Senin, 24 September 2018
Pekan Biasa XXV – O Pekan I
Hari Biasa (H)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah
menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah
hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Allah cahaya abadi
Tritunggal yang mahasuci
Kami percaya padaMu
Kami mohon berkat restu
Engkaulah sumber dan asal
Engkaulah tujuan tunggal
PadaMulah penghiburan
Harapan umat beriman
Engkau pencipta dunia
Cahaya kami semua
Engkau pahala mulia
Bagi umat yang percaya
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Mulia kekal abadi. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Ya Tuhan, selamatkanlah aku
demi kasih setiaMu, (M.P. Alleluya).
Mazmur 6 Orang
susah mohon belaskasihan Tuhan
Sekarang
hatiKu gelisah ...., Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini (Yoh 12,27)
Ya Tuhan, janganlah
menyiksa aku dalam murkaMu,*
janganlah menghajar aku
dalam amarahMu.
Kasihanilah aku, ya Tuhan,
sebab aku lemah,*
sembuhkanlah aku sebab aku
merana.
Semangatku patah sama
sekali,*
masih berapa lamakah, ya
Tuhanku?
Kembalilah, ya Tuhan,
bebaskanlah aku, *
selamatkanlah aku demi
kasih setiaMu!
Sebab di alam maut tak
seorangpun mengenangkan Dikau,*
siapakah yang memuji Engkau
di seberang kubur?
Aku lesu karena
merintih-rintih, †
setiap malam tangisku
membasahi tempat tidurku,*
air mataku mencucuri
ranjangku.
Mataku pudar karena sedih,*
hatiku lisut karena pedih
kesepian.
Enyahlah dari padaku, hai
kamu kaum jahat,*
sebab Tuhan mendengarkan
jeritan tangisku.
Tuhan mendengarkan doaku,*
Tuhan meluluskan
permohonanku.
Biarlah semua musuhku
diaibkan dan tersipu-sipu,*
biarlah mereka disingkirkan
ke alam maut.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 1 Ya Tuhan, selamatkanlah aku
demi kasih setiaMu, (M.P. Alleluya).
Ant. 2 Tuhanlah pelindung bagi orang
papa waktu kesesakan, (M.P. Alleluya).
Mazmur 9A (9) Syukur atas kemenangan
Ia akan
kembali mengadili orang yang hidup dan yang mati
I
Ya Tuhanku, aku hendak
bersyukur kepadaMu dengan segenap hati,*
hendak mewartakan karyaMu
yang agung.
Aku hendak bersukacita dan
bergembira karena Engkau,*
hendak memuji namaMu, ya
Allah yang mahatinggi,
Bila musuhku terpukul
mundur,*
dijatuhkan oleh murkaMu.
Semoga Engkau membela
perkara dan hakku,*
tampillah, bertindaklah
sebagai hakim yang adil.
Hardiklah para bangsa,
hancurkanlah orang jahat,*
hapuskanlah nama mereka
untuk selama-lamanya.
Biar binasa para musuh,
hancur selama-lamanya,†
biar dikikis habis-habis
dewa mereka,*
lenyap dari ingatan
manusia!
Tetapi Tuhan bersemayam
untuk selama-lamanya,*
Ia bertakhta untuk
menjatuhkan keputusan.
Tuhanlah yang menghakimi
dunia dengan adil.*
mengadili para bangsa
dengan jujur.
Tuhanlah pelindung bagi
orang tertindas,*
pelindung pada waktu
kesesakan.
Semoga semua yang menjunjung
tinggi namaMu percaya padaMu,*
sebab Engkau tidak
meninggalkan mereka yang mencari Engkau.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 2 Tuhanlah pelindung bagi orang
papa waktu kesesakan, (M.P. Alleluya).
Ant. 3 Aku akan mewartakan pujianMu
di ambang kota Sion, (M.P. Alleluya).
II
Bermazmurlah bagi Tuhan
yang merajai Sion,*
wartakanlah karyaNya yang
agung di antara para bangsa.
Sebab Ia memperhatikan
orang yang berkabung, †
Ia menaruh minat kepada
ratap tangis mereka,*
Ia tidak lupa akan jeritan
orang yang tertindas.
Kasihanilah aku, ya Tuhan,*
lihatlah sengsara yang
ditimpakan musuh kepadaku.
Tariklah aku dari ambang
maut †
agar aku mewartakan
pujianMu di ambang kota Sion *
dan bergembira atas kemenanganMu.
Biar para bangsa terperosok
ke dalam lubang yang mereka gali,*
biar kakinya terjerat dalam
jaring yang mereka pasang.
Semoga Tuhan termasyur
karena keputusanNya,*
tapi orang jahat biar
terpelanting oleh perbuatannya sendiri.
Biar orang berdosa
terjerumus ke alam maut,*
biar musna semua bangsa
yang tidak menghiraukan Allah.
Sebab bukan untuk selamanya
orang miskin dilupakan,*
bukan untuk selamanya orang
yang sengsara terlantar.
Bangkitlah, ya Tuhan jangan
sampai manusia menjadi sombong,*
biarlah para bangsa diadili
di hadapanMu.
Ya Tuhan, kendalikanlah
mereka,*
biar mereka mengakui bahwa
mereka manusia belaka.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 3 Aku akan mewartakan pujianMu
di ambang kota Sion, (M.P. Alleluya).
BACAAN
Tb. 2:1-3:6
Tobit menjadi buta
1
Jadi, di masa pemerintahan Esarhadon aku kembali
ke rumahku. Juga isteriku Hana dan anakku Tobia diserahkan kembali kepadaku.
Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta, yaitu hari raya Tujuh Minggu,
disajikanlah kepadaku suatu jamuan makan yang baik. Akupun telah duduk untuk
makan.
2
Sebuah meja ditempatkan di hadapanku dan
kepadaku disajikan banyak hidangan. Tetapi berkatalah aku kepada anakku Tobia:
"Nak, pergilah dan jika kaujumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita
yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan segenap hati ingat kepada
Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, anakku, hingga
engkau kembali."
3
Maka keluarlah Tobia untuk mencari seorang
saudara kita yang miskin. Sepulangnya berkatalah ia: "Pak!" Sahutku:
"Ada apa, nak?" Jawabnya: "Salah seorang dari bangsa kita sudah
dibunuh. Ia dicekik dan dibuang di pasar. Masih ada di situ juga!"
4
Aku melonjak berdiri dan jamuan itu kutinggalkan
sebelum kukecap. Mayat itu kuangkat dari lapangan dan kutaruh di dalam salah
satu rumah hingga matahari terbenam, untuk kukuburkan nanti.
5
Kemudian aku pulang, membasuh diriku, lalu makan
dengan sedih hati.
6
Maka teringatlah aku kepada firman yang
diucapkan nabi Amos mengenai kota Betel ini: "Hari-hari rayamu akan
berubah menjadi hari sedih dan segala nyanyianmu akan menjadi ratap!" Lalu
menangislah aku.
7
Setelah matahari terbenam aku pergi menggali
liang lalu mayat itu kukuburkan.
8
Para tetangga menertawakan aku, katanya:
"Ia belum juga takut! Sudah pernah ia dicari untuk dibunuh karena perkara
yang sama. Dahulu ia melarikan diri dan sekarang ia menguburkan mayat
lagi!"
9
Pada malam itu juga aku membasuh diriku, lalu
pergi ke pelataran rumah dan tidur di dekat pagar temboknya. Mukaku tidak
tertudung karena panas.
10
Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok
tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku. Muncullah
bintik-bintik putih. Akupun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi
semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik
putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat
melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku
dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumais.
11
Di masa itu isteriku Hana mulai memborong
pekerjaan perempuan.
12
Pekerjaan itu diantarkannya kepada para pemesan
dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus,
diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh
upahnya dibayar kepadanya dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk
dimakan.
13
Tetapi setibanya di rumahku maka anak kambing
itu mengembik. Lalu isteriku kupanggil dan berkata: "Dari mana anak
kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita
tidak diperbolehkan makan barang curian!"
14
Sahut isteriku: "Kambing itu diberikan
kepadaku sebagai tambahan upahku." Tetapi aku tidak percaya kepadanya.
Maka kusuruh kembalikan kepada pemiliknya -- Karena perkara itu aku merah padam
karena dia! -- Tetapi isteriku membantah, katanya: "Di mana gerangan
kebajikanmu? Di mana amalmu itu? Betul, sudah ketahuan juga gunanya
bagimu!"
1
Maka aku sedih hati, mengeluh dan menangis.
Dengan keluh kesah aku angkat doa begini:
2
"Engkaulah adil, ya Tuhan, semua
perbuatanMupun adil pula; semua tindakan-Mu belas kasihan dan kebenaran, dan
dunia semesta diadili oleh-Mu.
3
Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah kepadaku,
pandangilah aku! Jangan aku Kauhukum sekedar segala dosaku dan setimpal dengan
kekhilafanku kepadaMu, atau sekedar dosa yang diperbuat nenek moyangku!
4
Aku telah tidak taat kepada segala perintah-Mu,
maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, dan untuk ditawan dan dibunuh, dan untuk
menjadi sindiran, tertawaan dan orang ternista di tengah sekalian bangsa di
mana kami Kaucerai-beraikan.
5
Segala hukuman-Mu memang benar, apabila kini aku
Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi
perintah-perintah-Mu, dan tidak berjalan benar di hadapan-Mu.
6
Kini berbuatlah kepadaku menurut apa yang
berkenan kepada-Mu, dan sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari
muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku dari hidup,
karena aku mesti mendengar nista dan fitnah dan sangat sedih rasa hatiku. Ya
Tuhan, suruhlah supaya aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju
tempat abadi; janganlah wajah-Mu Kaupalingkan dari padaku, ya Tuhan. Sebab
lebih bergunalah mati saja dari pada melihat banyak susah dalam hidupku. Nista
tidak dapat kudengar lagi!"
=====
BACAAN PILIHAN (bisa
diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione
Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Ketiga – HAL
HIBURAN BATIN
Pasal III – ORANG
HARUS MENDENGARKAN SABDA TUHAN DENGAN RENDAH HATI, DAN BAHWA BANYAK ORANG YANG
TAK MENGINDAHKANNYA
3. Guru: Tuhan
bersabda, “Sejak semula Aku telah mengajar para nabi dan hingga kini pun tiada
henti-hentinya Aku bersabda kepada semua orang, tetapi banyak yang tidak
mendengarkan dan hatinya keras.” Kebanyakan lebih suka mendengarkan suara dunia
daripada mendengarkan sabda Tuhan. Mereka lebih suka mengikuti keinginan hawa
nafsunya daripada berbuat yang berkenan kepada Tuhan. Dunia hanya menjanjikan
barang-barang yang bersifat sementara dan tidak ada harganya. Namun, dunia
sangat didamba-dambakan. Aku menjanjikan akan memberikan barang-barang yang
paling berharga dan kekal, namun hati orang tetap beku. Siapakah yang mengabdi
dan mengikuti Aku dalam segala hal dan perbuatannya, seperti orang mengabdi dunia
dan para penguasanya? “Malulah kamu, hai Sidon, karena demikianlah kata laut”
(bdk. Yes 23:4), dan jika engkau ingin tahu sebabnya, dengarkanlah mengapa.
Untuk mendapat upah sedikit saja, orang tidak segan berjalan jauh. Namun, untuk
hidup kekal,
kebanyakan orang tidak bersedia berjalan setapak
saja. Keuntungan sedikit saja dikejar-kejar; mengenai sekeping mata uang
kadang-kadang timbul pertengkaran hebat. Untuk suatu benda yang akan musnah dan
suatu janji yang tidak ada artinya orang tidak segan-segan membanting tulang
siang malam.
=====
DOA PENUTUP
Tuhan kabulkanlah dengan
rela permohonan umatMu, agar kami mengetahui apa yang harus kami lakukan dan
sanggup melaksanakannya juga. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup
dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di
sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu,
indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus
dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap
pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan
kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus,
selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus
Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku
memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh
rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda
asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar
secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua
saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa
syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan
dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya
kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada
cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji”
yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik
Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji
dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria
menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan
pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan
Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata,
“Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang
tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan
sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk
menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk
menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi
keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku dosa,
(pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau
sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima Komuni
Kudus;
• Berdoa Lima Puluhan
Rosario;
• Dan menemaniku selama
15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan
pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu
Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah
tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari
Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika
SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari
kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua
janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar
pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam
kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria,
“Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang
dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa
Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal
ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda
penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai
tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria
menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam
tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock,
“Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah
perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini
tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia
mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII
sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka,
dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir
yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan
turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa
akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU
mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat
dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
(Catatan: Doa Bebas Kutuk, kami pindahkan ke bagian bawah IBADAT
SORE)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.