PERSEMBAHAN KEPADA CINTA YANG BERBELASKASIH
(Santa Theresia dari Lisieux, hal.148-149)
Tanggal 9 Juni tahun ini, pada pesta Tritunggal
Mahakudus, saya dianugerahi rahmat untuk lebih baik dari sebelumnya memahami
betapa Yesus rindu untuk dicintai. Saya ingat akan jiwa-jiwa yang menyerahkan
dirinya kepada keadilan Tuhan sebagai korban tebusan bagi orang yang bersalah
dengan menjatuhkan hukuman atas diri mereka sendiri. Bagi saya, korban itu
nampaknya luhur dan perkasa, tetapi saya amat jauh dari itu untuk dapat merasa
tertarik supaya berbuat demikian. “O Allahku, saya berseru dari dalam lubuk
hatiku, apakah pada keadilan-Mu saja jiwa-jiwa yang menyerahkan diri sebagai
korban? Bukankah cintaMU yang berbelas kasih juga membutuhkannya? Di mana-mana
orang tidak mengakuinya dan menolaknya. Orang-orang kepada siapa Engkau mau
mengatakannya berbalik kepada mahkluk-mahkluk ciptaan dan mencari kebahagiaan
dalam kesenangan yang tak bernilai dan bukannya melepaskan dirinya dalam
tanganMu serta menerima kasihMu yang tak berkesudahan.. O Allahku, apakah
kasihMu yang diremehkan itu akan tetap tersembunyi dalam hatiMu? Bila Engkau
menemukan orang yang menyerahkan dirinya kepada cintaMu sebagai korban bakaran,
maka saya kira Engkau akan segera meluluhkan mereka. Saya kira bahwa Engkau
akan merasa bahagia sebab Engkau tak usah menghalangi gelombang kemesraan di
dalam Engkau... Bila keadilanMu yang hanya meliputi dunia sudah cukup
dipuaskan, betapa lebih besar kerinduan kerahiman CintaMu yang menjangkau
sampai ke surga untuk mengorbankan jiwa-jiwa... O Yesusku, semoga saya menjadi
korban yang berbahagia, korban bakaran yang hancur luluh oleh api kasih
ilahiMu!...”
Muder terkasih, anda mengijinkan saya untuk
mempersembahkan diriku atas cara demikian kepada Allah yang baik. Anda tahu,
aliran atau lebih tepat samudera rahmat macam mana yang membanjiri jiwaku...
Ah, semenjak hari bahagia itu saya seakan-akan diresapi dan diliputi Cinta.
Seakan-akan kerahiman cinta membaharui saya setiap saat, membersihkan jiwaku
dan tidak meninggalkan bekas dosa lagi. Saya lalu tidak dapat merasa takut
sedikit pun akan api penyucian. Saya tahu bahwa dari diriku sendiri saya tidak
punya jasa apa-apa untuk memasuki tempat penyilihan itu, sebab hanya jiwa-jiwa
saleh diperkenankan masuk ke sana, tetapi saya tahu juga bahwa Yesus tidak
dapat menginginkan derita yang sia-sia untuk kita dan bahwa Dia tidak
mencurahkan keinginan yang kini kurasakan, bila Dia tidak ingin memenuhinya.
O betapa jalan cinta itu penuh sukacita!... Betapa
saya mau membaktikan diri untuk selalu dengan pasrah yang ikhlas melaksanakan
kehendak Allah!...
Muder terkasih, inilah semuanya yang dapat
kuceriterakan tentang hidup Thérésé kecilmu. Dari pandangan anda sendiri anda
tahu lebih baik siapa Thérésé itu dan apakah yang telah diperbuat Yesus
baginya. Anda juga tidak akan kurang senang hati terhadap saya karena riwayat
hidup membiaraku ini sangat dipersingkat.
Bagaimanakah “Kisah Bunga putih mungil” ini akan
berakhir? Apakah si bunga mungil ini akan dipetik pada usianya yang segar, atau
dipindahkan ke pantai seberang? Saya tidak tahu. Tetapi saya yakin bahwa
kerahiman Allah yang baik akan senantiasa menyertai dia. Bahwa Allah tak akan
berhenti memberkati ibu yang telah menyerahkan dia kepada Yesus. Kegembiraannya
takkan berkesudahan bahwa dia telah menjadi sekuntum bunga pada mahkotanya! Dan
untuk selama-lamanya dia bersama ibu terkasih ini akan menyanyikan lagu baru
Cintakasih...
DOA PENUTUP
Allah yang mahabaik, Engkau telah menyediakan
anugerah ilahi yang tak kelihatan bagi orang yang mencintai Engkau. Curahkanlah
api cintaMu kedalam hati kami. Semoga kami mencintai Engkau dalam segala hal
melebihi segala-galanya dan menikmati janjiMu, yang melampaui segala keinginan.
Demi Yesus Ktristus, PuteraMu dan
pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam
persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
=======
Sumber Buku:
Theresia Dari Lisieux – AKU PERCAYA AKAN CINTA
KASIH ALLAH
Diterjemahkan oleh: Biarawati Karmel Bajawa
Imprimatur: Mgr. Donatus Djagom, SVD – Uskup Agung
Ende, Ndona, 1 Agustus 1984
Nihil Obstat: P.H. Djawa SVD, Ende, 28 Juli 1984
Bacaan Pilihan
Bacaan yang disediakan oleh team Brevir Harian,
BUKAN bacaan wajib dari rekomendasi siapapun. Dimaksudkan, jika pendaras Brevir
sedang melakukan Ibadat Bacaan dan tidak memiliki bahan bacaan pilihan, maka
Bacaan Pilihan yang kami sediakan dapat menjadi alternatif pengganti.
=======
Dan TUHAN pun menunggumu dengan rindu di dalam:
- Misa Kudus harian
- Kunjunganmu ke Tabernakel gereja (Sakramen Maha
Kudus) berbincang-bincanglah denganNYA.
- Pengakuan Dosa dengan hati yang bertobat dan
selalu ingin memperbaiki diri
Ingatlah berdoa:
- Koronka
- Rosario
Lakukanlah Puasa pribadi, bacalah Kitab Suci walau
hanya satu perikop.
Amalkanlah cinta kasih pada sesama dengan ketulusan
dan kerendahan hati.
"...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorang pun akan melihat Tuhan."
Ibrani 12: 14
www.brevirharian.blogspot.com
www.facebook.com/brevirharian
Link Harian
Brevir Harian juga ada pada Fanpage FaceBook:
Brevir Harian
Mau Terima 7 Ibadat/Doa Brevir di e-mail setiap
hari? GABUNG yahoogroups "Brevir Harian"
Pengguna Blackberry, dapat men-download: Aplikasi
Brevir Harian
Pengguna Android, dapat men-download: Aplikasi
Brevir Harian
Anda punya testimoni tentang pengaruh membaca
Brevir di dalam hidup anda?
Kirimkan testimoni anda untuk kemuliaan Tuhan di
Surga, ke e-mail: novena_tiga_salam_maria@yahoo.com
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.