Senin,
25 Juni 2018
Pekan
Biasa XII – O PEKAN IV
Hari
Biasa (H)
IBADAT
BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah
menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah
hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Alleluya
MADAH
Allah cahaya abadi
Tritunggal yang mahasuci
Kami percaya padaMu
Kami mohon berkat restu
Engkaulah sumber dan asal
Engkaulah tujuan tunggal
PadaMulah penghiburan
Harapan umat beriman
Engkau pencipta dunia
Cahaya kami semua
Engkau pahala mulia
Bagi umat yang percaya
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Mulia kekal abadi. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon I
Hai Israel, betapa baiklah
Allah bagi orang yang murni hatinya
Mazmur 72 (73)
Berbahagialah orang yang
tidak sangsi akan Daku (Mat 11,6)
Hai Israel, betapa baiklah
Allah *
bagi orang yang murni
hatinya
Namun kakiku hampir
tergelincir,*
aku nyaris jatuh
terpelanting
Sebab aku cemburu kepada
kaum pembual,*
iri hati kepada kemujuran
orang jahat
Bagi mereka tak ada
kesusahan,*
segar bugarlah tubuh mereka
Mereka tidak perlu berjerih
payah *
dan tidak diinjak-injak
seperti orang lain
Maka mereka menghias diri
dengan kesombongan *
dan mengenakan pakaian
kekerasan
Mata mereka licin melebihi
lemak, *
mereka sewenang-wenang
melampaui batas
Mereka menyeringai dan
bermegah atas kejahatannya,*
mereka menyombongkan diri
atas pemerasan
Mereka membuka mulut selebar
langit,*
dan lidahnya sampai ke tubir
bumi
Dengan rakus mereka menggendutkan
diri,*
seakan-akan menghisap habis
samudra raya
Mereka berkata:”Masakan
Allah tahu!*
Masakan Yang mahatinggi
maklum!”
Demikianlah keadaan orang
jahat: †
mereka tidak menghiraukan
Allah yang kekal *
dan hanya menimbun-nimbun
kekayaan saja
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Antifon I
Hai Israel, betapa baiklah
Allah bagi orang yang murni hatinya
Antifon II
Sukacita orang jahat akan
diubah menjadi dukacita, dan kegirangan mereka menjadi kesusahan
Jadi apa gunanya aku
memelihara hatiku bersih,*
apa gunanya hidup tak
bersalah?
Jika toh sepanjang hari aku
kena kutuk *
dan disiksa setiap hari
mulai pagi!
Ya Tuhan, seandainya aku
berkata seperti mereka,*
aku mengkhianati himpunan
umatMu
Telah kucoba untuk memahami
kemujuran orang jahat, *
tetapi ternyata terlalu
sulit bagi pikiranku
Baru nanti sesudah aku
menghadap Allah yang kudus,*
akan kusaksikan kesudahan
mereka:
Sungguh, Kaujebloskan mereka
ke dalam kebinasaan,*
Kaujerumuskan mereka ke
dalam kesepian
Sekonyong-konyong mereka kan
ditimpa kemalangan,*
mereka lenyap, terlarut
dalam kenyerian yang hebat
Seperti mimpi yang lenyap
pada waktu bangun, ya Tuhan,*
mereka Kauanggap sepi dalam
kerajaan maut
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Antifon II
Sukacita orang jahat akan
diubah menjadi dukacita, dan kegirangan mereka menjadi kesusahan
Antifon III
Orang yang menjauhi Engkau, akan
binasa, tetapi aku akan berbahagia karena dekat pada Allah
Tetapi, melihat kemujuran
orang jahat, hatiku menjadi pahit,*
dan batinku sangat tersinggung
Seperti seorang dungu aku
tidak mengerti,*
aku seperti hewan yang tak
berakal di hadapanMu
Namun aku hendak tinggal
selalu dekat padaMu,*
peganglah tanganku dan
bimbinglah aku
Antarlah aku ke dalam
surgaMu *
dan sambutlah aku dalam
kemuliaanMu
Bila kuingat kebahagiaanku
beserta Engkau di surga,*
tak ada keinginan lagi
padaku di dunia
Biarlah jiwa ragaku habis
melenyap, ya Pelindungku,†
namun aku akan menikmati
hidup kekal, ya Allah,*
sedangkan orang yang
menjauhi Engkau, akan binasa
Musnakanlah setiap orang
yang meninggalkan Dikau! *
tetapi aku akan berbahagia
karena dekat pada Allah
Aku menaruh harapan padaMu,
ya Tuhan Allahku,*
aku mewartakan segala
karyaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Antifon III
Orang yang menjauhi Engkau,
akan binasa, tetapi aku akan berbahagia karena dekat pada Allah
BACAAN
Za. 8:1-17,20-23
Za 8:1 Datanglah firman TUHAN semesta alam,
bunyinya:
Za 8:2 "Beginilah firman TUHAN semesta
alam: Aku berusaha untuk Sion dengan kegiatan yang besar dan dengan kehangatan
amarah yang besar.
Za 8:3 Beginilah firman TUHAN: Aku akan
kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Yerusalem akan
disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut Gunung Kudus.
Za 8:4 Beginilah firman TUHAN semesta alam:
Akan ada lagi kakek-kakek dan nenek-nenek duduk di jalan-jalan Yerusalem,
masing-masing memegang tongkat karena lanjut usianya.
Za 8:5 Dan jalan-jalan kota itu akan penuh
dengan anak laki-laki dan anak perempuan yang bermain-main di situ.
Za 8:6 Beginilah firman TUHAN semesta alam:
Kalau pada waktu itu sisa-sisa bangsa ini menganggap hal itu ajaib, apakah Aku
akan menganggapnya ajaib? demikianlah firman TUHAN semesta alam.
Za 8:7 Beginilah firman TUHAN semesta alam:
Sesungguhnya, Aku menyelamatkan umat-Ku dari tempat terbitnya matahari sampai
kepada tempat terbenamnya,
Za 8:8 dan Aku akan membawa mereka pulang,
supaya mereka diam di tengah-tengah Yerusalem. Maka mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku akan menjadi Allah mereka dalam kesetiaan dan kebenaran."
Za 8:9 Beginilah firman TUHAN semesta alam:
"Kuatkanlah hatimu, hai orang-orang yang selama ini telah mendengar firman
ini, yang diucapkan para nabi, sejak dasar rumah TUHAN semesta alam diletakkan,
untuk mendirikan Bait Suci itu.
Za 8:10 Sebab sebelum waktu itu tidak ada rezeki
bagi manusia, juga tidak bagi binatang; dan karena musuh tidak ada keamanan
bagi orang yang keluar dan bagi orang yang masuk, lagipula Aku membuat manusia
semua bertengkar.
Za 8:11 Tetapi sekarang, Aku tidak lagi seperti
waktu dahulu terhadap sisa-sisa bangsa ini, demikianlah firman TUHAN semesta
alam,
Za 8:12 melainkan Aku akan menabur damai
sejahtera. Maka pohon anggur akan memberi buahnya dan tanah akan memberi
hasilnya dan langit akan memberi air embunnya. Aku akan memberi semuanya itu
kepada sisa-sisa bangsa ini sebagai miliknya.
Za 8:13 Dan kalau dahulu kamu telah menjadi kutuk
di antara bangsa-bangsa, hai kaum Yehuda dan kaum Israel, maka sekarang Aku
akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat. Janganlah takut,
kuatkanlah hatimu!"
Za 8:14 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam:
"Kalau dahulu Aku telah bermaksud mendatangkan malapetaka kepada kamu,
ketika nenek moyangmu membuat Aku murka, dan Aku tidak menyesal, firman TUHAN
semesta alam,
Za 8:15 maka pada waktu ini Aku kembali bermaksud
berbuat baik kepada Yerusalem dan kepada kaum Yehuda. Janganlah takut!
Za 8:16 Inilah hal-hal yang harus kamu lakukan:
Berkatalah benar seorang kepada yang lain dan laksanakanlah hukum yang benar,
yang mendatangkan damai di pintu-pintu gerbangmu.
Za 8:17 Janganlah merancang kejahatan dalam hatimu
seorang terhadap yang lain dan janganlah mencintai sumpah palsu. Sebab semuanya
itu Kubenci, demikianlah firman TUHAN."
Za 8:20 Beginilah firman TUHAN semesta alam:
"Masih akan datang lagi bangsa-bangsa dan penduduk banyak kota.
Za 8:21 Dan penduduk kota yang satu akan pergi
kepada penduduk kota yang lain, mengatakan: Marilah kita pergi untuk melunakkan
hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kamipun akan pergi!
Za 8:22 Jadi banyak bangsa dan suku-suku bangsa
yang kuat akan datang mencari TUHAN semesta alam di Yerusalem dan melunakkan
hati TUHAN."
Za 8:23 Beginilah firman TUHAN semesta alam:
"Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan
memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi
menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!"
=====
BACAAN
PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De
Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian
Pertama – NASIHAT-NASIHAT UNTUK HIDUP ROHANI
Pasal
XXIII – HAL MERENUNGKAN KEMATIAN
4.
Alangkah bijaksana dan bahagianya orang yang dalam hidupnya sekarang berhaluan
seperti harapannya pada waktu itu akan menemui ajalnya. Kita sungguh boleh
mengharapkan ajal yang bahagia, bila kita sudah mengabaikan barang duniawi sama
sekali, mempunyai keinginan yang bernyala-nyala untuk maju dalam kebajikan,
cinta akan peraturan biara, benar-benar bertapa dengan sekuat tenaga, taat
dengan segala suka hati, menyangkal diri sendiri, lagi pula menerima dengan
sabar segala kesukaran demi cinta kasih akan Kristus. Selama dalam keadaan
sehat, kita dapat berbuat banyak kebaikan, tetapi kita tidak tahu apakah yang
masih dapat kita lakukan bila kita jatuh sakit? Tidak banyak orang yang menjadi
lebih baik dalam hatinya karena menderita sakit. Demikian pula tidak banyak
jumlah orang yang menjadi saleh karena sering berziarah ke tempat-tempat suci.
=====
DOA PENUTUP
Ya
Allah, Engkau suka tinggal dalam hati yang jujur dan murni. Semoga dengan bantuan
rahmatMu kamipun menjadi jujur dan murni, sehingga Engkau berkenan mendiami
hati kami. Demi Yesus Kristus, PuteraMu
dan pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria
Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda
penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu
Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu
persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan
indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus,
selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus
Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan
para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus
Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau
Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku,
si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu
Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam
persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan
dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon
terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi
pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku
mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak
Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di
dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku,
jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh
diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang
menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga
hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan
Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak
Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke
dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan
sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia
sudah membuat janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli
1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “…
Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925,
Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia
seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui
hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya,
engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku
berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan
bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau
sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa
Lima Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika
Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan
sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang
Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan
yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi
umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan
cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria
sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua
ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau
diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan
keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya
dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji
Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan
semua rahmat yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri
Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13
Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster
Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang
mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini
Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli
1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior
Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia
berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji
keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil
mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh
lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada
Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status
hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria
setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan
Skapulir tak dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi
Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.