IBADAT PAGI
PEKAN BIASA XIV – O PEKAN
II – HARI BIASA
P: Ya
Allah, bersegeralah menolong aku.
U:
Tuhan, perhatikanlah hambaMu.
Kemuliaan
kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu
dan sepanjang segala abad. Amin.
Alleluya.
MADAH
Sumber
cahaya mulia
Yang
menerangi dunia
Malam
Kauhentikan sudah
Kauterbitkan
fajar cerah.
Engkaulah
terang sejati
Melebihi
matahari
Dasar
lubuk hati kami
Kausinari
Kauselami
Terangilah
diri kami
Ya
Bapa yang murah hati
Dengan
rahmat dan kasihMu
Agar
selamat selalu
Terpujilah
Allah Bapa
Bersama
Putra tercinta
Dalam
ikatan Roh suci
Sepanjang
seluruh hari. Amin.
PENDARASAN
MAZMUR
Antifon
Bilakah
aku menghadap dan memandang wajah Allah ?
Mazmur
41 (42)
Bagaikan
rusa merindukan sungai,*
demikianlah
hatiku rindu padaMu, ya Allah.
Hatiku
haus akan Allah, Allah yang hidup,*
bilakah
aku menghadap dan memandang wajah Allah?
Air
mataku menjadi bagaikan santapan bagiku, siang dan malam,*
karena
sehari-harian orang bertanya: Di mana Allahmu?
Dengan
sedih selalu kuingat, bahwa di masa lampau,*
aku
bersama orang banyak berarak ke kediaman Allah.
Aku
turut melangkah di depan perarakan itu,*
di
tengah suara sorak-sorai dan lagu syukur.
Mengapa
engkau tertekan dan gelisah, wahai jiwaku?†
Berharaplah
kepada Allah, aku akan bersyukur lagi,*
kepada
Allah, penolongku.
Karena
gelisah aku teringat akan Dikau,*
dari
daerah Yordan dan Hermon dan dari gunung Nizar.
Di
sana anak sungai yang satu memanggil yang lain,†
dengan
deru air terjun,*
demikianpun
gelora gelombangMu mengempaskan daku.
Siang
hari Tuhan menyatakan kasih setiaNya kepadaku,*
malam
hari aku memuji Allah, pemberi hidup.
Aku
berkata kepada Allah, pelindungku:
“Mengapa
Engkau melupakan daku,*
mengapa
aku sedih, tersesak oleh musuh?”
Celaan
lawanku menyakiti hatiku seperti tikaman maut,*
karena
sehari-harian mereka bertanya: Di mana Allahmu?
Mengapa
engkau tertekan dan gelisah, wahai jiwaku?†
Berharaplah
kepada Allah, aku akan bersyukur lagi,*
kepada
Allah, penolongku.
Kemuliaan
kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.
Seperti
pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Antifon
Bilakah
aku menghadap dan memandang wajah Allah ?
Antifon
Pandanglah,
ya Tuhan, dan kasihanilah kami.
Sir
36,1-7.13-16
Pandanglah
dan kasihanilah kami, ya Allah semesta alam,*
curahkanlah
kedahsyatanMu atas bangsa-bangsa.
Nyatakanlah
kekuasaanMu terhadap bangsa-bangsa asing itu,*
agar
merekapun melihat kemuliaanMu.
Engkau
telah menampakkan diriMu dalam diri kami di hadapan mereka,*
hendaklah
Engkau memuliakan diri dalam mereka di hadapan kami.
Agar
mereka mengakui, sebagaimana kami telah mengakui,*
bahwa
tiada Allah selain Dikau, ya Tuhan.
Kerjakan
lagi tanda-tanda dan ulangilah karyaMu,*
nyatakanlah
kemuliaan karyaMu dan kekuatan tanganMu.
Kumpulkanlah
segala suku Yakub,*
kembalikan
kepadanya tanah pusaka seperti sediakala.
Kasihanilah
umat yang disebut dengan namaMu,*
Israel
yang telah Kauberi hak anak sulung.
Kasihanilah
kota ini yang menjadi kotaMu yang kudus,*
Yerusalem,
kota tempat istirahatMu.
Penuhilah
Sion dengan pujian atas karyaMu yang mengagumkan,*
penuhilah
baitMu dengan kemuliaanMu.
Kemuliaan
kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.
Seperti
pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Antifon
Pandanglah,
ya Tuhan, dan kasihanilah kami.
Antifon
Terpujilah
Engkau, ya Tuhan, di bentangan langit.
Mazmur
18 (19) A
Langit
mewartakan kemuliaan Allah,*
dan
cakrawala memasyhurkan karya tanganNya.
Hari
yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,*
dan
malam yang satu menyampaikannya kepada malam berikut.
Meskipun
tidak bicara dan tidak memperdengarkan suara,†
namun
di seluruh dunia bergemalah seruannya,*
dan
pesannya sampai ke perbatasan bumi.
Di
sana Tuhan memasang kemah bagi sang surya,*
yang
meninggalkan peraduannya bagaikan pengantin.
Dengan
girang sang surya menempuh jalan peredarannya,*
laksana
seorang pahlawan.
dari
ujung langit yang satu ia beredar ke ujung yang lain,*
dan
tak ada yang luput dari panas teriknya.
Kemuliaan
kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.
Seperti
pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Antifon
Terpujilah
Engkau, ya Tuhan, di bentangan langit.
BACAAN
SINGKAT
(Yer
15,16)
Kudapatkan
sabdaMu dan kuresapkan dalam diriku. Maka sabdaMu menjadi kesukaan dan
kegembiraan hatiku. Engkau selalu dekat padaku, Tuhan Allah segala kuasa.
LAGU
SINGKAT
P:
Bersoraklah, orang jujur, bagi Tuhan,* Patutlah orang saleh memuji-muji.
U:
Bersoraklah, orang jujur, bagi Tuhan,* Patutlah orang saleh memuji-muji
P:
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan.
U:
Patutlah orang saleh memuji-muji.
P:
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U:
Bersoraklah, orang jujur, bagi Tuhan,* Patutlah orang saleh memuji-muji
Antifon
Kidung
Terpujilah
Tuhan, sebab Ia mengunjungi dan membebaskan kita.
KIDUNG
ZAKARIA
(Luk
1,68-79)
Terpujilah
Tuhan, Allah Israel,*
sebab
Ia mengunjungi dan membebaskan umatNya.
Ia
mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa,*
putera
Daud, hambaNya.
Seperti
dijanjikanNya dari sediakala,*
dengan
perantaraan para nabiNya yang kudus.
Untuk
menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita,*
dan
dari tangan semua lawan yang membenci kita.
Untuk
menunjukkan rahmatNya kepada leluhur kita,*
dan
mengindahkan perjanjianNya yang kudus.
Sebab
Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita,*
akan
membebaskan kita dari tangan musuh.
Agar
kita dapat mengabdi kepadaNya tanpa takut,*
dan
berlaku kudus dan jujur di hadapanNya seumur hidup.
Dan
engkau, anakku, akan disebut nabi Allah yang mahatinggi,*
sebab
engkau akan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalanNya.
Untuk
menanamkan pengertian akan keselamatan dalam umatNya,*
berkat
pengampunan dosa mereka.
Sebab
Allah kita penuh rahmat dan belaskasihan,*
Ia
mengunjungi kita laksana fajar cemerlang.
Untuk
menyinari orang yang meringkuk dalam kegelapan maut,*
dan
membimbing kita ke jalan damai sejahtera.
Kemuliaan
kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.
Seperti
pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Antifon
Kidung
Terpujilah
Tuhan, sebab Ia mengunjungi dan membebaskan kita.
DOA
PERMOHONAN
Penyelamat
kita telah mengangkat kita menjadi raja dan imam untuk mempersembahkan kurban
rohani yang berkenan kepada Allah. Sebab itu marilah kita dengan penuh syukur
berkata:
U: Semoga
kami tetap mengabdi Engkau, ya Tuhan.
P:
Kristus, imam abadi, Engkau telah mengaruniakan imamat suci kepada umatMu,*
semoga kami mempersembahkan kurban rohani yang patut bagi Allah.
U:
Semoga kami tetap mengabdi Engkau, ya Tuhan.
P:
Limpahilah kami dengan hasil buah RohMu,* yakni kesabaran, kemurahan hati dan
kelembutan hati.
U:
Semoga kami tetap mengabdi Engkau, ya Tuhan.
P:
Semoga kami mencintai Engkau, supaya kami memiliki Engkau,* agar kami dapat
memuji Engkau dalam hidup kami.
U:
Semoga kami tetap mengabdi Engkau, ya Tuhan.
P:
Semoga kami mengusahakan yang berguna bagi saudara-saudara kami,* supaya mereka
lebih mudah memperoleh keselamatan.
U:
Semoga kami tetap mengabdi Engkau, ya Tuhan.
BAPA
KAMI
Bapa
kami yang ada di surga,
dimuliakanlah
namaMu.
Datanglah
kerajaanMu.
Jadilah
kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah
kami rezeki pada hari hari ini.
Dan
ampunilah kesalahan kami,
seperti
kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan
janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
Tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin
DOA
PENUTUP
Tuhan,
Allah yang mahakuasa, Engkau menghantar kami kepada pagi ini. Selamatkanlah
kami dengan kuasaMu, agar pada hari ini kami tidak jatuh ke dalam dosa.
Bimbinglah kiranya perkataan kami dan arahkanlah pikiran serta perbuatan kami
kepada keadilan dan kejujuran. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus,
sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P:
Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita
ke hidup yang kekal.
U:
Amin.
=======
Sumber:
IBADAT
HARIAN
KOMISI
LITURGI KWI
Jln.
Cut Meutia, 10
Tromol
Pos 3044, Jakarta 10002
Tlp.(021)
3154714; Fax.(021) 3154714
E-mail:
komlikwi@indo.net.id
Penerbit
NUSA INDAH
Jln.
El Tari, Ende 86318
Flores,
NTT, Indonesia
Tlp.(0381)21502;
Fax.(0381)21502
E-mail:
nusaindahende@yahoo.com
Cetakan
XIX: 2011
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.