Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Bacaan Pilihan: Selasa, 27/5/2014

Seseorang sudah bisa langsung mengenal warna dan jiwa tulisan dalam diri Francesco muda. Ia sering menulis tentang alam, budaya, dan perhatiannya terhadap jiwa-jiwa di api penyucian. Dia sangat yakin akan dunia akhirat. Hal itu diungkapkan dengan baik sekali dalam tulisan pertama demikian, “Janganlah anda canggung bahwa kebijaksanaan melahirkan kekayaan. Camkan dan renungkanlah bahwa satu ketika harta kekayaan itu akan lenyap namun kebijksanaan akan bertahan menemani manusia sampai akhir hayat dan setelahnya.”

Menurut pendapat saya, kata-kata Padre Pio sangat dalam maknanya dan hanya bisa dibandingkan dengan kata-kata dalam Injil, “Jadi perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kam belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh.” (Kebijaksanaan 6:9).

Kata-kata Francesco muda, memberi arti mendalam tentang keyakinan bahwa tujuan keberadaan kita di dunia adalah melayani Tuhan dan berjuang untuk memperoleh hidup yang akan datang dengan berlaku jujur dan hidup menurut hukum-hukum Tuhan. Katanya: “Kejujuran dan agama,” memberi kita keberanian dalam menghadapi tuntutan hidup. Kedua hal ini akan mendampingi kita hingga kubur dan oleh keduanya kita akan turun ke dunia orang mati dengan tenang.

“Oleh karena itu saudara-saudaraku, saya mohon agar anda tidak memikirkan kesehatan tubuhmu dan kekayaan, namun pikirkan juga jiwamu. Berusahalah untuk selalu jujur sebab kejujuran akan membuat kita bisa melihat Allah, paduan para malaikat dan surga.

Padre Pio secara istimewa sangat prihatin bahwa setiap orang harus masuk surga. Ada seorang anak rohani yang bernama Antoinetta Pampilio mengisahkan apa yang dikatakan Padre Pio kepadanya, “Setelah jiwaku dimurnikan di api penyucian dan sudah pantas masuk ke dalam surga, maka saya hanya mau berdiri di pintu gerbang surga dan tidak akan masuk, hingga saya menyaksikan anak-anak rohani dan saudara-saudaraku masuk mendahului saya ke dalam surga.”

Semuanya ini menggambarkan keprihatinan Padre Pio akan kehidupan setelah kematian dan kepeduliannya akan orang-orang yang sudah meninggal dunia.

DOA PENUTUP
Allah, Bapa kami yang ada di surga, kami umatMu selalu bergembira, karena diangkat menjadi anak-anakMu. Semoga kami dapat mengharapkan kebangkitan serta keselamatan abadi. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin

P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah

=======
Sumber Buku:
JIWA-JIWA ORANG KUDUS – Edisi Padre Pio dari Pietrelcina
Penulis: Frate Alession Parente OFM Cap

Bacaan Pilihan
Bacaan yang disediakan oleh team Brevir Harian, BUKAN bacaan wajib dari rekomendasi siapapun. Dimaksudkan, jika pendaras Brevir sedang melakukan Ibadat Bacaan dan tidak memiliki bahan bacaan pilihan, maka Bacaan Pilihan yang kami sediakan dapat menjadi alternatif pengganti.

=======

Dan TUHAN pun menunggumu dengan rindu di dalam:
- Misa Kudus harian
- Kunjunganmu ke Tabernakel gereja (Sakramen Maha Kudus) berbincang-bincanglah denganNYA.
- Pengakuan Dosa dengan hati yang bertobat dan selalu ingin memperbaiki diri
Ingatlah berdoa:
- Koronka
- Rosario
Lakukanlah Puasa pribadi, bacalah Kitab Suci walau hanya satu perikop.
Amalkanlah cinta kasih pada sesama dengan ketulusan dan kerendahan hati.

"...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan."
Ibrani 12: 14


Anda punya testimoni tentang pengaruh membaca Brevir di dalam hidup anda?
Kirimkan testimoni anda untuk kemuliaan Tuhan di Surga, ke e-mail: novena_tiga_salam_maria@yahoo.com


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.