Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Bacaan Alternatif: Sabtu, 21 Maret 2020

Sabtu, 21 Maret 2020

Bacaan Alternatif & Devosi: 19.00 – 20.00
PERJAMUAN KUDUS YANG RESMI (+ 18 menit)

--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya, untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku, murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------

DOA PERSIAPAN AWAL

O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.

Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.

Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.

Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa. Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU. Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…

PERJAMUAN KUDUS YANG RESMI

O Yesus, Engkau telah tiba di ruang atas bersama para rasul yang Kaukasihi dan duduk bersama untuk makan malam bersama mereka. Betapa lembutnya, betapa ramahnya Kau tunjukkan kepada semua orang, saat Engkau merendahkan diri untuk makan makanan yang terakhir kalinya! Di sini, saat ini, semua di dalam Engkau adalah Cinta. Pada kesempatan ini juga Engkau tidak hanya menebus dosa-dosa kerakusan tetapi juga Engkau berdoa bagi kekudusan makanan agar menjadi kekuatan tubuh. Kami menyadari betapa Engkau menginginkan kekudusan kami di dalam perilaku kerendahan hati, dalam hal-hal biasa di keseharian kami.

Yesus, kehidupanku, pandangan manisMu nan mendalam tampak mencari semua rasul-Mu; dan saat makan bersama mereka Hati-Mu tetap tersayat melihat para rasul-Mu masih lemah dan goyah, terutama Yudas yang tak setia, yang telah menaruh satu kakinya di neraka. Dan dari kedalaman Hati-Mu, Engkau menangis dengan pahit, apakah baiknya untuk menumpahkan Darah-Ku? Di sini, satu jiwa yang Kukasihi – hilang! Mata-Mu terpoles oleh kasih yang menyala, membakarnya untuk membuat dia mengerti kejahatan besar yang akan dia lakukan.

Amal Kasih-Mu yang terbesar membuat Engkau menanggung rasa sakit ini, dan Engkau bahkan tidak membagikannya dengan para rasul-Mu tercinta. Ketika Engkau bersedih akan Yudas, Hati-Mu dipenuhi akan sukacita melihat rasul yang Kaukasihi, Yohanes, di sisi kiri-Mu. Dan tak dapat menahan cinta-Mu lebih lama lagi, secara lembut Engkau menariknya pada-Mu, menaruh kepalanya di Hati-Mu, membiarkan dia mengetahui yang andaikan saja dapat kaulihat: Firdaus!

Pada jam yang khidmat inilah dua orang ini, yang jahat dan yang terpilih, digambarkan oleh dua rasul itu: yang jahat di dalam Yudas, yang telah merasakan neraka di dalam hatinya; yang terpilih, di dalam Yohanes, yang bersandar dan menyenangkan-Mu. O Tuhanku yang manis, aku juga mendekat pada-Mu, yang adalah kelembutan terhadap para pendosa yang ingin mencintai-Mu. Jadikanlah aku layak, walaupun aku adalah mahkluk yang tak layak, untuk menaruh kepalaku pada Hati-Mu yang patut disembah. Aku berdoa agar Engkau membuat aku dapat merasakan kebahagiaan Surga saat ini, sehingga terbungkus oleh keharmonisan yang manis akan Hati-Mu, bumi tidak lagi adalah bumi, tetapi Surga. Tetapi di dalam keharmonisan manis dan Ilahi ini, aku merasakan detak-detak jantung yang menyakitkan berlari menjauh dari Hati-Mu. Mereka adalah jiwa-jiwa yang hilang! O Yesus, aku mohon kepada-Mu, janganlah ijinkan lebih banyak lagi jiwa terhilang. Biarlah detak jantung-Mu ada di dalam detak jantung mereka dan biarlah mereka merasakan detak-detak jantung kehidupan Surga, sebagaimana rasul kesayangan-Mu, Yohanes, merasakannya. Tertarik oleh kelembutan dan kemanisan Cinta-Mu, semoga mereka semua menyerah diri kepada-Mu!

O Yesus, ketika aku berada di sini di Hati-Mu, berikanlah aku makanan seperti makanan yang Kauberikan kepada para rasul-Mu, dengan makanan Cinta, makanan dari Sabda Kudus-Mu, makanan kehendak Ilahi. O Yesusku, janganlah menolak memberikanku makanan ini, yang mana Engkau rindukan agar aku memakannya sehingga Kehidupan-Mu sendiri akan terbentuk di dalam aku. Yesus-Ku terkasih yang baik, saat aku di sini berada di samping-Mu, aku melihat bahwa makanan yang Kau makan bersama dengan para rasul-Mu yang terkasih ternyata adalah seekor domba. Ini adalah domba dalam arti kiasan. Dan tidak ada lagi cairan vital kehidupan tersisa di dalam domba ini oleh karena kekuatan api, demikian pula dengan Engkau, domba mistikal, yang harus menghabiskan Diri-Mu sendiri secara utuh bagi para mahkluk dengan kekuatan Cinta. Engkau tidak menahan setetes Darah pun bagi Diri-Mu sendiri, Engkau telah menumpahkan semuanya karena Cinta kepada kami.

O Yesus, tidak ada yang Kaulakukan yang tidak menggambarkan secara jelas kesedihan Kesengsaraan yang selalu tetap Kau simpan di dalam ingatan-Mu, di Hati-Mu – di dalam segala sesuatu. Ini mengajarkan aku bahwa jika aku juga selalu memiliki ingatan akan Sengsara-Mu di dalam pikiran dan di hatiku, Engkau tidak akan menolak aku akan makanan Cinta-Mu.

Betapa aku bersyukur kepada-Mu! O Yesusku, Engkau memiliki aku bersama-Mu di dalam setiap tindakan-Mu, yang dimaksudkan sebagai keistimewaan bagiku. Aku mohon pada-Mu rahmat agar Sengsara-Mu selalu berada di dalam pikiranku, di dalam hatiku, di dalam pandangan-pandanganku, di setiap langkahku dan di setiap hal yang aku lakukan agar kemanapun aku berbelok baik di dalam hati ataupun di hadapan sesama, Engkau akan selalu hadir bersamaku. Berikanlah aku rahmat agar tidak pernah melupakan apa yang telah Kauderita dan Kautahan demi aku. Biarlah ini menjadi magnet bagiku untuk menarik seluruh diriku kepada-Mu dan menahan aku untuk tidak berpaling daripada-Mu.


RENUNGAN DAN PRAKTEK

Sebelum makan marilah kita menyatukan niat-niat kita pada niat-niat Yesus kita yang baik dan penuh kasih, membayangkan mulut kita dan mulut Yesus adalah satu, dan kita menggerakkan lidah dan rahang kita bersama dengan lidah dan rahang-Nya. Dengan cara ini, tidak hanya kita menarik diri kita kepada kehidupan Yesus Kristus, tetapi karena Ia hadir bersama kehendak-Nya di dalam mulut semua mahkluk-Nya, kita akan menyatukan diri kita bersama Dia untuk memberikan Bapa kita, kemuliaan, pujian, cinta, syukur dan pemulihan secara utuh dimana para mahkluk berhutang pada-Nya, sebagaimana yang Yesus lakukan ketika sedang makan.

Marilah juga membayangkan berada di meja dekat Yesus, sekarang melihat Dia, sekarang berdoa agar Dia membagikan satu gigitan pada kita, sekarang mencium lengan baju mantel merah-Nya, sekarang merenungkan gerakan-gerakan bibir-Nya dan mata Surgawi-Nya, sekarang memperhatikan awan yang tiba-tiba menutupi Wajah terkasih-Nya ketika melihat begitu banyak manusia yang tidak bersyukur! Seperti yang Yesus terkasih katakan mengenai Sengsara-Nya selama makan malam, demikian juga kita, setiap saat kita makan, renungkanlah bagaimana kita melakukan Jam-jam Kesengsaraan.

Para malaikat, sebagaimana yang mereka lakukan ketika Yesus di bumi, menunggu untuk mengambil doa-doa kita dan pemulihan-pemulihan kita dan mempersembahkan perilaku Ilahi itu di hadapan Bapa, semoga meredakan, murka-Nya yang adil terhadap banyaknya pelanggaran yang diterima-Nya dari para mahkluk. Dan saat kita berdoa, dapatkah kita berkata bahwa kita menyatu dan bersikap hormat? Dapatkah kita berkata bahwa para malaikat bergembira untuk membawa doa-doa kita dengan penuh sukacita ke Surga, sebagaimana mereka membawa doa-doa Yesus, ataukah mereka dibuat sedih oleh doa-doa kita? Seperti saat Yesus yang bersedih ketika sedang makan, Hati-Nya tersayat dengan pikiran akan kehilangan Yudas. Di dalamnya, Dia melihat semua jiwa yang akan hilang. Dan hilangnya jiwa-jiwa adalah kesedihan-kesedihan-Nya yang terbesar, sehingga saat tak mampu menahannya, Dia menarik Yohanes pada Diri-Nya untuk memberikan kelegaan.

Dengan cara yang sama, kita akan tetap mendekat pada-Nya seperti Yohanes, menyayangi-Nya saat Ia kesakitan, memberikan-Nya kelegaan dan memberikan-Nya istirahat di dalam hati kita. Kita akan menjadikan rasa sakit-Nya sebagai rasa sakit kita sendiri, kita akan mengenali diri sendiri bersama Dia, untuk merasakan detak-detak jantung Hati yang Ilahi, tersayat oleh jiwa-jiwa yang hilang. Kita akan memberikan-Nya detak-detak jantung kita untuk menyingkirkan luka-luka itu; dan di tempat luka-luka itu kita akan menaruh jiwa-jiwa yang mau membebaskan Dia, sehingga mereka akan bertobat dan diselamatkan. Setiap detak jantung Yesus adalah sebuah “Aku cinta padamu” yang menggema di semua detak jantung para mahkluk; keinginan-Nya adalah dibalas oleh hati para mahkluk untuk terus-menerus bertukar cinta. Tetapi Yesus yang terkasih ditolak untuk ditanggapi demikian oleh banyak mahkluk, dan detak-detak jantung-Nya ditinggalkan, sungguh menyesakkan dan menyakitkan hati.

Marilah meminta kepada Yesus untuk menyegel detak jantung kita dengan “Aku cinta padamu” dari-Nya, sehingga hati kita juga dapat hidup di kehidupan Hati-Nya. Kemudian, bergema di dalam detak jantung para mahkluk sehingga mendorong mereka berkata, “Aku cinta pada-Mu, Yesus.” Kita juga akan melebur diri kita di dalam Dia, kita akan mengambil sikap hati yang Ilahi sehingga setiap saat kita melakukannya, Yesus terkasih akan berkata kepada kita “Aku cinta padamu.” “Aku cinta padamu” ini begitu besarnya sehingga memenuhi Surga dan bumi, mengalir di dalam para kudus, dan turun ke dalam Api Penyucian. Hati semua mahkluk tersentuh oleh “Aku cinta padamu” ini. Setiap jengkal mereka mengalami kehidupan baru begitu rupa hingga mereka merasakan pengaruh dari “Aku cinta padamu” ini yang berasal dari Yesus.

Bahkan saat Ia bernafas, Yesus merasa tersesak karena hilangnya jiwa-jiwa. Kita akan memberikan kepada-Nya nafas cinta kita untuk memberi-Nya kelegaan. Dan mengambil nafas-Nya, kita akan menyentuh jiwa-jiwa yang berlarian dari pelukan-Nya, untuk memberikan mereka kehidupan dari nafas Ilahi ini sehingga bukannya berlari daripada-Nya namun justru mereka dapat kembali kepada-Nya dan berpegang pada-Nya secara lebih lagi.

Dia juga merasakan nafas-Nya diambil oleh jiwa-jiwa yang hilang. Marilah menyatukan nafas-nafas kita yang berat yang menyakitkan dengan nafas-nafas Yesus yang memberikan-Nya kelegaaan. Di dalam kesedihan-kesedihan kita, marilah kita mengejar para pendosa, mendorong mereka untuk berlindung di dalam Hati Yesus. Yang Baik-yang Terkasihku, semoga nafasku merupakan jeritan yang terus-menerus pada nafas setiap mahkluk, mendorongnya untuk menyatukan nafasnya di dalam nafas-Mu. Kata pertama yang diucapkan oleh Yesus yang mengasihi saat di Salib adalah sebuah kata pengampunan untuk mengampuni semua jiwa di hadapan Bapa. Yesus sungguh mencintai jiwa-jiwa yang berada di sekitar Hati-Nya yang memohon pengampunan, sehingga Ia merasa seolah lengan-lengan-Nya patah menggantikan Keadilan dengan Belas Kasih.

Kita akan memberikan Dia tindakan kita untuk memaafkan para pendosa, sehingga tergerak oleh maaf kita, tidak ada jiwa yang pergi ke neraka. Kita akan menyatukannya dengan Dia untuk menjaga hati para mahkluk sehingga tidak ada yang akan melakukan pelanggaran terhadap Dia. Kita akan membiarkan Dia menuangkan Cinta-Nya, menerima dengan niat penuh apapun yang Dia tumpahkan bagi kita – kedinginan, kekerasan, kegelapan, tertindas, pencobaan, gangguan, fitnah, penyakit dan lain-lainnya, untuk memberikan-Nya kelegaan dari semua yang Dia terima dari para mahkluk.

Yesus menuangkan lebih daripada sekedar cinta-Nya kepada jiwa-jiwa. Dia sering pergi kepada satu jiwa saat Dia merasakan dinginnya mahkluk dan membiarkan jiwa itu mengalami rasa dingin ini. Jika jiwa itu menerimanya, Yesus merasakan kelegaan dari semua dinginnya para mahkluk, dan dingin ini akan menjaga hati mahkluk yang lainnya sehingga Yesus pengasih itu dicintai. Di waktu lain, Yesus merasakan kekerasan hati umat-Nya. Tidak sanggup menanggungnya, Ia berusaha mengusirnya dengan menarik kita mendekat pada-Nya. Ia menyentuhkan Hati-Nya kepada kita sehingga kita merasakan kekerasan hati itu. Ketika kita merangkul rasa sakit itu sebagai milik kita, kita menaruhnya di sekitar hati para pendosa untuk meluluhkan kekerasan hati mereka dan membawanya kembali kepada Yesus.

Yesusku terkasih tertimpa oleh kecerobohan para mahkluk dan ingin memberikan kesedihan-Nya dengan membagikannya pada kita. Ketika kita merasakan Ia menjauh, marilah kita menaruh sikap-sikap tidak peduli ini di sekitar Dia, seperti hembusan angin untuk meredakan rasa sakit-Nya. Dan kita akan menjadi perisai-Nya dari tindakan-tindakan ceroboh yang disengaja ini.

Yang Baik yang kukasihi, Engkau menderita hebat karena hilangnya jiwa-jiwa; dan karena rasa kasih sayang, aku menaruh diriku pada-Mu. Aku akan mengambil rasa sakit-Mu dan rasa sakit para pendosa bagi diriku sendiri, agar melegakan Engkau, dan agar para pendosa berpegang pada-Mu. O Yesus-ku, luluhkanlah seluruh diriku ke dalam cinta sehingga aku dapat terus-menerus menghibur Engkau dan memberikan rasa manis menggantikan segala kepahitan-Mu.

 [Persembahan dan Syukur Pribadi]


DOA SYUKUR DI SETIAP JAM

Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku memberkati-Mu.”

Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”

Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.

Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.

Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.

O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam Engkau.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.