Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga
oleh: P. William P. Saunders
Berbicara kepada khalayak gembira berjumlah lebih dari
500,000 orang yang memadati St Peter's Square, Paus Pius XII dengan khidmad
memaklumkan dalam Munificentissimus Deus tanggal 1 November 1950, bahwa “Bunda
Allah yang Tak Bernoda Dosa, Maria yang tetap perawan selamanya, sesudah
menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat memasuki kemuliaan di
surga beserta badan dan jiwanya.” Walau definisi khidmad baru dimaklumkan pada
pertengahan abad keduapuluh, keyakinan akan Santa Perawan Maria Diangkat ke
Surga menunjukkan dinamisme pewahyuan dan pemahaman Gereja yang terus-menerus
mengenainya seperti dibimbing oleh Roh Kudus.
Memang, kata “Diangkat ke Surga” tidak ada dalam Kitab
Suci. Sebab itu, banyak kaum fundamentalis yang menafsirkan Kitab Suci secara
harafiah akan mengalami kesulitan dalam memahami keyakinan ini. Namun demikian,
pertama-tama kita patut berdiam diri dan merenungkan peran Bunda Maria dalam
misteri keselamatan, sebab inilah yang menjadi dasar dari keyakinan Santa
Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Kita percaya teguh bahwa sejak dari awal mula
perkandungannya, karena kasih karunia istimewa dari Allah Yang Mahakuasa, Maria
bebas dari segala noda dosa, termasuk dosa asal. Malaikat Agung St Gabriel
mengenali Maria sebagai “penuh rahmat,” “terpuji di antara perempuan,” dan
“bersatu dengan Tuhan.” Maria telah dipilih untuk menjadi Bunda Juruselamat
kita. Dari kuasa Roh Kudus, ia mengandung Tuhan kita, Yesus Kristus, dan
melalui dia, sungguh Allah menjadi juga sungguh manusia, “Sabda itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yoh 1:14).
Sepanjang masa hidupnya, walau catatan dalam Injil amat
terbatas, Maria senantiasa menghadirkan Tuhan kita kepada yang lain: kepada
Elisabet dan puteranya, Yohanes Pembaptis, yang melonjak kegirangan dalam rahim
ibundanya atas kehadiran Tuhan yang masih berada dalam rahim BundaNya; kepada
para gembala yang sederhana dan juga kepada para majus yang bijaksana; pula kepada
warga Kana ketika Tuhan kita meluluskan kehendak BundaNya dan melakukan
mukjizat-Nya yang pertama. Terlebih lagi, Maria berdiri di kaki salib bersama
Putranya, memberi-Nya dukungan dan berbagi penderitaan dengan-Nya lewat
kasihnya seperti yang hanya dapat diberikan oleh seorang ibunda. Dan akhirnya,
Maria ada bersama para rasul pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus turun dan
Gereja dilahirkan. Sebab itu, masing-masing dari kita dapat melihat serta
merenungkan Maria sebagai hamba Allah yang setia, yang ikut ambil bagian secara
intim dalam kelahiran, kehidupan, wafat dan kebangkitan Tuhan kita.
Suatu bukti penting lainnya dalam Kitab Suci yang
menegaskan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, dapat ditemukan dalam Kitab
Wahyu, “Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari
dua belas bintang di atas kepalanya” (12:1). Ayat ini merupakan bagian dari
bacaan pertama dalam Misa Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Kendati aspek kronologis dari teks, Gereja telah menafsirkan ayat ini sebagai
menunjuk kepada Bunda Maria yang telah diangkat ke dalam kemuliaan surga dan
dimahkotai sebagai Ratu Surga dan Bumi, dan sebagai Bunda Gereja.
Karena alasan-alasan ini, kita percaya bahwa janji Tuhan
yang diberikan kepada setiap kita akan keikutsertaan dalam hidup yang kekal,
termasuk kebangkitan badan, digenapi dalam diri Maria. Sebab Maria bebas dari
dosa asal dan segala konsekuensinya (salah satunya adalah kerusakan badan
setelah kematian), sebab ia ikut ambil bagian secara intim dalam hidup Tuhan
dan dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, dan sebab ia ada saat
Pentakosta, maka model dari pengikut Kristus ini sungguh pantas ikut ambil
bagian dalam kebangkitan badan dan kemuliaan Tuhan di akhir hidupnya. (Patut
dicatat bahwa definisi khidmad tersebut tidak menjelaskan apakah Maria wafat
secara fisik sebelum diangkat ke surga atau langsung diangkat ke surga; hanya
dikatakan, “Maria, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia ….”)
Katekismus, dengan mengutip Liturgi Byzantine, memaklumkan, “Terangkatnya
Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan
Putranya dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain.
`Pada waktu persalinan engkau tetap mempertahankan keperawananmu, pada waktu
meninggal, engkau tidak meninggalkan dunia ini, ya Bunda Allah. Engkau telah
kembali ke sumber kehidupan, engkau yang telah menerima Allah yang hidup dan
yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami dari kematian dengan doa-doamu'” (No 966).
Secara ringkas, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja dari
Konsili Vatikan Kedua mengajarkan, “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak
pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan
hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta badan dan
jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya
secara lebih penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah
mengalahkan dosa dan maut” (No 59).
Keyakinan akan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga
telah lama ada dalam Gereja kita. Kita patut ingat bahwa Gereja Perdana
disibukkan dengan menanggapi pertanyaan-pertanyaan seputar Kristus, teristimewa
Inkarnasi-Nya dan persatuan hipostatik-Nya (persatuan ke-Allah-an dan kodrat
manusiawi-Nya). Namun demikian, dalam membahas pertanyaan-pertanyaan ini,
Gereja secara perlahan-lahan memaklumkan gelar-gelar bagi Maria sebagai Bunda
Allah dan sebagai Hawa Baru, pula keyakinan akan Santa Perawan Maria Dikandung
Tanpa Dosa, yang kesemuanya itu merupakan dasar dari Santa Perawan Maria
Diangkat ke Surga.
Dalam Munificentissimus Deus, Paus Pius XII menyebutkan
banyak Bapa Gereja dalam usaha menelusuri tradisi yang telah lama ada
sehubungan dengan SP Maria Diangkat ke Surga - beberapa di antaranya St Yohanes
Damaskus, St Andreas dari Crete, St Modestus dari Yerusalem dan St Gregorius
dari Tours. Uskup Theoteknos dari Livias (± 550-650) menyampaikan salah satu
dari khotbah awali yang paling mendalam mengenai SP Maria Diangkat ke Surga,
“Sebab Kristus mengambil kemanusiaan-Nya yang tak bernoda dari kemanusiaan
Maria yang tak bernoda; dan apabila Ia telah mempersiapkan suatu tempat di
surga bagi para rasul-Nya, betapa terlebih lagi Ia mempersiapkannya bagi
BundaNya; jika Henokh telah diangkat dan Elia telah naik ke surga, betapa
terlebih lagi Maria, yang bagaikan bulan bercahaya cemerlang di antara
bintang-bintang dan mengungguli segala nabi dan rasul? Sebab bahkan meski
badannya yang mengandung Tuhan merasakan kematian, badan itu tidak mengalami
kerusakan, melainkan dipelihara dari kerusakan dan cemar dan diangkat ke surga
dengan jiwanya yang murni dan tak bercela.”
St Yohanes Damaskus (wafat 749) juga menuliskan suatu
kisah yang menarik sehubungan dengan SP Maria Diangkat ke Surga, “St Juvenal,
Uskup Yerusalem, dalam Konsili Kalsedon (451), memberitahukan kepada Kaisar
Marcian dan Pulcheria, yang ingin memiliki tubuh Bunda Allah, bahwa Maria wafat
di hadapan segenap para rasul, tetapi bahwa makamnya, ketika dibuka atas
permintaan St Thomas, didapati kosong; dari situlah para rasul berkesimpulan
bahwa tubuhnya telah diangkat ke surga.” Secara keseluruhan, para Bapa Gereja
membela dogma SP Maria Diangkat ke Surga dengan dua alasan: Sebab Maria bebas
dari noda dosa dan tetap perawan selamanya, ia tidak mengalami kerusakan badan,
yang adalah akibat dari dosa asal, setelah wafatnya. Juga, jika Maria
mengandung Kristus dan memainkan peran yang akrab mesra sebagai BundaNya dalam
penebusan manusia, maka pastilah juga ia ikut ambil bagian badan dan jiwa dalam
kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
Kaisar Byzantine Mauritius (582-602) menetapkan perayaan
Tertidurnya Santa Perawan Maria pada tanggal 15 Agustus bagi Gereja Timur.
(Sebagian ahli sejarah menyatakan bahwa perayaan ini telah tersebar luas
sebelum Konsili Efesus pada tahun 431.) Pada akhir abad keenam, Gereja Barat
juga merayakan SP Maria Diangkat ke Surga. Sementara Gereja pertama-tama
menekankan wafat Maria, secara perlahan-lahan terjadi pergeseran baik dalam
gelar maupun substansinya, hingga pada akhir abad kedelapan, Sacramentarium
Gregorian memiliki doa-doa bagi perayaan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga
memberikan kepada masing-masing kita pengharapan besar sementara kita
merenungkan satu sisi ini dari Bunda Maria. Maria menggerakkan kita dengan
teladan dan doa agar bertumbuh dalam rahmat Tuhan, agar berserah pada
kehendak-Nya, agar mengubah hidup kita melalui kurban dan penitensi, dan
mencari persatuan abadi dalam kerajaan surga. Pada tahun 1973, Konferensi
Waligereja Katolik dalam surat “Lihatlah Bundamu” memaklumkan, “Kristus telah
bangkit dari mati; kita tidak membutuhkan kepastian lebih lanjut akan iman kita
ini. Maria diangkat ke surga lebih merupakan suatu pengingat bagi Gereja bahwa
Tuhan kita menghendaki agar mereka semua yang telah diberikan Bapa kepada-Nya
dibangkitkan bersama-Nya. Dalam Maria diangkat ke dalam kemuliaan, ke dalam
persatuan dengan Kristus, Gereja melihat dirinya menjawab undangan dari
Mempelai surgawi.”
DOA PENUTUP
Allah yang kekal dan kuasa, Engkau telah mengangkat bunda
PuteraMu, perawan Maria yang tak bernoda, dengan jiwa dan badannya ke dalam
kemuliaan surga. Semoga kami selalu terarah kepada hal-hal surgawi, agar
kamipun pantas merasakan kemuliaan yang telah Kauberikan kepadanya.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
=======
Sumber Buku:
Sumber: http://yesaya.indocell.net/id1110.htm
Bacaan Pilihan
Bacaan yang disediakan oleh team Brevir Harian, BUKAN
bacaan wajib dari rekomendasi siapapun. Dimaksudkan, jika pendaras Brevir
sedang melakukan Ibadat Bacaan dan tidak memiliki bahan bacaan pilihan, maka
Bacaan Pilihan yang kami sediakan dapat menjadi alternatif pengganti.
=======
Dan TUHAN pun menunggumu dengan rindu di dalam:
- Misa Kudus harian
- Kunjunganmu ke Tabernakel gereja (Sakramen Maha Kudus)
berbincang-bincanglah denganNYA.
- Pengakuan Dosa dengan hati yang bertobat dan selalu
ingin memperbaiki diri
Ingatlah berdoa:
- Koronka
- Rosario
Lakukanlah Puasa pribadi, bacalah Kitab Suci walau hanya
satu perikop.
Amalkanlah cinta kasih pada sesama dengan ketulusan dan
kerendahan hati.
"...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak
seorang pun akan melihat Tuhan."
Ibrani 12: 14
www.brevirharian.blogspot.com www.facebook.com/brevirharian
Link Harian
Brevir Harian juga ada pada Fanpage FaceBook: Brevir
Harian
Mau Terima 7 Ibadat/Doa Brevir di e-mail setiap hari?
GABUNG yahoogroups "Brevir Harian"
Pengguna Blackberry, dapat men-download: Aplikasi Brevir
Harian
Pengguna Android, dapat men-download: Aplikasi Brevir
Harian
Anda punya testimoni tentang pengaruh membaca Brevir di
dalam hidup anda?
Kirimkan testimoni anda untuk kemuliaan Tuhan di Surga,
ke e-mail: novena_tiga_salam_maria@yahoo.com
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.