiap pendosa yang berkeras. Tolonglah, hatiku, sebagaimana kubagikan kesedihan dan penebusan bagi dosa-dosa yang Kau-terima dari jiwa-jiwa yang berkeras hati untuk bertobat, aku berdoa pada-Mu untuk membiarkan kita pergi ke seluruh bumi bersama. Dimanapun ada pendosa yang berkeras hati, marilah kita berikan mereka airmata-Mu untuk melunakkan mereka, cium-Mu dan pelukan Kasih-Mu untuk merantai mereka pada-Mu sehingga mereka tidak dapat kabur. Aku ingin melakukan ini untuk menghibur-Mu dari rasa sakit-Mu kehilangan Yudas.


Mewujudkan Ekaristi
Yesus-ku, sukacita dan kebahagiaanku, aku melihat Kasih-Mu berlari, dan semakin berlari. Walaupun menderita hebat, Engkau bangkit dan segera mendekati Altar dimana roti dan anggur telah dipersiapkan untuk Konsekrasi.

Cinta-ku, aku melihat Engkau bersikap lembut dan penuh kasih sayang – sesuatu yang tidak pernah dilihat orang. Mata-Mu bersinar lebih terang daripada matahari. Wajah kemerahan-Mu sangat indah. Bibir-Mu tersenyum dan terbakar Kasih. Tangan-tangan-Mu dan seluruh anggota-Mu berlaku kreatif. Cinta-ku, Engkau secara utuh berubah.

Keilahian-Mu terlihat mengalir dari Kemanusiaan-Mu. O Yesus, Hati-ku dan Hidup-ku, tampilan-Mu yang baru seluruhnya menarik perhatian semua orang. Sebuah yang mempesona mencuri hati seluruh rasul dan membuat mereka terpana. Bunda kita yang manis berlari di dalam roh ke kaki meja kudus untuk menyaksikan keajaiban Cinta-Mu. Malaikat-malaikat turun dari Surga dan saling bertanya satu sama lain, “Apakah ini? Apakah ini? Ini adalah kebodohan dari segala kebodohan dan kelebihan dari segala kelebihan: seorang TUHAN yang bukan menciptakan surga atau bumi, tetapi menciptakan Diri-Nya sendiri! Dan dimana! Di dalam kerendahan hati akan segala hal – dalam rupa roti dan anggur.”

O Cinta yang tak terpuaskan, dikelilingi oleh para rasul, Engkau mengambil roti pada tangan-tangan-Mu dan mempersembahkan-Nya kepada Bapa. Dengan suara-Mu yang lembut aku mendengar Engkau berkata:

 “Terimakasih pada-Mu, Bapa yang Kudus, untuk selalu menjawab doa Putera-Mu. Bapa yang Kudus, setujulah dengan-Ku. Suatu hari, Engkau mengirim Aku dari Surga ke bumi untuk menjelma di dalam rahim mama-Ku, untuk datang dan menyelamatkan anak-anak Kita. Sekarang, ijinkanlah Aku untuk menjelmakan Diri-Ku sendiri di dalam setiap hosti, untuk meneruskan keselamatan mereka dan untuk menjadi kehidupan bagi setiap anak-anak-Ku. Tidakkah Kau lihat, O Bapa? Hidup-Ku tinggal beberapa jam lagi: siapa yang tega meninggalkan anak-anak-Ku yatim-piatu dan sendirian?
Banyaklah musuh-musuh mereka – kegelapan, hasrat-hasrat, kelemahan-kelemahan mereka. Siapa yang akan menolong mereka? Mohon, Aku memohon kepada-Mu: biarkanlah Aku tinggal di dalam setiap hosti untuk menjadi kehidupan bagi setiap anak-anak-Ku. Dan Aku akan mengusir musuh-musuh mereka, dan akan menjadi cahaya bagi mereka, kekuatan dan pertolongan di dalam segala hal. Jika tidak, kemanakah mereka akan pergi? Siapa yang akan menuntun mereka? Pekerjaan kita adalah abadi. Cinta-Ku tak tertahankan; Aku tidak dapat – juga Aku tidak mau – meninggalkan anak-anak-Ku”

Tergerak oleh kelembutan Sang Putera, suara penuh cinta, Bapa turun dari Surga. DIA bersatu dengan Diri-Nya sendiri dengan Roh Kudus di altar untuk bersepakat dengan Putera-Nya. Yesus mengucapkan kata-kata konsekrasi dengan suara kuat dan menggerakkan; dan tanpa meninggalkan Diri-Nya sendiri IA menciptakan Diri-Nya sendiri di dalam roti dan anggur. Kemudian IA memberikan komuni kepada para rasul; dan Aku percaya bahwa bunda surgawi kita tidak berdiam tanpa menerima-Nya. Ah, Yesus, surga tertunduk dan semua melakukan tindakan sembah sujud (adorasi) di dalam rupa baru-Mu

Tetapi, Yesus yang manis, saat Cinta-Mu tetap tinggal menyenangkan dan memuaskan, tak kurang dalam apapun, aku melihat, O Kebaikan-ku, di altar ini, semua hosti yang dikonsekrasikan yang akan ada sampai akhir jaman.

Aku melihat semua rasa sakit-MU yang terjadi di setiap hosti, karena Cinta-Mu yang begitu besar, manusia menanggapinya dengan ketidak-bersyukuran yang besar dan dengan kejahatan-kejahatan yang besar. Hati dari hatiku, aku ingin selalu bersama-Mu, di setiap tabernakel, di setiap butiran, dan disetiap hosti yang dikonsekrasikan yang akan terjadi sampai dunia berakhir.

Aku ingin mempersembahkan pada-Mu semua tindakan pemulihan bagi pelanggaran-pelanggaran yang Kauterima. Sehingga, o hatiku, aku datang di samping-Mu dan mencium kening mulia-Mu. Namun ketika aku mencium-Mu, aku merasakan bibir-bibirku tertusuk duri dari duri-duri yang mengelilingi kepala-Mu. Aku melihat, O Yesus-ku, bahwa Engkau tidak dikasihani akan duri-duri ini di dalam hosti kudus ini, sama seperti Engkau tidak dikasihani saat Sengsara-Mu.

Aku melihat betapa banyaknya manusia yang datang di hadapan-Mu dan bukannya mempersembahkan kepada-Mu kebaikan akan pikiran-pikiran baik mereka, mereka mengirimkan pada-Mu pikiran-pikiran jahat. Itulah sebabnya Engkau menundukkan kepala-Mu sekali lagi, seperti di dalam Sengsara-Mu, Engkau menerima dan menderita karena duri-duri dari pikiran-pikiran jahat mereka. O Cinta-ku, aku menghampiri-Mu untuk berbagi rasa sakit-Mu. Aku menaruh semua pikiranku di dalam pikiran-Mu untuk mengusir duri-duri yang menyebabkan kesedihan-Mu yang begitu besar. Semoga setiap pikiranku mengalir di setiap pikiran-Mu untuk menggantikan semua pikiran jahat manusia dan, dengan cara ini, akan menghibur-Mu pikiran yang membuat menderita. O Yesus-Ku yang Baik, aku mencium mata-Mu yang indah. Di dalam hosti kudus ini aku melihat mata-Mu yang mengasihi dengan antisipasi, menunggu semua untuk datang ke hadirat-Mu, melihat mereka dengan tatapan-tatapan cinta, dan menerima tatapan yang juga mengasihi dari mereka. Tetapi berapa banyak yang datang kepada-Mu, dan bukannya melihat dan mencari Engkau, mereka melihat pada hal-hal yang mengganggu Engkau, dan sungguh tidak menyenangkan-Mu ketika menatap Engkau dan mereka saling menatap.

Engkau menangis. Jadi seraya mencium-Mu, aku merasakan bibir-bibirku bermandikan airmata-Mu. Yesus-ku, janganlah menangis; aku ingin menempatkan mataku ke dalam mata-Mu untuk berbagi rasa sakit ini dengan-Mu, dan untuk menangis dengan-Mu. Dan ingin memulihkan semua tatapan manusia yang mengganggu, aku mempersembahkan kepada-Mu tatapan-tatapanku, selalu tertuju pada-Mu. Yesus, Cinta-ku, aku mencium telinga-telinga Maha Kudus-Mu. Ah, aku melihat Engkau sedang mendengarkan sungguh-sungguh akan doa-doa yang didaraskan dengan buruk, penuh ketidak-percayaan, kurang keyakinan yang sejati; itu semua doa-doa yang tidak hidup yang diucapkan hanya karena kebiasaan. Dan telinga-telinga-Mu lebih terganggu lagi di dalam hosti kudus ini daripada di dalam Sengsara itu sendiri.

O Yesus-ku, aku ingin mengambil semua keharmonisan surga dan melepaskannya pada telinga-Mu untuk memulihkan Engkau. Aku ingin menempatkan telinga-telingaku di dalam telinga-Mu, bukan hanya untuk berbagi penderitaan ini dengan-Mu, tetapi juga untuk mempersembahkan tindakan pemulihan dan penghiburan yang terus-menerus dan segera. Yesus, Hidup-ku, aku mencium Wajah Maha Kudus-Mu; aku melihatnya berdarah, memar dan bengkak. Manusia-manusia itu, O Yesus, datang kepada Hosti Kudus, dan dengan gerakan tidak sopan dan perbuatan jahat, bukannya memberi-Mu penghormatan, tampak seperti mengirim tamparan dan ludahan pada-Mu. Malahan, seperti di dalam Sengsara, Engkau menerima semua itu dengan kedamaian dan kesabaran dan bertahan dengan sempurna di dalam segalanya.

O Yesus, bukan hanya aku ingin meletakkan wajahku dekat dengan wajah-Mu untuk membelai-Mu dan mencium-Mu saat Engkau menerima tamparan-tamparan, dan menghilangkan ludahan, tetapi aku juga ingin menaruh wajah-ku pada wajah-Mu untuk berbagi rasa sakit ini dengan-Mu. Aku ingin membagi tubuhku menjadi partikel-partikel kecil dan meletakkannya di hadapan-Mu sebagai patung-patung berlutut yang tak terhitung jumlahnya. Aku ingin mengubah semua gerakanku menjadi ketersungkuran yang terus menerus untuk menggantikan semua ketidak-hormatan yang Engkau terima dari manusia. Yesus, segalanya bagiku, aku mencium mulut-Mu yang termanis. Aku melihat saat Engkau turun pada hati manusia, kontak pertama yang Kau-lakukan adalah pada lidah mereka. Oh, betapa pahitnya Engkau jumpai, banyak yang menggigit, lidah-lidah tak murni dan jahat! Ya, Engkau merasa bagaikan teracuni oleh lidah-lidah itu, dan lebih buruk lagi Engkau turun ke hati mereka. O Yesus, jika saja mungkin, aku ingin menjadi setiap mulut manusia itu untuk membuatnya manis bagi-Mu, dan membuat pemulihan bagi apapun pelanggaran yang Kauterima.

Tuhan-ku yang kelelahan, aku mencium leher Maha Kudus-Mu, aku melihat Engkau lelah dan sangat kelelahan, dan semuanya terserap di dalam Cinta-Mu yang gigih. Katakan padaku, apa yang Kau-lakukan? Dan Yesus menjawab:

 “Anak-Ku, di dalam hosti ini aku bekerja dari fajar hingga gelap, membentuk terus-menerus rantai-rantai cinta, agar saat jiwa-jiwa datang kepada-Ku mereka akan mendapatkan rantai-rantai cinta yang siap merantai mereka kepada Hati-Ku. Tetapi, tahukah kau apa yang mereka lakukan? Banyak yang tidak menginginkan rantai-rantai-Ku, dan secara paksa mereka melepaskan diri mereka sendiri dan menghancurkan dirinya berkeping-keping. Namun karena rantai-rantai ini terikat pada Hati-Ku, Aku tetap tersiksa hingga pada kegilaan. Dan, ketika jiwa-jiwa ini mencerai-beraikan rantai-rantai itu dan menghancurkan pekerjaan yang Ku-lakukan di dalam Sakramen ini, mereka mencari rantai-rantai mahkluk lainnya. Dan mereka melakukan ini bahkan di hadirat-Ku, memakai-Ku untuk tujuan-tujuan mereka. Rasa sakit dari hal ini begitu besar sehingga hal ini memberikan demam kekerasan yang membuat-Ku pingsan dan menjadi tak waras.”

O Yesus, betapa aku memberikan rasa belas kasih-Ku! Engkau mencintai begitu terbebani dengan hal ini. Agar melegakan-Mu dari pelanggaran-pelanggaran yang Kauterima dari jiwa-jiwa ini, aku mohon kepada-Mu untuk merantai hatiku dengan rantai-rantai yang diputuskan oleh mereka, agar memberikan kepada-Mu balasan cinta menggantikan tempat mereka. Api yang di dalamnya begitu besar sehingga untuk sedikit memberikan kelegaan pada nyala-Mu yang berkobar begitu besar – saat ingin sedikit beristirahat dari pekerjaan-Mu – Engkau juga ingin bermain di dalam Sakramen ini. Permainan-Mu adalah untuk membentuk panah-panah dan anak-anak panah sehingga ketika manusia-manusia datang ke hadapan-Mu, Engkau mulai bermain dengan mereka dengan cara menembakkan panah-panah dari dada-Mu untuk melukai mereka. Ketika mereka menerima hal itu, Engkau merayakannya, dan begitulah permainan-Mu dimainkan.

Tetapi banyak, O Yesus-ku, yang mengelak daripadanya, menggantikannya dengan panah-panah hati yang dingin, anak-anak panah suam-suam kuku, dan panah-panah ketidak-bersyukuran. Hal ini menyedihkan-Mu hingga Engkau menangis, karena manusia-manusia itu membuat permainan Cinta-Mu gagal.

O Yesus, inilah dadaku, siap untuk menerima tidak hanya anak-anak panah yang ditakdirkan bagiku tetapi juga bagi anak panah yang ditolak oleh yang lainnya. Dengan cara ini, permainan-Mu tidak lagi akan membuat-Mu frustrasi. Dan sebagai gantinya, aku ingin membuat pemulihan bagi-Mu bagi hati yang dingin, kesuam-suam kuku-an dan ketidak-bersyukuran yang Kau-terima. O Yesus, aku mencium tangan kiri-Mu, dan aku berniat untuk membuat pemulihan bagi sentuhan-sentuhan tidak sah dan tidak kudus yang dilakukan di Hadirat-Mu. Aku mohon kepada-Mu untuk selalu memegangku dekat di hati-Mu! O Yesus, aku mencium tangan kiri-Mu. Aku berniat untuk membuat pemulihan bagi semua dosa sakrilegi, terutama semua yang dilakukan secara buruk saat Misa-Misa dirayakan. Berapa sering, Cinta-ku, Engkau dipaksa turun dari surga ke dalam tangan-tangan para imam yang dengan kebajikan otoritas yang diberikan kepada mereka, memanggil Engkau. Tetapi Engkau mendapatkan tangan-tangan itu penuh lumpur dan kotoran busuk. Dan walaupun Engkau merasa mual di dalam tangan-tangan mereka, Cinta-Mu memaksa-Mu untuk tinggal.

Dalam kenyataannya, lebih buruk lagi pada imam-imam tertentu. Dalam hal ini, Engkau mendapatkan imam yang Kau-kasihi, dengan kejahatan dan dosa sakrilegi yang besar, membarui penghujatan. Yesus-ku, sungguh mengerikan memikirkan hal itu. Lagi, sebagaimana di dalam Sengsara, Engkau mendapatkan Diri-Mu sendiri di dalam tangan-tangan yang tak layak ini, seperti anak domba kecil yang malang, menunggu kematian-Mu sekali lagi. O Yesus, betapa menderitanya Engkau! Dan betapa Engkau ingin memiliki tangan yang mengasihi untuk membebaskan Engkau dari tangan-tangan bernoda ini! Ya, ketika Engkau mendapatkan Diri-Mu di dalam tangan-tangan ini, aku berdoa pada-Mu untuk membuatku berada di sana untuk melakukan pemulihan bagi-Mu. Aku ingin membungkus-Mu dengan kemurnian para malaikat, memberi-Mu harum-haruman dengan kebajikan-kebajikan-Mu untuk mengurangi bau menyengat dari tangan-tangan mereka, dan mempersembahkan kepada-Mu hatiku agar menjadi tempat pengungsian-Mu. Dan saat Engkau berada dalamku, aku akan berdoa pada-Mu bagi para imam agar mereka menjadi pelayan-pelayan-Mu yang layak dan tidak lagi membahayakan kehidupan Sakramental-Mu.

O Yesus, aku mencium Kaki kiri-Mu. Dan aku berniat untuk membuat pemulihan bagi-Mu untuk mereka yang menerima-Mu hanya karena kebiasaan dan tanpa sikap hati yang layak. O Yesus, aku mencium Kaki kanan-Mu, dan aku bermaksud untuk membuat pemulihan bagi-Mu untuk mereka yang menerima-Mu yang menyebabkan kemarahan-Mu. Kumohon, jika mereka lancang melakukan hal itu, aku berdoa padamu untuk membarui mujizat yang Kaulakukan ketika Loginus menusuk Hati-Mu dengan tombak; dengan darah yang mengalir dan menyentuh matanya Engkau mempertobatkannya dan menyembuhkanya. Sama halnya, dengan sentuhan sakramental-Mu, ubahlah pelanggaran-pelanggaran menjadi cinta.

O Yesus, aku mencium Hati-Mu, pusat dimana semua pelanggaran dituangkan. Aku berniat untuk membuat pemulihan bagi-Mu untuk setiap hal dan setiap orang; untuk mencintai-Mu untuk membalas Cinta-Mu; dan selalu bersatu dengan-Mu, untuk berbagi rasa sakit-Mu. Kumohon, Pemanah Cinta Surgawi, jika aku gagal untuk membuat pemulihan bagi-Mu karena pelanggaran, aku berdoa pada-Mu untuk memenjarakan aku di dalam Hati-Mu dan di dalam Kehendak-Mu sehingga tidak ada yang hilang daripadaku.

Aku berdoa agar Bunda kita yang manis berjaga; dan bersama dengannya kami akan membuat pemulihan bagi-Mu untuk setiap hal dan untuk setiap orang. Bersama, kami akan mencium-Mu; dan, menaungi-Mu, kami akan mengusir ombak-ombak kepahitan yang, malangnya, Kau terima dari manusia. O Yesus, ingatlah bahwa aku juga seorang tahanan yang malang. Adalah benar bahwa penjara-penjara-Mu yang terdiri dari ruang kecil Hosti, memberikan lebih sedikit ruang daripada milikku. Jadi, dekatkanlah aku di dalam Hati-Mu, dan dengan rantai-rantai Cinta-Mu bukan hanya memenjarakanku, tetapi ikatlah pikiran, cinta dan hasratku [bagi-Mu], satu per satu. Goncangkanlah tangan dan kaki-ku bagi Hati-Mu, agar Aku tidak lagi memiliki tangan dan kaki selain tangan-kaki milik-Mu saja.

Dengan begitu, Cinta-ku, penjaraku adalah Hati-Mu, rantai-rantaiku akan terbuat dari cinta; nyala api-Mu akan menjadi makananku, nafas-Mu akan menjadi milikku, pagar-pagar yang akan melindungi aku agar tidak keluar adalah Kehendak-Mu yang kudus. Sehingga aku tidak akan melihat apapun selain nyala api-Mu, aku tidak akan menyentuh apapun kecuali api; dan saat hal itu memberiku kehidupan, hal itu akan memberiku kematian, seperti yang Engkau derita di dalam Hosti Kudus. Aku akan memberikan pada-Mu hidupku, dengan demikian, saat aku tinggal dipenjara di dalam Engkau, Engkau akan terbebaskan di dalam aku.

Tidakkah ini yang membuat-Mu memenjarakan Diri-Mu sendiri di dalam hosti: untuk dibebaskan dari penjara-Mu oleh jiwa-jiwa yang menerima Engkau, dan hidup di dalam mereka? Kini, sebagai sebuah tanda Cinta, berkatilah aku dan berikanlah aku sebuah ciuman. Dan aku memeluk Engkau dan tetap tinggal O Kekasih-ku, aku melihat bahwa setelah Engkau mewujudkan Sakramen Maha Kudus, dan telah melihat banyaknya ketidak-bersyukuran dan pelanggaran manusia yang melampaui Cinta-mu, walaupun Engkau terluka dan merasakan kepahitan, tetap saja Engkau tidak mundur. Sungguh, Engkau ingin menenggelamkan segalanya di dalam keluasan Cinta-Mu, Yesus, aku melihat Engkau memberikan Diri-Mu sendiri di dalam Komuni kepada para rasul-Mu. Setelah itu, Engkau menambahkan bahwa apa yang telah Engkau lakukan, mereka pun harus melakukannya juga. Dengan ini, Engkau memberikan mereka kuasa untuk mengkonsekrasikan. Dan dengan demikian Engkau menahbiskan mereka sebagai imam, dan mewujudkan sakramen-sakramen lainnya.

Dengan begini, Engkau menjaga segala sesuatu, dan membuat pemulihan akan segala sesuatu: pengajaran-pengajaran yang salah; sakramen-sakramen yang dilakukan dan diterima tanpa sikap hati yang layak, dan karenanya tidak memberi pengaruh; panggilan-panggilan imam yang salah, yang menyebabkan kegagalan dalam artian tanpa pencerahan yang diperlukan dalam panggilan-panggilan yang sejati – pada keduanya, pada bagian para imam dan bagian mereka yang menahbiskan mereka. Tidak, tidak ada yang lari daripada-Mu, O Yesus. Dan aku berniat untuk mengikuti Engkau dan membuat pemulihan bagi-Mu untuk semua pelanggaran-pelanggaran ini. Kemudian, jika Engkau sudah menyelesaikan segala sesuatu, Engkau akan membawa para rasul-Mu dan keluar dari Taman Getsemani untuk memulai Sengsara-Mu yang menyakitkan. Aku akan mengikuti Engkau di segala sesuatu untuk tetap setia menemani-Mu.


RENUNGAN DAN PRAKTEK

Yesus tersembunyi di dalam hosti untuk memberikan hidup bagi setiap orang, dan di dalam keadaan tersembunyi ini Ia merangkul seluruh usia dan memberikan cahaya bagi setiap orang. Sama halnya, dengan menyembunyikan diri kita sendiri di dalam Dia, melalui doa-doa dan pemulihan-pemulihan kita, kita akan memberikan cahaya dan kehidupan untuk setiap orang, walaupun bagi para kafir dan yang tidak setia, sebab Yesus tidak mengesampingkan siapapun. Apa yang harus kita lakukan saat bersembunyi di dalam Dia? Agar dapat menjadi sama seperti Yesus, kita harus menyembunyikan segala sesuatu di dalam Dia: pikiran, tatapan, pekerjaan, detak jantung, cinta, hasrat, langkah dan pekerjaan-pekerjaan kita. Kita bahkan harus menyembunyikan doa-doa kita itu sendiri di dalam doa-doa Yesus.

Dan seperti halnya Yesus kita yang mengasihi di dalam Ekaristi merangkul segala usia, bersama dengan-Nya kita akan merangkul juga mereka semua. Bersatu dengan Dia, kita akan menjadi pikiran mereka, kata-kata setiap lidah, hasrat dari setiap hati, langkah setiap kaki, dan pekerjaan setiap tangan. Dengan ini, kita akan mengusir dari Hati Yesus semua kesalahan manusia yang ingin mereka lakukan terhadap-Nya, sehingga mendesak Yesus untuk memberikan keselamatan, kekudusan dan cinta kepada semua jiwa. Agar hidup kita sesuai dengan kehidupan Yesus, seutuhnya kita harus sesuai dengan kehidupan-Nya.

Jiwa harus memiliki niat untuk berada di semua tabernakel di dunia, untuk menemani-Nya secara terus-menerus dan memberikan-Nya kelegaan dan pemulihan abadi. Dan dengan niat ini kita harus melakukan semua perbuatan kita sepanjang hari. Tabernakel pertama yang ada pada kita adalah di dalam hati kita. Jadi, kita harus memperhatikan baik-baik pada segala sesuatu yang Yesus yang baik ingin agar kita lakukan. Seringnya, tinggal di dalam hati kita, Yesus membuat kita merasa ingin berdoa. Ya, Yesuslah yang menginginkan kita berdoa, Ia menginginkan kita di dalam Dia. Dia membuat Diri-Nya sendiri secara praktis menyatu dengan suara kita, dengan cinta kita, dengan keseluruhan hati kita, sehingga doa kita akan menjadi satu dengan doa-Nya. Dengan demikian, untuk menghormati doa Yesus, kita akan secara hati-hati memberikan pada-Nya keseluruhan diri kita agar Yesus yang mengasihi itu mengangkat doa-Nya ke Surga, untuk berbicara kepada Bapa dan membarui pengaruh-pengaruh dari doa-Nya sendiri di dalam dunia.

Kita harus memperhatikan semua perilaku kita dari dalam, sebab Yesus kita yang baik membuat kita menderita, sekarang Ia ingin kita berdoa, sekarang Ia menaruh kita dalam keadaan satu jiwa atau jiwa lainnya, agar dapat mengulangi Kehidupan-Nya di dalam kita. Marilah kita andaikan bahwa Yesus memberikan kita kejadian untuk melatih kesabaran. Dia menerima begitu banyak pelanggaran dari mahkluk sehingga Ia merasa terpaksa mengambil deraan dan mendera manusia; jadi Ia memberikan kita peristiwa untuk melatih kesabaran.
Sekarang, kita harus menghormati-Nya dengan secara sabar mendukung dalam segala hal seperti yang Ia lakukan. Dengan cara ini, kesabaran kita merebut deraan-deraan dari Tangan-Nya yang disebabkan oleh manusia sendiri, sebab Ia melatih kesabaran Ilahi-Nya sendiri di dalam kita. Dan seperti dengan kesabaran, juga dengan semua kebajikan lainnya.

Di dalam Sakramen Maha Kudus, Yesus yang mengasihi menjalankan semua kebajikan; dan dari Dia-lah kita menarik kekuatan, kelembutan, kesabaran, toleransi, kerendahan-hati, ketaatan. Yesus yang baik memberikan pada kita Daging-Nya sebagai makanan; dan kita akan memberikan pada-Nya cinta kita, kehendak kita, hasrat, pikiran dan cinta kita untuk memberi-Nya makanan. Dengan begini, kita akan bertanding dengan Cinta Yesus. Kita tidak akan membiarkan apapun masuk ke dalam kita yang bukan Dia. Jadi, semua yang kita lakukan harus melayani memberi makanan pada Yesus terkasih. Pikiran-pikiran kita harus memberikan makanan pikiran Ilahi-Nya. Itulah, menyadari bahwa Yesus bersembunyi di dalam kita dan Dia ingin makanan dari pikiran kita, dengan memikirkan pikiran-pikiran kudus kita datang memberi makanan pikiran ilahi. Sama halnya dengan pandangan-pandangan kita juga harus memberi makanan pandangan ilahi, dan demikian juga kata-kata, detak jantung, cinta, hasrat, langkah dan pekerjaan-pekerjaan kita. Dalam satu kata, semuanya harus melayani untuk memberikan makanan bagi Yesus, dan, dengan melakukan itu, kita semua memiliki niat untuk memberikan makan pada manusia di dalam Yesus.

Cinta manis-ku, pada jam ini Engkau mengubahkan DiriMu sendiri menjadi roti dan anggur. O Yesus, mohon berikanlah di dalam segala yang kukatakan dan kulakukan agar menjadi konsekrasi yang terus-menerus akan Diri-Mu di dalamku dan di dalam jiwa-jiwa.

Kehidupan-ku yang manis, saat Engkau masuk dalamku, berikanlah agar setiap detak jantung, hasrat, cinta, pikiran dan perkataanku menahan Konsekrasi Sakramental-Mu, dengan cara itu, dengan keseluruhanku, yang kecil dikonsekrasikan, semoga hal itu menjadi begitu banyak hosti untuk memberikan Engkau kepada jiwa-jiwa oleh kebajikan Konsekrasi-Mu.

O Yesus, semoga aku mengkonsekrasikan Engkau seluruhnya kepada semua jiwa. O Yesus, Cintaku yang manis, semoga aku menjadi hosti kecil-Mu agar aku mendekatkan di dalam diriku, sebagaimana di dalam Hosti yang hidup, Engkau seluruhnya.

 [Persembahan dan Syukur Pribadi]


DOA SYUKUR DI SETIAP JAM

Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku memberkati-Mu.”

Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”

Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.

Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.

Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.

O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam Engkau.

-------

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.