Hari ke – 12
2 Maret 2020
Bunda Maria
mendapat Kabar Gembira
Mulai devosi: 20
Februari
Hari Konsekrasi:
25 Maret
12 Hari Persiapan
- Hari Keduabelas
Mengikuti Jejak
Kristus (Thomas a’Kempis)
Buku I, Pasal 25
Hal Rajin
Memperbaiki Hidup Kita Sendiri
Pergunakanlah segala
kesempatan untuk mencapai kemajuan dalam perkembangan rohani, hingga tiap
contoh baik yang kita lihat atau dengar, merupakan cambuk untuk kita tiru.
Dalam pada itu jika kita melihat sesuatu yang patut kita cela, janganlah
sekali-kali hal itu kita tiru. Atau bila kita sendiri sudah pernah menjalankan
kesalahan, selekasnyalah hal itu kita perbaiki. Seperti halnya kita
memperhatikan perbuatan orang lain, demikian pula orang lainpun memperhatikan
semua tindakan kita. Alangkah senang dan segarnya melihat para biarawan yang
rajin, penuh semangat, lagi pula berkelakuan baik dan tertib menjalankan semua
peraturan. Sebaliknya, alangkah sedih dan beratnya hati kita jika melihat orang
yang hidupnya kurang baik, yang mengabaikan apa yang mestinya harus dijalankan
sesuai dengan panggilan. Sungguh besarlah kerugian yang diderita, apabila orang
tidak memperdulikan tujuan panggilannya, sebaliknya justru menaruh perhatian
pada hal-hal yang tidak masuk tugas kewajibannya.
Hendaklah kita
ingat akan janji kita waktu dahulu dan bayangkanlah senantiasa di muka kita
Tuhan Yesus yang tersalib itu! Bila kita memandang hidup Yesus Kristus,
sesungguhnya kita harus merasa malu, bahwa kita belum berusaha untuk menjadi
lebih serupa dengan Dia, meskipun kita sudah lama mengikuti jalan Tuhan.
Seorang biarawan yang dengan sungguh-sungguh serta kasih mesra, merenungkan
dalam-dalam hidup yang amat suci dan sengsara Tuhan Yesus Kristus, akan
memperoleh apa saja yang berguna dan penting baginya dengan berlebih-lebihan.
Dan dia tidak merasa perlu mencari yang lebih penting di luar Yesus. Ah,
seandainya Yesus yang disalibkan itu datang di dalam hati kita, alangkah
cepatnya kita menjadi bijaksana!
Seorang biarawan
yang rajin akan dengan suka hati menerima segala hal yang diperintahkan kepadanya.
Dalam pada itu seorang biarawan yang malas dan lemah semangatnya, akan
mengalami kesulitan bertumpuk-tumpuk dan menemui jalan buntu di mana-mana.
Sebab hiburan batin ia tak ada, sedang mau mencari hiburan lahir tidak
diperbolehkan. Seorang biarawan yang tidak menghiraukan tata tertib biara boleh
dikatakan berdiri di tepi jurang yang sangat berbahaya. Orang yang ingin
mencari kesenangan dan keleluasaan saja akhirnya akan merasa terjepit, karena
tentu tetap ada yang kurang menyenangkan hatinya.
Bagaimana sekarang
hidupnya pertapa-pertapa lainnya yang banyak sekali jumlahnya itu, dan yang
sangat terikat oleh tertib peraturan biara? Mereka jarang keluar, hidup dalam
perasingan, makan sangat sederhana, pakaian sangat kasar, bekerja keras, tidak
banyak bicara, berjaga sampai malam dan pagi-pagi sudah bangun. Mereka banyak
berdoa, banyak membaca dan selalu patuh kepada tertib peraturan biara.
Perhatikanlah hidupnya para anggota ordo Karthuizer, Cistercienser dan para
biarawan/biarawati ordo-ordo lainnya. Mereka itu setiap malam bangun untuk
memuji dan meluhurkan Tuhan dengan nyanyian-nyanyian Mazmur. Maka oleh sebab
itu sungguh memalukan seandainya kita terlalu malas melakukan pekerjaan yang
sungguh suci itu, sedangkan begitu banyak jumlahnya para biarawan yang pada
saat itu mulai memuji-muji Tuhan. Alangkah bahagia kita, seandainya kita tidak
ada pekerjaan lain, kecuali memuji Tuhan dan Allah kita dengan hati dan mulut!
O, seandainya kita
tidak membutuhkan makan, minum, dan tidur, tetapi terus-menerus dapat memuji
Tuhan dan berusaha untuk kemajuan di bidang kerohanian saja! Bila demikian
halnya, kita tentu merasa jauh lebih bahagia daripada sekarang. Karena sekarang
ini kita harus juga memikirkan kebutuhan-kebutuhan badan kita, sekalipun karena
terpaksa oleh keadaan. Ah, alangkah baiknya, seandainya kita tidak mempunyai
kebutuhan-kebutuhan jasmani, melainkan hanya memiliki kenikmatan rohani, yang
sayang sekali hanya jarang kita rasakan.
Apabila orang
sudah mencapai tingkatan yang begitu tinggi, hingga ia tidak menginginkan
hiburan dari makhluk manapun juga, barulah ia merasa dengan sempurna kenikmatan
Tuhan; dan demikian pula ia baru akan puas dalam segala kejadian apapun juga.
Maka ia tidak akan bergembira tentang perkara yang besar, dan juga tidak akan
merasa sedih karena hal yang kecil-kecil. Tetapi ia akan menyerahkan seluruh
jiwa raganya kepada Tuhan. Baginya Tuhan adalah segala-galanya, sedang bagi
Allah tak ada barang yang musnah atau mahkluk yang mati. Sebaliknya semuanya
hidup untuk Tuhan dan segala sesuatu mengabdikan diri kepada Tuhan atas isyarat
perintahNya.
Hendaklah kita
selalu ingat akan saat akhir nanti, dan bahwa waktu yang sudah lewat itu tidak
akan kembali lagi. Kebajikan hanya dicapai dengan susah payah. Bila semangat
kita mulai surut, maka kita tidak akan memperoleh kebaikan. Tetapi sebaliknya,
jika kita memaksa diri supaya menjadi rajin dan bersemangat, maka kita akan
lebih merasakan damai dan segala pekerjaan akan menjadi ringan karena rahmat
Allah dan karena cinta kita akan kebajikan. Orang yang rajin dan bersemangat
tentu sanggup mengerjakan apapun juga. Sungguh lebih berat menentang kejahatan
dan hawa nafsu sendiri daripada menjalankan pekerjaan yang paling berat
sekalipun. Barangsiapa tidak menyingkirkan kekurangan-kekurangan yang kecil, lambat
laun akhirnya dia mesti akan jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan besar. Waktu
malam kita selalu akan merasa gembira, jika hari itu telah kita akhiri dengan
hasil baik dan berfaedah. Marilah kita waspada terhadap diri kita sendiri, kita
gugah semangat kita, kita bombong hasrat kita. Dan bagaimanapun keadaan orang
lain, janganlah kita mengabaikan diri kita sendiri. Kita akan makin berkembang
dalam bidak kehidupan rohani, selaras dengan makin kuatnya kita dapat
mengendalikan hawa nafsu di dalam diri kita sendiri. Amin.
Doa-doa 12 hari
Persiapan:
1. Datanglah Ya Roh Pencipta (Veni Creator
Spiritus)
2. Salam Bintang Laut (Ave Maris Stella)
3. Kidung Maria (Magnificat)
4. Kemuliaan
Datanglah Ya Roh
Pencipta (Veni Creator Spiritus)
Datanglah ya Roh
Pencipta kunjungilah jiwa kami semua
penuhilah dengan
rahmatMu hati kami ciptaanMu
GelarMu adalah
penghibur Rahmat Allah yang MahaLuhur,
Sumber hidup, api
kasih, dan pengurapan Ilahi
Engkaulah Sumber
Sapta Karunia jemari tangan Sang Ilahi
Engkaulah janji
sejati Allah Bapa yang mempergandakan bahasa
Terangilah Akal
budi curahkan cinta di setiap hati segala kelemahan kami,
semoga Kaulindungi
dan Kaukuatkan
Jauhkanlah semua
musuh segera anugerahkanlah kedamaian jiwa;
dengan Engkau
sebagai penuntun kami kejahatan takkan mempengaruhi.
Perkenalkanlah
kami pada Bapa ajarilah kami agar mengakui Allah Putera,
serta Engkau, Roh
dari keduaNya yang kami imani dan kami puji selamanya.
Segala kemuliaan
bagi Allah Bapa, dan bagi Allah Putera yang telah bangkit dari mati,
serta bagiMu Roh
Kudus pula, sepanjang segala abad. Amin
Salam Bintang Laut
(Ave Maris Stella)
Salam bintang
laut, Sungguh Bunda Allah,
Perawan selalu,
Pintu surga bahagia.
Dikau t’rima
“salam” yang Gabriel bawa,
Beri hidup
tentram, ubah nama Hawa.
Tolonglah yang
papa, bimbinglah yang buta,
Hiburlah yang
duka, sembuhkan yang luka.
Tunjukkanlah ibu,
antarlah doaku,
Kepada
Putramu,Yang lahir bagiku.
Prawan tanpa tara,
Elok antar dara,
Lepas dari dosa,
Buatku sempurna.
Beri hidup murni,
Mohon jalan aman,
Lihat Yesus nanti,
Agar selalu riang.
Terpujilah Bapa,
Hormat bagi Putra, Roh Kudus dipuja, Esa selamanya. Amin.
Kidung Maria
(Magnificat)
Jiwaku memuliakan
Tuhan,
dan hatiku
bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah
memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya,
mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang
Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya
adalah kudus.
Dan rahmat-Nya
turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan
perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan
orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang
rendah;
Ia melimpahkan
segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi
dengan tangan hampa;
Ia menolong
Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang
dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya.
Kemuliaan
Kemuliaan kepada
Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
seperti pada
permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad, amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.