Masa Kecil Padre Pio
Ibu Padre Pio telah melahirkan 8 orang anak, 3 orang
meninggal pada saat masih kecil. Padre Pio lahir pada tanggal 25 Mei 1887,
bernama Francesco Forgione dan dibaptis pada hari berikutnya. Pada usia 5
tahun, Francesco secara ekstrim sensitif pada hal-hal yang menyangkut Tuhan.
Pada waktu itu, ia mulai mendapat penglihatan-penglihatan akan hal-hal kudus
juga akan hal-hal yang sangat jahat. Penglihatan-penglihatan akan iblis
menakutkannya dan membuat dia menangis. Francesco (Padre Pio) tidak suka keluar
dan bermain dengan anak-anak seusianya sebab katanya, “Mereka tidak jujur;
mereka memakai bahasa yang buruk, dan mereka bersumpah serapah.”
Francesco adalah anak yang suka merenung dan anak yang
baik. Pada usia 5 tahun ia telah berkaul kesetiaan kepada Santo Fransiskus
Asisi; pada usia 9 tahun, ibunya menemukannya sedang mencoba untuk tidur di
lantai keras, dingin, dengan sebuah batu sebagai bantalnya. Sebagai seorang
anak, menjadi hal yang kedua bagi Francesco saat dikelilingi gadis-gadis, untuk
mengontrol matanya dengan sopan, menjaga pandangannya ke bawah, berlaku sangat
baik, dan menghindari terlalu dekat dengan mereka. Setiap malam keluarga Padre
Pio akan berdoa rosario bersama. Doa Rosario memiliki tempat yang istimewa di
rumah mereka. Hal-hal lain dapat dikorbankan di rumah mereka, tetapi tidak Doa
Rosario.
Suatu saat, pada saat masih muda, ia melihat seorang
gadis bercengkrama dengan jarumnya, menjahitkan sebuah kain pada sebuah
pakaian. Ia berkata padanya: “Andrianella, hari ini kita tidak boleh bekerja.
Ini hari Minggu.” Sambil melihatkan kekesalannya, gadis itu menjawab: “anak
kecil, engkau terlalu kecil untuk berbicara demikian.” Francesco
meninggalkannya, dan kembali dengan membawa gunting. Ia kemudian merampas kain
yang sedang dikerjakan gadis itu dan memotong-motongnya.
Ketika Francesco Forgione (Padre Pio) berusia 14 tahun,
ia dikirim ke program sekolah menengah atas di bawah arahan Angelo Caccavo.
Pada tahun 1902, Caccavo memberi tugas kepada Francesco untuk menulis tulisan
berjudul “Jika aku adalah raja.” Inilah yang ditulis oleh Francesco Forgione
yang berusia 15 tahun dengan thema “Jika aku adalah raja”:
“[Jika aku adalah raja] Aku akan berjuang melawan
perceraian, yang sudah begitu banyak diingini oleh orang-orang jahat, dan
membuat orang-orang sungguh-sungguh menghormati sakramen pernikahan. Apa yang
terjadi pada Julian the Apostate (murtad), yang adalah pemberani, dapat
mengontrol diri dan pembelajar, namun melakukan kesalahan besar dengan menolak
Kristianitas, dimana ia berpendidikan, karena ia memutuskan untuk membangkitkan kekafiran?
Hidupnya terbuang karena ia tidak memperoleh apapun namun nama terhina akan
kemurtadan.”
Pada tanggal 6 Januari 1903, Padre Pio masuk ke dalam
kehidupan religius sebagai rahib Kapusin. Kesehatan Padre Pio begitu buruk
sehingga profesor Teologinya berkata padanya: “Kesehatanmu tidaklah baik, jadi
engkau tidak dapat menjadi seorang pengkotbah. Harapanku untukmu adalah agar
engkau menjadi bapa pengaku yang hebat
berdasarkan hati nurani.”
Pernyataan itu nabiah, sebab hal itu akan terpenuhi
dengan cara yang hebat. Padre Pio ditahbiskan sebagai imam Katholik pada
tanggal 10 Agustus 1910.
DOA PENUTUP
Allah mahapengasih, Engkau telah menebus kami dan
mengangkat kami menjadi anak-anakMu, karena kami percaya akan Kristus. Semoga
kami memperoleh kebebasan sejati dan warisan abadi. Demi Yesus Kristus,
PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup
dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
=======
Sumber: http://www.mostholyfamilymonastery.com/PadrePio.pdf
PADRE PIO: A CATHOLIC PRIEST WHO WORKED MIRACLES AND BORE
THE WOUNDS OF JESUS CHRIST ON HIS BODY
Written by: Bro. Michael Dimond
Bacaan Pilihan
Bacaan yang disediakan oleh team Brevir Harian, BUKAN
bacaan wajib dari rekomendasi siapapun. Dimaksudkan, jika pendaras Brevir
sedang melakukan Ibadat Bacaan dan tidak memiliki bahan bacaan pilihan, maka
Bacaan Pilihan yang kami sediakan dapat menjadi alternatif pengganti.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.