Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Ibadat Bacaan: Minggu, 23 Agustus 2020

 Minggu, 23 Agustus 2020

Pekan Biasa XXI – O Pekan I

HARI MINGGU BIASA XXI

 

IBADAT BACAAN

 

PEMBUKAAN

P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku

U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

Alleluya.

 

MADAH

Allah cahaya abadi

Tritunggal yang mahasuci

Kami percaya padaMu

Kami mohon berkat restu

 

Engkaulah sumber dan asal

Engkaulah tujuan tunggal

PadaMulah penghiburan

Harapan umat beriman

 

Engkau pencipta dunia

Cahaya kami semua

Engkau pahala mulia

Bagi umat yang percaya

 

Terpujilah Allah Bapa

Bersama Putra tercinta

Dan Roh penghibur ilahi

Mulia kekal abadi. Amin.

 

PENDARASAN MAZMUR

 

Ant. 1                  Ya Tuhan, selamatkanlah aku demi kasih setiaMu, (M.P. Alleluya).

 

Mazmur 6           Orang susah mohon belaskasihan Tuhan

 

Sekarang hatiKu gelisah ...., Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini (Yoh 12,27)

 

Ya Tuhan, janganlah menyiksa aku dalam murkaMu,*

janganlah menghajar aku dalam amarahMu.

 

Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku lemah,*

sembuhkanlah aku sebab aku merana.

 

Semangatku patah sama sekali,*

masih berapa lamakah, ya Tuhanku?

 

Kembalilah, ya Tuhan, bebaskanlah aku, *

selamatkanlah aku demi kasih setiaMu!

 

Sebab di alam maut tak seorangpun mengenangkan Dikau,*

siapakah yang memuji Engkau di seberang kubur?

 

Aku lesu karena merintih-rintih, †

setiap malam tangisku membasahi tempat tidurku,*

air mataku mencucuri ranjangku.

 

Mataku pudar karena sedih,*

hatiku lisut karena pedih kesepian.

 

Enyahlah dari padaku, hai kamu kaum jahat,*

sebab Tuhan mendengarkan jeritan tangisku.

 

Tuhan mendengarkan doaku,*

Tuhan meluluskan permohonanku.

 

Biarlah semua musuhku diaibkan dan tersipu-sipu,*

biarlah mereka disingkirkan ke alam maut.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Ant. 1                  Ya Tuhan, selamatkanlah aku demi kasih setiaMu, (M.P. Alleluya).

 

Ant. 2                  Tuhanlah pelindung bagi orang papa waktu kesesakan, (M.P. Alleluya).

 

Mazmur 9A (9)                     Syukur atas kemenangan

 

Ia akan kembali mengadili orang yang hidup dan yang mati

 

I

 

Ya Tuhanku, aku hendak bersyukur kepadaMu dengan segenap hati,*

hendak mewartakan karyaMu yang agung.

 

Aku hendak bersukacita dan bergembira karena Engkau,*

hendak memuji namaMu, ya Allah yang mahatinggi,

 

Bila musuhku terpukul mundur,*

dijatuhkan oleh murkaMu.

 

Semoga Engkau membela perkara dan hakku,*

tampillah, bertindaklah sebagai hakim yang adil.

 

Hardiklah para bangsa, hancurkanlah orang jahat,*

hapuskanlah nama mereka untuk selama-lamanya.

 

Biar binasa para musuh, hancur selama-lamanya,†

biar dikikis habis-habis dewa mereka,*

lenyap dari ingatan manusia!

 

Tetapi Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya,*

Ia bertakhta untuk menjatuhkan keputusan.

 

Tuhanlah yang menghakimi dunia dengan adil.*

mengadili para bangsa dengan jujur.

 

Tuhanlah pelindung bagi orang tertindas,*

pelindung pada waktu kesesakan.

 

Semoga semua yang menjunjung tinggi namaMu percaya padaMu,*

sebab Engkau tidak meninggalkan mereka yang mencari Engkau.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Ant. 2                  Tuhanlah pelindung bagi orang papa waktu kesesakan, (M.P. Alleluya).

 

Ant. 3                  Aku akan mewartakan pujianMu di ambang kota Sion, (M.P. Alleluya).

 

II

 

Bermazmurlah bagi Tuhan yang merajai Sion,*

wartakanlah karyaNya yang agung di antara para bangsa.

 

Sebab Ia memperhatikan orang yang berkabung, †

Ia menaruh minat kepada ratap tangis mereka,*

Ia tidak lupa akan jeritan orang yang tertindas.

 

Kasihanilah aku, ya Tuhan,*

lihatlah sengsara yang ditimpakan musuh kepadaku.

 

Tariklah aku dari ambang maut †

agar aku mewartakan pujianMu di ambang kota Sion *

dan bergembira atas kemenanganMu.

 

Biar para bangsa terperosok ke dalam lubang yang mereka gali,*

biar kakinya terjerat dalam jaring yang mereka pasang.

 

Semoga Tuhan termasyur karena keputusanNya,*

tapi orang jahat biar terpelanting oleh perbuatannya sendiri.

 

Biar orang berdosa terjerumus ke alam maut,*

biar musna semua bangsa yang tidak menghiraukan Allah.

 

Sebab bukan untuk selamanya orang miskin dilupakan,*

bukan untuk selamanya orang yang sengsara terlantar.

 

Bangkitlah, ya Tuhan jangan sampai manusia menjadi sombong,*

biarlah para bangsa diadili di hadapanMu.

Ya Tuhan, kendalikanlah mereka,*

biar mereka mengakui bahwa mereka manusia belaka.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Ant. 3                  Aku akan mewartakan pujianMu di ambang kota Sion, (M.P. Alleluya).

 

BACAAN

Tit. 1:1-16

Tit 1:1        Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita,

 

Tit 1:2        dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,

 

Tit 1:3        dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita.

 

Tit 1:4        Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.

 

Tit 1:5        Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,

 

Tit 1:6        yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.

 

Tit 1:7        Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,

 

Tit 1:8        melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri

 

Tit 1:9        dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

 

Tit 1:10      Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran.

 

Tit 1:11      Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.

 

Tit 1:12      Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."

 

Tit 1:13      Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,

 

Tit 1:14      dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.

 

Tit 1:15      Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.

 

Tit 1:16      Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

 

=====

 

BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)

De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus

 

Bagian III - HAL HIBURAN BATIN

Pasal LVI – KITA HARUS MENYANGKAL DIRI SENDIRI DAN MENGIKUTI JEJAK KRISTUS DENGAN MEMANGGUL SALIB

 

1. Guru: Anak-Ku, selaras dengan kemampuanmu untuk meninggalkan diri sendiri, engkau akan dapat beralih bersatu dengan-Ku. Seperti halnya tidak menginginkan sesuatu dari luar itu memberi damai dalam batin, demikian pula halnya dengan menyangkal diri sendiri, dalam batin, akan membawa Engkau menuju persatuan dengan Allah. Aku menghendaki supaya engkau belajar menyangkal dirimu sendiri dengan sempurna sehingga berkenan di hati-Ku tanpa mengeluh ataupun membantah. Ikutilah Aku. “Aku inilah Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (bdk. Yoh 14:6). Tanpa jalan, orang tidak dapat pergi; tanpa kebenaran, tidak ada pengetahuan; tanpa hayat tidak ada hidup. Aku ini Jalan yang harus kaulalui; Kebenaran yang harus kaupercaya, dan Hidup yang harus kauharap-harapkan. Aku inilah satu-satunya Jalan yang aman, Kebenaran yang tidak dapat salah, dan Hidup yang tidak berakhir. Aku inilah Jalan yang paling lurus, Kebenaran yang tertinggi, Hidup yang benar, Hidup yang bahagia dan tidak tercipta. Jika engkau tetap melalui Jalan-Ku, engkau akan mengenal kebenaran; dan kebenaran akan membebaskan kamu, dan kamu akan mencapai hidup kekal.

 

=====

 

DOA PENUTUP

Ya Allah, Engkau menyatukan hati umat beriman untuk mengejar tujuan yang sama. Semoga kami mencitai perintahMu dan merindukan janji-janjiMu, agar di tengah kesibukan dunia ini hati kami tetap terpikat pada sukacita sejati. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin

 

 

PENUTUP

P: Marilah memuji Tuhan

U: Syukur kepada Allah

 

======

 

DOA PERSEMBAHAN PAGI

 

Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.

Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!

 

 

DOA EMAS

 

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.

Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.

 

======

 

Menjalankan Pesan Fatima

 

Permintaan Pertama Bunda Kita:

Tiga Hal Harus Dilakukan

 

Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:

1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)

2) Doa (Rosario Harian)

3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)

Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji dasar ini.

 

Permintaan Kedua Bunda Kita:

Devosi Sabtu Pertama

 

Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut:

•       Mengaku dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau sesudah Sabtu Pertama);

•       Menerima Komuni Kudus;

•       Berdoa Lima Puluhan Rosario;

•       Dan menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan pemulihan kepadaku.

Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.

 

Dua Ikrar – Tiga Janji

Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).

Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang dibutuhkan.”

 

SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria

 

Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”

Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”

 

Syarat-syaratnya adalah:

(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing

(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario

(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat dipisahkan.

 

Kutipan buku:

Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.

Marian Centre Indonesia

 

Sudah mengenal SKAPULIR LIMA LIPAT?

Skapulir Lima Lipat (Fivefold Scapular) awalnya adalah skapulir Empat Lipat (Coklat, Hitam, Biru, dan Putih), dan dikenal sebagai Skapulir Ordo Redemptoris karena para bapa Redemptoris  mulanya diberikan kewenangan khusus, untuk selamanya, oleh Tahta Suci untuk memberkati dan meng-investitur skapulir tersebut pada tahun 1803 dan untuk mendaftarkan umat beriman ke dalam masing-masing konfraternitas. Pada tahun 1847, Skapulir Merah, Passionis, ditambahkan pada empat skapulir lainnya sehingga menjadi lima Skapulir yang saat ini disebut sebagai Skapulir Lima Lipat, dan pada tahun 1886 Paus Leo XIII memberikan izin untuk memberkati dan menggabungkan lima skapulir secara kumulatif, dan kemudian Gereja memperluas kewenangan ini (untuk memberkati dan melakukan investitur) kepada setiap imam.

Keterangan selengkapnya dapat dibaca pada link berikut ini:

https://brevirharian.blogspot.com/p/skapulir-lima-lipat-fivefold-scapular.html

 

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.