Jumat, 28 September 2018
Pekan Biasa XXV – O Pekan I
Hari Biasa (H)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah
menolong aku.
U: Ya Tuhan, perhatikanlah
hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan,
sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Aleluya
Madah
Kristus dampingilah kami
Dengan kasih yang sejati
Yang sudah Kauperjuangkan
Di salib sebagai kurban
Kami mohon penuh iman
Kelimpahan pengampunan
Atas segala tindakan
Yang tak
tertanggungjawabkan
Lindungilah para putra
Dari segala bencana
Berkat salib tanda jaya
Yang tersiram darah mulya
Terpujilah Yesus Kristus
Sabda Bapa yang diutus
Menjadi juruselamat
Membagikan Roh dan rahmat.
Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Ya Tuhan, bangkitlah menolong
aku, (M.P. Alleluya).
Mazmur 34 (35),
1-2,3c,9-19,22-23,27-28 Tuhan
penyelamat dalam penganiayaan
Mereka
berkumpul..... dan berunding untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan
untuk membunuh Dia (Mat 26,3-4)
I
Ya Tuhan, seranglah mereka
yang menyerbu aku,*
berperanglah melawan mereka
yang memerangi aku.
Ambillah perisai dan jebang,†
bangkitlah menolong aku,*
berkatalah kepada hatiku:
“Akulah peyelamatmu.”
Maka hatiku akan bersorak
dalam Tuhan,*
bersukacitalah atas
penyelamatanNya.
Dengan segenap hati aku
akan berkata: *
“Ya Tuhan, siapakah seperti
Engkau?
Engkau melepaskan yang
lemah dari orang yang lebih kuat,*
yang miskin dari orang yang
memerasnya.”
Orang pendusta tampil
bersaksi melawan daku,*
yang tidak mengenal aku
mengusut perkaraku.
Mereka mambalas kebaikanku
dengan kejahatan,*
mematahkan semangat hatiku.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan
sekarang, selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Ant. 1 Ya Tuhan, bangkitlah menolong
aku, (M.P. Alleluya).
Ant. 2 Adililah perkaraku; belalah
aku, ya Tuhan, sebab Engkau berkuasa, (M.P.
Alleluya).
II
Sedang musuhku berpesta
pora aku bertapa,*
aku menyiksa diri dengan
puasa.
Aku mengungsi kepada doa *
yang kupeluk bagaikan
sahabat karib.
Seperti seorang yang
berkabung atas kematian ibunya,*
hatiku hancur luluh karena
sedih.
Ketika aku tersandung,
mereka berkerumun mengejek-ejek,*
mereka berkerumun melawan
daku.
Orang yang tak kukenal
menyayat hatiku,*
mereka tidak malu memfitnah
aku.
Mereka mengepung aku sambil
mengolok-olok *
dan menggertakkan gigi
terhadapku.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan
sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2 Adililah perkaraku; belalah
aku, ya Tuhan, sebab Engkau berkuasa, (M.P.
Alleluya).
Ant. 3 Aku akan mewartakan keadilanMu
dan memuji Engkau sepanjang hari, (M.P.
Alleluya).
III
Ya Tuhan, masih berapa
lamakah Engkau berpangku tangan? *
selamatkanlah aku dari tipu
daya dan kebuasan mereka.
Aku akan bersyukur kepadaMu
dalam himpunan umat, *
di tengah-tengah rakyat
banyak aku akan memuliakan Dikau.
Jangan biarkan para
pengkhianat mempermainkan daku, *
para musuhku yang
mengerlingkan mata untuk mengganyang aku.
Perhatikanlah aku, ya
Tuhan, jangan membisu,*
Tuhan, janganlah jauh dari
padaku.
Tolong, tolong, majulah
membela aku,*
ya Tuhan Allahku, berjuanglah
bagiku.
Semoga teman-temanku
bersorak gembira,*
semua yang mengharapkan
keselamatanku.
Semoga mereka mengakui:
“Agunglah Tuhan, *
Ia memperjuangkan
kesejahteraan hambaNya.”
Maka aku akan mewartakan
keadilanMu *
dan memuji Engkau sepanjang
hari.
Kemuliaaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan
sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3 Aku akan mewartakan keadilanMu
dan memuji Engkau sepanjang hari, (M.P.
Alleluya).
BACAAN
Tb. 7:1,8b-17; 8:5-13
Di rumah Raguel
1
Ketika mereka tiba di kota
Ekbatana berkatalah Tobia kepada temannya: "Saudara Azarya, antarkanlah
aku langsung ke rumah Raguel saudara kami." Iapun lalu mengantarkannya ke
rumah Raguel. Raguel didapati mereka duduk pada pintu pelataran rumahnya.
Mereka memberikan salam dahulu kepadanya dan dibalas oleh Raguel. Katanya: "Banyak-banyak
salam, saudara-saudara. Selamat datang!" Mereka dipersilakannya masuk ke
rumah.
8
Kemudian Raguel menyembelih
seekor domba betina dari kawanannya dan disambutnyalah mereka dengan ramah.
9
Setelah mereka mencuci dan
membasuh diri dan sudah duduk makan maka berkatalah Tobia kepada Rafael:
"Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara
diberikannya kepadaku."
10
Mendengar perkataan itu
berkatalah Raguel kepada pemuda itu: "Makan dan minumlah dan
bersenang-senanglah malam ini. Memang, saudara, tiada seorangpun lebih berhak
mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya dari padamu. Karena itupun aku tidak
berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah
yang paling karib. Tetapi, anakku, aku mesti memberitahukan kebenaran!
11
Sudah kuberikan Sara kepada
tujuh laki-laki dari antara saudara kita, tetapi pada malam ia mereka hampiri
matilah mereka semua. Maka, anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja.
Tuhan akan mengambil tindakan bagimu."
12
Tetapi sahut Tobia:
"Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sampai engkau mengambil
keputusan tentang diriku." Menjawablah Raguel: "Baiklah! Ia diberikan
kepadamu sesuai dengan ketetapan Kitab Musa. Dari Sorga sudah diputuskan, bahwa
ia harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai
sekarang ini engkau menjadi saudaranya dan iapun menjadi saudarimu pula.
Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku,
semoga kamu pada malam ini juga dianugerahi oleh Tuhan semesta langit. Semoga
Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas diri kamu."
13
Lalu Raguel memanggil Sara
anaknya dan iapun datang kepadanya pula. Tangan Sara dipegang oleh Raguel dan
demikian Sara diserahkannya kepada Tobia. Dalam pada itu berkatalah Raguel:
"Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut
ketetapan yang tersurat dalam Kitab Musa kuberikan kepadamu menjadi isterimu.
Ambillah dia dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga
Yang Berkuasa di Sorga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu
berdua."
14
Lalu dipanggilnya ibu Sara
untuk mengambil sepucuk gulungan. Ditulisnya perjanjian perkawinan dan dengan
demikian Sara diserahkannya menjadi isteri Tobia, sesuai dengan ketetapan
Taurat Musa. Sesudah itu mulailah mereka makan minum.
15
Raguel memanggil Edna,
isterinya, lalu berkata kepadanya: "Dinda, siapkanlah sebuah kamar yang
lain lalu antarkanlah Sara masuk."
16
Maka pergilah Edna
menyediakan sebuah kamar sebagaimana dikatakan kepadanya, lalu mengantar Sara
masuk ke dalam. Ia menangis oleh karena anaknya, lalu diusapnyalah air matanya
dan berkatalah ia kepada Sara:
17
"Tetapkan hatimu, nak!
Tuhan semesta langit akan menganugerahkan kepadamu sukacita ganti dukacitamu.
Tetapkan hati, nak!" Lalu keluarlah ia.
5
Maka bangunlah Sara dan
mereka berdua mulai berdoa dan mohon, supaya mereka mendapat perlindungan.
Mereka angkat doa sebagai berikut: "Terpujilah Engkau, ya Allah nenek
moyang kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian
langit memuji Engkau dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.
6
Engkaulah yang telah
menjadikan Adam dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu serta
penopang; dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkaupun
bersabda pula: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita
menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.
7
Bukan karena nafsu berahi
sekarang kuambil saudariku ini, melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya
mengasihani aku ini dan dia dan membuat kami menjadi tua bersama."
8
Serentak berkatalah mereka:
"Amin! Amin!"
9
Kemudian mereka tidur
semalam-malaman.
10
Tetapi Raguel bangun dan
dipanggilnya beberapa bujangnya yang pergi menggali kubur. Sebab Raguel
berpikir: "Tidak boleh tidak Tobia mati. Nanti kami menjadi tertawaan dan
orang ternista!"
11
Selesai menggali kubur itu
Raguel masuk rumah dan dipanggilnya isterinya.
12
Katanya: "Suruhlah
seorang sahaya masuk untuk melihat apa ia masih hidup. Kalau sudah mati kita
kuburkan tanpa diketahui seorangpun."
13
Sahaya itupun lalu disuruh,
lampu dipasang dan pintu dibuka. Masuklah sahaya itu dan didapatinya mereka
tertidur dengan nyenyaknya.
=====
BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Ketiga – HAL HIBURAN BATIN
Pasal III – ORANG HARUS MENDENGARKAN SABDA TUHAN DENGAN
RENDAH HATI, DAN BAHWA BANYAK ORANG YANG TAK MENGINDAHKANNYA
DOA UNTUK MEMPEROLEH RAHMAT
KEBAKTIAN
7. Bagaimana aku dapat bertahan terhadap diriku sendiri
dalam hidup penuh sengsara ini jikalau aku tidak memperoleh kekuatan dari
rahmat dan kemurahan-Mu? Janganlah berpaling muka dariku; janganlah engkau
menangguhkan kunjungan-Mu; janganlah engkau menarik penghiburan-Mu dariku,
“seperti tanah yang tandus jiwaku haus kepada-Mu” (bdk. Mzm 143:6). Tuhan,
“ajarlah aku melakukan kehendak-Mu” (Mzm 143:10); ajarlah aku berlaku pantas
dan rendah hati di hadapan-Mu. Karena Engkaulah arif bijaksana, yang
benar-benar mengenal lubuk hatiku, bahkan telah mengenal aku sebelum dunia
diciptakan oleh-Mu dan sebelum aku dilahirkan di dunia ini.
=====
DOA PENUTUP
Allah maha pengasih, Engkau
telah menebus kami dan mengangkat kami menjadi anak-anakMu, karena kami percaya
akan Kristus. Semoga kami memperoleh
kebebasan sejati dan warisan abadi. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala
masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di
sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu,
indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus
dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap
pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan
kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah
kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus,
kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku
memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat
yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat
agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus
menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua
saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa
syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan
dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya
kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada
cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji”
yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik
Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji
dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria
menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan
pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan
Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata,
“Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang
tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan
sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk
menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk
menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi
keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku dosa,
(pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau
sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima Komuni
Kudus;
• Berdoa Lima Puluhan
Rosario;
• Dan menemaniku selama
15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan
pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu
Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah
tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari
Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika
SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari
kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua
janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar
pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam
kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria,
“Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang
dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa
Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal
ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda
penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai
tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria
menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam
tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock,
“Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah
perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini
tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia
mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII
sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka,
dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir
yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan
turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa
akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU
mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat
dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
(Catatan: Doa Bebas Kutuk, kami pindahkan ke bagian bawah IBADAT
SORE)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.