Sabtu, 13 April 2019
Pekan V Prapaskah –
O Pekan I
Hari Biasa Pekan V
Prapaskah (U)
Ibadat Sore I: Hari Minggu
Palma mengenangkan Sengsara Tuhan
Bacaan Alternatiff & Devosi: 08.00 – 09.00
YESUS KEMBALI DIBAWA KE HADAPAN PILATUS.
BARABAS LEBIH DIINGINKAN UNTUK DIBEBASKAN
KETIMBANG YESUS. (+ 22
menit)
--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa
dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah
yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari
pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa
yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam
Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa
itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk
memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya,
untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa
Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam
Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku,
murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda
telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------
DOA PERSIAPAN AWAL
O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku
memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk
ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami
Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak
di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian
di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh
dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.
Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku
mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan
peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan
peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus
mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.
Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan
biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang
efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.
Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU
karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa.
Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU.
Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam
kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk
memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…
YESUS KEMBALI DIBAWA KE HADAPAN PILATUS
BARABAS LEBIH DIINGINKAN UNTUK DIBEBASKAN KETIMBANG YESUS
Yesus-ku yang tersiksa, dengan kegelisahan dan rasa sakit hatiku
yang malang ini mengikuti Engkau. Melihat Engkau berpakaian seorang gila,
mengetahui siapa Diri-Mu – Kebijaksanaan yang Tak Terbatas, yang memberikan
penghakiman bagi semua orang – aku memasuki hiruk-pikuk, dan berkata: Apa!
Yesus gila? Yesus penjahat? Dan sekarang penjahat besar, Barabbas, lebih diinginkan
daripada Engkau. Yesus-ku, kekudusan yang tiada taranya, sekarang Engkau
kembali berada di hadapan Pilatus.
Melihat Engkau begitu mengenaskan dihina dan berpakaian seorang
tidak waras, dan bahwa Herodes pun tidak menjatuhkan hukuman pada-Mu, Pilatus
bahkan lebih marah daripada orang-orang Yahudi, lebih yakin bahwa Engkau tidak
bersalah, dan tidak menjatuhkan Engkau hukuman. Tetapi pada waktu yang sama,
ingin memberikan kepuasan pada orang-orang Yahudi, seperti sediakala,
memadamkan kebencian, kemarahan, amukan dan rasa dahaga yang membakar darah
mereka, Pilatus menghadapkan Engkau bersama dengan Barabbas. Tapi orang-orang
Yahudi berteriak: “Kami ingin Barabbas dibebaskan, bukan Yesus!”
Kemudian, Pilatus yang tidak tahu bagaimana cara menenangkan
mereka, menjatuhkan hukuman cambuk bagi-Mu. Yesus-ku yang ditolak, hatiku
hancur melihat saat orang-orang Yahudi sibuk menginginkan kematian-Mu, terserap
di dalam Diri-Mu, Engkau berniat untuk memberikan kehidupan bagi setiap orang.
Menegangkan telingaku, aku mendengar Engkau berkata:
“Bapa yang Kudus, lihatlah Putera-Mu yang dipakaikan pakaian
orang gila ini. Ini membuat pemulihan bagi-Mu bagi kegilaan banyak mahkluk yang
jatuh ke dalam dosa. Biarlah pakaian putih ini ada di hadapan-Mu sebagai
pengampunan bagi begitu banyak jiwa yang memakaikan dirinya sendiri dengan
pakaian dosa yang kelam. O Bapa, lihatlah kebencian, kemarahan, amukan yang
mereka lakukan terhadap Aku, dan kehausan mereka terhadap Darah-Ku, yang
membuat mereka hampir kehilangan alasan. Aku ingin membuat pemulihan bagi-Mu
untuk semua kebencian, dendam, kemarahan dan pembunuhan-pembunuhan dan
memperolehkan alasan cahaya bagi setiap orang.”
“Bapa-Ku, lihatlah Aku lagi. Dapatkah ada penghinaan yang
lebih besar lagi daripada lebih menginginkan penjahat besar daripada Aku? Aku
ingin membuat pemulihan bagi-Mu untuk semua keinginan yang salah yang
dilakukan. Ya, seluruh dunia penuh keinginan. Sebagian orang lebih menginginkan
kepentingannya sendiri yang menyedihkan dibandingkan Kita; yang lainnya kehormatan,
kesombongan, kenikmatan, keterikatan, harga diri, makan-minum tidak beraturan,
bahkan menginginkan dosa itu sendiri. Semua mahkluk sepakat menolak Kita,
bahkan menaruh Kita pada setiap hal yang bodoh. Aku siap menerima Barabbas
lebih diinginkan daripada Aku, untuk membuat pemulihan bagi keinginan-keinginan
para mahkluk.”
Yesus-ku, melihat Cinta-Mu yang besar di tengah-tengah begitu
banyak penderitaan, dan kepahlawanan akan kebajikan-kebajikan-Mu di
tengah-tengah begitu banyak rasa sakit dan penghinaan, aku merasa diriku mati
akan rasa sakit dan kebingungan. Kata-kata-Mu dan pemulihan-pemulihan-Mu,
seperti begitu banyaknya luka, bergema di dalam hatiku yang malang; dan di
dalam dukaku aku mengulangi doa-doa-Mu dan pemulihan-pemulihan-Mu. Aku tidak dapat
berpisah daripada-Mu bahkan sekejap saja, jika demikian, banyak hal yang telah
Kaulakukan akan lenyap dariku.
Sekarang, apakah yang kulihat? Para prajurit membawa-Mu ke sebuah
tiang untuk mendera Engkau. Cinta-ku, aku mengikuti Engkau. Aku mohon lihatlah
padaku dengan pandangan cinta, dan untuk memberikanku kekuatan untuk membantumu
pada pejagalan-Mu yang sangat menyakitkan itu. Yesus-ku yang Maha Murni,
sekarang Engkau berada di tiang. Para prajurit yang berang itu mengikat-Mu pada
tiang itu. Tetapi ini tidaklah cukup. Mereka menanggalkan pakaian-Mu agar
mereka dapat secara kejam menjagal Tubuh-Mu yang Maha Kudus.. Cinta-ku,
Hidup-ku, aku merasa diriku pingsan karena kesakitan saat melihat Engkau
telanjang. Engkau gemetaran dari kepala hingga kaki, dan Wajah-Mu yang Kudus
kemerahan karena kemurnian-Mu. Engkau sungguh kebingungan dan kelelahan,
sehingga, tak mampu berdiri dengan kaki-Mu, Engkau hendak jatuh di kaki tiang,
tetapi para prajurit menahan-Mu. Mereka memegangi Engkau, bukan untuk membantu
Engkau, tetapi agar mereka dapat mengikat Engkau.
Sekarang mereka mengambil tali dan mengikat tangan-Mu dengan
kencang sehingga segera membengkak, Darah memuncrat dari ujung-ujung jari-Mu.
Kemudian, dari ring besi di tiang mereka melilitkan tali dan rantai di sekeliling
Pribadi-Mu yang Maha Kudus sampai ke kaki-Mu. Dan untuk memudahkan mereka
mencambuk Engkau mereka mengikat Engkau di tiang begitu kencangnya sehingga
Engkau tak dapat bergerak. Yesus-ku yang ditelanjangi, biarlah kutumpahkan
perasaan-perasaanku, jika tidak aku tidak dapat terus melihat Engkau menderita
demikian rupa. Bagaimana mungkin bahwa Engkau yang memberi pakaian pada ciptaan
– matahari pada cahaya, langit pada bintang-bintang, tumbuhan pada dedaunan,
burung-burung pada sayap – ditelanjangi? Betapa lancangnya! Dengan cahaya yang
datang dari Mata-Mu Yesus-ku yang terkasih berkata padaku:
“Diamlah, anak-Ku. Perlulah aku ditelanjangi, untuk membuat
pemulihan bagi begitu banyak orang yang menelanjangi diri mereka sendiri dari
setiap kesopanan, kemurnian dan kepolosan; yang menelanjangi diri mereka
sendiri dari setiap kebaikan dan kebajikan, dari rahmat-Ku, dan memakaikan diri
mereka sendiri dengan kenikmatan kebinatangan. Jadi, perhatikanlah apa yang
Ku-lakukan, berdoalah dan buatlah pemulihan bersama Aku, dan tenanglah.”
Yesus yang didera, Cinta-Mu beranjak dari kelebihan kepada
kelebihan. Aku melihat bahwa para penyiksa mencambuki dan memukuli Engkau tanpa
ampun sehingga seluruh Tubuh Kudus-Mu menjadi hitam dan biru. Mereka memukuli
Engkau dengan begitu marahnya sehingga mereka kelelahan namun dua orang lainnya
menggantikan mereka. Mereka mengambil tongkat duri dan memukulkannya dengan
kencang sehingga segeralah darah mengalir dari Tubuh-Mu yang Maha Kudus.
Kemudian mereka menghantamkannya lagi menyeluruh membentuk bilur-bilur dan
mengubahnya menjadi satu luka besar.
Tetapi itu belumlah cukup. Dua orang lainnya menggantikan dan
dengan rantai yang dikaitkan pada besi meneruskan pejagalan yang menyakitkan
itu. Pada hantaman pertama, daging yang dipukul dan dilukai itu terkoyak lebih
lagi dan luruh ke tanah, tertinggal tulang-tulang. Darah mengalir deras hingga
membentuk genangan di sekitar tiang. Yesus-ku, Cinta-ku yang telanjang, ketika
Engkau dihantam pukulan-pukulan ini, aku merangkul Kaki-Mu sehingga aku boleh
berbagi rasa sakit-Mu dan seluruhnya terbungkus dengan Darah-Mu Yang Paling
Berharga. O Yesus, deralah pikiranku dan usirlah setiap pikiran yang menjauhkan
aku dari-Mu. Deralah mataku, dan jika mataku ingin melihat hal-hal duniawi,
hantamlah dengan deraan-deraan-Mu dan buatlah mata-ku hanya melihat Engkau. O
Yesus, suara cambukan menjangkau telingaku! Saat Engkau melihat aku mendengar
hal-hal yang memisahkan aku dari-Mu, Yesus-ku, hantamlah aku dengan
cambukan-cambukan-Mu dan pikatlah aku untuk mendengarkan hanya pada Suara-Mu.
O Yesus, deralah wajahku – dan bila ada perbuatan yang tidak
sesuai atau mementingkan diri sendiri menjadi pikiranku, biarlah cambukan
cambuk-Mu memisahkan aku dari dunia dan membuat aku hanya melihat pada Surga. O
Yesus, deralah lidahku dan bibirku – dan jika lidah dan bibirku lancang
mengucapkan kata yang bukan untuk Cinta dan kemuliaan-Mu, biarlah deraan-deraan
menghantam aku dan lemparkanlah api dan nyala api padaku untuk menyalakan cinta
bukan hanya padaku, tetapi semua mereka yang mendengarkanku juga. O Yesus,
deralah tanganku. Semoga setiap gerakan yang kulakukan dan setiap pekerjaan
yang kulakukan akan ditandai dengan materai Cinta-Mu. O Yesus, semoga
pukulan-pukulan menghantam kakiku. Aku mohon pada-Mu untuk mengikat aku
kencang-kencang pada kaki-Mu untuk mencegah aku mengambil satu langkah pun yang
bukan untuk-Mu – dan agar aku dapat menuntun orang lain untuk mencintai Engkau.
O Yesus, deralah hatiku dengan sikap hati, kasih dan hasrat-Mu supaya setiap
pukulan yang kuterima meninggalkan sebuah luka di hatiku.
Dan semoga pukulan-pukulan ini melahirkan sebuah cinta yang hidup
di dalam aku. Yesus-ku, ketika aku menegangkan telingaku, aku mendengar Engkau
merintih, tak terdengar oleh orang lain, sebab badai pukulan-pukulan memekakkan
udara di sekitar-Mu. Di dalam rintihan itu Engkau berkata:
“Kalian semua yang mencintai Aku, datanglah untuk
mempelajari keberanian cinta sejati. Datanglah untuk memadamkan di dalam
Darah-Ku kehausan akan hasratmu, kehausan akan begitu banyak ambisimu, akan
begitu banyak kesombongan dan kenikmatan, akan begitu banyak sensualitas! Di
dalam Darah-Ku engkau akan menemukan penyembuh bagi semua kejahatanmu.”
Rintihan-rintihan-Mu berlanjut, Engkau berkata:
“Lihatlah Aku, O Bapa, semuanya terluka karena cambukan yang
bertubi-tubi. Tetapi ini belum seluruhnya. Aku ingin membentuk begitu banyak
luka pada Tubuh-Ku untuk membuat tempat yang cukup untuk tempat tinggal semua
jiwa di surga dari kemanusiaan-Ku sebagaimana untuk membentuk keselamatan
mereka di dalam Diri-Ku, dan kemudian membuat mereka lolos ke dalam surga
dengan Ke-Ilahian-Ku. Bapa-Ku, biarlah setiap cambukan dari deraan-deraan ini
membuat pemulihan di hadapan-Mu, satu per satu, untuk setiap jenis dosa. Dan
ketika mereka menghantam Aku, biarlah itu semua mengampuni mereka yang berdosa.
Biarlah cambukan-cambukan ini menghantam hati para mahkluk, berbicara pada
mereka akan Cinta-Ku, hingga memaksa mereka untuk berserah kepada-Ku.”
Ketika Engkau mengatakan ini, Cinta-Mu begitu besar hingga Engkau
hampir mendukung para penyiksa-Mu untuk memukuli-Mu secara lebih lagi. Yesus-ku
yang terkoyak dan tercambuk, Cinta-Mu membebani aku dan membuatku merasa aku
akan menjadi gila. Walaupun Cinta-Mu tidak kelelahan, tetapi para algojo tidak
memiliki kekuatan untuk terus melakukan pejagalan yang menyakitkan itu.
Sekarang mereka memotong tali-tali; dan hampir mati, Engkau jatuh di dalam
Darah-Mu sendiri. Melihat cabikan-cabikan daging-Mu, Engkau merasa Diri-Mu mati
karena rasa sakit melihat jiwa-jiwa terhilang terkoyak daripada-Mu dalam
cabikan-cabikan daging itu. Rasa sakit itu begitu besar sehingga Engkau
megap-megap di dalam Darah-Mu sendiri, dan melihat Daging-Mu tercabik Engkau
merasa sekarat karena kesedihan dan di dalam cabikan-cabikan Daging Engkau
melihat jiwa-jiwa yang mengoyakkan dirinya sendiri dari Kemanusiaan-Mu.
Penderitaan ini begitu dalamnya hingga Engkau terlihat tenggelam di dalam
Darah-Mu sendiri.
Yesus-ku, biarlah aku memeluk-Mu untuk memulihkan-Mu sebagian
dengan cinta-ku. Aku mencium Engkau, dan dengan ciuman-ku aku menyertakan semua
jiwa di dalam Engkau agar tidak ada lagi yang akan terhilang. Sementara itu,
Engkau memberkati aku.
RENUNGAN DAN PRAKTEK
Saat ini, Yesus ditelanjangi dan menjadi bahan pukulan yang kejam.
Apakah diriku telah ditelanjangi dari segalanya? Yesus diikat di tiang. Apakah
aku mengijinkan diriku diikat oleh Cinta? Yesus diikat di tiang, sementara aku,
dengan dosa-dosa dan keterikatan-keterikatan-ku – terkadang di dalam hal-hal
ketidak-pedulian atau hanya baik untuk diri sendiri saja – menambahkan
tali-taliku sendiri sebagaimana aku tidak puas dengan tali-tali orang Yahudi
yang digunakan untuk mengikatkan Dia. Sementara itu, dengan tatapan penuh belas
kasih-Nya, Yesus memanggil aku untuk menyingkirkan semua ikatan-Nya.
Tidakkah aku melihat di dalam tatapan itu celaan yang lainnya yang
ditujukan padaku karena telah membantu mengikat Dia? Jika aku hendak melegakan
Yesus yang menderita, aku harus menyingkirkan rantai-rantaiku sendiri sebelum
menyingkirkan ranta-rantai orang lain. Rantai-rantai kecil ini sering terlihat
di dalam keterikatan-keterikatan kehendak bebasku sendiri, pada cinta diri
sendiri yang sering melanggar Engkau, kesombongan-kesombongan kecilku yang
bertenun menjadi jaring yang halus, secara menyedihkan mengikat Yesus-ku yang
terkasih.
Terbebani oleh Cinta pada jiwaku, Yesus sendirilah terkadang ingin
menyingkirkan rantai-rantai-ku hingga aku tidak akan membuat-Nya menahan
belenggu ini sekali lagi.
Ah, aku mengeluh karena aku tidak ingin terikat sendiri bersama
Yesus, aku ingin memegang sesuatu yang lain yang bukan milik-Nya, sehingga aku
memaksa-Nya berduka untuk menarik diri daripadaku. Saat Yesus-ku yang tersiksa
menderita, Ia mempersembahkan pemulihan bagi semua dosa terhadap kesopanan.
Apakah aku murni di dalam pikiran-pikiran, tatapan-tatapan,
kata-kata dan kasih, sehingga aku tidak menyebabkan derita lagi dengan
pukulan-pukulan pada Tubuh Yang Tak Bersalah? Apakah aku selalu terikat pada
Yesus, demikian rupa hingga aku mendapatkan diriku sendiri siap untuk membela
Engkau saat kapapun orang lain menghantam Engkau dengan pelanggaran-pelanggaran
mereka?
Yesus-ku yang terbelenggu, semoga rantai-rantai-Mu menjadi milikku
– sehingga aku merasa Engkau di dalam aku dan Engkau selalu merasa aku di dalam
Engkau.
DOA SYUKUR DI SETIAP JAM
Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah
memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah
datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan
dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau
memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam
segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku
memberkati-Mu.”
Ya, O Yesus, aku mengulangi
“Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah
Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku
berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang
Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak
jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih untuk setiap kata,
pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami. Dalam semuanya, O
Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku
memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur
dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran
limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan
dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku
dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang lain selain
himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”
Dengan demikian aku meninggalkan
keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang
Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga
aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau
dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk
mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta
dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU
tetesan-tetesan darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang
disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan
pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai
seorang penjaga.
Cinta-ku tersayang, saat aku harus
melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku
takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di
sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan
memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan
bersama-MU.
Yesus, jika Engkau melihat bahwa
dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU
mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat
pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api
sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan
dengan-MU.
O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku
tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku
sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang
maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan
untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah
aku dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat
di dalam Engkau.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.