Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Ibadat Bacaan: Kamis, 20 Agustus 2020

 Kamis, 20 Agustus 2020

Pekan Biasa XX – O Pekan IV

Pw S. Bernardus, AbasPujG (P)

 

IBADAT BACAAN

 

PEMBUKAAN

P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku

U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu  dan sepanjang segala abad. Amin

Alleluya

 

MADAH

 

Ya Kristus surya abadi

Engkau sudi menerangi

Budi serta hati kami

Dengan cahaya sejati.

 

Engkau mengutus pujangga

Yang suci dan bijaksana

Untuk mengajar dunia

Agar sungguh bahagia.

 

S’moga kami didoakan

Supaya menempuh jalan

Yang menunju kebenaran

Dan menjamin kehidupan.

 

Kabulkanlah doa kami

Ya Allah Bapa surgawi

Bersama Putra dan RohMu

Sekarang serta selalu. Amin.

 

PENDARASAN MAZMUR

 

Antifon

Barang siapa ingin menjadi yang pertama hendaknya menjadi yang terakhir  dan melayani semua orang

 

Mazmur 20 (21), 2-8, 14

 

Karena kuasaMu, ya Tuhan, raja bergembira,*

atas penyelamatanMu ia bersuka cita.

 

Keinginan hatinya telah Kau penuhi,*

permintaan doanya tidak Kau tolak.

 

Sejak dahulu Kau kurniai dia berkat berlimpah,*

di atas kepalanya Kau taruh mahkota emas murni.

 

Hidup dimintanya: Kau beri kepadanya,*

umur panjang untuk selamanya.

 

Besarlah kemuliaannya berkat pertolonganMu,*

keagungan dan semarak Kau anugerahkan kepadanya.

 

Kau jadikan dia berkat untuk selamanya,*

seri wajahMu membahagiakan dia.

 

Sungguh raja percaya kepada Tuhan,*

dan karena kasih setia Allah yang mahatinggi ia tidak goyah.

 

Bangkitlah, ya Tuhan, dan nyatakanlah kuasaMu,*

kami akan bernyanyi dan bermadah atas keperkasaanMu.

 

Kemuliaaan  kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon

Barang siapa ingin menjadi yang pertama hendaknya menjadi yang terakhir  dan melayani semua orang

 

Antifon

Bila para pemimpin gembala datang, kamu akan memperoleh mahkota mulia yang tak dapat layu

 

Mazmur 91 (92)

 

Betapa baiklah bersyukur kepada Tuhan,*

memuji namaMu, Allah yang maha tinggi;

 

Mewartakan kasihMu pagi hari,*

dan kesetiaanMu diwaktu malam;

 

dengan membunyikan  gambus dan kecapi,*

dengan iringan celempung.

 

Sebab Engkau menggembirakan daku dengan karyaMu yang agung,*

aku bersorak sorai karena perbuatan tanganMu.

 

Betapa agung pekerjaanMu, ya Tuhan,*

betapa luhur segala rencanaMu.

 

Orang bodoh tidak dapat menyadarinya,*

orang dungu tidak akan mengerti.

 

Biarpun orang jahat meriap seperti rumput, †

dan orang durhaka berkembang pesat,*

namun mereka akan binasa selama-lamanya.

 

Sedangkan Engkau, ya Tuhan,*

Engkau luhur selama-lamanya.

 

Kemuliaaan  kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon

Bila para pemimpin gembala datang, kamu akan memperoleh mahkota mulia yang tak dapat layu

 

Antifon

Hai hamba yang baik dan setia,  masuklah dalam sukacita Tuhanmu

 

Sebab para musuhMu akan binasa,

para penjahat Kau cerai beraikan.

 

Tetapi aku Kau jadikan kuat seperti banteng,*

dan Kau urapi dengan minyak yang harum mewangi.

 

Orang jujur bertumbuh bagaikan palma,*

berkembang bagaikan pohon jati.

 

Mereka ditanam dekat bait  Tuhan,*

bertunas di pelataran rumah Allah.

 

Pada masa tua pun mereka masih berbuah,*

dan tetap subur dan segar.

 

Mereka mewartakan, betapa adillah Tuhan pelindungku,*

tak ada kecurangan padaNya.

 

Kemuliaaan  kepada Bapa dan putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon

Hai hamba yang baik dan setia,  masuklah dalam sukacita Tuhanmu

 

BACAAN

Pkh. 6:12 – 7:28

Pkh 6:12    Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?

 

Pkh 7:1      Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.

 

Pkh 7:2      Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.

 

Pkh 7:3      Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.

 

Pkh 7:4      Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.

 

Pkh 7:5      Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.

 

Pkh 7:6      Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Inipun sia-sia.

 

Pkh 7:7      Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.

 

Pkh 7:8      Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.

 

Pkh 7:9      Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.

 

Pkh 7:10    Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

 

Pkh 7:11    Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.

 

Pkh 7:12    Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.

 

Pkh 7:13    Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya?

 

Pkh 7:14    Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.

 

Pkh 7:15    Dalam hidupku yang sia-sia aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya.

 

Pkh 7:16    Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?

 

Pkh 7:17    Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?

 

Pkh 7:18    Adalah baik kalau engkau memegang yang satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah luput dari kedua-duanya.

 

Pkh 7:19    Hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan dari pada sepuluh penguasa dalam kota.

 

Pkh 7:20    Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!

 

Pkh 7:21    Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.

 

Pkh 7:22    Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah kerapkali mengutuki orang-orang lain.

 

Pkh 7:23    Kesemuanya ini telah kuuji untuk mencapai hikmat. Kataku: "Aku hendak memperoleh hikmat," tetapi hikmat itu jauh dari padaku.

 

Pkh 7:24    Apa yang ada, itu jauh dan dalam, sangat dalam, siapa yang dapat menemukannya?

 

Pkh 7:25    Aku tujukan perhatianku untuk memahami, menyelidiki, dan mencari hikmat dan kesimpulan, serta untuk mengetahui bahwa kefasikan itu kebodohan dan kebebalan itu kegilaan.

 

Pkh 7:26    Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya.

 

Pkh 7:27    Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah: Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan,

 

Pkh 7:28    yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang laki-laki di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan di antara mereka.

 

=====

 

BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)

De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus

 

Bagian III - HAL HIBURAN BATIN

Pasal LV – TENTANG KODRAT YANG RUSAK DAN KEGIATAN RAHMAT ALLAH

 

4. Ya Tuhan, betapa pentingnya rahmat-Mu bagiku, untuk mulai melakukan kebaikan, untuk melangsungkan dan mengakhirinya. Tanpa itu, aku sungguh tidak mampu berbuat apa-apa; sebaiknya, segala sesuatu dapat kujalankan jika rahmat-Mu menguatkan aku. O rahmat, sungguh surgawi! Tanpa rahmat itu, tidak mungkin ada jasa-jasa dari kekuatan sendiri dan tidak berartilah sama sekali segala pemberian kodrat! Tanpa rahmat, semua kesenian, harta benda, keindahan, ataupun kekuatan, kecerdasan atau keahlian berbicara, tidaklah berharga bagi-Mu. Sebab, pemberian kodrat itu juga dapat dimiliki oleh orang-orang yang baik maupun oleh orang-orang yang jahat; tetapi anugerah khusus orang-orang terpilih oleh Tuhan ialah rahmat atau cinta kasih; dan barang siapa ditandai dengan anugerah tersebut, dia dipandang pantas untuk menikmati hidup kekal. Rahmat ini demikian luhurnya sehingga tanpa rahmat itu anugerah meramal, kekuatan mukjizat-mukjizat, renungan yang indah tidak berharga sedikit pun juga. Bahkan, kepercayaan, pengharapan, ataupun kebajikan apa pun juga bagi-Mu tidaklah berkenan tanpa cinta kasih dan rahmat.

 

=====

 

DOA PENUTUP

Allah, cahaya kebenaran, santo Bernardus abas sudah Kaunyalakan dengan cinta akan rumahMu, hingga bercahaya gilang-gemilang dalam GerejaMu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putera cahaya. Demi Yesus Kristus, Puteramu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin

 

PENUTUP

P: Marilah memuji Tuhan

U: Syukur kepada Allah

 

 

======

 

DOA PERSEMBAHAN PAGI

 

Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.

Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!

 

 

DOA EMAS

 

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.

Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.

 

======

 

Menjalankan Pesan Fatima

 

Permintaan Pertama Bunda Kita:

Tiga Hal Harus Dilakukan

 

Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:

1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)

2) Doa (Rosario Harian)

3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)

Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji dasar ini.

 

Permintaan Kedua Bunda Kita:

Devosi Sabtu Pertama

 

Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut:

•       Mengaku dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau sesudah Sabtu Pertama);

•       Menerima Komuni Kudus;

•       Berdoa Lima Puluhan Rosario;

•       Dan menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan pemulihan kepadaku.

Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.

 

Dua Ikrar – Tiga Janji

Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).

Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang dibutuhkan.”

 

SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria

 

Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”

Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”

 

Syarat-syaratnya adalah:

(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing

(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario

(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat dipisahkan.

 

Kutipan buku:

Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.

Marian Centre Indonesia

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.