Senin, 20 Agustus 2018
Pekan Biasa XX – O Pekan IV
Pw S. Bernardus,
AbasPujG (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan
Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang,
selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Ya Kristus surya abadi
Engkau sudi menerangi
Budi serta hati kami
Dengan cahaya sejati.
Engkau mengutus pujangga
Yang suci dan bijaksana
Untuk mengajar dunia
Agar sungguh bahagia.
S’moga kami didoakan
Supaya menempuh jalan
Yang menunju kebenaran
Dan menjamin kehidupan.
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon
Barang siapa ingin menjadi yang
pertama hendaknya menjadi yang terakhir
dan melayani semua orang
Mazmur 20 (21), 2-8, 14
Karena kuasaMu, ya Tuhan, raja
bergembira,*
atas penyelamatanMu ia bersuka cita.
Keinginan hatinya telah Kau penuhi,*
permintaan doanya tidak Kau tolak.
Sejak dahulu Kau kurniai dia berkat
berlimpah,*
di atas kepalanya Kau taruh mahkota
emas murni.
Hidup dimintanya: Kau beri kepadanya,*
umur panjang untuk selamanya.
Besarlah kemuliaannya berkat
pertolonganMu,*
keagungan dan semarak Kau anugerahkan
kepadanya.
Kau jadikan dia berkat untuk
selamanya,*
seri wajahMu membahagiakan dia.
Sungguh raja percaya kepada Tuhan,*
dan karena kasih setia Allah yang
mahatinggi ia tidak goyah.
Bangkitlah, ya Tuhan, dan nyatakanlah
kuasaMu,*
kami akan bernyanyi dan bermadah atas
keperkasaanMu.
Kemuliaaan kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Barang siapa ingin menjadi yang
pertama hendaknya menjadi yang terakhir
dan melayani semua orang
Antifon
Bila para pemimpin gembala datang,
kamu akan memperoleh mahkota mulia yang tak dapat layu
Mazmur 91 (92)
Betapa baiklah bersyukur kepada
Tuhan,*
memuji namaMu, Allah yang maha tinggi;
Mewartakan kasihMu pagi hari,*
dan kesetiaanMu diwaktu malam;
dengan membunyikan gambus dan kecapi,*
dengan iringan celempung.
Sebab Engkau menggembirakan daku
dengan karyaMu yang agung,*
aku bersorak sorai karena perbuatan
tanganMu.
Betapa agung pekerjaanMu, ya Tuhan,*
betapa luhur segala rencanaMu.
Orang bodoh tidak dapat menyadarinya,*
orang dungu tidak akan mengerti.
Biarpun orang jahat meriap seperti
rumput, †
dan orang durhaka berkembang pesat,*
namun mereka akan binasa
selama-lamanya.
Sedangkan Engkau, ya Tuhan,*
Engkau luhur selama-lamanya.
Kemuliaaan kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Bila para pemimpin gembala datang,
kamu akan memperoleh mahkota mulia yang tak dapat layu
Antifon
Hai hamba yang baik dan setia, masuklah dalam sukacita Tuhanmu
Sebab para musuhMu akan binasa,
para penjahat Kau cerai beraikan.
Tetapi aku Kau jadikan kuat seperti
banteng,*
dan Kau urapi dengan minyak yang harum
mewangi.
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma,*
berkembang bagaikan pohon jati.
Mereka ditanam dekat bait Tuhan,*
bertunas di pelataran rumah Allah.
Pada masa tua pun mereka masih
berbuah,*
dan tetap subur dan segar.
Mereka mewartakan, betapa adillah
Tuhan pelindungku,*
tak ada kecurangan padaNya.
Kemuliaaan kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Hai hamba yang baik dan setia, masuklah dalam sukacita Tuhanmu
BACAAN
Pkh. 2:1-26
Pkh 2:1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku
hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun
sia-sia."
Pkh 2:2 Tentang tertawa aku berkata: "Itu
bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"
Pkh 2:3 Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan
tubuhku dengan anggur, ?sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat?,dan
dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak
manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.
Pkh 2:4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar,
mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;
Pkh 2:5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan
taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;
Pkh 2:6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk
mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.
Pkh 2:7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan
perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak
sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum
aku.
Pkh 2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan
emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan
dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak
gundik.
Pkh 2:9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan
lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku;
dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.
Pkh 2:10 Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang
dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku
bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.
Pkh 2:11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang
telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan
jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring
angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.
Pkh 2:12 Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat,
kebodohan dan kebebalan, sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan
raja? Hanya apa yang telah dilakukan orang.
Pkh 2:13 Dan aku melihat bahwa hikmat melebihi kebodohan,
seperti terang melebihi kegelapan.
Pkh 2:14 Mata orang berhikmat ada di kepalanya,
sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa
nasib yang sama menimpa mereka semua.
Pkh 2:15 Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang
menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu
berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.
Pkh 2:16 Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal
baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada
hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang
berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!
Pkh 2:17 Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena
aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala
sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
Pkh 2:18 Aku membenci segala usaha yang kulakukan
dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada
orang yang datang sesudah aku.
Pkh 2:19 Dan siapakah yang mengetahui apakah orang
itu berhikmat atau bodoh? Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha
yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan
hikmat. Inipun sia-sia.
Pkh 2:20 Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap
segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
Pkh 2:21 Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan
hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya
kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan
kemalangan yang besar.
Pkh 2:22 Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari
segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari
keinginan hatinya?
Pkh 2:23 Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan
pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak
tenteram. Inipun sia-sia.
Pkh 2:24 Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari
pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari
bahwa inipun dari tangan Allah.
Pkh 2:25 Karena siapa dapat makan dan merasakan
kenikmatan di luar Dia?
Pkh 2:26 Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia
mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa
ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus
diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha
menjaring angin.
=====
BACAAN PILIHAN (bisa
diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione
Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Kedua –
NASIHAT-NASIHAT UNTUK HIDUP KEBATINAN
Pasal IX – HAL TAK
ADANYA SEGALA PENGHIBURAN
5. Oleh sebab itu,
seorang yang dipenuhi rahmat Allah pernah berseru, “Dalam kesenanganku aku
berkata: Aku takkan goyah untuk selama-lamanya” (Mzm 30:7). Akan tetapi, waktu
ia merasa ditinggalkan rahmat Tuhan, ia berkeluh, “Tuhan, oleh karena Engkau
berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau
menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut” (bdk. Mzm 30:8). Dan sementara itu, ia
sama sekali tidak berputus asa, melainkan lebih giat ia berdoa kepada Tuhan,
“Kepada-Mu, ya Tuhan, aku berseru, dan berkata Tuhanku aku memohon” (Mzm 30:9).
Akhirnya, doanya dikabulkan oleh Tuhan dan ia menyatakan hal itu dengan
mengatakan, “Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku”
(Mzm 30:11). ‘Tetapi dalam hal apakah itu? Engkau telah mengubah ratapku
menjadi kegembiraan” demikianlah katanya, “Dan telah meliputi daku dengan
kesukaan” (bdk. Mzm 30:12). Bila demikian halnya orang-orang kudus yang
besar-besar maka kita yang lemah dan papa ini tidak perlu merasa putus asa jika
suatu waktu merasa bersemangat, pada waktu lain merasa hambar: sebab Roh Allah
datang dan pergi meninggalkan hati kita, menurut kehendak-Nya sendiri. Oleh
karena itu, Ayub berkata, “Orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku
lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada lagi” (Ayb 7:18).
=====
DOA PENUTUP
Allah, cahaya
kebenaran, santo Bernardus abas sudah Kaunyalakan dengan cinta akan rumahMu,
hingga bercahaya gilang-gemilang dalam GerejaMu. Semoga berkat doanya kami
digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putera cahaya. Demi
Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam
persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak
Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan
dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus
dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap
pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi
dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama
dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya
demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati
Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah
kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa,
aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh
rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda
asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar
secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan
semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku
tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku
menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam
cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan
kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda
(Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah
“Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan
otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat
janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda
Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan
pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria,
dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya
berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang
yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan
dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha
untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk
menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi
keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum
atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa Lima
Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat
Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan
sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang
Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang
dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat
manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya
jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah
membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini.
Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam
kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan
Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat
yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada
Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917,
Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia
mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya;
itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat
sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa
Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo
Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada
Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan,
sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan
Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun
kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus
Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap
hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak
dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.