Senin, 17 September 2018
Pekan Biasa XXIV – O Pekan
IV
Hari Biasa (H)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan
sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Allah cahaya abadi
Tritunggal yang mahasuci
Kami percaya padaMu
Kami mohon berkat restu
Engkaulah sumber dan asal
Engkaulah tujuan tunggal
PadaMulah penghiburan
Harapan umat beriman
Engkau pencipta dunia
Cahaya kami semua
Engkau pahala mulia
Bagi umat yang percaya
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Mulia kekal abadi. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Hai
Israel, betapa baiklah Allah bagi orang yang murni hatinya, (M.P. Alleluya)
Mazmur 72 (73) Mengapa
orang jujur diganggu?
Berbahagialah orang yang
tidak sangsi akan Daku (Mat 11,6)
I
Hai Israel, betapa baiklah Allah *
bagi orang yang murni hatinya
Namun kakiku hampir tergelincir,*
aku nyaris jatuh terpelanting
Sebab aku cemburu kepada kaum pembual,*
iri hati kepada kemujuran orang jahat
Bagi mereka tak ada kesusahan,*
segar bugarlah tubuh mereka
Mereka tidak perlu berjerih payah *
dan tidak diinjak-injak seperti orang lain
Maka mereka menghias diri dengan kesombongan *
dan mengenakan pakaian kekerasan
Mata mereka licin melebihi lemak, *
mereka sewenang-wenang melampaui batas
Mereka menyeringai dan bermegah atas
kejahatannya,*
mereka menyombongkan diri atas pemerasan
Mereka membuka mulut selebar langit,*
dan lidahnya sampai ke tubir bumi
Dengan rakus mereka menggendutkan diri,*
seakan-akan menghisap habis samudra raya
Mereka berkata:”Masakan Allah tahu!*
Masakan Yang mahatinggi maklum!”
Demikianlah keadaan orang jahat: †
mereka tidak menghiraukan Allah yang kekal *
dan hanya menimbun-nimbun kekayaan saja
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan
sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1 Hai
Israel, betapa baiklah Allah bagi orang yang murni hatinya, (M.P. Alleluya)
Ant. 2 Sukacita
orang jahat akan diubah menjadi dukacita, dan kegirangan mereka menjadi kesusahan.
II
Jadi apa gunanya aku memelihara hatiku bersih,*
apa gunanya hidup tak bersalah?
Jika toh sepanjang hari aku kena kutuk *
dan disiksa setiap hari mulai pagi!
Ya Tuhan, seandainya aku berkata seperti
mereka,*
aku mengkhianati himpunan umatMu
Telah kucoba untuk memahami kemujuran orang
jahat, *
tetapi ternyata terlalu sulit bagi pikiranku
Baru nanti sesudah aku menghadap Allah yang
kudus,*
akan kusaksikan kesudahan mereka:
Sungguh, Kaujebloskan mereka ke dalam
kebinasaan,*
Kaujerumuskan mereka ke dalam kesepian
Sekonyong-konyong mereka kan ditimpa
kemalangan,*
mereka lenyap, terlarut dalam kenyerian yang
hebat
Seperti mimpi yang lenyap pada waktu bangun, ya
Tuhan,*
mereka Kauanggap sepi dalam kerajaan maut
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan
sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2 Sukacita
orang jahat akan diubah menjadi dukacita, dan kegirangan mereka menjadi kesusahan.
Ant. 3 Orang
yang menjauhi Engkau, akan binasa, tetapi aku akan berbahagia karena dekat pada
Allah, (M.P. Alleluya)
III
Tetapi, melihat kemujuran orang jahat, hatiku
menjadi pahit,*
dan batinku sangat tersinggung
Seperti seorang dungu aku tidak mengerti,*
aku seperti hewan yang tak berakal di hadapanMu
Namun aku hendak tinggal selalu dekat padaMu,*
peganglah tanganku dan bimbinglah aku
Antarlah aku ke dalam surgaMu *
dan sambutlah aku dalam kemuliaanMu
Bila kuingat kebahagiaanku beserta Engkau di
surga,*
tak ada keinginan lagi padaku di dunia
Biarlah jiwa ragaku habis melenyap, ya Pelindungku,†
namun aku akan menikmati hidup kekal, ya Allah,*
sedangkan orang yang menjauhi Engkau, akan
binasa
Musnakanlah setiap orang yang meninggalkan
Dikau! *
tetapi aku akan berbahagia karena dekat pada
Allah
Aku menaruh harapan padaMu, ya Tuhan Allahku,*
aku mewartakan segala karyaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan
sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3 Orang
yang menjauhi Engkau, akan binasa, tetapi aku akan berbahagia karena dekat pada
Allah, (M.P. Alleluya)
BACAAN
Est. 3:1-11
Est 3:1 Sesudah
peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah
kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya
ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda.
Est 3:2 Dan
semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada
Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak
berlutut dan tidak sujud.
Est 3:3 Maka
para pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berkata kepada Mordekhai:
"Mengapa engkau melanggar perintah raja?"
Est 3:4 Setelah
mereka menegor dia berhari-hari dengan tidak didengarkannya juga, maka hal itu
diberitahukan merekalah kepada Haman untuk melihat, apakah sikap Mordekhai itu
dapat tetap, sebab ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa ia orang Yahudi.
Est 3:5 Ketika
Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat
panaslah hati Haman,
Est 3:6 tetapi
ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena
orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman
mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di
seluruh kerajaan Ahasyweros.
Est 3:7 Dalam
bulan pertama, yakni bulan Nisan, dalam tahun yang kedua belas zaman raja
Ahasyweros, orang membuang pur?yakni undi?di depan Haman, hari demi hari dan
bulan demi bulan sampai jatuh pada bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar.
Est 3:8 Maka
sembah Haman kepada raja Ahasyweros: "Ada suatu bangsa yang hidup
tercerai-berai dan terasing di antara bangsa-bangsa di dalam seluruh daerah
kerajaan tuanku, dan hukum mereka berlainan dengan hukum segala bangsa, dan
hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan
mereka leluasa.
Est 3:9 Jikalau
baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk
membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan
menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka
memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja."
Est 3:10 Maka
raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman
bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu,
Est 3:11 kemudian
titah raja kepada Haman: "Perak itu terserah kepadamu, juga bangsa itu
untuk kauperlakukan seperti yang kaupandang baik."
=====
BACAAN PILIHAN (bisa
diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi –
Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Kedua – NASIHAT-NASIHAT
UNTUK HIDUP KEBATINAN
Pasal XII – HAL KELUHURAN
JALAN SALIB SUCI
15. Seandainya ada syarat
lain yang lebih baik dan lebih berguna bagi keselamatan orang, tentu Kristus
telah memberitahukannya kepada kita, baik dengan kata-kata maupun dengan
teladan. Akan tetapi, kepada para murid yang mengikuti-Nya dan semua orang yang
ingin mengikuti Dia, dengan terus-terang Kristus telah memberi nasihat, “Jika
orang ingin mengikuti Aku, hendaknya dia menyangkal diri sendiri dan memikul
salibnya serta mengikuti Aku” (bdk. Mat 16:24; Luk 9:23). Akhirnya, setelah
kita membaca semuanya dengan teliti dan merenungkannya dengan saksama,
kesimpulan kita, “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan
menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa
untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” (Kis
14:22)
=====
DOA PENUTUP
Ya Allah, Engkau suka
tinggal dalam hati yang jujur dan murni. Semoga dengan bantuan rahmatMu kamipun
menjadi jujur dan murni, sehingga Engkau berkenan mendiami hati kami. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan
pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam
persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di
sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu,
indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus
dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap
pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan
kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama
dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya
demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati
Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah
kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku
memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh
rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda
asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar
secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua
saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa
syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan
dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya
kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada
cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji”
yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik
Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji
dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria
menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan
pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan
Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata,
“Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang
tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan
sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk
menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk
menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi
keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku dosa,
(pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau
sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima Komuni
Kudus;
• Berdoa Lima Puluhan
Rosario;
• Dan menemaniku selama
15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan
pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu
Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah
tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari
Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika
SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari
kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua
janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar
pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan
dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria,
“Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang
dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa
Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal
ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda
penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai
tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria
menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam
tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock,
“Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah
perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini
tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia
mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII
sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka,
dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir
yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan
turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa
akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU
mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat
dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.