5. Ada semacam kerendahan hati yang berupa nasihat dan kesempurnaan, seperti yang menghendaki dan mencari penghinaan dari orang lain; tetapi ada juga kerendahan hati yang merupakan keharusan dan ajaran, tanpa hal itu, Kristus berkata, kita tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Surga: "kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Mat. 18: 3). Dan ini terdiri dari tidak menghargai diri kita sendiri dan tidak ingin dihargai oleh orang lain di atas siapa kita sebenarnya.
Tidak ada yang dapat menyangkal kebenaran ini, bahwa kerendahan hati sangat penting bagi semua orang yang ingin diselamatkan. "Tidak ada yang mencapai kerajaan Surga kecuali dengan kerendahan hati," kata Santo Agustinus.
Tetapi secara praktis, saya bertanya, apakah kerendahan hati yang sangat diperlukan ini? Ketika kita diberi tahu bahwa iman dan harapan itu perlu, itu juga dijelaskan kepada kita tentang apa yang harus kita percayai dan harapkan.
Dengan cara yang sama; ketika kerendahan hati dikatakan perlu, dalam praktiknya seharusnya terdiri dari apa, kecuali dalam pendapat terendah tentang diri kita sendiri? Dalam pengertian moral inilah kerendahan hati telah dijelaskan oleh para Bapa Gereja.
Tetapi bisakah saya mengatakan dengan jujur bahwa saya memiliki kewajiban ini? Peduli atau perhatian apa yang perlu saya tunjukkan untuk mendapatkannya? Ketika suatu kebajikan adalah dari ajaran [yaitu] diperintahkan], demikian juga praktiknya, seperti yang diajarkan Santo Thomas. Dan oleh karena itu, karena ada kerendahan hati yang berasal dari ajaran, "ia memiliki aturan di dalam pikirannya, yaitu, bahwa seseorang tidak harus menghargai dirinya sendiri di atas apa yang sebenarnya ia miliki."
Bagaimana dan kapan saya mempraktikkan tindakan itu, menyatakan dan mengakui ketidaklayakan saya di hadapan Tuhan? Berikut ini adalah doa yang sering dilakukan Santo Agustinus, Noscam Te, noscam me - “Semoga aku mengenal Engkau, semoga aku mengenal aku." Dan dengan doa ini ia meminta kerendahan hati, yang tidak lain adalah pengetahuan sejati tentang Tuhan dan diri sendiri. Mengakui bahwa Allah adalah Dia yang berkuasa, Mahakuasa, “Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.” (Mzm. 47: 2), dan untuk menyatakan bahwa kita adalah kebukan-apa-apa-an di hadapan-Nya: . " (Mz. 39: 5) - inilah seharusnya rendah hati.
-------
Terjemahan bebas
Sumber Buku: HUMILITY OF HEART
Fr. Cajetan Mary da Bergamo
Diterjemahkan dari Bahasa Itali ke dalam Bahasa Inggris
Oleh: Herbert Cardinal Vaughan (1832-1903)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.