Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Mawar Kedua Puluh Tiga

MAWAR KEDUA PULUH TIGA

Kenangan

     YESUS KRISTUS, Mempelai Ilahi jiwa kita dan sahabat yang terkasih, menghendaki agar kita mengenang kebaikan dan karunia-Nya kepada kita. Ia juga menghendaki agar kita menghargai kebaikan dan karunia itu melebihi yang lain. Bila kita dengan khidmat dan cinta merenungkan misteri-misteri Rosario Suci, Tuhan akan gembira, demikian juga Bunda Maria dan semua orang kudus di surga.

     Misteri-misteri ini merupakan hasil yang paling kentara dari cinta Tuhan kepada kita dan hadiah terbesar yang dapat Ia berikan kepada kita, karena melalui keutamaan pemberian seperti itulah, Perawan Maria sendiri serta semua orang kudus berada di dalam kemuliaan-Nya di surga.

     Suatu hari, Beata Angela dari Foligno memohon kepada Tuhan agar memperkenankan dia mengetahui jenis latihan rohani, yang memungkinkan dia dapat menghormati Tuhan dengan cara paling baik. Tuhan lalu menampakkan diri kepadanya dalam keadan terpaku di kayu salib sambil berkata, “Anak-Ku, pandangilah luka-luka-Ku.” Penampakan ini membuat Beata Angela kemudian menyadari bahwa tak ada sesuatu yang dapat menyenangkan Tuhan daripada merenungkan penderitaan-penderitaan-Nya. Lalu Tuhan memperlihatkan kepadanya luka-luka di kepala-Nya seraya menyatakan kepadanya, “Aku telah menanggung penderitaan-penderitaan ini demi keselamatanmu. Apa yang dapat kaulakukan untuk membalas cinta-Ku kepadamu?”

     Ekaristi Kudus memberikan penghormatan yang tak terbatas kepada Tritunggal Mahakudus karena perayaan itu menghadirkan kembali kesengsaraan Yesus Kristus, dan bersama-Nya – kita mempersembahkan kepada Allah karunia-karunia ketaatan Tuhan, penderitaan-Nya, serta darah-Nya yang sangat mahal. Seluruh penghuni surga turut mengalami kegembiraan dari Ekaristi Kudus itu. Beberapa Pujangga Gereja-bersama Santo Thomas Aquinas – menceritakan kepada kita bahwa dengan alasan yang sama, semua orang kudus di surga bersukacita dalam persekutuan bersama umat beriman, karena Sakramen Mahakudus itu merupakan peringatan dan kenangan akan penderitaan dan kematian Yesus Kristus, dan bahwa dengan sarana itu umat manusia turut mengambil bagian di dalam hasil-hasilnya dan turut mengusahakan keselamatan mereka.

     Sekarang, Rosario Suci yang didaraskan bersama dengan renungan tentang misteri-misteri kudus merupakan kurban pujian kepada Allah untuk bersyukur dan berterimakasih kepada-Nya atas rahmat penebusan kita yang mulia. Rosario Suci juga merupakan kenangan suci akan penderitaan, kematian, serta kemuliaan Yesus Kristus. Oleh karena itu, tidaklah salah bahwa Rosario Suci memberikan kemuliaan dan sukacita kepada Tuhan kita Yesus Kristus, kepada Bunda kita Maria, dan kepada semua orang kudus, karena mereka tidak dapat menghendaki yang lebih besar demi kebahagiaan abadi kita daripada menyaksikan kita turut serta dalam praktek yang begitu mulia bagi Tuhan kita dan bagi keselamatan kita sendiri.

      Injil mengajarkan kepada kita bahwa pendosa yang bertobat serta melakukan penyilihan sungguh menggembirakan para malaikat di surga. Jika penyesalan dan pertobatan pendosa sudah cukup untuk membuat para malaikat bersukacita, betapa besar kebahagiaan dan kegembiraan seluruh isi surga dan betapa besar kemuliaan bagi Tuhan kita sendiri bila melihat kita di dunia ini dengan saleh dan cinta merenungkan penghinaan, penderaan, serta kematian-Nya yang kejam dan memalukan itu! Adakah sesuatu yang lain yang menyentuh hati kita secara lebih pasti daripada hal ini dan dapat lebih diperhitungkan untuk mengilhami kita kepada pertobatan sejati dan tulus?

     Seorang Kristen yang tidak merenungkan misteri-misteri Rosario Suci sesungguhnya tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan, dan hal itu menunjukkan betapa sedikit ia memperhatikan semua yang telah diderita Juruselamat Ilahi kita untuk menyelamatkan dunia ini. Sikap ini menunjukkan bahwa ia sedikit atau sama sekali tidak mengetahui kehidupan Yesus Kristus, dan bahwa ia tidak pernah bersusah payah untuk mencari tahu tentang Dia – apa yang dilakukan dan diusahakan-Nya untuk menyelamatkan kita.

     Orang Kristen seperti ini seyogyanya takut karena ia sesungguhnya tidak pernah mengenal Yesus Kristus, atau karena telah mengeluarkan Dia dari pikiran dan hatinya. Yesus akan menolak dia pada hari Pengadilan Terakhir dan akan berkata penuh celaan, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Aku tidak mengenal kamu” (Mat 25:12). Oleh sebab itu, marilah kita merenungkan kehidupan dan penderitaan Tuhan kita dengan berdoa Rosario Suci; marilah kita belajar mengenal Dia dengan baik serta bersyukur atas segala berkat-Nya sehingga pada Hari Pengadilan Terakhir, Ia dapat memasukkan kita di antara putra-putri dan sahabat-sahabat-Nya.

------

Sumber buku:
RAHASIA ROSARIO
St. Louis de Montfort
Penerbit OBOR
Imprimatur: Rm. M. Soenarwidjaja, SJ (alm.)
Vikjen Keuskupan Agung Jakarta
Jakarta, 3 Juli 1993
Pesta St. Thomas Rasul

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.