Senin,
20 Januari 2020
Pekan
Biasa II – O Pekan II
Hari
Biasa (H)
IBADAT
BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah
menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah
hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Allah
cahaya abadi
Tritunggal
yang mahasuci
Kami
percaya padaMu
Kami
mohon berkat restu
Engkaulah
sumber dan asal
Engkaulah
tujuan tunggal
PadaMulah
penghiburan
Harapan
umat beriman
Engkau
pencipta dunia
Cahaya
kami semua
Engkau
pahala mulia
Bagi
umat yang percaya
Terpujilah
Allah Bapa
Bersama
Putra tercinta
Dan Roh
penghibur ilahi
Mulia
kekal abadi. Amin
PENDARASAN
MAZMUR
Ant. 1 Ya Tuhan, condongkanlah
telingaMu kepadaku dan bebaskanlah aku.
Mazmur
30 (31), 1-17.20-25 Doa orang
menderita yang penuh kepercayaan
Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu (Luk 23, 46).
I
KepadaMu,
ya Tuhan, aku berlindung,*
jangan
sampai aku dikecewakan!
Demi
kesetiaanMu selamatkanlah aku, †
condongkanlah
telingaMu kepadaku*
dan
bebaskanlah aku segera!
Sudilah
Engkau menjadi gunung pengungsianku*
dan
benteng pertahananku yang kuat.
Sebab
Engkaulah pelindung dan penyelamatku,
dan
demi namaMu Engkau akan membimbing
dan
menuntun daku.
Engkau
akan melepaskan daku dari jaring †
yang
dipasang untuk menjerat aku,*
sebab
Engkaulah pelindungku.
Ke
dalam tanganMu kuserahkan hidupku,*
Tebuslah
aku, ya Tuhan Allah.
Sungguh,
aku benci akan para pemuja berhala, †
dan aku
menaruh kepercayaanku pada Tuhan;*
aku
bersorak-sorai dengan gembira atas kasih setiaMu.
Ketika
melihat penderitaanku,*
Engkau
membela aku terhadap serangan musuh.
Engkau
tidak menyerahkan daku ke tangannya*
dan
tidak menjerumuskan daku ke alam maut.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1 Ya Tuhan, condongkanlah
telingaMu kepadaku dan bebaskanlah aku.
Ant. 2 Pandanglah hambaMu dengan
wajah berseri, ya Tuhan, (M.P. Alleluya).
II
Kasihanilah
aku, ya Tuhan,*
sebab
sungguh sesaklah hatiku.
Mataku
pudar karena sedih,
meranalah
jiwa dan ragaku.
Hidupku
dihabiskan oleh derita,*
Sepanjang
umur aku berkeluh kesah.
Kekuatanku
surut terisap sengsara.
tulang-tulangku
retak dan rapuhlah tenagaku*
Aku
menjadi bahan hinaan bagi tetanggaku*
dan
alamat naas bagi handai taulanku.
Semua
orang yang melihat aku di jalan*
lari
terbirit-birit menghindari aku.
Lisutlah
aku tak ubahnya dengan mayat,
tiada
berarti bagaikan jambangan yang pecah.
Kudengar
desas-desus dibisikkan dari mulut ke mulut,*
suasana
ketakutan menghantui aku.
Mereka
bersekongkol mencelakakan daku,*
bersepakat
mencabut nyawaku.
Tetapi
aku, aku percaya kepadaMu, ya Tuhan, †
aku
berkata: “Engkaulah Allahku,*
hidupku
ada dalam tanganMu.”
Renggutlah
aku dari cengkeram musuh*
dan
bebaskan daku dari para pengejarku.
Pandanglah
hambaMu dengan wajah berseri,*
selamatkanlah
aku demi kasih setiaMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2 Pandanglah hambaMu dengan
wajah berseri, ya Tuhan, (M.P. Alleluya).
Ant. 3 Terpujilah Tuhan, yang
menyatakan kasih-Nya yang mengagumkan kepadaku, (M.P. Alleluya).
III
Betapa
berlimpahlah kebaikanMu
yang
Kausediakan bagi orang takwa,
yang
Kaukerjakan di hadapan seluruh umat manusia*
bagi
orang yang berharap padaMu.
Engkau
menyembunyikan mereka dalam kehadiranMu*
Terhadap
fitnahan musuh.
Engkau melindungi
mereka dalam rumahMu*
terhadap
lidah yang mengumpat.
Terpujilah
Tuhan †
yang
menyatakan kasihNya yang mengagumkan*
dari
dalam bentengNya yang kuat.
Pernah
aku berkata dalam kegelisahanku:*
“Aku
telah terpisah dari kehadiranMu.”
Tetapi
Engkau mendengarkan permohonanku,*
Ketika
aku berseru kepadaMu.
Cintailah
Tuhan, hai semua orang beriman, †
sebab
Tuhan memelihara umatNya yang setia,
tetapi
orang sombong menerima hukuman
yang
setimpal.
Besarlah
hatimu dan tabahlah,*
hai
kamu semua yang berlindung kepada Tuhan.
Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3 Terpujilah Tuhan, yang
menyatakan kasih-Nya yang mengagumkan kepadaku, (M.P. Alleluya).
BACAAN
Kej.
11:1-26
Kej
11:1 Adapun seluruh bumi, satu
bahasanya dan satu logatnya.
Kej
11:2 Maka berangkatlah mereka ke
sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka
di sana.
Kej
11:3 Mereka berkata seorang kepada
yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya
baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala
sebagai tanah liat.
Kej
11:4 Juga kata mereka: "Marilah
kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai
ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh
bumi."
Kej
11:5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat
kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
Kej
11:6 dan Ia berfirman: "Mereka
ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha
mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang
tidak akan dapat terlaksana.
Kej
11:7 Baiklah Kita turun dan
mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi
bahasa masing-masing."
Kej
11:8 Demikianlah mereka diserakkan
TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
Kej
11:9 Itulah sebabnya sampai sekarang
nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa
seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Kej
11:10 Inilah keturunan Sem. Setelah Sem
berumur seratus tahun, ia memperanakkan Arpakhsad, dua tahun setelah air bah
itu.
Kej
11:11 Sem masih hidup lima ratus tahun,
setelah ia memperanakkan Arpakhsad, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
Kej
11:12 Setelah Arpakhsad hidup tiga puluh
lima tahun, ia memperanakkan Selah.
Kej
11:13 Arpakhsad masih hidup empat ratus
tiga tahun, setelah ia memperanakkan Selah, dan ia memperanakkan anak-anak
lelaki dan perempuan.
Kej
11:14 Setelah Selah hidup tiga puluh
tahun, ia memperanakkan Eber.
Kej
11:15 Selah masih hidup empat ratus tiga
tahun, setelah ia memperanakkan Eber, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
Kej
11:16 Setelah Eber hidup tiga puluh
empat tahun, ia memperanakkan Peleg.
Kej
11:17 Eber masih hidup empat ratus tiga
puluh tahun, setelah ia memperanakkan Peleg, dan ia memperanakkan anak-anak
lelaki dan perempuan.
Kej
11:18 Setelah Peleg hidup tiga puluh
tahun, ia memperanakkan Rehu.
Kej
11:19 Peleg masih hidup dua ratus
sembilan tahun, setelah ia memperanakkan Rehu, dan ia memperanakkan anak-anak
lelaki dan perempuan.
Kej
11:20 Setelah Rehu hidup tiga puluh dua
tahun, ia memperanakkan Serug.
Kej
11:21 Rehu masih hidup dua ratus tujuh
tahun, setelah ia memperanakkan Serug, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki
dan perempuan.
Kej
11:22 Setelah Serug hidup tiga puluh
tahun, ia memperanakkan Nahor.
Kej
11:23 Serug masih hidup dua ratus tahun,
setelah ia memperanakkan Nahor, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
Kej
11:24 Setelah Nahor hidup dua puluh
sembilan tahun, ia memperanakkan Terah.
Kej
11:25 Nahor masih hidup seratus sembilan
belas tahun, setelah ia memperanakkan Terah, dan ia memperanakkan anak-anak
lelaki dan perempuan.
Kej
11:26 Setelah Terah hidup tujuh puluh
tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor dan Haran.
=====
BACAAN
PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De
Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian
Kedua - NASIHAT-NASIHAT UNTUK HIDUP KEBATINAN
Pasal
XII - HAL KELUHURAN JALAN SALIB SUCI
10.
Maka dari itu, sebagai hamba Kristus yang baik dan setia, marilah kita
memberanikan diri memanggul salib Tuhan, yang karena cinta kasih-Nya kepada kita
telah disalibkan. Hendaklah kita siapkan diri kita, untuk menjalani banyak
kepedihan dan bermacam-macam kesusahan selama hidup penuh duka nestapa ini,
sebab di mana pun kita berada, kita akan mengalaminya, dan di mana pun kita
bersembunyi, kita akan menemuinya. Memang itu harus kita alami dan tidak ada
jalan lain untuk menghindari kesukaran dan kesusahan, selain dengan
menderitanya. Jika kita ingin bersahabat dengan Kristus dan ikut serta
berbahagia dengan Dia, kita mesti bersedia minum piala-Nya dengan penuh cinta.
Mengenai penghiburan, sebaiknya hal itu kita serahkan saja kepada kebijaksanaan
Tuhan. Tuhanlah yang akan mengatur hal itu sesuai dengan kehendak-Nya. Bagi
kita, marilah bertahan dalam segala pencobaan dan kesengsaraan, dan marilah
kita pandang semua itu sebagai penghiburan yang paling besar, “sebab
kesengsaraan di dunia sini tak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan
datang” (bdk. Rm8:18), sekalipun kita harus menderita sendiri.
=====
DOA
PENUTUP
Allah
yang kekal dan kuasa, bimbinglah langkah kami sesuai dengan kehendakMu. Semoga
kami selalu sanggup berbuat baik dengan bantuan rahmat PuteraMu yang tercinta,
yaitu Yesus Kristus pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam
persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria
Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda
penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu
Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu
persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan
indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan
mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda –
sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia
Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati
Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan
para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus
Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau
Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku,
si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu
Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam
persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku
mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan
murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan
bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku
mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak
Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di
dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku,
jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh
diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang
menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga
hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan
Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak
Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke
dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan
sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia
sudah membuat janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli
1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “…
Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925,
Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia
seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui
hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya,
engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku
berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan
bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum
atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa
Lima Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika
Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan
sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang
Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan
yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi
umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan
cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria
sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua
ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau
diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan
keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya
dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji
Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan
semua rahmat yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri
Kepada Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13
Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster
Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang
mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini
Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli
1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior
Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia
berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji
keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil
mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh
lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada
Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status
hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria
setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan
Skapulir tak dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda
Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
Sudah mengenal SKAPULIR LIMA LIPAT?
Skapulir Lima Lipat (Fivefold Scapular)
awalnya adalah skapulir Empat Lipat (Coklat, Hitam, Biru, dan Putih), dan
dikenal sebagai Skapulir Ordo Redemptoris karena para bapa Redemptoris mulanya diberikan kewenangan khusus, untuk
selamanya, oleh Tahta Suci untuk memberkati dan meng-investitur skapulir
tersebut pada tahun 1803 dan untuk mendaftarkan umat beriman ke dalam
masing-masing konfraternitas. Pada tahun 1847, Skapulir Merah, Passionis,
ditambahkan pada empat skapulir lainnya sehingga menjadi lima Skapulir yang
saat ini disebut sebagai Skapulir Lima Lipat, dan pada tahun 1886 Paus Leo XIII
memberikan izin untuk memberkati dan menggabungkan lima skapulir secara
kumulatif, dan kemudian Gereja memperluas kewenangan ini (untuk memberkati dan
melakukan investitur) kepada setiap imam.
Keterangan selengkapnya dapat dibaca pada link
berikut ini:
https://brevirharian.blogspot.com/p/skapulir-lima-lipat-fivefold-scapular.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.