Ibadat Bacaan: Rabu, 24 September 2014
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Hal 364
Trimalah madah pujian
Yesus sabda keslamatan
Kauselami lubuk hati
Hidup kami Kausayangi
Engkau gembala utama
Mencari orang berdosa
Domba yang sesat Kauantar
Ke sumber air yang segar
Smoga dalam pengadilan
Kami berdiri di kanan
Mewarisi kerajaan
Yang sudah Kausediakan
Terpujilah Kristus Tuhan
Yang rela menjadi kurban
Namun kini sudah jaya
Berkuasa selamanya.Amin
PENDARASAN MAZMUR
Hal 431
Antifon I
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku.
Mazmur 17 (18), 2-30
Pada saat itu terjadilah gempa bumi
yang dashyat (Why 11,13)
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku †
Tuhanlah pelindung dan pembelaku,*
Allahku yang menyelamatkan daku.
Tuhanlah gunung pengungsianku, †
perisai dan senjataku,*
bentengku, sangat terpuji.
Aku berseru kepada Tuhan, *
dan aku diselamatkan dari musuhku.
Maut mengancam aku bagaikan gelora ombak,*
malapetaka menyerbu aku bagaikan banjir.
Jerat pratala meliliti aku,*
perangkap neraka menganga di hadapanku.
Dalam kesesakanku aku berseru kepada Tuhan,*
aku mengaduh-aduh kepada Allahku.
Dari istanaNya Tuhan mendengar seruanku,*
dan teriakku sampai ke telingaNya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon I
Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku.
Antifon II
Tuhan menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku
Bumi bergetar dan goyah, †
goncanglah alas gunung-gemunung,*
digoncangkan amarah Tuhan.
Tuhan menyemburkan murkaNya bagaikan asap, †
bagaikan api yang menghanguskan,*
bagaikan bara yang berpijar-pijar.
Ia membungkukkan langit dan turun,*
kakiNya beralaskan awan kelam.
Ia menunggangi garuda dan terbang,*
melayang-layang dengan sayap terbentang.
Ia berselubungkan kegelapan,*
bersembunyi dalam mendung yang menghitam.
Ia menyambarkan halilintar dari tengah gumpalan awan *
dan menghujankan es berkepal-kepal.
Tuhan mengguntur di langit,*
yang mahatinggi memperdengarkan suaraNya.
Ia mengasah panah dan melepaskannya,
Ia melemparkan tombakNya bertubi-tubi
Maka terbukalah dasar laut, dan alas bumi tersingkap, †
di hadapan gertak ancamanMu, ya Tuhan, *
di hadapan semburan nafasMu.
Ia mengulurkan tangan dari atas dan memegang aku,*
Ia menarik aku dari air yang dalam.
Ia membebaskan daku dari musuh yang
perkasa,*
dari musuh yang kuat melebihi aku.
Tuhan mendampingi aku pada hari kematianku,*
Ia menjadi sandaranku.
Ia mengantar aku ke luar dari alam maut,*
Ia menyelamatkan daku, sebab ia cinta padaku
Kemuliaaan kepada Bapa dan Putera dan
Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon II
Tuhan menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku
Antifon III
Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku
Tuhan mengganjar aku karena aku jujur, *
Ia membalas aku sebab hidupku murni.
Sebab aku tetap melakukan kehendak Tuhan *
dan tidak berbuat jahat di hadapan Allahku.
Sebab segala hukumNya kuperhatikan,*
dan kehendakNya tidak kuabaikan.
Aku selalu terbuka terhadap Tuhan *
dan berusaha menghindarkan kesalahan.
Dan Tuhan mengganjar aku sebab aku jujur,*
sebab hidupku murni di hadapanNya.
Engkau setia terhadap orang yang setia *
dan terbuka terhadap orang yang terbuka.
Engkau tulus terhadap orang yang ikhlas,*
tetapi cerdik terhadap orang yang licik.
Engkau menyelamatkan orang yang rendah hati *
dan menundukkan orang yang sombong.
Sungguh, Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, *
Allahku, Engkau menerangi kegelapanku.
Berkat bantuanMu aku menerobos pasukan musuh,*
bersama dengan Allahku aku melompati benteng.
Kemuliaaan kepada Bapa dan Putera
dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon III
Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku
BACAAN
Tb 4:1-5,19-21; 5:1-16
4:1 Pada hari itu juga Tobit ingat kepada uang yang pernah dititipkannya
pada Gabel di Ragai di negeri Media itu.
2 Lalu ia berpikir: “Aku sudah sampai meminta kematian bagi diriku. Mengapa
tidak gerangan kupanggil anakku Tobia untuk kuberi petunjuk mengenai uang itu
sebelum aku meninggal?”
3 Maka dipanggilnya anaknya Tobia yang segera datang juga. Lalu kata Tobit:
“Nak, apabila aku sudah mati nanti, kuburkanlah aku sebagaimana mestinya.
Hormatilah ibumu dan jangan kautinggalkan sepanjang umur hidupnya. Lakukanlah
apa yang menyenangkan hatinya dan jangan hatinya kausedihkan dengan kelakuanmu.
4 Ingatlah, nak, bahwa oleh karena engkau telah ditanggungnya banyak
bahaya, yaitu waktu engkau masih dalam kandungannya. Setelah ibumu meninggal,
kuburkanlah di sampingku dalam satu kubur.
5 Nak, ingatlah juga kepada Tuhan; sepanjang umur hidupmu jangan sampai
berdosa dan melanggar perintah-perintahNya. Hendaklah berbuat baik sepanjang
hidupmu dan jangan menempuh jalan kelaliman.
19 Pujilah Tuhan Allah setiap waktu
dan mintalah kepadaNya, supaya segala jalan hidupmu menjadi lurus dan supaya
segala lorong serta rencanamu berhasil baik. Sebab tiada bangsa satupun
mempunyai nasehat, melainkan segala nasehat yang pernah diberikan oleh Tuhan.
Tetapi kalau Tuhan mau maka Ia merendahkan sampai ke lubuk dunia orang mati,
sebagaimana yang dikehendakiNya. Dan kini,nak, ingatlah kepada segala
petunjukku dan jangan sampai terhapus dari hatimu.
20 Oleh sebab itu, nak, aku hendak memberitahukan kepadamu tentang sepuluh
talenta perak yang telah kutitipkan pada Gabael bin Gabria di Ragai di negeri
Media.
21 Janganlah takut-takut, nak, oleh karena kita sudah jatuh miskin. Memang
harta milikmu banyak, apabila engkau takut akan Allah dan menjauhkan diri dari
setiap dosa lagi melakukan apa yang berkenan pada Tuhan Allahmu.”
5:1 Maka menjawablah Tobia kepada Tobit, ayahnya: “Pak, semuanya yang telah
bapak perintahkan kepadaku hendak kulakukan juga.
2 Tetapi bagaimana aku dapat mengambil uang itu dari Gabael? Ia tidak
mengenal aku dan akupun tidak mengenal orang itu pula. Tanda apa yang mesti
kuberikan kepadanya, supaya ia mengenal aku, percaya kepadaku dan uang itu
diserahkannya. Aku tidak mengenal pula jalan-jalan di negeri Media yang harus
kutempuh.”
3 Maka jawab Tobit kepada anaknya Tobia: “Gabael telah memberikan tanda
tangan kepadaku yang dibubuh pada sebuah naskah dan demikian akupun kepadanya
pula. Naskah itu telah kubagikan jadi dua dan kami masing-masing mengambil
separuhnya. Lalu kutitipkan uang itu kepadanya. Sekarang sudah dua puluh tahun
sejak uang itu kutitipkan. Lagi, anakku, carilah untukmu seorang yang dapat
dipercaya dan yang mau pergi bersama denganmu. Kita memang akan memberikan upah
kepadanya hingga engkau kembali. Kemudian pergilah mengambil uang itu dari pada
Gabael.”
4 Maka keluarlah Tobia untuk mencari seseorang yang mau pergi bersama
dengannya ke negeri Media dan yang tahu jalannya. Didapatinya malaekat Rafael
yang berdiri di hadapan Tobia. Hanya Tobia tidak tahu bahwa dia itu seorang
malaekat Than.
5 Berkatalah Tobia kepadanya: “Dari mana engkau, hai pemuda?” Sahutnya;
“Dari saudara-saudaramu, orang Israel. Aku datang ke mari untuk mencari
pekerjaan.” Tobiapun lalu bertanya kepadanya: “Tahukah engkau jalan ke negeri
Media?”
6 Jawabnya: “Aku tahu! Seringkali aku ke sana dan akupun sudah mengenal
segala jalan juga. Sudah kerap kali aku pergi ke negeri Media dan aku sudah
pernah menginap pada Gabael, saudara kita yang bertempat tinggal di Ragai, di
negeri Media, yang terletak di pegunungan. Perjalanannya dari kota Ektabana
hingga ke kota Ragai dua hari biasa.”
7 Lalu kata Tobia kepadanya: “Tunggu dahulu, hai pemuda. Aku hendak
mengatakannya kepada ayahku di rumah. Perlukah kiranya engkau pergi bersama
dengan daku. Upahpun akan kuberikan kepadamu jua.”
8 Sahut Rafael kepadanya: “Aku akan menunggu, tetapi jangan lama-lama!”
9 Maka Tobia masuk dan memberitahu ayahnya Tobit. Katanya: “Sudah pak, aku
sudah mendapat seseorang dari antara saudara-saudara kita, orang Israel.” Sahut
Tobit kepadanya: “Panggilkanlah aku orang itu, nak, supaya aku tahu bangsa apa
ia dan dari suku mana dan apa ia boleh dipercaya untuk pergi bersama denganmu.”
10 Tobiapun keluarlah dan memanggil dia. Katanya: “Pemuda, ayahku
memanggilmu.”
Rafael masuk dan oleh Tobit
diberikan salam dahulu. Ia menjawab dengan banyak-banyak salam pula. Lalu Tobit
menyambung: “Apakah aku masih mendapat salam juga? Aku ini orang yang rusak
matanya dan cahaya langit tidaklah kulihat. Melainkan duduklah aku dalam
kegelapan seperti orang mati yang tidak memandang cahaya. Hidupku berada di
tengah-tengah orang mati. Suara manusia
kudengar, tetapi mereka tidak kulihat!” Sahut Rafael kepadanya: “Tetapkan hati!
Penyembuhan dari Allah sudah dekat. Tetapkan hati!” lalu Tobit berkata
kepadanya: “Anakku Tobia mau pergi ke negeri Media. Adakah engkau dapat pergi
bersama dengannya dan mengantar dia? Dan lagi, saudara, engkau akan kuberi
upahmu juga!” Sahut Rafael: “Aku mau pergi bersama dengannya. Semua jalan
kukenal baik-baik. Sudah sering kali aku pergi ke negeri Media dan menjelajahi
dataran-dataran dan pegunungannya. Segala jalan kuketahui.”
11 Tobit menyambung pula: “Saudara dari keluarga mana dan dari suku mana?
Nyatakanlah kepadaku, saudara!”
12 Sahut Rafael: “Apa perlu suku itu?” Tobit pun lalu berkata kepadanya:
“Aku hanya mau tahu kebenaran saja, siapa engkau dan siapa namamu.”
13 Sahut Rafael: “Aku ini Azarya bin Ananias yang besar, seorang
saudaramu.”
14 Maka Tobit berkata: “Selamat datang saudara, dan banyak salam! Jangan
kecil hati, saudara, karena kau ingin tahu kebenaran tentang keluargamu.
Kebetulan engkau kerabat kami juga. Engkau sungguh dari keluarga yang mulia dan
baik. Ananias dan Natan, kedua anak Semeya yang besar kukenal. Bersama dengan
aku mereka dahulu pergi ke Yerusalem dan bersembah sujud di jalan yang baik.
Saudara-saudaramu sungguh-sungguh orang yang baik. Engkau berasal dari akar
yang baik. Selamat datang!”
15 Tobit menyambung lagi: “Aku hendak memberikan upah kepadamu sedirham
sehari dan penghidupan seperti penghidupan anakku sendiri.
16 Hendaklah pergi bersama dengan anakku, maka aku akan menambah lagi
upahmu itu”
Bacaan II: Pilih Bacaan Rohani
DOA PENUTUP
Allah yang mahatinggi, PuteraMu telah merendahkan diri untuk mengangkat
dunia yang telah jatuh dan membebaskan kami dari dosa. Berilah umatMu
kegembiraan yang sejati, agar kami dapat menikmati sukacita abadi. Demi Yesus Kristus, pengantara
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus,
sepanjang segala masa. Amin
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.