Kamis,
23 Agustus 2018
Pekan
Biasa XX – O PEKAN IV
Hari
Biasa (H)
IBADAT
BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah
menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah
hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Kristus penebus ilahi
Bersabdalah pada kami
Singkirkanlah kejahatan
Supaya iman bertahan
Jangan kami memikirkan
Dugaan yang bukan-bukan
Tentang sesama saudara
Hingga keruh suasana.
Smoga kami berusaha
Membina kasih setia
Agar dalam segalanya
Kerukunan tetap nyata
Terpujilah Kristus raja
Dan Bapa mahakuasa
Serta Roh penghibur suci
Sumber kasih yang sejati.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon I
Leluhur kami mencapai
kemenangan bukan berkat kekuatannya, melainkan berkat keperkasaanMu dan cahaya
wajahMu.
Mazmur 43 (44)
Dalam segalanya itu
kita akan menang dengan jaya karena kekuasaan Kristus yang mencintai kita. (Rom
8,37)
Ya Allah, dengan telinga
kami sendiri telah kami dengar *
kisah yang diceritakan para
leluhur kami.
Tentang karya agung yang
Kaulakukan pada zaman mereka,*
yang Kaukerjakan dahulukala
dengan tanganMu
Untuk menanam umatMu,
Kauhalaukan para bangsa,*
Kaucerai-beraikan mereka,
supaya umatMu dapat berkembang.
Leluhur kami merebut tanah
bukan berkat pedangnya sendiri,*
mereka mencapai kemenangan
bukan berkat kekuatannya,
Melainkan berkat
keperkasaanMu dan cahaya wajahMu,*
sebab Engkau cinta pada
mereka.
Engkaulah rajaku dan
Allahku,*
panglimaku yang
menyelamatkan keturunan Yakub
Berkat kekuatanMu kami
tundukkan lawan kami.*
berkat namaMu kami kalahkan
musuh yang menyerbu.
Sebab bukan busurku yang
kuandalkan,*
bukan pedangku yang memberi
kemenangan
Melainkan Engkaulah yang
memberi kami kemenangan atas musuh,*
Engkaulah yang mempermalukan
lawan kami
Maka hanya Engkaulah
kebanggaan kami senantiasa,*
namaMulah kami puji
sepanjang masa
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Antifon I
Leluhur kami mencapai
kemenangan bukan berkat kekuatannya, melainkan berkat keperkasaanMu dan cahaya
wajahMu.
Antifon II
Tuhan tidak akan memalingkan
wajahNya dari padamu, jika kamu kembali kepadaNya
Namun Engkau membuang dan mengaibkan
kami,*
Engkau tidak lagi
mendampingi tentara kami
Engkau membiarkan kami
dipukul mundur oleh lawan *
dan dirampas oleh musuh
kami.
Engkau menjadikan kami
bagaikan ternak sembelihan *
dan mencerai-beraikan kami
di antara para bangsa.
Engkau menjual umatMu tanpa
harga *
dan menganggap kami tak
bernilai
Engkau menjadikan kami bahan
celaan tetangga,*
ejekan dan olok-olokan di
lingkungan kami.
Nama kami dipakai sebagai
sindiran oleh para bangsa,*
sebagai lelucon oleh
khalayak ramai.
Kehinaan menghantui kami
sepanjang hari,*
kami malu dan kehilangan
muka.
Sebab musuh mengumpat dan
memfitnah kami,*
mereka menyerang dan
membalas dendam.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Antifon II
Tuhan tidak akan memalingkan
wajahNya dari padamu, jika kamu kembali kepadaNya
Antifon III
Bangunlah , ya Tuhan,
janganlah marah terus menerus
Segala macam cerca menimpa
diri kami, †
namun kami tidak lupa akan
Dikau,*
tidak pula melanggar
perjanjianMu.
Hati kami tidak mengingkari
Engkau,*
dan langkah kami tidak
menyimpang dari jalanMu.
Engkau mematahkan hati kami*
dan meliputi kami dengan
kegelapan.-
Seandainya kami lupa akan
Allah kami,*
atau menadahkan tangan
kepada dewa lain;
Masakan Allah tidak
mengetahuinya?*
Ia kan menyelami segala
lubuk hati!
Sesungguhnya karena
Engkaulah kami dibantai sepanjang hari *
dan diperlakukan sebagai
domba sembihan.
Bangkitlah, mengapa Engkau
tidur, ya Tuhan kami? *
Bangunlah, janganlah marah
terus-menerus!
Mengapa Kau palingkan
wajahMu dari pada kami?*
Mengapa penindasan dan
kemalangan kami tidak Kauhiraukan?
Kepala kami ditundukkan
sampai mencium debu,*
Tubuh kami tertiarap melekat
di tanah.
Bangkitlah untuk menolong
kami! *
Bebaskanlah kami demi kasih
setiaMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Antifon III
Bangunlah , ya Tuhan,
janganlah marah terus menerus
BACAAN
Pkh. 6:12 – 7:28
Pkh 6:12 Karena siapakah yang mengetahui apa yang
baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang
ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa
yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?
Pkh 7:1 Nama yang harum lebih baik dari pada
minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.
Pkh 7:2 Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada
pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia;
hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.
Pkh 7:3 Bersedih lebih baik dari pada tertawa,
karena muka muram membuat hati lega.
Pkh 7:4 Orang berhikmat senang berada di rumah
duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.
Pkh 7:5 Mendengar hardikan orang berhikmat lebih
baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.
Pkh 7:6 Karena seperti bunyi duri terbakar di
bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Inipun sia-sia.
Pkh 7:7 Sungguh, pemerasan membodohkan orang
berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.
Pkh 7:8 Akhir suatu hal lebih baik dari pada
awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.
Pkh 7:9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati,
karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Pkh 7:10 Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman
dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan
hikmat engkau menanyakan hal itu.
Pkh 7:11 Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan
dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.
Pkh 7:12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti
perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara
hidup pemilik-pemiliknya.
Pkh 7:13 Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah
dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya?
Pkh 7:14 Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada
hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga
hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa
depannya.
Pkh 7:15 Dalam hidupku yang sia-sia aku telah melihat
segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik
yang hidup lama dalam kejahatannya.
Pkh 7:16 Janganlah terlalu saleh, janganlah
perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?
Pkh 7:17 Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh! Mengapa
engkau mau mati sebelum waktumu?
Pkh 7:18 Adalah baik kalau engkau memegang yang satu,
dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah luput
dari kedua-duanya.
Pkh 7:19 Hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih
banyak kekuatan dari pada sepuluh penguasa dalam kota.
Pkh 7:20 Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang
saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!
Pkh 7:21 Juga janganlah memperhatikan segala
perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu
mengutuki engkau.
Pkh 7:22 Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah
kerapkali mengutuki orang-orang lain.
Pkh 7:23 Kesemuanya ini telah kuuji untuk mencapai
hikmat. Kataku: "Aku hendak memperoleh hikmat," tetapi hikmat itu
jauh dari padaku.
Pkh 7:24 Apa yang ada, itu jauh dan dalam, sangat
dalam, siapa yang dapat menemukannya?
Pkh 7:25 Aku tujukan perhatianku untuk memahami,
menyelidiki, dan mencari hikmat dan kesimpulan, serta untuk mengetahui bahwa
kefasikan itu kebodohan dan kebebalan itu kegilaan.
Pkh 7:26 Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit
dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan
tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya,
tetapi orang yang berdosa ditangkapnya.
Pkh 7:27 Lihatlah, ini yang kudapati, kata
Pengkhotbah: Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat
kesimpulan,
Pkh 7:28 yang masih kucari tetapi tidak kudapati,
kudapati seorang laki-laki di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang
perempuan di antara mereka.
=====
BACAAN
PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De
Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian
Kedua – NASIHAT-NASIHAT UNTUK HIDUP KEBATINAN
Pasal
IX – HAL TAK ADANYA SEGALA PENGHIBURAN
8. Namun,
penghiburan Ilahi itu diberikan agar orang menjadi lebih kuat menghadapi
kesulitan-kesulitan atau kesusahan. Godaan juga akan menyusul, agar orang
jangan merasa bangga karena telah menikmati rahmat Tuhan. Si setan tidak tidur
dan daging pun belum mati. Maka dari itu, kita mesti selalu siap sedia
bertempur, sebab musuh berada di kanan-kiri kita dan tidak mengenal istirahat.
=====
DOA PENUTUP
Allah segala kuasa,
milikMulah segala kebaikan. Tanamkanlah dalam umatMu cinta akan Dikau dan
binalah segala yang baik dalam diri kami. Murnikanlah semangat ibadah kami dan
teguhkanlah dengan kasih setiaMu. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria
Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda
penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu
Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu
persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan
indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus,
selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus
Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan
para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus
Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau
Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku,
si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu
Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam
persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku
mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan
murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan
bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku
mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak
Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di
dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku,
jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh
diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang
menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga
hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan
Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak
Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke
dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan
sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia
sudah membuat janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli
1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “…
Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925,
Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia
seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui
hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya,
engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku
berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan
bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum
atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa
Lima Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika
Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan
sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang
Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan
yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi
umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan
cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria
sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua
ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau
diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan
keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya
dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji
Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan
semua rahmat yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri
Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13
Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster
Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang
mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini
Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli
1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior
Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia
berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji
keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil
mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh
lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada
Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status
hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria
setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan
Skapulir tak dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi
Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.