Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Ibadat Bacaan: Rabu, 26 September 2018


Rabu, 26 September 2018
Pekan Biasa XXV – O Pekan I
Hari Biasa (H)

IBADAT BACAAN

PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu  dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.

MADAH
Trimalah madah pujian
Yesus sabda keslamatan
Kauselami lubuk hati
Hidup kami Kausayangi

Engkau gembala utama
Mencari orang berdosa
Domba yang sesat Kauantar
Ke sumber air yang segar

Smoga dalam pengadilan
Kami berdiri di kanan
Mewarisi kerajaan
Yang sudah Kausediakan

Terpujilah Kristus Tuhan
Yang rela menjadi kurban
Namun kini sudah jaya
Berkuasa selamanya.Amin

PENDARASAN MAZMUR

Ant. 1                  Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku, (M.P. Alleluya).

Mazmur 17 (18), 2-30 Syukur atas keselamtan dan kemenangan

Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dashyat (Why 11,13)

I

Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku †
Tuhanlah pelindung dan pembelaku,*
Allahku yang menyelamatkan daku.

Tuhanlah gunung pengungsianku, †
perisai dan senjataku,*
bentengku, sangat terpuji.

Aku berseru kepada Tuhan, *
dan aku diselamatkan dari musuhku.

Maut mengancam aku bagaikan gelora ombak,*
malapetaka menyerbu aku bagaikan banjir.

Jerat pratala meliliti aku,*
perangkap neraka menganga di hadapanku.

Dalam kesesakanku aku berseru kepada Tuhan,*
aku mengaduh-aduh kepada Allahku.

Dari istanaNya Tuhan mendengar seruanku,*
dan teriakku sampai ke telingaNya.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu  dan sepanjang segala abad. Amin

Ant. 1                  Aku cinta padaMu, ya Tuhan, kekuatanku, (M.P. Alleluya).

Ant. 2                  Tuhan menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku, (M.P. Alleluya).

II

Bumi bergetar dan goyah, †
goncanglah alas gunung-gemunung,*
digoncangkan amarah Tuhan.

Tuhan menyemburkan murkaNya bagaikan asap, †
bagaikan api yang menghanguskan,*
bagaikan bara yang berpijar-pijar.

Ia membungkukkan langit dan turun,*
kakiNya beralaskan awan kelam.

Ia menunggangi garuda dan terbang,*
melayang-layang dengan sayap terbentang.

Ia berselubungkan kegelapan,*
bersembunyi dalam mendung yang menghitam.

Ia menyambarkan halilintar dari tengah gumpalan awan *
dan menghujankan es berkepal-kepal.

Tuhan mengguntur di langit,*
yang mahatinggi memperdengarkan suaraNya.

Ia mengasah panah dan melepaskannya,
Ia melemparkan tombakNya bertubi-tubi

Maka terbukalah dasar laut, dan alas bumi tersingkap, †
di hadapan gertak ancamanMu, ya Tuhan, *
di hadapan semburan nafasMu.

Ia mengulurkan tangan dari atas dan memegang aku,*
Ia menarik aku dari air yang dalam.

Ia membebaskan  daku dari musuh yang perkasa,*
dari musuh yang kuat melebihi aku.

Tuhan mendampingi aku pada hari kematianku,*
Ia menjadi sandaranku.

Ia mengantar aku ke luar dari alam maut,*
Ia menyelamatkan daku, sebab ia cinta padaku

Kemuliaaan  kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

Ant. 2                  Tuhan menyelamatkan daku, sebab Ia cinta padaku, (M.P. Alleluya).

Ant. 3                  Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku, (M.P. Alleluya).

III

Tuhan mengganjar aku karena aku jujur, *
Ia membalas aku sebab hidupku murni.

Sebab aku tetap melakukan kehendak Tuhan *
dan tidak berbuat jahat di hadapan Allahku.

Sebab segala hukumNya kuperhatikan,*
dan kehendakNya tidak kuabaikan.

Aku selalu terbuka terhadap Tuhan *
dan berusaha menghindarkan kesalahan.

Dan Tuhan mengganjar aku sebab aku jujur,*
sebab hidupku murni di hadapanNya.

Engkau setia terhadap orang yang setia *
dan terbuka terhadap orang yang terbuka.

Engkau tulus terhadap orang yang ikhlas,*
tetapi cerdik terhadap orang yang licik.

Engkau menyelamatkan orang yang rendah hati *
dan menundukkan orang yang sombong.

Sungguh, Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, *
Allahku, Engkau menerangi kegelapanku.

Berkat bantuanMu aku menerobos pasukan musuh,*
bersama dengan Allahku aku melompati benteng.

Kemuliaaan  kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

Ant. 3                  Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, Engkau menerangi kegelapanku, (M.P. Alleluya).

BACAAN
Tb. 4:1-5,19-21; 5:1-16
Tobia dikirim ke negeri Media
1
Pada hari itu juga Tobit ingat kepada uang yang pernah dititipkannya pada Gabael di Ragai di negeri Media itu.
2
Lalu ia berpikir: "Aku sudah sampai meminta kematian bagi diriku. Mengapa gerangan tidak kupanggil anakku Tobia untuk kuberi petunjuk mengenai uang itu sebelum aku meninggal?"
3
Maka dipanggilnya anaknya Tobia yang segera datang juga. Lalu kata Tobit: "Nak, apabila aku sudah mati nanti, kuburkanlah aku sebagaimana mestinya. Hormatilah ibumu dan jangan kautinggalkan sepanjang umur hidupnya. Lakukanlah apa yang menyenangkan hatinya dan jangan hatinya kausedihkan dengan kelakuanmu.
4
Ingatlah, nak, bahwa oleh karena engkau telah ditanggungnya banyak bahaya, yaitu waktu engkau masih dalam kandungannya. Setelah ibumu meninggal, kuburkanlah di sampingku dalam satu kubur.
5
Nak, ingatlah juga kepada Tuhan; sepanjang umur hidupmu jangan sampai berdosa dan melanggar perintah-perintah-Nya. Hendaklah berbuat baik sepanjang hidupmu dan jangan menempuh jalan kelaliman.
19
Pujilah Tuhan Allah setiap waktu dan mintalah kepada-Nya, supaya segala jalan hidupmu menjadi lurus dan supaya segala usaha serta rencanamu berhasil baik. Sebab tiada bangsa satupun mempunyai nasehat], melainkan segala nasehat yang baik diberikan oleh Tuhan. Tetapi kalau Tuhan mau maka Ia merendahkan sampai ke lubuk dunia orang mati, sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Dan kini, nak, ingatlah kepada segala petunjukku dan jangan sampai terhapus dari hatimu.
20
Oleh sebab itu, nak, aku hendak memberitahukan kepadamu tentang sepuluh talenta perak yang telah kutitipkan pada Gabael bin Gabria di Ragai di negeri Media.
21
Jangan takut-takut, nak, oleh karena kita sudah jatuh miskin. Memang harta milikmu banyak, apabila engkau takut akan Allah dan menjauhkan diri dari setiap dosa lagi melakukan apa yang berkenan pada Tuhan Allahmu."
Teman seperjalanan Tobia
1
Maka menjawablah Tobia kepada Tobit, ayahnya: "Pak, semuanya yang telah bapak perintahkan kepadaku hendak kulakukan juga.
2
Tetapi bagaimana aku dapat mengambil uang itu dari Gabael? Ia tidak mengenal aku dan akupun tidak mengenal orang itu pula. Tanda apa yang mesti kuberikan kepadanya, supaya ia mengenal aku, percaya kepadaku dan uang itu diserahkannya. Aku tidak mengenal pula jalan-jalan di negeri Media yang harus kutempuh."
3
Maka jawab Tobit kepada anaknya Tobia: "Gabael telah memberikan tanda tangan kepadaku yang dibubuh pada sebuah naskah dan demikian akupun kepadanya pula. Naskah itu telah kubagikan jadi dua dan kami masing-masing mengambil separuhnya. Lalu kutitipkan uang itu kepadanya. Sekarang sudah dua puluh tahun sejak uang itu kutitipkan. Lagi, anakku, carilah untukmu seseorang yang dapat dipercaya dan yang mau pergi bersama denganmu. Kita memang akan memberikan upah kepadanya hingga engkau kembali. Kemudian pergilah mengambil uang itu dari pada Gabael."
4
Maka keluarlah Tobia untuk mencari seseorang yang mau pergi bersama dengannya ke negeri Media dan yang tahu jalannya. Didapatinya malaekat Rafael yang berdiri di hadapan Tobia. Hanya Tobia tidak tahu bahwa dia itu seorang malaekat Tuhan.
5
Berkatalah Tobia kepadanya: "Dari mana engkau, hai pemuda?" Sahutnya: "Dari saudara-saudaramu, orang Israel. Aku datang ke mari untuk mencari pekerjaan." Tobiapun lalu bertanya kepadanya: "Tahukah engkau jalan ke negeri Media?"
6
Jawabnya: "Aku tahu! Sering kali aku ke sana dan akupun mengenal segala jalan juga. Sudah kerap kali aku pergi ke negeri Media dan aku sudah pernah menginap pada Gabael, saudara kita yang bertempat tinggal di Ragai, di negeri Media, yang terletak di pegunungan. Perjalanannya dari kota Ekbatana hingga ke kota Ragai dua hari biasa."
7
Lalu kata Tobia kepadanya: "Tunggu dahulu, hai pemuda. Aku hendak mengatakannya kepada ayahku di rumah. Perlulah kiranya engkau pergi bersama dengan daku. Upahpun akan kuberikan kepadamu juga."
8
Sahut Rafael kepadanya: "Aku akan menunggu, tetapi jangan lama-lama!"
9
Maka Tobia masuk dan memberitahu ayahnya Tobit. Katanya: "Sudah pak, aku sudah mendapat seseorang dari antara saudara-saudara kita, orang Israel." Sahut Tobit kepadanya: "Panggilkanlah aku orang itu, nak, supaya aku tahu bangsa apa ia dan dari suku mana dan apa ia boleh dipercaya untuk pergi bersama denganmu."
10
Tobiapun keluarlah dan memanggil dia. Katanya: "Pemuda, ayahku memanggilmu." Rafael masuk dan oleh Tobit diberi salam dahulu. Ia menjawab dengan banyak-banyak salam pula. Lalu Tobit menyambung: "Apakah aku masih mendapat salam juga? Aku ini orang yang rusak matanya dan cahaya langit tidaklah kulihat. Melainkan duduklah aku dalam kegelapan seperti orang mati yang tidak memandang cahaya. Hidupku berada di tengah-tengah orang mati. Suara manusia kudengar, tetapi mereka tidak kulihat!" Sahut Rafael kepadanya: "Tetapkan hati! Penyembuhan dari Allah sudah dekat. Tetapkan hati!" Lalu Tobit berkata kepadanya: "Anakku Tobia mau pergi ke negeri Media. Adakah engkau dapat pergi bersama dengannya dan mengantar dia? Dan lagi, saudara, engkau akan kuberi upahmu juga!" Sahut Rafael: "Aku mau pergi bersama dengannya. Semua jalan kukenal baik-baik. Sudah sering kali aku pergi ke negeri Media dan menjelajahi dataran-dataran dan pegunungannya. Segala jalannya kuketahui."
11
Tobit menyambung pula: "Saudara dari keluarga mana dan dari suku mana? Nyatakanlah kepadaku, saudara!"
12
Sahut Rafael: "Apa perlunya suku itu?" Tobitpun lalu berkata kepadanya: "Aku hanya mau tahu kebenaran saja, siapa engkau dan siapa namamu."
13
Sahut Rafael: "Aku ini Azarya bin Ananias yang besar, seorang saudaramu."
14
Maka Tobit berkata: "Selamat datang saudara, dan banyak salam! Jangan kecil hati, saudara, karena aku ingin tahu kebenaran tentang keluargamu. Kebetulan engkau kerabat kami juga. Engkau sungguh dari keluarga mulia dan baik. Ananias dan Natan, kedua anak Semeya yang besar kukenal. Bersama dengan aku mereka dahulu pergi ke Yerusalem dan bersembah sujud di sana. Mereka tidak menyimpang dari jalan yang baik. Saudara-saudaramu sungguh-sungguh orang yang baik. Engkau berasal dari akar yang baik. Selamat datang!"
15
Tobit menyambung lagi: "Aku hendak memberikan upah kepadamu sedirham sehari dan penghidupan seperti penghidupan anakku sendiri.
16
Hendaklah pergi bersama dengan anakku, maka aku akan menambah lagi upahmu itu."

=====

BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus

Bagian Ketiga – HAL HIBURAN BATIN
Pasal III – ORANG HARUS MENDENGARKAN SABDA TUHAN DENGAN RENDAH HATI, DAN BAHWA BANYAK ORANG YANG TAK MENGINDAHKANNYA

5. Catatlah kata-kata-Ku di dalam hatimu dan renungkanlah kata-kata itu baik-baik. Sebab pada saat-saat pencobaan kata-kata itu akan sangat berguna bagimu. Apa yang tidak kamu mengerti pada waktu kamu membaca, akan kamu mengerti pada waktu aku berkunjung. Biasanya, aku berkunjung kepada orang-orang pilihan-Ku dengan dua jalan, yakni dengan pencobaan dan dengan penghiburan. Dua macam pelajaran Kuberikan kepada mereka setiap hari: pertama, dengan menunjuk kekurangan cacat-cacat mereka; kedua, dengan menggugah hati mereka supaya maju dalam keutamaan. “Barang siapa memiliki perkataan-Ku, tetapi mengabaikannya, ia mempunyai seorang hakim yang akan mengadilinya pada hari terakhir” (bdk. Yoh 12:48).

=====

DOA PENUTUP
Allah yang mahatinggi, PuteraMu telah merendahkan diri untuk mengangkat dunia yang telah jatuh dan membebaskan kami dari dosa. Berilah umatMu kegembiraan yang sejati agar kami dapat menikmati sukacita abadi. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin

PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah

======

DOA PERSEMBAHAN PAGI

Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!


DOA EMAS

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.

======

Menjalankan Pesan Fatima

Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan

Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji dasar ini.

Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama

Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut:
       Mengaku dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau sesudah Sabtu Pertama);
       Menerima Komuni Kudus;
       Berdoa Lima Puluhan Rosario;
       Dan menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.

Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang dibutuhkan.”

SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria

Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”

Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat dipisahkan.

Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia

(Catatan: Doa Bebas Kutuk, kami pindahkan ke bagian bawah IBADAT SORE)


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.