Rabu, 17 Juli 2019
Pekan Biasa XV – O Pekan III
Hari Biasa (H)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu
dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Trimalah madah pujian
Yesus sabda keslamatan
Kauselami lubuk hati
Hidup kami Kausayangi
Engkau gembala utama
Mencari orang berdosa
Domba yang sesat Kauantar
Ke sumber air yang segar
Smoga dalam pengadilan
Kami berdiri di kanan
Mewarisi kerajaan
Yang sudah Kausediakan
Terpujilah Kristus Tuhan
Yang rela menjadi kurban
Namun kini sudah jaya
Berkuasa selamanya.Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Aku cinta
padaMu, ya Tuhan, kekuatanku, (M.P.
Alleluya).
Mazmur 17 (18), 2-30 Syukur atas
keselamtan dan kemenangan
Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dashyat
(Why 11,13)
I
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku †
Tuhanlah pelindung dan pembelaku,*
Allahku yang menyelamatkan daku.
Tuhanlah gunung pengungsianku, †
perisai dan senjataku,*
bentengku, sangat terpuji.
Aku berseru kepada Tuhan, *
dan aku diselamatkan dari musuhku.
Maut mengancam aku bagaikan gelora ombak,*
malapetaka menyerbu aku bagaikan banjir.
Jerat pratala meliliti aku,*
perangkap neraka menganga di hadapanku.
Dalam kesesakanku aku berseru kepada Tuhan,*
aku mengaduh-aduh kepada Allahku.
Dari istanaNya Tuhan mendengar seruanku,*
dan teriakku sampai ke telingaNya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu
dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1 Aku cinta
padaMu, ya Tuhan, kekuatanku, (M.P.
Alleluya).
Ant. 2 Tuhan
menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku, (M.P.
Alleluya).
II
Bumi bergetar dan goyah, †
goncanglah alas gunung-gemunung,*
digoncangkan amarah Tuhan.
Tuhan menyemburkan murkaNya bagaikan asap, †
bagaikan api yang menghanguskan,*
bagaikan bara yang berpijar-pijar.
Ia membungkukkan langit dan turun,*
kakiNya beralaskan awan kelam.
Ia menunggangi garuda dan terbang,*
melayang-layang dengan sayap terbentang.
Ia berselubungkan kegelapan,*
bersembunyi dalam mendung yang menghitam.
Ia menyambarkan halilintar dari tengah gumpalan awan *
dan menghujankan es berkepal-kepal.
Tuhan mengguntur di langit,*
yang mahatinggi memperdengarkan suaraNya.
Ia mengasah panah dan melepaskannya,
Ia melemparkan tombakNya bertubi-tubi
Maka terbukalah dasar laut, dan alas bumi tersingkap, †
di hadapan gertak ancamanMu, ya Tuhan, *
di hadapan semburan nafasMu.
Ia mengulurkan tangan dari atas dan memegang aku,*
Ia menarik aku dari air yang dalam.
Ia membebaskan daku dari musuh yang
perkasa,*
dari musuh yang kuat melebihi aku.
Tuhan mendampingi aku pada hari kematianku,*
Ia menjadi sandaranku.
Ia mengantar aku ke luar dari alam maut,*
Ia menyelamatkan daku, sebab ia cinta padaku
Kemuliaaan kepada Bapa dan Putera
dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2 Tuhan
menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku, (M.P.
Alleluya).
Ant. 3 Engkaulah
pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku, (M.P. Alleluya).
III
Tuhan mengganjar aku karena aku jujur, *
Ia membalas aku sebab hidupku murni.
Sebab aku tetap melakukan kehendak Tuhan *
dan tidak berbuat jahat di hadapan Allahku.
Sebab segala hukumNya kuperhatikan,*
dan kehendakNya tidak kuabaikan.
Aku selalu terbuka terhadap Tuhan *
dan berusaha menghindarkan kesalahan.
Dan Tuhan mengganjar aku sebab aku jujur,*
sebab hidupku murni di hadapanNya.
Engkau setia terhadap orang yang setia *
dan terbuka terhadap orang yang terbuka.
Engkau tulus terhadap orang yang ikhlas,*
tetapi cerdik terhadap orang yang licik.
Engkau menyelamatkan orang yang rendah hati *
dan menundukkan orang yang sombong.
Sungguh, Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, *
Allahku, Engkau menerangi kegelapanku.
Berkat bantuanMu aku menerobos pasukan musuh,*
bersama dengan Allahku aku melompati benteng.
Kemuliaaan kepada Bapa dan Putera
dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3 Engkaulah
pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku, (M.P. Alleluya).
BACAAN
2Sam. 6:1-23
2Sam 6:1 Daud mengumpulkan pula
semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya.
2Sam 6:2 Kemudian bersiaplah Daud,
lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk
mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam
yang bertakhta di atas kerubim.
2Sam 6:3 Mereka menaikkan tabut
Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab
yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta
itu.
2Sam 6:4 Uza berjalan di samping
tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu.
2Sam 6:5 Daud dan seluruh kaum
Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian,
kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap.
2Sam 6:6 Ketika mereka sampai ke
tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah
itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir.
2Sam 6:7 Maka bangkitlah murka TUHAN
terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia
mati di sana dekat tabut Allah itu.
2Sam 6:8 Daud menjadi marah, karena
TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang
Peres-Uza sampai sekarang.
2Sam 6:9 Pada waktu itu Daud menjadi
takut kepada TUHAN, lalu katanya: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai
kepadaku?"
2Sam 6:10 Sebab itu Daud tidak mau
memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang
dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu.
2Sam 6:11 Tiga bulan lamanya tabut
Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati
Obed-Edom dan seisi rumahnya.
2Sam 6:12 Diberitahukanlah kepada raja
Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang
ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut
Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.
2Sam 6:13 Apabila
pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia
mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan.
2Sam 6:14 Dan Daud menari-nari di
hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan.
2Sam 6:15 Daud dan seluruh orang
Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala.
2Sam 6:16 Ketika tabut TUHAN itu masuk
ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu
melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu
ia memandang rendah Daud dalam hatinya.
2Sam 6:17 Tabut TUHAN itu dibawa
masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud
untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan
di hadapan TUHAN.
2Sam 6:18 Setelah Daud selesai
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa
itu demi nama TUHAN semesta alam.
2Sam 6:19 Lalu dibagikannya kepada
seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun
perempuan, kepada masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan
sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke
rumahnya.
2Sam 6:20 Ketika Daud pulang untuk
memberi salam kepada seisi rumahnya, maka keluarlah Mikhal binti Saul
mendapatkan Daud, katanya: "Betapa raja orang Israel, yang menelanjangi
dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa
dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu
menelanjangi dirinya!"
2Sam 6:21 Tetapi berkatalah Daud
kepada Mikhal: "Di hadapan TUHAN, yang telah memilih aku dengan menyisihkan
ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN,
yakni atas Israel, ?di hadapan TUHAN aku menari-nari,
2Sam 6:22 bahkan aku akan menghinakan
diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama
budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau
dihormati."
2Sam 6:23 Mikhal binti Saul tidak
mendapat anak sampai hari matinya.
=====
BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan
bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak
Kristus
Bagian I – HAL SAKRAMEN YANG MAHAKUDUS
Pasal XIV – HAL RINDU MENYALA DARI
SEMENTARA ORANG YANG BERTAKWA AKAN TUBUH KRISTUS
2. O, kepercayaan mereka yang benar dan
menyala-nyala adalah sungguh-sungguh bukti yang tegas bahwa Engkau berada di
situ. Memang, mereka sungguh mengenal Tuhan mereka saat memecah roti, sementara
hati mereka bernyala-nyala karena Yesus yang berjalan bersama mereka. Akan
tetapi, tekun dan takwa yang begitu besar, kasih yang begitu menyala,
seringkali tidak kumiliki sama sekali. Kasihanilah aku, ya Yesus yang baik,
manis dan terkasih; dan berilah kepadaku, pengemis-Mu yang hina ini, agar dia
setidak-tidaknya di dalam Komuni dapat memperoleh rasa kenikmatan kasih-Mu
sedikit saja; agar kepercayaanku menjadi lebih kuat, pengharapan atas
kebaikan-Mu bertambah-tambah, dan agar cinta kasihku setelah merasakan manna
surgawi, akhirnya akan menyala dengan sempurna dan tidak lagi menjadi surut.
=====
DOA PENUTUP
Allah yang mahatinggi, PuteraMu telah merendahkan diri untuk mengangkat
dunia yang telah jatuh dan membebaskan kami dari dosa. Berilah umatMu
kegembiraan yang sejati agar kami dapat menikmati sukacita abadi. Demi Yesus
Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam
persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA
PERSEMBAHAN PAGI
Ya
Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah
Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu, indulgensi sebagian
juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus dari semua altar di
seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap pikiran, kata dan
tindakanku hari ini.
Ya
Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan kemurahan hati sejauh
itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku,
kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan
Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak
Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA
EMAS
O
Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku memohon kepadamu
dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang
diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar
tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus
menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O
Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua saudara dan saudariku
di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu,
Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan
pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O
Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar
hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku
dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria
yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan
kami. Amin.
======
Menjalankan
Pesan Fatima
Permintaan
Pertama Bunda Kita:
Tiga
Hal Harus Dilakukan
Ketika
ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan
di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari
Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:
1)
Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2)
Doa (Rosario Harian)
3)
Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga
syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup
Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari
25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji dasar ini.
Permintaan
Kedua Bunda Kita:
Devosi
Sabtu Pertama
Selama
penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia
akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu
pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus
di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata, “Putriku, lihatlah
Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang tidak tahu
berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan sikap hati
yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk
menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk
menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi
keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku dosa, (pengakuan dosa dapat
dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima Komuni Kudus;
• Berdoa Lima Puluhan Rosario;
• Dan menemaniku selama 15 menit sambil
merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan pemulihan
kepadaku.
Dengan
janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di
paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah tindakan penghiburan
kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Dua
Ikrar – Tiga Janji
Sekarang
kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak
Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa
Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah
dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua janji besar lainnya
yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar pertama, dengan
penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan pro-diakon) dan
mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan pembebasan dari
api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan dengan
Sabtu Pertama).
Ditambahkan
pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk
membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang dibutuhkan.”
SKAPULIR
COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria
Dalam
penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang
Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda
Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada
Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak
zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan
Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri
kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada
sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock, “Terimalah
Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah perlindungan dalam
bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah
melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia mengungkapkan
Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII sebelum menjadi
Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka, dia akan
membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir yang
sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan turun
pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa akan
saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya
adalah:
(1)
menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2)
mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU mendoakan lima
puluhan Rosario
(3)
setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat dipisahkan.
Kutipan
buku:
Santa
Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian
Centre Indonesia
Sudah
mengenal SKAPULIR LIMA LIPAT?
Skapulir
Lima Lipat (Fivefold Scapular) awalnya adalah skapulir Empat Lipat (Coklat,
Hitam, Biru, dan Putih), dan dikenal sebagai Skapulir Ordo Redemptoris karena
para bapa Redemptoris mulanya diberikan
kewenangan khusus, untuk selamanya, oleh Tahta Suci untuk memberkati dan
meng-investitur skapulir tersebut pada tahun 1803 dan untuk mendaftarkan umat beriman
ke dalam masing-masing konfraternitas. Pada tahun 1847, Skapulir Merah,
Passionis, ditambahkan pada empat skapulir lainnya sehingga menjadi lima
Skapulir yang saat ini disebut sebagai Skapulir Lima Lipat, dan pada tahun 1886
Paus Leo XIII memberikan izin untuk memberkati dan menggabungkan lima skapulir
secara kumulatif, dan kemudian Gereja memperluas kewenangan ini (untuk
memberkati dan melakukan investitur) kepada setiap imam.
Keterangan
selengkapnya dapat dibaca pada link berikut ini:
https://brevirharian.blogspot.com/p/skapulir-lima-lipat-fivefold-scapular.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.