Selasa,
13 November 2018
Pekan
Biasa XXXII – O Pekan IV
Hari
Biasa (H)
IBADAT
BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah
menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah
hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Ya Tritunggal mahamulya
Yang mengatur segalanya
Siang untuk kerja giat
Malam untuk istirahat
Waktu pagi waktu senja
Siang malam selamanya
Kami mohon perlindungan
Dari kemurahan Tuhan
Kami umatMu bersatu
Sujud menghadap padaMu
Memanjatkan permohonan
Teriring madah pujian
Ya Bapa yang baik hati
Luluskanlah doa kami
Berkat jasa Yesus Kristus
Yang mencurahkan Roh kudus.
Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Semoga seruanku sampai
kepadaMu, ya Tuhan, janganlah Kausembunyikan wajahMu dari padaku.
Mazmur 101 (102) Doa dalam pembuangan
Allah menghibur kita
dalam segala penderitaan (2 Kor 1,4)
I
Tuhan, dengarkanlah doaku, *
semoga seruanku sampai
kepadaMu.
Janganlah Kausembunyikan
wajahMu dari padaku,*
pada hari kesesakanku.
Dengarkanlah aku pada hari
aku berseru,*
bersegeralah menjawab aku.
Sebab hari hidupku lenyap
bagaikan asap,*
tulangku membara seperti
perapian.
Hatiku layu seperti rumput
yang hangus, *
dan aku menjadi mangsa dewa
maut.
Rahangku nyeri karena
mengigil ketakutan,*
aku tinggal tulang berbungkus kulit.
Aku kesepian seperti burung
undan di padang gurun,*
seperti burung hantu di
puing-puing.
Aku tak dapat tidur dan
merasa seperti burung pipit,*
yang sepanjang hari
bertengger sendirian di atas atap.
Musuhku menghina aku,*
lawanku mempermainkan daku.
Abu kumakan sebagai
santapan,*
dan minumanku kucampur
dengan air mata.
Karena amarah dan murkaMu,*
Engkau mengangkat dan
membanting aku.
Hari hidupku bagaikan
bayangan yang menghilang,*
dan aku menjadi layu seperti
rumput.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 1 Semoga seruanku sampai
kepadaMu, ya Tuhan,
Ant. 2 Tuhan, dengarkanlah doa orang
yang terlantar.
II
Tetapi Engkau, ya Tuhan,
Engkau bersemayam dari sediakala, *
dan takhtaMu bertahan
sepanjang segala masa.
Engkau akan bangkit untuk
mengasihani Sion, †
sebab sudah waktunya untuk
merelai dia, *
sungguh, saatnya telah tiba.
Sebab para hambaMu amat
sayang akan batu-batunya,*
mereka terharu melihat
puing-puingnya.-
Kemudian para bangsa akan
menjunjung tinggi namaMu, ya Tuhan,*
dan semua raja akan mengakui
kemuliaanMu.
Sebab Engkau akan membangun
Sion kembali *
dan menampakkan diri dengan
mulia.
Engkau akan mendengarkan doa
orang yang telantar, *
Engkau tidak menolak
permohonan mereka.
Hendaknya ini dituliskan
bagi anak cucu kita,*
supaya angkatan yang akan
datang memuji Tuhan:
“Tuhan memandang dari
gunungNya yang kudus,*
Ia memperhatikan bumi dari
surga.
Ia mendengarkan keluhan
orang tawanan *
dan membebaskan orang yang
dihukum mati.
Semoga nama Tuhan
dimaklumkan di Sion *
dan pujianNya diperdengarkan
di Yerusalem;
bila para bangsa daang
berkumpul bersama raja mereka *
untuk beribadat kepada
Tuhan.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 2 Tuhan, dengarkanlah doa orang
yang terlantar.
Ant. 3 Engkau meletakkan dasar bumi,
ya Tuhan, dan langit adalah buatan tanganMu, (M.P. Alleluya).
III
Tuhan melumpuhkan tenagaku
dengan kekuatanNya,*
Ia memperpendek masa
kejayaanku.
Aku berdoa: “Ya Allahku, †
jangan aku Kaupanggil di
tengah hidupku,*
sedangkan tahun-tahunMu
berlangsung turun temurun.”
Di zaman purbakala Engkau
meletakkan dasar bumi,*
dan langit adalah buatan
tanganMu.
Semuanya itu akan binasa,
tetapi Engkau tetap ada,*
semuanya menjadi usang
seperti pakaian.
Engkau mengubah mereka seperti
orang berganti pakaian,*
dan mereka hilang lenyap.
Tetapi Engkau tetap sama,*
dan tahun-tahunMu tidak
berakhir.
Anak cucu hambaMu akan hidup
dengan aman,*
dan keturunan mereka tetap
tinggal di hadiratMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 3 Engkau meletakkan dasar bumi,
ya Tuhan, dan langit adalah buatan tanganMu, (M.P. Alleluya).
BACAAN
2Mak. 6:12-31
Maksud pengejaran yang
sebenarnya
12
Kepada orang yang menemukan
buku ini aku menasehatkan, supaya jangan kebingungan karena malapetaka itu.
Baiklah ia merenungkan bahwa hukuman-hukuman itu tidak bermaksud membinasakan
bangsa kita, melainkan memperbaikinya.
13
Memang adalah suatu tanda
bukti kebaikan hati yang besar, kalau orang fasik tidak lama dibiarkan saja,
melainkan segera dijatuhi hukuman.
14
Pada bangsa-bangsa lain Sang
Penguasa yang maha besar menunda hukuman mereka, hingga mereka menggenapkan
dosa-dosa mereka. Tetapi terhadap kita ini Ia menetapkan secara lain,
15
sehingga Ia tidak perlu
menghukum sampai penghabisan, apabila dosa-dosa kita sampai ke puncaknya.
16
Karena demikian halnya maka
Ia tidak pernah mencegah belas kasihan-Nya kepada kita. Sebaliknya, sedang
menyiksa dengan malapetaka Ia tidak meninggalkan umat-Nya.
17
Cukuplah kiranya kami
mengingatkan hal itu dan baiklah sekarang kami kembali kepada kisahnya sesudah
pelanturan yang kecil ini.
Eleazar disiksa dan dibunuh
18
Eleazar adalah seorang ahli
Taurat yang utama. Ia sudah lanjut umurnya dan terhormatlah tampan rupanya. Ia
dibuka mulutnya dengan kekerasan dan begitu dipaksa makan daging babi.
19
Tetapi dengan mengutamakan
kematian terhormat dari pada hidup ternista ia menuju tempat pukulan dengan
rela hati, setelah daging itu dimuntahkannya kembali.
20
Dan demikian mestinya
tindakan orang yang berani menolak apa yang bahkan karena cinta kepada hidup
sekalipun tidak boleh dikecap.
21
Tetapi para pengurus
perjamuan korban yang tak halal menyendirikan Eleazar, oleh karena sudah lama mereka
kenal baik dengan orang itu. Lalu mereka mengajak dia untuk mengambil daging
yang boleh dipakai dan yang dapat disediakannya sendiri. Cukuplah kalau dari
daging korban itu ia hanya pura-pura makan apa yang dititahkan raja.
22
Dengan berbuat demikian ia
dapat meluputkan diri dari kematian dan mendapat perlakuan baik demi
persahabatan lama di antara mereka.
23
Tetapi Eleazar mengambil
keputusan mulia, yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya, bagi
ubannya yang jernih dan teramat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih
sejak masa mudanya dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang
diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas dimintanya, supaya segera dikirim ke
dunia orang mati saja.
24
Katanya: "Berpura-pura
tidaklah pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak pemuda kusesatkan juga,
oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh
tahun beralih kepada tata cara asing.
25
Boleh jadi mereka kusesatkan
dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini dan dalam pada itu
kuturunkan noda dan aib kepada usiaku.
26
Kalaupun sekarang aku lolos
dari dendam dari pihak manusia, tetapi tidak dapatlah aku melarikan diri dari
tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati.
27
Dari sebab itu dengan
berpulang sebagai lelaki aku sekarang mau menyatakan diri layak bagi usiaku.
28
Dengan demikian akupun
meninggalkan suatu teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela yang
mulia mati bagi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata
demikian, Eleazar segera menuju tempat siksaan.
29
Adapun orang-orang yang
mengantarnya ke sana merubah kesudian yang belum lama berselang mereka taruh
terhadapnya menjadi permusuhan. Itu dikarenakan oleh perkataan yang baru
diucapkan Eleazar dan yang mereka pandang sebagai kegilaan belaka.
30
Ketika sudah hampir mati
karena pukulan-pukulan, maka mengaduhlah Eleazar, katanya: "Bagi Tuhan
yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan
diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam
tubuhku akibat deraan itu. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan
suka hati karena takut akan Tuhan."
31
Demikian berpulanglah
Eleazar dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai
peringatan kebajikan, tidak hanya untuk kaum muda saja, tetapi juga bagi
kebanyakan orang dari bangsanya.
=====
BACAAN
PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De
Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian
Ketiga – HAL HIBURAN BATIN
Pasal
XIII – TENTANG KETAATAN SEORANG BAWAHAN YANG RENDAH HATI SESUAI DENGAN TELADAN
YESUS KRISTUS
2.
Apakah merupakan perbuatan besar apabila kamu yang hanya debu dan tidak ada
harganya itu demi Tuhan tunduk kepada orang lain; sedangkan Aku Yang Mahakuasa
dan Mahtinggi, yang telah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, demi
kepentingan dan keselamatan telah menundukkan diri-Ku dengan rendah hati kepada
manusia? Aku telah menjadi orang yang paling rendah hati dan paling kecil di
antara semua orang agar kamu mengalahkan kesombonganmu karena kerendahan
hati-Ku. Belajarlah menurut perintah, debu; belajarlah merendahkan dirimu,
tanah dan lempung. Belajarlah menundukkan dirimu di bawah telapak kaki semua
orang! Belajarlah mematahkan kehendakmu sendiri; kurbankanlah dirimu ke dalam pengabdian
sepenuh-penuhnya!
=====
DOA PENUTUP
Tuhan, Engkaulah kekuatan
bagi orang yang berharap kepadaMu. Indahkanlah permohonan kami, orang yang
lemah ini, sebab tanpa Engkau kami tak sanggup berbuat apa-apa. Maka bantulah
kami senantiasa dengan rahmatMu. Semoga kami berusaha mematuhi
perintah-perintahMu dan menyenangkan hatiMu, baik dengan kehendak maupun dengan
perbuatan kami. Demi Yesus Kristus,
PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup
dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria
Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda
penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu
Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu
persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan
indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan
mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda –
sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia
Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati
Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan
para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus
Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau
Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku,
si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu
Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam
persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku
mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan
murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan
bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu!
Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di
dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku,
jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh
diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang
menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga
hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan
Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak
Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke
dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan
sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia
sudah membuat janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli
1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “…
Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925,
Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia
seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui
hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya,
engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku
berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan
bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum
atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa
Lima Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika
Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan
sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang
Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan
yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi
umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan
cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria
sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua
ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau
diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan
keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya
dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji
Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan
semua rahmat yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri
Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13
Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster
Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang
mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini
Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli
1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior
Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia
berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji
keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil
mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh
lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada
Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status
hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria
setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan
Skapulir tak dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda
Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.