Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Ibadat Siang: Senin, 17 Agustus 2020

 Senin, 17 Agustus 2020

Pekan Biasa XIX – O Pekan IV

Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia (P)

 

IBADAT SIANG

 

PEMBUKAAN

P: Ya, Allah, bersegeralah menolong aku.

U: Tuhan, perhatikanlah hambaMu.

Kemuliaan kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.

Seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Alleluya.

 

MADAH

Engkau Tuhan raja mulya

Yang mengatur segalanya

Fajar pagi Kauterbitkan

Panas siang Kaukobarkan.

 

Padamkan api sengketa

Yang memisahkan sesama

Teguhkan s’mangat berpadu

Yang menyatukan sekutu.

 

Kabulkanlah doa kami

Ya Allah Bapa surgawi

Bersama Putra dan RohMu

Sekarang serta selalu. Amin.

 

PENDARASAN MAZMUR

 

Antifon

Aku diutus untuk mewartakan pembebasan kepada para tawanan dan untuk menyelamatkan orang yang tertindas.

 

Mazmur 122 (123)

 

KepadaMu kutengadahkan mataku,*

ya Tuhan, yang bersemayam di surga.

 

Seperti hamba memandang tuannya,*

dan sahaya memandang majikannya,

 

demikian kita memandang Tuhan Allah,*

sampai Ia mengasihani.

 

Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami,*

sebab sudah banyak kami dihina.

Sudah banyak kami diolok-olok orang yang angkuh,*

dan dihina orang yang sombong.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.

Seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

Antifon

Aku diutus untuk mewartakan pembebasan kepada para tawanan dan untuk menyelamatkan orang yang tertindas.

 

Antifon

Tiada wadas seperti Allah kami. Busur para perkasa di remukkanNya, tetapi para lemah diberiNya kekuatan.

 

Mazmur 123 (124)

 

Sekiranya Tuhan tidak memihak kita,*

ketika musuh bangkit melawan kita,

 

mereka pasti sudah menelan kita hidup-hidup,*

ketika amarahnya menyala-nyala terhadap kita.

 

Air pasang pasti sudah menghanyutkan kita,*

dan sungai sudah melanda kita.

 

Kita pasti sudah tenggelam,*

ditelan banjir yang meluap-luap.

 

Terpujilah Tuhan, yang tidak menyerahkan kita,*

menjadi mangsa mereka!

 

Kita terlepas dari mereka,*

seperti burung dari jerat penangkap.

 

Jerat telah putus,*

dan kitapun terlepas.

 

Penolong kita ialah Tuhan,*

yang menjadikan langit dan bumi.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.

Seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

Antifon

Tiada wadas seperti Allah kami. Busur para perkasa di remukkanNya, tetapi para lemah diberiNya kekuatan.

 

Antifon

Sungguh, negeri itu mengalirkan susu dan madu.

 

Mazmur 124 (125)

 

Orang yang percaya kepada Tuhan adalah seperti gunung Sion,*

tak tergoncangkan, teguh selama-lamanya.

 

Seperti gunung-gemunung mengelilingi Yerusalem,†

demikianpun Tuhan melindungi umatNya,*

sekarang dan selama-lamanya.

 

Orang berdosa takkan bertahan,†

menguasai tanah pusaka orang jujur,*

asal orang jujur tidak melakukan kejahatan.

 

Berbuatlah baik, ya Tuhan, kepada orang baik,*

dan kepada orang yang tulus hati.

 

Tetapi orang yang menyimpang ke jalan yang berbelit-belit,†

hendaknya dienyahkan Tuhan,*

bersama orang yang melakukan kejahatan.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus.

Seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

 

Antifon

Sungguh, negeri itu mengalirkan susu dan madu.

 

BACAAN SINGKAT

(Rom 8,19.21.23)

Segala makhluk dengan rindu menantikan saat kemuliaan anak-anak Allah dinyatakan. Sebab semua makhluk masih mempunyai pengharapan akan dibebaskan dari belenggu kebinasaan, untuk memperoleh kebebasan mulia anak-anak Allah. Dan kita juga merindukan pengangkatan sebagai putera, dan pembebasan tubuh kita.

 

P: Engkau berseru dalam kesesakan, hai umatKu.

U: Maka Aku membebaskan dikau.

 

DOA PENUTUP

Tuhan Allah yang mahaesa, Engkau memanggil setiap orang kepada kemerdekaan dalam Kristus PuteraMu. Maka pada hari raya kemerdekaan Indonesia kami mohon kepadaMu: lindungilah tanah air kami agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa. Anugerahkanlah kepada bangsa Indonesia kemerdekaan sejati, agar di seluruh wilayahnya berkuasa keadilan dan damai, peri kemanusiaan, kerukunan dan cinta kasih. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

 

PENUTUP

P: Marilah memuji Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

 

======

 

DOA HARIAN DEVOSI WAJAH KUDUS

 

1x Bapa Kami

1x Salam Maria

1x Kemuliaan

 

DOA PANAH EMAS

     Semoga NAMA TUHAN yang paling kudus, paling suci, paling patut disembah, paling tak terselami dan tak dapat dijelaskan dengan kata-kata selalu dipuji, diberkati, dicintai, disembah dan dimuliakan di Surga, di bumi, di bawah bumi, oleh semua mahkluk Tuhan, dan oleh Hati Yang Maha Kudus, Tuhan kami Yesus Kristus di altar Sakramen yang Maha Kudus.

 

Setelah menerima doa ini, Suster Maria dari Santo Petrus diberikan penglihatan dimana ia melihat Hati Kudus Yesus senang dilukai oleh “Panah Emas” ini, sehingga mengalirlah curahan rahmat daripadaNYA untuk pertobatan para pendosa.

 

BAGI MEREKA YANG MAU MELAKUKAN LEBIH

 

SERUAN – Dapat menyerukan beberapa kali dalam sehari doa berikut ini:

BAPA YANG KEKAL, kupersembahkan kepadaMU Wajah Kudus Yesus, terbungkus darah, keringat, debu dan ludahan, dalam pemulihan bagi kejahatan-kejahatan Komunis, para penghujat, dan para penajis Nama Kudus dan Hari Minggu serta hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.

 

Devosi Wajah Kudus Yesus: www.wajahkudusyesus.blogspot.com

Devosi Wajah Kudus Yesus adalah Devosi yang sangat ekstrim pentingnya yang direkomendasikan oleh 3 Paus: Paus Pius IX, Paus Leo XIII, Paus Santo Pius X. Merupakan devosi yang dicintai oleh  Kanak-kanak Yesus dan Wajah Kudus. Tujuan umum devosi ini adalah pemulihan dari dosa-dosa manusia yang menghujat nama Tuhan dan menajiskan hari Tuhan (hari Minggu dan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu). Sekitar Perang Dunia I, devosi ini mulai banyak ditinggalkan.

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.