PEMAKAMAN YESUS - MARIA TERKUDUS DAN PALING KESEPIAN (+ 44 Menit)
--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa
dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah
yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari
pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa
yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam
Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa
itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk
memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya,
untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa
Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam
Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku,
murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda
telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------
DOA PERSIAPAN AWAL
O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku
memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk
ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami
Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak
di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian
di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang
sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan
renungan Jam ini.
Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku
mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa
tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan
niatku selama jam-jam dimana aku harus mendedikasikan diriku untuk
tugas-tugasku atau untuk tidur.
Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan
biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang
efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.
Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU
karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa.
Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU.
Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam
kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk
memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…
PEMAKAMAN YESUS – MARIA TERKUDUS DAN PALING KESEPIAN
Yesus-ku, Engkau diturunkan dari Salib, dan ibu-Mu yang
berdukacita adalah yang pertama yang menerima-Mu di pangkuannya. Kepala-Mu yang
terkoyak dengan lembut disandarkan pada lengan-lengannya. O ibu yang manis,
janganlah menolak aku menemanimu. Bersatu denganmu, biarlah aku melakukan tugas
terakhirku bagi Yesus-ku terkasih. Ibu-ku yang termanis, sungguhlah benar bahwa
engkau melampaui aku dalam kasih dan kelembutan di saat menyentuh Yesus-ku,
namun aku akan mencoba mencontoh engkau sebaik mungkin – untuk menyenangkan
Yesus sang Pujaan dalam segala hal yang aku lakukan. Itulah mengapa aku ingin
menggabungkan tanganku dengan tangan-tangan terkudusmu untuk menyingkirkan
semua duri yang memahkotai Kepala Kudus-Nya – dan mempersatukan sembah sujudmu
yang sungguh-sungguh dengan sembah sujudku. Ibu surgawi, tangan-tanganmu
bersiap untuk membersihkan darah-darah yang membeku dari Mata Yesus – yang membuat
mata itu berwarna gelap dan tak hidup, mata yang biasanya memberikan kehidupan
pada seluruh dunia.
O ibu, aku menyatukan diriku denganmu. Marilah kita mencium-Nya
bersama-sama! Lihatlah telinga-telinga Yesus-ku, berlumuran Darah, memar akibat
pukulan dan sayatan duri-duri. O ibu, marilah kita menyembah telinga-telinga
itu yang tidak lagi mendengar. Marilah kita menyembah telinga-telinga yang
telah begitu menderita demikian besar itu, mengundang jiwa-jiwa yang tuli dan
keras kepala yang tak terhitung banyaknya dengan panggilan rahmat. O ibu yang
manis, aku melihat matamu yang penuh airmata dan berduka saat engkau memandang
Wajah Yesus yang berduka.
Aku menyatukan dukaku dengan dukamu. Marilah kita menyingkirkan
lumpur dan ludahan yang hampir membuat-Nya tak dapat dikenali. Marilah
menyembah Wajah yang memikat Surga dan bumi itu dengan Keagungan Ilahi-Nya –
yang sekarang tak lagi memberikan tanda kehidupan. O ibu yang manis, marilah
kita mencium mulut-Nya. Marilah kita mencium mulut Ilahi-Nya yang biasa
digunakan dengan lembut dengan kata-kata-Nya yang menarik begitu banyak jiwa
kepada Hati-Nya.
O ibu, aku ingin mengambil mulutmu, untuk mencium bibir-Nya yang
memar dan berlumuran darah – dan untuk menyembah-Nya sungguh-sungguh. O ibuku
yang manis, Tubuh Yesus telah menjadi satu luka yang besar. Aku ingin
menciumnya bersamamu berulang-ulang kali. Aku ingin menyatukan tanganku dengan
tanganmu untuk meletakkan kembali potongan daging Tubuh-Nya yang
tergantung-gantung, seraya kita menyembah-Nya dengan sungguh-sungguh.
O ibu, marilah kita mencium tangan-tangan yang kreatif itu yang
telah mengerjakan banyak keajaiban bagi kita – tangan-tangan itu tersayat dan
terpelintir, sekarang dingin dan kaku dalam kematian. O ibu yang manis, marilah
kita menyertakan semua takdir jiwa-jiwa di dalam luka-luka-Nya yang kudus ini.
Ketika Ia bangkit dari kematian, Yesus akan menemukan semua jiwa yang
Kau-letakkan di sini – dan tak ada yang akan terhilang. O ibu, marilah kita
menyembah luka-luka ini bersama semua jiwa – dan di dalam nama semua jiwa. O
ibu surgawi, engkau menarik dekat pada kaki-kaki Yesus yang malang untuk kita
menciumnya. Betapa banyak duri melukainya! Paku-paku yang menembusinya telah
merobek daging dan kulit-Nya – dan beban dari Badan Maha Kudus-Nya telah mengoyaknya
dengan kejam. Marilah kita mencium luka-luka ini dan menyembah-Nya dengan
sungguh-sungguh.
Marilah kita menyertakan seluruh langkah para pendosa di dalam
luka-luka kaki-Nya. Ketika mereka berjalan, semoga mereka merasakan
langkah-langkah Yesus dekat di belakang mereka – dan mereka tidak lagi lancang
untuk melakukan pelanggaran terhadap-Nya! O ibu, aku melihat engkau membeku,
memandang Yesus yang manis dengan Hati yang terbuka. Aku mohon padamu untuk
memakamkan dan menyertakan aku di dalam Hati-Nya. Apakah yang harus kita
lakukan di dalam Hati ini? Engkau akan mengajari kami, o ibu yang berduka,
engkau akan memakamkan aku di dalam-Nya, engkau akan menutup-Nya dengan batu
dan memateraikan aku di dalamnya dan di sini, dimana aku menempatkan hatiku dan
hidupku, aku akan bersembunyi selamanya.
O ibu, berikanlah aku cintamu sehingga aku dapat mencintai Yesus!
Berikanlah aku dukacitamu untuk memohon bagi semua orang – dan untuk menebus
setiap dosa melawan Hati-Nya! O ibu, saat engkau memakamkan Yesus dengan
tangan-tanganmu sendiri, ingatlah bahwa aku juga, ingin dimakamkan dengan-Nya –
sehingga, setelah dimakamkan bersama Yesus, semoga aku bangkit bersama Dia dan
seluruhnya menjadi milik-Nya. Semoga terjadi demikian!
Dan sekarang sebuah kata untukmu, o bunda yang sangat mengasihi.
Aku sungguh mengasihani engkau. Jika saja mungkin, dengan seluruh kekuatan
hatiku yang malang ini aku ingin mengumpulkan seluruh detak jantungmu, hasrat
mu, dan kehidupan seluruh mahkluk – dan aku akan membaringkannya di hadapanmu
sebagai tindakan belas kasih dan cinta. Aku menderita bersama engkau di dalam
dukacita yang ekstrim saat melihat Yesus wafat, dimahkotai duri dan
tercabik-cabik cambukan dan paku-paku. Aku menderita bersama engkau ketika
melihat mata itu tak lagi melihat padamu; telinga itu tak lagi mendengar
suaramu; dan mulut itu tak lagi berbicara kepadamu.
Aku mengasihani engkau di dalam dukacitamu saat melihat
tangan-tangan itu tak lagi dapat merangkulmu; dan kaki-kaki itu tak lagi dapat
mengikutimu. Jika saja mungkin, aku ingin mempersembahkan padamu Hati Yesus
yang dipenuhi dengan Cinta – untuk menghibur engkau dimana engkau layak
mendapatkannya dan untuk meringankan kesakitan-kesakitanmu yang terpahit.
RENUNGAN DAN PRAKTEK
Yesus dimakamkan. Sebuah batu menahan-Nya dan mencegah ibu-Nya tak
lagi dapat melihat Puteranya. Apakah aku seperti seseorang yang mati di dalam
Hati Yesus? Dapatkan kukatakan bahwa hatiku bagaikan sebuah makam yang menjaga
aku tersembunyi dari mata para mahkluk, sehingga aku tak acuh, melihat semua
orang telah melupakan aku? Sekali dimakamkan, tidak ada yang lagi melihat
Yesus: sebuah batu menyembunyikan Dia, dan Dia tak lagi memandang ibu-Nya; juga
ibu-Nya tak lagi dapat memandang Putera-nya; dan walaupun mereka berdua kudus,
mereka tidak lagi dapat memandang satu sama lain. Kini dalam hal-hal kudus,
apakah aku tetap tak acuh, dengan ketidak-terikatan yang kudus yang tidak
mengijinkan aku untuk tidak taat di dalam segala hal?
Dan walaupun aku merasakan kasih-kasih yang berbeda, sampai
kelihatannya Yesus telah sungguh-sungguh meninggalkan aku, apakah aku
menakluklah segalanya dengan ketidak-terikatan yang kudus yang terus menerus
menarik aku kepada-Nya? Dapatkah aku berkata bahwa kemarin seperti hari ini,
sehingga walaupun aku mungkin ditolak, tetap saja, dengan kekonsistenan-ku, aku
membentuk semua rantai yang manis yang menarik Dia padaku sehingga, jika aku
ingin membentuk sebuah pemikiran, aku akan mengambil hidup pikiranku dari
pikiran-pikiran Yesus? Apakah pandangan-pandanganku menyatu di dalam
pandangan-pandangan Yesus sedemikian rupa sehingga aku hanya menerima
pandangan-pandangan yang ingin diberikan Yesus saja kepadaku, dan aku hanya
melihat pada apa yang dilihat Yesus? Apakah suaraku menyatu di dalam suara
Yesus sedemikian rupa sehingga jika aku hendak berbicara, aku tidak akan
berbicara kecuali hanya dengan lidah Yesus?
Apakah langkah-langkahku menyatu dengan langkah-Nya sedemikian
rupa sehingga saat aku berjalan aku tidak meninggalkan kesan terhadap
jejak-jejakku sendiri, tetapi merupakan jejak-jejak Yesus? Apakah hatiku
menyatu di dalam Dia sehingga aku mampu mencintai dan berhasrat sebagaimana
Hati-Nya mencintai dan berhasrat? Yesus-ku, seperti kehidupan-Mu yang mengalir
di tengah-tengah hidup kami dan terus-menerus memacu kami untuk mencintai
Engkau dan meneladani Engkau, demikianlah semoga hidupku juga melakukan hal
tersebut bagi orang lain.
Jika Yesus tersembunyi, dapatkah aku mengatakan bahwa dukacitaku
serupa dengan dukacita ibu-Nya yang terkudus, dan ketika aku menderita aku mengikatkan
lebih kencang lagi kepada hatinya?
Ibu-ku, ketika Yesus menyembunyikan Diri-Nya dari-ku bagi kebaikan
jiwaku, anugerahilah aku rahmat yang kaumiliki ketika engkau berpisah dari-Nya
sehingga aku dapat memberikan-Nya semua kemuliaan yang engkau berikan
kepada-Nya saat Ia dimakamkan di dalam kubur.
Ketika aku mengambil pikiranmu untuk berpikir, berikanlah aku
pikiran dari pikiranmu, sehingga pikiran-pikiranku dapat berbagi di dalam
kuasamu dan untuk melakukan kebaikan seperti pikiranmu. Yesus, ketika aku
melihat dengan pandangan-pandangan-Mu, berikanlah aku kuasa dan kelembutan di
dalam pandangan-pandangan Ilahi-Mu, sehingga aku dapat meresap ke dalam hati
semua para mahkluk. Dengan cara ini aku akan menghormati Engkau: hal itu akan
menjadi serupa dengan pandangan-pandangan-Mu, melihat ke dalam aku dan ke dalam
semua jiwa, membuat tertarik semua jiwa kepada-Mu dengan cara yang sama Engkau
merancang untuk menarik jiwaku.
O Yesus, aku berdoa, namun dengan suara-Mu. Dan ketika suara-Mu
mengoyak surga dan bergema di dalam suara semuanya, demikian pula kiranya suara
para mahkluk bergema di dalam suaraku, untuk memberikan hormat kepada suara-Mu,
mengoyakkan surga untuk memberikan kemuliaan dan cinta kepada Sabda-Mu.
Yesus-ku, hatiku berdetak; tetapi aku tidak gembira kecuali Engkau
membiarkan hatiku berdetak bersama Hati-Mu – sebab dengan detakan jantung-Mu
aku akan mencintai seperti Engkau mencintai. Aku akan memberikan-Mu cinta
seluruh mahkluk, dan sebuah tangisan akan mengumandangkan: “Cinta, Cinta!” Hal
itu akan memuaskan cinta pada Bapa dan pada semua mahkluk, mengusahakan agar
semua mahkluk bertobat. Sehingga, O Yesus-ku memberikan hormat pada Diri-Mu
sendiri! Dalam segala yang kulakukan, tandailah dengan materai kuasa-Mu,
Cinta-Mu dan kemuliaan-Mu.
Maria yang terkudus dan paling kesepian meninggalkan Kubur.
Ibu-ku yang penuh dukacita, aku melihat engkau menyiapkan bagi
dirimu sendiri korban yang terakhir – dimana engkau harus memakamkan Putera-mu
yang telah wafat, Yesus. Berserah kepada Kehendak Surga, engkau menemani dia.
Dengan tangan-tanganmu sendiri, engkau menempatkan dia di dalam kubur. Ketika
engkau membenahi anggota tubuh-Nya, engkau mencoba memberikan-Nya salam
perpisahan dan memberikan-Nya sebuah ciuman yang terakhir; tetapi engkau merasa
hatimu direnggut dari dadamu karena kesakitan. Cinta memaku engkau pada
tubuh-tubuh-Nya. Dan dengan kuasa cinta dan dukacita, hidupmu berada di tepian
bagai hendak terenggut bersama dengan Putera-Mu yang tak lagi bernyawa.
Ibu yang malang, apakah yang akan engkau lakukan tanpa Yesus? Dia
adalah Hidupmu, segalanya bagimu. Tetap saja, itulah Kehendak Sang Kekal yang
menginginkan demikian. Engkau harus berjuang dengan dua kuasa tak terbatas:
Cinta dan Kehendak Ilahi. Cinta memakumu sedemikian rupa sehingga engkau tak
dapat berpisah; Kehendak Ilahi memaksakan hal itu dan menginginkan pengorbanan…
Ibu-ku yang malang, bagaimana engkau mampu melakukannya? Betapa
aku bersimpati padamu! Mohon, para malaikat surga, datanglah dan papahlah ia
bangkit dari sisi Tubuh Yesus yang telah kaku, jika tidak, dia akan mati. Oh,
betapa sebuah keajaiban: ketika ia tampaknya telah mati bersama Yesus, aku
mendengar suaranya, gemetar dan tersedu-sedu, berkata:
“Nak, Puteraku tersayang, inilah satu-satunya penghiburan
yang ada padaku, dan ini telah mengambil setengah dari kesakitanku: Untuk
mengangkat bebanku dari luka-luka Kemanusiaan-Mu yang Maha Kudus, untuk
menyembahnya dan menciuminya. Sekarang, bahkan inipun akan diambil daripadaku
sebab inilah yang diinginkan Kehendak Ilahi – dan aku berserah pada-Nya. Tetapi
ketahuilah, Nak, bahwa aku ingin melakukannya tetapi tak dapat. Hanya
memikirkan untuk melakukannya saja, kekuatan dan kehidupanku berlari dariku… O
Nak, kumohon: untuk menerima kekuatan dan kehidupan aku perlu melakukan perpisahan
yang pahit, ijinkanlah aku meninggalkan seluruh keberadaanku di terkubur di
dalam Engkau dan mengambil untukku, hidup-Mu, kesakitan-Mu,
pemulihan-pemulihan-Mu dan segalanya Engkau. Ya, hanya satu pertukaran
kehidupan antara Engkau dan aku yang dapat memberikan aku kekuatan untuk
meneruskan pengorbanan yang telah memisahkan aku dari-Mu.”
Ibu-ku yang menderita, aku melihat bahwa dengan kekuatan hati
engkau hendak berpisah dari Tubuh-Nya. Membaringkan kepalamu pada kepala Yesus,
engkau mencium-Nya dan menyertakan pikiran-pikiranmu di dalam kepala Yesus. Kau
mengambil duri-duri-Nya bagi dirimu sendiri, pikiran-pikiran-Nya yang menderita
dan dilanggar, dan semua yang telah Ia derita di dalam Kepala Maha Kudus-Nya.
Oh, betapa engkau ingin memberikan hidup pada kepandaian Yesus
dengan milikmu, untuk memberikan hidup bagi hidup! Engkau telah merasa dirimu
kembali hidup, dengan mengambil pikiran-pikiran dan duri-duri Yesus ke dalam
pikiranmu. Ibu yang penuh dukacita, aku melihat engkau mencium mata Yesus yang
tak lagi bernyawa. Hatimu hancur melihat Yesus yang tidak lagi melihatmu.
Berapa kali mata Ilahi itu melihatmu, mempesonakanmu dan membuat
engkau bangkit dari kematian dan menjadi hidup! Sekarang, melihat mata itu tak
lagi melihatmu, engkau sendiri merasa mati. Jadi, aku melihat bahwa engkau
menaruh matamu di dalam mata Yesus; dan bagi dirimu sendiri engkau mengambil
mata-Nya, airmata-Nya dan tatapan penuh kesedihan-Nya yang menderita begitu
besarnya, melihat pelanggaran-pelanggaran para mahkluk dan semua hinaan dan
penolakan-penolakan mereka terhadap-Nya. Ibu-ku yang terpana, aku melihat
engkau mencium telinga-telinga Maha Kudus-Nya. Engkau memanggil-Nya
berkali-kali dan berkata:
“Putera-ku, mungkinkah Engkau tidak lagi dapat mendengarku –
Engkau yang selalu menjawab setiap desahanku, bahkan yang paling kecil
sekalipun! Sekarang aku menangis dan aku memanggil-Mu – tetapi Engkau tidak
mendengar aku? Ya: Cinta terkasih adalah tirani yang terkejam! Engkau adalah
untukku lebih daripada hidupku sendiri. Dan sekarang aku harus menahan
kesakitan yang sedemikian! Jadi, Putera-ku, aku meninggalkan telinga-telingaku
di dalam telinga-Mu, dan aku mengambil untuk diriku sendiri apa yang telah
telinga Maha Kudus-Mu derita: gema dari semua pelanggaran yang berkumandang di
dalam telinga-Mu. Ini saja dapat memberikan aku kehidupan:
kesakitan-kesakitan-Mu, kesedihan-kesedihan-Mu.”
Ketika kau mengatakan ini, kesedihan dan kepedihan-kepedihan
hatimu begitu besarnya sehingga engkau tak mampu berkata-kata dan tak mampu bergerak.
Ibu-ku yang malang, ibu-ku yang malang, betapa aku bersimpati denganmu! Betapa
banyak kematian-kematian kejam yang telah kauderita! Ibu yang penuh dukacita,
Kehendak Ilahi memaksa dan membuatmu meneruskan. Jadi engkau melihat Wajah Maha
Kudus-Nya, mencium-Nya, dan berteriak:
“Putera pujaan, betapa luluh lantaknya Engkau! Ya, jika cinta
tidak menunjukkan bahwa Engkau adalah Putera-ku, hidupku, segalanya bagiku, aku
tidak akan mengenali Engkau lagi, karena Engkau dalam keadaan yang tak dapat
dikenali lagi. Keindahan alami-Mu telah berubah menjadi kehancuran yang parah.
Pipi-Mu yang kemerahan telah berubah menjadi memar-memar. O Puteraku tersayang,
wajah indah-Mu yang memancarkan cahaya dan rahmat – sehingga melihat-Mu dan
terpesona melihat-Mu adalah hal yang sama – telah berubah pucat akan kematian.
“Nak, betapa Engkau direndahkan! Betapa buruknya karya dosa
yang telah dilakukan terhadap anggota Tubuh-Mu yang Maha Kudus! Oh, betapa ibu
yang tak terpisahkan ingin mengembalikan keindahan asli-Mu pada Diri-Mu! Aku
ingin meleburkan wajahku pada Wajah-Mu dan mengambil Wajah-Mu bagiku, juga
pukulan-pukulan, ludahan, ejekan dan semua yang telah Engkau derita pada Wajah
Maha Kudus-Mu. Ya, Nak, jika engkau menginginkan aku hidup, berikanlah aku
kesakitan-kesakitan-Mu; jika tidak, aku akan mati.”
Dukamu begitu besar sehingga menyesakkanmu dan membuatmu tak dapat
bicara, dan engkau terdiam bagaikan tak bernyawa di hadapan Wajah Yesus.
Ibu yang malang, betapa aku bersimpati denganmu! Para malaikatku,
datanglah untuk menopang ibu-ku. Dukacitanya begitu besar. Dukacitanya
membanjiri dan menyesakkannya. Dia tak lagi memiliki hidup dan kekuatan. Tetapi
Kehendak Ilahi, membelah ombak-ombak ini dan menenggelamkannya, kemudian
mengembalikan kehidupan padanya. Sekarang engkau datang kepada Mulut-Nya, saat
engkau menciumnya, engkau merasa bibir-bibirmu dipahitkan oleh kepahitan empedu
yang memahitkan mulut Yesus. Tersedu-sedu, engkau meneruskan:
“Puteraku, katakan satu kata terakhir untuk ibu-Mu.
Mungkinkah engkau tak lagi mendengarkan suaraku? Semua kata-kata-Mu yang
Kauucapkan di dalam hidupku, bagai begitu banyak panah, menusuk hatiku dengan
kesedihan dan cinta. Dan sekarang, melihat Engkau diam, panah-panah ini mulai
bergerak di dalam hatiku yang terkoyak, memberikan aku kematian-kematian yang
tak terhingga; dan tampak panah-panah itu ingin mencuri satu kata-kata terakhir
dari-Mu dengan paksa. Namun ketika tak menerimanya, mereka menyiksaku, dan
berkata kepadaku: “Yah, engkau tidak akan mendengar-Nya lagi. Engkau tidak akan
mendengar suara manis-Nya, nada dari kata-kata-Nya yang kreatif yang
menciptakan begitu banyak Firdaus di dalammu sebanyak kata-kata yang telah Ia
ucapkan. Ah, Firdausku telah selesai, dan aku tidak memiliki apa-apa lagi
kecuali kepahitan-kepahitan! Ya, Nak, aku ingin memberikan kepada-Mu lidahku
untuk memberikan hidup pada lidah-Mu. Ya, berikanlah padaku semua yang telah
Kauderita di dalam Mulut Maha Kudus-Mu: kepahitan empedu, dahaga-Mu yang
membakar, pemulihan-pemulihan dan doa-doa-Mu. Kemudian, dengan mendengarkan
suara-Mu di dalam segala yang Kauderita, dukacitaku akan lebih sanggup
kutanggung, dan ibu-Mu akan sanggup hidup merasakan kesakitan-kesakitan-Mu.
Ibu yang tersiksa, aku melihat sekarang engkau bersegera, karena
mereka yang di sekelilingmu ingin menutup kubur. Sehingga engkau segera
memegang tangan Yesus di dalam tanganmu dan menciumnya. Engkau menekankannya
pada hatimu; dan menaruh tanganmu di dalam tangan-Nya, engkau mengambil
kesakitan-kesakitan dan luka-luka tangan-tangan Maha Kudus itu untuk dirimu
sendiri. Kemudian, memegang kaki-kaki Yesus dan melihat robekan kejam
paku-paku, saat engkau menempatkannya di dalam Dia dan mengambil luka-luka itu
untuk dirimu sendiri, engkau mempersembahkan dirimu di tempat Yesus untuk
mengejar para pendosa dan merampas mereka dari neraka. Ibu yang bersedih,
sekarang aku melihat engkau mengatakan salam perpisahan kepada Hati Yesus yang
terobek. Di sini engkau berhenti. Inilah serangan terakhir yang diterima oleh
hati keibuanmu. Sekarang engkau merasa dadamu terkoyak oleh cinta dan dan
kesedihan yang begitu besarnya. Dan hatimu berlari dan menaruh dirinya sendiri
di dalam Hati Yesus yang Maha Kudus.
Melihat dirimu tanpa sebuah hati, engkau segera mengambil Hati
Yesus yang Maha Kudus bagi dirimu sendiri, juga Cinta-Nya yang ditolak oleh
begitu banyak mahkluk, semua hasrat-Nya yang besar yang dibuat frustrasi oleh
ketidak-bersyukuran mereka, dan kesedihan-kesedihan dan keterpakuan Hati Maha
Kudus yang akan menyalibkanmu seumur hidupmu. Melihat luka yang terbuka itu,
engkau mencium dan menjilat darah. Dan merasakan kehidupan Yesus di dalam-Mu,
engkau merasakan kekuatan bagi perpisahan yang pahit itu. Jadi, engkau
memeluk-Nya dan mengijinkan batu kubur untuk menutup-Nya. Ibu-ku yang penuh
dukacita, ketika aku menangis aku berdoa agar Yesus tidak diambil dari
pandangan kita sekarang. Pertama-tama, biarkanlah aku merapatkan diriku di
dalam Yesus untuk mengambil Hidup-Nya ke dalamku. Jika engkau, yang dikandung
tanpa noda, yang kudus, penuh rahmat, tidak hidup tanpa Yesus sedikitpun juga,
dapatkah aku yang lemah, malang dan berdosa ini? Bagaimana aku dapat hidup
tanpa Yesus?
Kumohon, ibu yang berduka, janganlah biarkan aku sendiri. Bawalah
aku sertamu. Tapi pertama-tama, taruhlah seluruh keberadaanku ke dalam Yesus.
Kosongkanlah aku dari segalanya agar mampu menaruh Yesus seluruhnya ke dalamku,
seperti engkau menaruh-Nya ke dalam dirimu. Mulailah tugas keibuanmu bersamaku
yang diberikan Yesus kepadamu dari salib. Biarlah hati keibuanmu tergerak oleh
kemiskinanku yang ekstrim; dan dengan tangan keibuanmu, sertakanlah aku secara
total, secara utuh di dalam Yesus. Sertakanlah pikiran-pikiran Yesus di dalam
pikiranku sehingga tidak ada pikiran lain yang akan masuk di dalamku.
Sertakanlah mata Yesus dalam mataku sehingga Ia tidak akan pernah pergi dari
pandanganku. Taruhlah telinganya di dalam telingaku sehingga aku akan selalu
mendengarkan-Nya dan memenuhi Kehendak Maha Kudus-Nya di dalam segalanya.
Taruhlah Wajah-Nya di dalam wajahku sehingga dengan melihat Wajah-Nya yang
hancur karena Cinta kepadaku, aku akan mencintai Dia, memberikan belas kasih
pada-Nya dan melakukan pemulihan untuk-Nya. Taruhlah lidah-Nya di dalam lidahku
sehingga aku akan berbicara, berdoa dan mengajar dengan lidah Yesus. Taruhlah
tangan-tangan-Nya di dalam tanganku sehingga setiap gerakan yang kulakukan dan
setiap pekerjaan yang kulakukan akan memiliki hidup dari karya dan gerakan
Yesus. Taruhlah kaki-kaki-Nya pada kaki-kaki-ku sehingga setiap langkah yang
kuambil akan menjadi kehidupan, keselamatan, kekuatan dan semangat bagi para
mahkluk lainnya.
Dan sekarang, ibuku yang kesedihan, biarlah aku mencium Hati-Nya
dan menjilat Darah Maha Kudus-Nya. Saat engkau menyertakan Hati-Nya di dalam
hatiku, berikanlah aku rahmat untuk hidup oleh Cinta-Nya, oleh
hasrat-hasrat-Nya, oleh kesakitan-kesakitan-Nya. Dan sekarang, peganglah tangan
kanan Yesus yang kaku sehingga ia akan memberikanku berkat-Nya yang terakhir.
Sekarang engkau mengijinkan batu itu menutup Dia. Betapa hal itu
menyengsarakanmu! Menangis, engkau mengucapkan kata perpisahan terakhirmu
pada-Nya; dan mencium kubur itu, engkau pun pergi. Kesedihanmu begitu besar
sehingga engkau kaku, membeku. Ibuku yang membeku, bersama denganmu aku
mengucapkan salam perpisahan pada Yesus. Dan menangis, aku ingin bersimpati
bersamamu dan menemanimu di dalam kesepianmu yang pahit ini. Aku ingin tetap
tinggal di sampingmu untuk memberikan kata-kata penghiburan dan sebuah tatapan
belas kasih untuk setiap desahan, kegalauan dan kesedihanmu. Aku akan
mengumpulkan airmatamu; dan jika aku melihat engkau tak sadarkan diri aku akan
memelukmu di dalam pelukanku.
Sekarang aku melihat engkau harus kembali ke Yerusalem melalui
jalan kedatanganmu. Setelah beberapa langkah salib telah muncul, dimana Yesus
menderita begitu besarnya dan kemudian wafat. Engkau berlari menuju salib itu
dan menciumnya. Melihatnya berlumur darah, kesakitan-kesakitan yang
diderita-Nya ada di salib itu diperbarui di dalam hatimu satu per satu. Tak
sanggup menanggung kesedihanmu, tersedu-sedu engkau berteriak:
“O salib! Betapa kejamnya engkau pada Putera-ku? Tidak,
engkau tidak mengasihani Dia sedikitpun! Kesalahan apa yang dilakukan-Nya
padamu? Engkau tidak mengijinkan, ibu-Nya yang berdukacita, untuk memberikan
bahkan seteguk saja air saat Ia memintanya; dan mulut-Nya yang kekeringan
kauberikan dia empedu dan cuka. Aku merasakan hatiku yang terpaku mencair, dan
ingin mempersembahkan hatiku yang mencair kepada bibir-bibir itu untuk
melepaskan dahaga-Nya, tetapi aku menerima kesedihan karena penolakan. Ya, O
salib, engkau begitu kejam, tetapi kudus, sebab engkau meng-Ilahikan dan
menguduskan setelah bersentuhan dengan Putera-ku. Ubahlah kekejaman yang
kaugunakan terhadap-Nya menjadi belas kasih bagi para mahkluk fana yang malang.
Dan kesakitan-kesakitan yang Ia derita saat berada padamu, memohon rahmat dan
kekuatan bagi jiwa-jiwa yang menderita, sehingga tidak ada seorangpun yang akan
terhilang karena pencobaan-pencobaan dan salib-salib. Jiwa-jiwa membuatku
membayar harga yang terlalu besar. Mereka seharga hidup seorang Putera Allah.
Dan sebagai Pendamping Penebus dan ibu, aku mengikat mereka padamu, O salib.”
Engkau menciuminya lagi dan lagi, dan kemudian meneruskan. Ibu
yang malang, betapa aku bersimpati padamu! Pada setiap langkah dan perjumpaan,
sebuah kesedihan baru muncul, yang menjadi lebih besar dan lebih pahit.
Semuanya membebani dan menghantammu bagai ombak-obak, sehingga engkau merasakan
kematian setiap saat. Beberapa langkah lagi dan engkau tiba di tempat dimana
pagi ini engkau berjumpa dengan Yesus, kelelahan dan bermandikan darah, berada
di bawah beban salib yang begitu berat. Ia bermahkotakan banyak duri di
kepala-Nya, dihantam salib, duri-duri itu menusuk semakin dalam dan semakin
dalam, memberikannya kesakitan-kesakitan di setiap saat. Bertemu matamu, mata
Yesus mencari belas kasih; tetapi untuk menarik engkau dan Yesus dari kelegaan
ini, para prajurit mendorong Dia dan membuat Dia terjatuh, menyebabkan
darah baru mengalir.
Dan sekarang, melihat tanah bersimbah darah, engkau tersungkur di
tanah dan mencium darah itu, berkata:
“Para malaikatku, datang dan jagalah darah ini agar tidak ada satu
tetes pun akan terinjak-injak dan dinodai.”
Ibu penuh dukacita, biarlah aku membantumu kembali berdiri dan
menghiburmu, sebab aku melihat engkau begitu menderita di dalam darah Yesus.
Ketika engkau terus berjalan, engkau bertemu dengan kesakitan-kesakitan yang
baru. Engkau melihat jejak darah dimana-mana dan mengingatkan akan
sengsara-sengsara-Nya, sehingga engkau mempercepat langkahmu dan menyertakannya
di dalam senakel. Aku juga menyertakan diriku di dalam senakel – senakel Hati
Yesus yang Maha Kudus. Dari dalam Hati ini aku ingin datang pada lutut-lutut
keibuanmu untuk menemanimu pada saat kesepian yang pahit ini. Aku tidak tega
meninggalkanmu sendiri di dalam kesedihan yang begitu besar.
Ibu yang kesepian, lihatlah anak kecilmu. Aku juga terlalu kecil
untuk hidup sendirian. Aku tidak dapat dan tidak ingin. Jadi, bawalah aku pada
lutut-lututmu, dekaplah aku dalam pelukanmu dan jadilah ibuku, sebab aku memerlukan
tuntunan, pertolongan dan bantuanmu. Lihatlah kemalanganku dan tuangkan setetes
airmata pada luka-lukaku. Saat engkau melihatku terganggu, tekanlah aku pada
hati keibuanmu dan panggillah kehidupan Yesus kembali ke dalamku.
Namun ketika aku berdoa kepadamu, aku terpaksa berhenti dan
memalingkan perhatianku pada kesedihan-kesedihanmu yang pahit. Aku merasakan
diriku sendiri terkoyak, melihat saat engkau menggerakkan kepalamu engkau
merasakan duri-duri yang kauambil dari Yesus menembus lebih dalam. Bersama
dengan duri-duri dosa-dosa pikiran kami yang bahkan menusuk matamu, menyebabkan
engkau menangis dan bercucuran airmata darah. Ketika engkau menangis, matamu
melihat apa yang dilihat Yesus, semua pelanggaran para mahkluk. Oh, betapa
engkau dipahitkan oleh itu semua! Betapa engkau mengerti apa yang diderita
Yesus, dirimu merasakan sendiri kesakitan-kesakitan-Nya! Namun kesakitan yang
satu tidak menunggu kesakitan berikutnya. Saat engkau mendengar dengan
sungguh-sungguh, telingamu dipekakkan oleh gema suara para mahkluk. Setiap
macam suara mahkluk yang menyerang, terdengar di telingamu dan meresap ke dalam
hatimu dan mengoyakkannya; dan engkau kembali mengulangi jeritanmu: “Nak,
betapa menderitanya Engkau!”
Ibu yang kesepian, betapa aku bersimpati denganmu! Biarlah aku
menyeka wajahmu yang bersimbah airmata dan darah. Tetapi kembali aku terjatuh,
melihat semuanya dibungkus memar, tak lagi dapat dikenali dan pucat dengan
kepucatan orang mati. Aku mengerti: Inilah perlakuan-perlakuan buruk yang
diterima Yesus, yang telah engkau ambil untukmu sendiri, yang membuat engkau
menderita begitu besar. Ya, ketika engkau menggerakkan bibirmu untuk berdoa dan
merintih dari nyala api dadamu, engkau merasakan nafasmu menjadi pahit dan
bibir-bibirmu terbakar oleh kedahagaan Yesus.
O ibuku yang malang, betapa aku bersimpati denganmu!
Kesedihan-kesedihanmu bahkan lebih besar lagi, dan tampaknya semuanya
bertubi-tubi. Memegang tanganmu, aku melihatnya tertusuk paku. Itulah tangan
yang sama yang menyebabkan rasa sakit saat melihat pembunuhan-pembunuhan,
pengkhianatan-pengkhianatan, dosa-dosa sakrilegi dan semua pekerjaan jahat yang
berulang kali dilakukan, memperbesar luka-luka dan menjadikannya semakin
menyakitkan.
Betapa aku bersimpati bersamamu! Engkau sungguh ibu-ku yang
tersalib, bahkan kakimu pun tidak tertinggal tanpa paku-paku. Terlebih lagi,
engkau tidak hanya merasakan kaki-kaki itu dipaku tetapi juga dirobek oleh
begitu banyak langkah jahat, dan oleh jiwa-jiwa yang pergi menuju neraka. Dan
engkau mengejar mereka agar mereka tidak jatuh ke dalam nyala api yang
berkobar. Tetapi ini belumlah segalanya, o ibu yang terpaku. Semua
kesakitan-Mu, digabungkan bersama, menggema di dalam hatimu dan menusuknya
tidak dengan tujuh pedang tetapi dengan ribuan dan ribuan pedang – khususnya
sejak Hati Yesus yang Ilahi berada di dalammu yang menyertakan semua hati dan
mengarahkan detak jantung setiap orang di dalamnya. Dan detak jantung Ilahi itu
berdetak, sementara berdetak, berkata, Jiwa-jiwa! Cinta! Dengan detak jantung,
jiwa-jiwa, engkau merasakan semua dosa mengalir di dalam detak jantungmu, dan
engkau merasa sedang diberikan kematian. Di dalam detak jantung, Cinta, engkau
merasa kehidupan sedang diberikan padamu. Dan begitulah engkau selalu berada
secara terus-menerus bergantian di dalam kehidupan dan kematian.
Ibu yang tersalib, saat aku melihatmu aku bersimpati denganmu di
dalam kesedihan-kesedihanmu. Betapa tak ter-ekspresikan semua itu! Aku ingin
mengubah keberadaanku menjadi lidah dan suara, untuk bersimpati denganmu. Tetapi
di hadapan begitu banyak kesakitan, simpati-simpatiku tidak berarti apa-apa.
Sehingga, aku memanggil para malaikat dan Tritunggal Maha Kudus, berdoa pada
Mereka untuk menaruh keharmonisan Mereka, sukacita dan keindahan di
sekelilingmu untuk menenangkan dan bersimpati dengan kesedihan-kesedihanmu yang
besar. Aku berdoa Semuanya akan menopang engkau di dalam rangkulan Mereka dan
untuk memberikanmu cinta sebagai tugas bagi semua yang telah kau derita. Dengan
kesepian yang pahit ini, aku berdoa padamu untuk datang dan menolong aku di
saat kematianku. Ketika jiwaku yang malang mendapatkan dirinya sendirian dan
ditinggalkan oleh semua orang, di antara ribuan kekhawatiran ketakutan,
datanglah untuk menemani aku yang telah kuberikan padamu berkali-kali di dalam
kehidupan. Datanglah menolong aku, beradalah di sampingku dan usirlah
musuh-musuh. Basuhlah jiwaku dengan airmatamu. Bungkuslah aku dengan darah
Yesus dan pakaikanlah aku dengan jasa-jasa-Nya. Perindahlah aku dengan
kesedihan-kesedihan-Mu dan dengan semua kesakitan dan karya Yesus. Di dalam
kebajikan kesakitan-kesakitan-Nya dan kesedihan-kesedihanmu, buatlah semua dosa
hilang dariku, berikanlah aku pengampunan seluruhnya. Ketika aku menghembuskan
nafas terakhirku, terimalah aku di dalam pelukanmu, taruhlah aku di bawah
jubahmu dan sembunyikanlah aku dari mata para musuh. Bawalah aku pergi, terbang
ke surga dan taruhlah aku di dalam pelukan Yesus.
Ibuku yang terkasih, tidakkah engkau mau melakukan hal ini? Dan
sekarang, aku berdoa padamu untuk menemaniku seperti yang telah kulakukan
padamu hari ini, dan bagi semua pada saat ini. Jadilah ibu bagi mereka semua.
Inilah saat-saat ekstrim dan bantuan-bantuan besar diperlukan, jadi janganlah
menolak tugas keibuanmu pada siapapun juga.
Satu kata-kata terakhir sebelum aku meninggalkanmu: aku berdoa
engkau menyertakan aku di dalam Hati Yesus yang Maha Kudus. Dan engkau, ibuku
yang penuh dukacita, jadilah penjagaku sehingga Yesus tidak akan mengusir aku
dari dalam Hati-Nya, dan agar walaupun aku ingin, aku tetap tidak akan
meninggalkan-Nya. Sekarang aku mencium tangan keibuanmu dan memohon agar engkau
memberkati aku.
DOA SYUKUR DI SETIAP JAM
Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil
aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya
aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU.
Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon
keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala
hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku
memberkati-Mu.”
Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih”
ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan
dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku
memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih
untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU.
Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang
telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk
memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku,
biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus
– untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon,
O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus
materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu,
sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal
dariku.”
Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku
di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan;
lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan
meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari
musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk
mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta
dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan
darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh
musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku
akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.
Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan
kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut
meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini?
Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan
aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.
Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke
waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak
jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah
mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat
merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.
O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan
melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium,
peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus
sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu
dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan
berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di
dalam Engkau.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.