Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Kerendahan Hati #7

7. Untuk mengetahui siapa kita sebenarnya, mari kita periksa hati nurani kita sendiri. Dan menemukan di dalamnya hanya kebencian kita sendiri dan kemampuan untuk melakukan segala jenis kejahatan, tidakkah kita semua akan berkata kepada diri kita sendiri: "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!”(Mz. 51: 1). Apakah yang kaumiliki, jiwaku, yang untuk memuliakan dirimu sendiri? Engkau yang membuat bejana kejahatan dan setumpuk dosa dan kejahatan? Bukankah semua pemuliaan diri ini hanyalah kesia-siaan dan tipu daya - apakah itu karunia jasmani atau rohanimu yang membangun reputasi untuk diri sendiri?
     Oh, betapa benarnya bahwa setiap orang adalah pembohong, karena seseorang hanya perlu memiliki sedikit kesombongan untuk menjadi pembohong, dan tidak ada seorang pun yang tidak mewarisinya melalui orang tua pertama kita sesuatu dari kesombongan yang mereka pelajari dalam mendengarkan janji licik ular: "dan kamu akan menjadi seperti Allah." (Kej. 3: 5).
     Sekali lagi dapat dikatakan bahwa setiap manusia adalah pembohong dalam pengertian ini - bahwa ia tidak jarang menghargai bumi lebih daripada menghargai Surga, menghargai tubuh lebih dari jiwa, menghargai hal-hal duniawi lebih dari hal-hal yang kekal, menghargai makhluk lebih dari Pencipta - dan untuk alasan inilah Daud menyuarakan: “Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?” (Mz. 4: 3). " Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. " (Mz. 61:10).
     Namun dalam kenyataannya kebohongan pada dasarnya terletak pada kesombongan yang membuat kita menghargai diri kita di atas apa adanya. Siapa pun yang menganggap dirinya lebih dari sekadar kebukan-apa-apa-an, dipenuhi dengan kesombongan dan pembohong. Ini adalah pernyataan Santo Paulus: "Jika ada orang yang menganggap dirinya sebagai sesuatu, padahal dia bukan apa-apa, dia menipu dirinya sendiri." (Gal. 6: 3).
     Setiap kali saya menghargai diri sendiri, lebih memilih diri saya sendiri daripada orang lain, saya menipu diri sendiri dengan sanjungan diri ini dan melakukan kesalahan terhadap kebenaran.

-------
Terjemahan bebas
Sumber Buku: HUMILITY OF HEART
Fr. Cajetan Mary da Bergamo
Diterjemahkan dari Bahasa Itali ke dalam Bahasa Inggris
Oleh: Herbert Cardinal Vaughan (1832-1903)



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.