Rabu, 28 Juli 2021
Pekan Biasa XVII – O PEKAN I
Hari Biasa (Hijau)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
4 … 5 4 3 2 4
4 … 2 4 3 2
P: Ya Allah, bersegeralah /menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikan/lah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Pute/ra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala /abad. Amin
4 5 4 3 4
Alleluya
MADAH
3 4 5 … 4 3
5 6 7 … 6 5
.
5 1 7 … 6 5
3 5 4 … 5 3
Trimalah madah pu/jian
Yesus sabda kesla/matan
Kauselami lubuk /hati
Hidup kami Kausa/yangi
Engkau gembala u/tama
Mencari orang ber/dosa
Domba yang sesat Kau/antar
Ke sumber air yang /segar
Smoga dalam penga/dilan
Kami berdiri di /kanan
Mewarisi kera/jaan
Yang sudah Kausedi/akan
Terpujilah Kristus /Tuhan
Yang rela menjadi /kurban
Namun kini sudah /jaya
Berkuasa selamanya. /Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1
6 … 5 4 5 6 5
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, /kekuatanku, (M.P. Alleluya).
Mazmur 17 (18), 2-30 Syukur atas keselamtan dan kemenangan
Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dashyat (Why 11,13)
I
4 … 2
4 … 5 4
4 … 3 1 2
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatan/ku †
Tuhanlah pelindung dan pembe/laku,*
Allahku yang menyelamat/kan daku.
Tuhanlah gunung pengungsian/ku, †
perisai dan senja/taku,*
bentengku, sangat /terpuji.
Aku berseru kepada /Tuhan, *
dan aku diselamatkan dari /musuhku.
Maut mengancam aku bagaikan gelora /ombak,*
malapetaka menyerbu aku bagai/kan banjir.
Jerat pratala meliliti /aku,*
perangkap neraka menganga di ha/dapanku.
Dalam kesesakanku aku berseru kepada /Tuhan,*
aku mengaduh-aduh kepada /Allahku.
Dari istanaNya Tuhan mendengar seru/anku,*
dan teriakku sampai ke te/lingaNya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh /Kudus.
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala a/bad. Amin
Ant. 1
6 … 5 4 5 6 5
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, /kekuatanku, (M.P. Alleluya).
Ant. 2
1 … 6 1 7. 6
Tuhan menyelamatkan daku, sebab Ia cinta /padaku, (M.P. Alleluya).
II
6 … 5
6 … 5 6 7 6
6 … 5 6 7 6 5 4 3 .
Bumi bergetar dan go/yah, †
goncanglah alas gu/nung-gemunung,*
digon/cangkan amarah Tuhan.
Tuhan menyemburkan murkaNya bagaikan a/sap, †
bagaikan api yang /menghanguskan,*
bagaikan ba/ra yang berpijar-pijar.
Ia membungkukkan la/ngit dan turun,*
kakiNya ber/alaskan awan kelam.
Ia menunggangi garu/da dan terbang,*
melayang-layang /dengan sayap terbentang.
Ia berselubungkan /kegelapan,*
bersembunyi da/lam mendung yang menghitam.
Ia menyambarkan halilintar dari tengah gum/palan awan *
dan menghujan/kan es berkepal-kepal.
Tuhan menggun/tur di langit,*
yang mahatinggi memper/dengarkan suaraNya.
Ia mengasah panah dan me/lepaskannya,
Ia melemparkan tom/bakNya bertubi-tubi
Maka terbukalah dasar laut, dan alas bumi tersing/kap, †
di hadapan gertak ancaman/Mu, ya Tuhan, *
di hada/pan semburan nafasMu.
Ia mengulurkan tangan dari atas dan me/megang aku,*
Ia menarik aku /dari air yang dalam.
Ia membebaskan daku dari musuh /yang perkasa,*
dari musuh yang ku/at melebihi aku.
Tuhan mendampingi aku pada hari ke/matianku,*
Ia /menjadi sandaranku.
Ia mengantar aku ke luar dari /alam maut,*
Ia menyelamatkan daku, sebab /ia cinta padaku
Kemuliaaan kepada Bapa dan Putera /dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang /segala abad. Amin
Ant. 2
1 … 6 1 7. 6
Tuhan menyelamatkan daku, sebab Ia cinta /padaku, (M.P. Alleluya).
Ant. 3
1 … 2 7 1 6
Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi ke/gelapanku, (M.P. Alleluya).
III
6 … 5
6 … 5 6
6 … 4 5 6 5 4
Tuhan mengganjar aku karena aku /jujur, *
Ia membalas aku sebab /hidupku murni.
Sebab aku tetap melakukan kehendak /Tuhan *
dan tidak berbuat jahat di ha/dapan Allahku.
Sebab segala hukumNya kuperha/tikan,*
dan kehendakNya ti/dak kuabaikan.
Aku selalu terbuka terhadap /Tuhan *
dan berusaha menghindar/kan kesalahan.
Dan Tuhan mengganjar aku sebab aku /jujur,*
sebab hidupku murni /di hadapanNya.
Engkau setia terhadap orang yang se/tia *
dan terbuka terhadap o/rang yang terbuka.
Engkau tulus terhadap orang yang /ikhlas,*
tetapi cerdik terhadap /orang yang licik.
Engkau menyelamatkan orang yang rendah /hati *
dan menundukkan /orang yang sombong.
Sungguh, Engkaulah pelitaku, ya /Tuhan, *
Allahku, Engkau menerangi /kegelapanku.
Berkat bantuanMu aku menerobos pasukan /musuh,*
bersama dengan Allahku aku me/lompati benteng.
Kemuliaaan kepada Bapa dan Putera dan Roh /Kudus.
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang sega/la abad. Amin
Ant. 3
1 … 2 7 1 6
Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi ke/gelapanku, (M.P. Alleluya).
BACAAN
1Raj. 12:1-19
1Raj 12:1 Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja.
1Raj 12:2 Segera sesudah hal itu kedengaran kepada Yerobeam bin Nebat?pada waktu itu dia masih ada di Mesir, sebab ia melarikan diri ke sana dari hadapan raja Salomo?maka kembalilah ia dari Mesir.
1Raj 12:3 Orang menyuruh memanggil dia, lalu datanglah Yerobeam dengan segenap jemaah Israel dan berkata kepada Rehabeam:
1Raj 12:4 "Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu."
1Raj 12:5 Tetapi ia menjawab mereka: "Pergilah sampai lusa, kemudian kembalilah kepadaku." Lalu pergilah rakyat itu.
1Raj 12:6 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: "Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?"
1Raj 12:7 Mereka berkata: "Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu."
1Raj 12:8 Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya,
1Raj 12:9 katanya kepada mereka: "Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?"
1Raj 12:10 Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: "Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami?beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku!
1Raj 12:11 Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."
1Raj 12:12 Pada hari lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: "Kembalilah kepadaku pada hari lusa."
1Raj 12:13 Raja menjawab rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua kepadanya;
1Raj 12:14 ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: "Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."
1Raj 12:15 Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan TUHAN, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat.
1Raj 12:16 Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: "Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!" Maka pergilah orang Israel ke kemahnya,
1Raj 12:17 sehingga Rehabeam menjadi raja hanya atas orang Israel yang diam di kota-kota Yehuda.
1Raj 12:18 Kemudian raja Rehabeam mengutus Adoram yang menjadi kepala rodi, tetapi seluruh Israel melontari dia dengan batu, sehingga mati, bahkan raja Rehabeam hampir-hampir tidak dapat menaiki keretanya untuk melarikan diri ke Yerusalem.
1Raj 12:19 Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
=====
BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Pertama – NASIHAT-NASIHAT UNTUK HIDUP ROHANI
Pasal II – HAL BERSIKAP RENDAH HATI
3. Semakin luas dan dalam pengetahuan kita semakin keras kita akan diadili, jika hidup kita tidak menjadi semakin saleh seimbang dengan pengetahuan kita itu. Oleh sebab itu, janganlah kita membanggakan diri atas kecakapan ataupun pengetahuan kita, tetapi lebih baik kita takut akan tanggung jawab atas pengetahuan yang diberikan kepada kita. Bila kita menyangka bahwa kita tahu akan banyak hal dan merasa paham tentang soal-soal itu, ingatlah bahwa masih banyak hal lain yang tidak kita ketahui. “Janganlah mempunyai anggapan tinggi tentang dirimu sendiri” (bdk. Rm 11:20), melainkan akuilah bahwa sesungguhnya pengetahuan kita kurang. Mengapa kita menganggap diri kita lebih tinggi daripada orang lain, sedangkan masih banyak orang lain yang lebih pandai dalam bidang kaidah-kaidah agama daripada kita? Apabila kita ingin mengetahui dan mempelajari apa yang berguna bagi kita, sebaiknya kita suka tetap tinggal tidak terkenal dan tidak diindahkan siapa-siapa.
=====
DOA PENUTUP
Allah yang mahatinggi, PuteraMu telah merendahkan diri untuk mengangkat dunia yang telah jatuh dan membebaskan kami dari dosa. Berilah umatMu kegembiraan yang sejati agar kami dapat menikmati sukacita abadi. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut:
• Mengaku dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima Komuni Kudus;
• Berdoa Lima Puluhan Rosario;
• Dan menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
Sudah mengenal SKAPULIR LIMA LIPAT?
Skapulir Lima Lipat (Fivefold Scapular) awalnya adalah skapulir Empat Lipat (Coklat, Hitam, Biru, dan Putih), dan dikenal sebagai Skapulir Ordo Redemptoris karena para bapa Redemptoris mulanya diberikan kewenangan khusus, untuk selamanya, oleh Tahta Suci untuk memberkati dan meng-investitur skapulir tersebut pada tahun 1803 dan untuk mendaftarkan umat beriman ke dalam masing-masing konfraternitas. Pada tahun 1847, Skapulir Merah, Passionis, ditambahkan pada empat skapulir lainnya sehingga menjadi lima Skapulir yang saat ini disebut sebagai Skapulir Lima Lipat, dan pada tahun 1886 Paus Leo XIII memberikan izin untuk memberkati dan menggabungkan lima skapulir secara kumulatif, dan kemudian Gereja memperluas kewenangan ini (untuk memberkati dan melakukan investitur) kepada setiap imam.
Keterangan selengkapnya dapat dibaca pada link berikut ini:
https://brevirharian.blogspot.com/p/skapulir-lima-lipat-fivefold-scapular.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.