Rabu, 26 September 2018
Pekan Biasa XXV – O Pekan I
Hari Biasa (H)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Trimalah madah pujian
Yesus sabda keslamatan
Kauselami lubuk hati
Hidup kami Kausayangi
Engkau gembala utama
Mencari orang berdosa
Domba yang sesat Kauantar
Ke sumber air yang segar
Smoga dalam pengadilan
Kami berdiri di kanan
Mewarisi kerajaan
Yang sudah Kausediakan
Terpujilah Kristus Tuhan
Yang rela menjadi kurban
Namun kini sudah jaya
Berkuasa selamanya.Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Aku
cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku, (M.P.
Alleluya).
Mazmur 17 (18), 2-30 Syukur
atas keselamtan dan kemenangan
Pada saat itu terjadilah
gempa bumi yang dashyat (Why 11,13)
I
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku †
Tuhanlah pelindung dan pembelaku,*
Allahku yang menyelamatkan daku.
Tuhanlah gunung pengungsianku, †
perisai dan senjataku,*
bentengku, sangat terpuji.
Aku berseru kepada Tuhan, *
dan aku diselamatkan dari musuhku.
Maut mengancam aku bagaikan gelora ombak,*
malapetaka menyerbu aku bagaikan banjir.
Jerat pratala meliliti aku,*
perangkap neraka menganga di hadapanku.
Dalam kesesakanku aku berseru kepada Tuhan,*
aku mengaduh-aduh kepada Allahku.
Dari istanaNya Tuhan mendengar seruanku,*
dan teriakku sampai ke telingaNya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1 Aku
cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku, (M.P.
Alleluya).
Ant. 2 Tuhan
menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku, (M.P.
Alleluya).
II
Bumi bergetar dan goyah, †
goncanglah alas gunung-gemunung,*
digoncangkan amarah Tuhan.
Tuhan menyemburkan murkaNya bagaikan asap, †
bagaikan api yang menghanguskan,*
bagaikan bara yang berpijar-pijar.
Ia membungkukkan langit dan turun,*
kakiNya beralaskan awan kelam.
Ia menunggangi garuda dan terbang,*
melayang-layang dengan sayap terbentang.
Ia berselubungkan kegelapan,*
bersembunyi dalam mendung yang menghitam.
Ia menyambarkan halilintar dari tengah gumpalan awan *
dan menghujankan es berkepal-kepal.
Tuhan mengguntur di langit,*
yang mahatinggi memperdengarkan suaraNya.
Ia mengasah panah dan melepaskannya,
Ia melemparkan tombakNya bertubi-tubi
Maka terbukalah dasar laut, dan alas bumi tersingkap, †
di hadapan gertak ancamanMu, ya Tuhan, *
di hadapan semburan nafasMu.
Ia mengulurkan tangan dari atas dan memegang aku,*
Ia menarik aku dari air yang dalam.
Ia membebaskan daku
dari musuh yang perkasa,*
dari musuh yang kuat melebihi aku.
Tuhan mendampingi aku pada hari kematianku,*
Ia menjadi sandaranku.
Ia mengantar aku ke luar dari alam maut,*
Ia menyelamatkan daku, sebab ia cinta padaku
Kemuliaaan kepada
Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Ant. 2 Tuhan
menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku, (M.P.
Alleluya).
Ant. 3 Engkaulah
pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku, (M.P. Alleluya).
III
Tuhan mengganjar aku karena aku jujur, *
Ia membalas aku sebab hidupku murni.
Sebab aku tetap melakukan kehendak Tuhan *
dan tidak berbuat jahat di hadapan Allahku.
Sebab segala hukumNya kuperhatikan,*
dan kehendakNya tidak kuabaikan.
Aku selalu terbuka terhadap Tuhan *
dan berusaha menghindarkan kesalahan.
Dan Tuhan mengganjar aku sebab aku jujur,*
sebab hidupku murni di hadapanNya.
Engkau setia terhadap orang yang setia *
dan terbuka terhadap orang yang terbuka.
Engkau tulus terhadap orang yang ikhlas,*
tetapi cerdik terhadap orang yang licik.
Engkau menyelamatkan orang yang rendah hati *
dan menundukkan orang yang sombong.
Sungguh, Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, *
Allahku, Engkau menerangi kegelapanku.
Berkat bantuanMu aku menerobos pasukan musuh,*
bersama dengan Allahku aku melompati benteng.
Kemuliaaan kepada
Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Ant. 3 Engkaulah
pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku, (M.P. Alleluya).
BACAAN
Tb. 4:1-5,19-21; 5:1-16
Tobia dikirim ke negeri Media
1
Pada hari itu juga Tobit ingat kepada uang yang pernah
dititipkannya pada Gabael di Ragai di negeri Media itu.
2
Lalu ia berpikir: "Aku sudah sampai meminta kematian
bagi diriku. Mengapa gerangan tidak kupanggil anakku Tobia untuk kuberi
petunjuk mengenai uang itu sebelum aku meninggal?"
3
Maka dipanggilnya anaknya Tobia yang segera datang juga.
Lalu kata Tobit: "Nak, apabila aku sudah mati nanti, kuburkanlah aku
sebagaimana mestinya. Hormatilah ibumu dan jangan kautinggalkan sepanjang umur
hidupnya. Lakukanlah apa yang menyenangkan hatinya dan jangan hatinya
kausedihkan dengan kelakuanmu.
4
Ingatlah, nak, bahwa oleh karena engkau telah ditanggungnya
banyak bahaya, yaitu waktu engkau masih dalam kandungannya. Setelah ibumu
meninggal, kuburkanlah di sampingku dalam satu kubur.
5
Nak, ingatlah juga kepada Tuhan; sepanjang umur hidupmu
jangan sampai berdosa dan melanggar perintah-perintah-Nya. Hendaklah berbuat
baik sepanjang hidupmu dan jangan menempuh jalan kelaliman.
19
Pujilah Tuhan Allah setiap waktu dan mintalah kepada-Nya,
supaya segala jalan hidupmu menjadi lurus dan supaya segala usaha serta
rencanamu berhasil baik. Sebab tiada bangsa satupun mempunyai nasehat], melainkan
segala nasehat yang baik diberikan oleh Tuhan. Tetapi kalau Tuhan mau maka Ia
merendahkan sampai ke lubuk dunia orang mati, sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
Dan kini, nak, ingatlah kepada segala petunjukku dan jangan sampai terhapus
dari hatimu.
20
Oleh sebab itu, nak, aku hendak memberitahukan kepadamu
tentang sepuluh talenta perak yang telah kutitipkan pada Gabael bin Gabria di
Ragai di negeri Media.
21
Jangan takut-takut, nak, oleh karena kita sudah jatuh
miskin. Memang harta milikmu banyak, apabila engkau takut akan Allah dan
menjauhkan diri dari setiap dosa lagi melakukan apa yang berkenan pada Tuhan
Allahmu."
Teman seperjalanan Tobia
1
Maka menjawablah Tobia kepada Tobit, ayahnya: "Pak,
semuanya yang telah bapak perintahkan kepadaku hendak kulakukan juga.
2
Tetapi bagaimana aku dapat mengambil uang itu dari Gabael?
Ia tidak mengenal aku dan akupun tidak mengenal orang itu pula. Tanda apa yang
mesti kuberikan kepadanya, supaya ia mengenal aku, percaya kepadaku dan uang
itu diserahkannya. Aku tidak mengenal pula jalan-jalan di negeri Media yang
harus kutempuh."
3
Maka jawab Tobit kepada anaknya Tobia: "Gabael telah
memberikan tanda tangan kepadaku yang dibubuh pada sebuah naskah dan demikian
akupun kepadanya pula. Naskah itu telah kubagikan jadi dua dan kami
masing-masing mengambil separuhnya. Lalu kutitipkan uang itu kepadanya.
Sekarang sudah dua puluh tahun sejak uang itu kutitipkan. Lagi, anakku, carilah
untukmu seseorang yang dapat dipercaya dan yang mau pergi bersama denganmu.
Kita memang akan memberikan upah kepadanya hingga engkau kembali. Kemudian
pergilah mengambil uang itu dari pada Gabael."
4
Maka keluarlah Tobia untuk mencari seseorang yang mau pergi
bersama dengannya ke negeri Media dan yang tahu jalannya. Didapatinya malaekat
Rafael yang berdiri di hadapan Tobia. Hanya Tobia tidak tahu bahwa dia itu
seorang malaekat Tuhan.
5
Berkatalah Tobia kepadanya: "Dari mana engkau, hai
pemuda?" Sahutnya: "Dari saudara-saudaramu, orang Israel. Aku datang
ke mari untuk mencari pekerjaan." Tobiapun lalu bertanya kepadanya:
"Tahukah engkau jalan ke negeri Media?"
6
Jawabnya: "Aku tahu! Sering kali aku ke sana dan akupun
mengenal segala jalan juga. Sudah kerap kali aku pergi ke negeri Media dan aku
sudah pernah menginap pada Gabael, saudara kita yang bertempat tinggal di
Ragai, di negeri Media, yang terletak di pegunungan. Perjalanannya dari kota
Ekbatana hingga ke kota Ragai dua hari biasa."
7
Lalu kata Tobia kepadanya: "Tunggu dahulu, hai pemuda.
Aku hendak mengatakannya kepada ayahku di rumah. Perlulah kiranya engkau pergi
bersama dengan daku. Upahpun akan kuberikan kepadamu juga."
8
Sahut Rafael kepadanya: "Aku akan menunggu, tetapi
jangan lama-lama!"
9
Maka Tobia masuk dan memberitahu ayahnya Tobit. Katanya:
"Sudah pak, aku sudah mendapat seseorang dari antara saudara-saudara kita,
orang Israel." Sahut Tobit kepadanya: "Panggilkanlah aku orang itu,
nak, supaya aku tahu bangsa apa ia dan dari suku mana dan apa ia boleh
dipercaya untuk pergi bersama denganmu."
10
Tobiapun keluarlah dan memanggil dia. Katanya: "Pemuda,
ayahku memanggilmu." Rafael masuk dan oleh Tobit diberi salam dahulu. Ia
menjawab dengan banyak-banyak salam pula. Lalu Tobit menyambung: "Apakah
aku masih mendapat salam juga? Aku ini orang yang rusak matanya dan cahaya
langit tidaklah kulihat. Melainkan duduklah aku dalam kegelapan seperti orang
mati yang tidak memandang cahaya. Hidupku berada di tengah-tengah orang mati.
Suara manusia kudengar, tetapi mereka tidak kulihat!" Sahut Rafael
kepadanya: "Tetapkan hati! Penyembuhan dari Allah sudah dekat. Tetapkan
hati!" Lalu Tobit berkata kepadanya: "Anakku Tobia mau pergi ke
negeri Media. Adakah engkau dapat pergi bersama dengannya dan mengantar dia?
Dan lagi, saudara, engkau akan kuberi upahmu juga!" Sahut Rafael:
"Aku mau pergi bersama dengannya. Semua jalan kukenal baik-baik. Sudah
sering kali aku pergi ke negeri Media dan menjelajahi dataran-dataran dan
pegunungannya. Segala jalannya kuketahui."
11
Tobit menyambung pula: "Saudara dari keluarga mana dan
dari suku mana? Nyatakanlah kepadaku, saudara!"
12
Sahut Rafael: "Apa perlunya suku itu?" Tobitpun
lalu berkata kepadanya: "Aku hanya mau tahu kebenaran saja, siapa engkau
dan siapa namamu."
13
Sahut Rafael: "Aku ini Azarya bin Ananias yang besar,
seorang saudaramu."
14
Maka Tobit berkata: "Selamat datang saudara, dan banyak
salam! Jangan kecil hati, saudara, karena aku ingin tahu kebenaran tentang
keluargamu. Kebetulan engkau kerabat kami juga. Engkau sungguh dari keluarga
mulia dan baik. Ananias dan Natan, kedua anak Semeya yang besar kukenal. Bersama
dengan aku mereka dahulu pergi ke Yerusalem dan bersembah sujud di sana. Mereka
tidak menyimpang dari jalan yang baik. Saudara-saudaramu sungguh-sungguh orang
yang baik. Engkau berasal dari akar yang baik. Selamat datang!"
15
Tobit menyambung lagi: "Aku hendak memberikan upah
kepadamu sedirham sehari dan penghidupan seperti penghidupan anakku sendiri.
16
Hendaklah pergi bersama dengan anakku, maka aku akan
menambah lagi upahmu itu."
=====
BACAAN PILIHAN (bisa
diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi –
Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Ketiga – HAL HIBURAN
BATIN
Pasal III – ORANG HARUS
MENDENGARKAN SABDA TUHAN DENGAN RENDAH HATI, DAN BAHWA BANYAK ORANG YANG TAK
MENGINDAHKANNYA
5. Catatlah kata-kata-Ku di
dalam hatimu dan renungkanlah kata-kata itu baik-baik. Sebab pada saat-saat
pencobaan kata-kata itu akan sangat berguna bagimu. Apa yang tidak kamu
mengerti pada waktu kamu membaca, akan kamu mengerti pada waktu aku berkunjung.
Biasanya, aku berkunjung kepada orang-orang pilihan-Ku dengan dua jalan, yakni
dengan pencobaan dan dengan penghiburan. Dua macam pelajaran Kuberikan kepada
mereka setiap hari: pertama, dengan menunjuk kekurangan cacat-cacat mereka;
kedua, dengan menggugah hati mereka supaya maju dalam keutamaan. “Barang siapa
memiliki perkataan-Ku, tetapi mengabaikannya, ia mempunyai seorang hakim yang
akan mengadilinya pada hari terakhir” (bdk. Yoh 12:48).
=====
DOA PENUTUP
Allah yang mahatinggi, PuteraMu telah merendahkan diri untuk
mengangkat dunia yang telah jatuh dan membebaskan kami dari dosa. Berilah
umatMu kegembiraan yang sejati agar kami dapat menikmati sukacita abadi. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup
dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di
sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu,
indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus
dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap
pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan
kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus,
selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus
Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku
memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh
rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda
asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar
secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua
saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa
syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan
dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya
kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada
cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji”
yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik
Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji
dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria
menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan
pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan
Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata,
“Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang
tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan
sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk
menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk menolong
pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan mereka
semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut:
• Mengaku dosa,
(pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau
sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima Komuni
Kudus;
• Berdoa Lima Puluhan
Rosario;
• Dan menemaniku selama
15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan
pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu
Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah
tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari
Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika
SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari
kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua
janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar
pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam
kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria,
“Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang
dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa
Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal
ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda
penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai
tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria
menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam
tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock,
“Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah
perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini
tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia
mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII
sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka,
dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir
yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan
turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa
akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU
mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat
dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
(Catatan: Doa Bebas Kutuk, kami pindahkan ke bagian bawah IBADAT
SORE)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.