Jumat, 23 Maret 2018
PEKAN V PRAPASKAH – O PEKAN I
HARI BIASA PEKAN V PRAPASKAH
Ibadat Sore 1: Besok HARI RAYA KABAR SUKACITA (Putih)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
MADAH
Kinilah waktu yang tepat
Untuk menerima rahmat
Asalkan kita bertobat
Dengan kebulatan tekad
Hati kita yang terluka
Tertindih timbunan dosa
Mengharapkan pengampunan
Hasil karya Kristus Tuhan
Marilah kita semua
Menyiapkan Paska raya
Dengan tekun berusaha
Menjadi abdi sesama
Ya Tritunggal maha suci
Trimalah pujian kami
Yang kami lambungkan ini
Dengan ikhlas penuh bakti. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon
Ya Tuhan, bangkitlah menolong aku
Mazmur 34 (35), 1-2,3c,9-19,22-23,27-28
Mereka berkumpul..... dan berunding untuk menangkap Yesus
dengan
Tipu muslihat dan untuk membunuh Dia (Mat 26,3-4)
Ya Tuhan, seranglah mereka yang menyerbu aku,*
berperanglah melawan mereka yang memerangi aku.
Ambillah perisai dan jebang,†
bangkitlah menolong aku,*
berkatalah kepada hatiku: “Akulah peyelamatmu.”
Maka hatiku akan bersorak dalam Tuhan,*
bersukacitalah atas penyelamatanNya.
Dengan segenap hati aku akan berkata: *
“Ya Tuhan, siapakah seperti Engkau?
Engkau melepaskan yang lemah dari orang yang lebih kuat,*
yang miskin dari orang yang memerasnya.”
Orang pendusta tampil bersaksi melawan daku,*
yang tidak mengenal aku mengusut perkaraku.
Mereka mambalas kebaikanku dengan kejahatan,*
mematahkan semangat hatiku.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Ya Tuhan, bangkitlah menolong aku
Antifon
Adililah perkaraku; belalah aku, ya Tuhan, sebab Engkau
berkuasa
Sedang musuhku berpesta pora aku bertapa,*
aku menyiksa diri dengan puasa.
Aku mengungsi
kepada doa *
yang kupeluk bagaikan sahabat karib.
Seperti seorang yang berkabung atas kematian ibunya,*
hatiku hancur luluh karena sedih.
Ketika aku tersandung, mereka berkerumun mengejek-ejek,*
mereka berkerumun melawan daku.
Orang yang tak kukenal menyayat hatiku,*
mereka tidak malu memfitnah aku.
Mereka mengepung aku sambil mengolok-olok *
dan menggertakkan gigi terhadapku.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Antifon
Adililah perkaraku; belalah aku, ya Tuhan, sebab Engkau
berkuasa
Antifon
Aku akan mewartakan keadilanMu dan memuji Engkau
sepanjang hari
Ya Tuhan, masih berapa lamakah Engkau berpangku tangan? *
selamatkanlah aku dari tipu daya dan kebuasan mereka.
Aku akan bersyukur kepadaMu dalam himpunan umat, *
di tengah-tengah rakyat banyak aku akan memuliakan Dikau.
Jangan biarkan para pengkhianat mempermainkan daku, *
para musuhku yang mengerlingkan mata untuk mengganyang
aku.
Perhatikanlah aku, ya Tuhan, jangan membisu,*
Tuhan, janganlah jauh dari padaku.
Tolong, tolong, majulah membela aku,*
ya Tuhan Allahku, berjuanglah bagiku.
Semoga teman-temanku bersorak gembira,*
semua yang mengharapkan keselamatanku.
Semoga mereka mengakui: “Agunglah Tuhan, *
Ia memperjuangkan kesejahteraan hambaNya.”
Maka aku akan mewartakan keadilanMu *
dan memuji Engkau sepanjang hari.
Kemuliaan kepada
Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Antifon
Aku akan mewartakan keadilanMu dan memuji Engkau
sepanjang hari
BACAAN
Bil. 22:1-8a,20-35
22:1 Kemudian
berangkatlah orang Israel, dan berkemah di dataran Moab, di daerah seberang
sungai Yordan dekat Yerikho.
22:2 Balak bin
Zipor melihat segala yang dilakukan Israel kepada orang Amori.
22:3 Maka sangat
gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak
dan takutlah orang Moab karena orang Israel.
22:4 Lalu
berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar
itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu
membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu
Balak bin Zipor menjadi raja Moab.
22:5 Raja ini
mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke
negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah,
ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi
olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku.
22:6 Karena itu,
datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku;
mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku
tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia
kena kutuk."
22:7 Lalu
berangkatlah para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di
tangannya upah penenung; setelah mereka sampai kepada Bileam, disampaikanlah
kepadanya pesan Balak.
22:8 Lalu
berkatalah Bileam kepada mereka: "Bermalamlah di sini pada malam ini, maka
aku akan memberi jawab kepadamu, sesuai dengan apa yang akan difirmankan TUHAN
kepadaku."
22:20 Datanglah
Allah kepada Bileam pada waktu malam serta berfirman kepadanya: "Jikalau
orang-orang itu memang sudah datang untuk memanggil engkau, bangunlah, pergilah
bersama-sama dengan mereka, tetapi hanya apa yang akan Kufirmankan kepadamu
harus kaulakukan."
22:21 Lalu
bangunlah Bileam pada waktu pagi, dipelanainyalah keledainya yang betina, dan
pergi bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab.
22:22 Tetapi
bangkitlah murka Allah ketika ia pergi, dan berdirilah Malaikat TUHAN di jalan
sebagai lawannya. Bileam mengendarai keledainya yang betina dan dua orang
bujangnya ada bersama-sama dengan dia.
22:23 Ketika
keledai itu melihat Malaikat TUHAN berdiri di jalan, dengan pedang terhunus di
tangan-Nya, menyimpanglah keledai itu dari jalan dan masuk ke ladang. Maka
Bileam memukul keledai itu untuk memalingkannya kembali ke jalan.
22:24 Kemudian
pergilah Malaikat TUHAN berdiri pada jalan yang sempit di antara kebun-kebun
anggur dengan tembok sebelah-menyebelah.
22:25 Ketika
keledai itu melihat Malaikat TUHAN, ditekankannyalah dirinya kepada tembok,
sehingga kaki Bileam terhimpit kepada tembok. Maka ia memukulnya pula.
22:26 Berjalanlah
pula Malaikat TUHAN terus dan berdirilah Ia pada suatu tempat yang sempit, yang
tidak ada jalan untuk menyimpang ke kanan atau ke kiri.
22:27 Melihat
Malaikat TUHAN meniaraplah keledai itu dengan Bileam masih di atasnya. Maka
bangkitlah amarah Bileam, lalu dipukulnyalah keledai itu dengan tongkat.
22:28 Ketika
itu TUHAN membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam:
"Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga
kali?"
22:29 Jawab
Bileam kepada keledai itu: "Karena engkau mempermain-mainkan aku;
seandainya ada pedang di tanganku, tentulah engkau kubunuh sekarang."
22:30 Tetapi
keledai itu berkata kepada Bileam: "Bukankah aku ini keledaimu yang
kautunggangi selama hidupmu sampai sekarang? Pernahkah aku berbuat demikian
kepadamu?" Jawabnya: "Tidak."
22:31 Kemudian
TUHAN menyingkapkan mata Bileam; dilihatnyalah Malaikat TUHAN dengan pedang
terhunus di tangan-Nya berdiri di jalan, lalu berlututlah ia dan sujud.
22:32 Berfirmanlah
Malaikat TUHAN kepadanya: "Apakah sebabnya engkau memukul keledaimu sampai
tiga kali? Lihat, Aku keluar sebagai lawanmu, sebab jalan ini pada
pemandangan-Ku menuju kepada kebinasaan.
22:33 Ketika
keledai ini melihat Aku, telah tiga kali ia menyimpang dari hadapan-Ku; jika ia
tidak menyimpang dari hadapan-Ku, tentulah engkau yang Kubunuh pada waktu itu
juga dan dia Kubiarkan hidup."
22:34 Lalu
berkatalah Bileam kepada Malaikat TUHAN: "Aku telah berdosa, karena aku
tidak mengetahui, bahwa Engkau ini berdiri di jalan menentang aku. Maka
sekarang, jika hal itu jahat di mata-Mu, aku mau pulang."
22:35 Tetapi
Malaikat TUHAN berfirman kepada Bileam: "Pergilah bersama-sama dengan
orang-orang itu, tetapi hanyalah perkataan yang akan Kukatakan kepadamu harus
kaukatakan." Sesudah itu pergilah Bileam bersama-sama dengan pemuka-pemuka
Balak itu.
BACAAN PILIHAN
Jika anda memiliki waktu lebih banyak dan ingin lebih
dekat mengenang Sengsara Yesus melalui sebuah bacaan dan devosi perihal
Sengsara-Nya, 24 hari jelang Paskah ini tersedia Bacaan Pilihan alternatif yang
sangat indah dari Devosi JAM HIDUP, yaitu:
24 JAM SENGSARA TUHAN YESUS
Hari ini
Bacaan Jam Sengsara 07.00
– 08.00 : + 15 menit
YESUS DIBAWA KE HADAPAN PILATUS YANG KEMUDIAN
MEMBAWANYA KE HERODES
Besok
Bacaan Jam Sengsara 08.00
– 09.00 : + 22 menit
YESUS KEMBALI DIBAWA
KE HADAPAN PILATUS. BARABAS LEBIH DIINGINKAN UNTUK DIBEBASKAN KETIMBANG YESUS
BACAAN PILIHAN
(bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian I – HAL SAKRAMEN YANG MAHAKUDUS
Pasal XVIII – HENDAKLAH MANUSIA JANGAN MENYELIDIKI
SAKRAMEN INI SECARA BERLEBIH-LEBIHAN, MELAINKAN TUNDUKKANLAH PIKIRANNYA KEPADA
IMAN YANG KUDUS, SELAKU MURID KRISTUS YANG RENDAH HATI
Yang Terkasih bersabda,
1. Berkaitan dengan rahasai Sakramen ini, hendaklah
engkau jangan mengadakan penyelidikan dengan keinginan yang melewati batas dan
tak berguna jika engkau tidak mau tenggelam dalam jurang keragu-raguan. “Barang
siapa hendak memahami sedalam-dalamnya kemegahan Allah, akan tertimpa oleh
kemuliaan-Nya” (bdk. Ams 25:27). Tuhan lebih berkuasa melakukan sesuatu
daripada manusia dapat memahaminya. Namun, diperkenankanlah penyelidikan yang
takwa dan yang disertai dengan rendah hati mengenai kebenaran, di mana kita
selalu siap sedia menerima pengajaran dan dengan suka hati bertindak sesuai
dengan pengajaran-pengajaran yang sehat dari Bapa-Bapa Gereja.
DOA PENUTUP
Tuhan mahapengampun, kami ini orang lemah yang sering
jatuh. Ampunilah kejahatan kami dan bebaskanlah kami dari belenggu dosa. Demi
Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam
persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak
Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan
dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia
Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari
setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi
dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus,
selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus
Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa,
aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh
rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda
asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar
secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan
semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku
tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku
menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam
cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan
kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda
(Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah
“Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan
otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat
janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda
Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan
pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria,
dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya
berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui
hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya,
engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku
berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan
bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum
atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa Lima
Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat
Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan
sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang
Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang
dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat
manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya
jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah
membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini.
Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam
kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan
Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat
yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada
Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917,
Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia
mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya;
itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat
sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa
Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo
Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada
Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan,
sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan
Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun
kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus
Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup
masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap
hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak
dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.