Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Bacaan Alternatif & Devosi: 13.00 – 14.00



JAM KEDUA - SENGSARA DI SALIBKATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-EMPAT (+ 35 menit)

--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya, untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku, murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------

DOA PERSIAPAN AWAL

O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.

Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.

Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.

Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa. Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU. Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…


JAM KEDUA - SENGSARA DI SALIB. KATA-KATA KE-DUA, KE-TIGA DAN KE-EMPAT

Kata-kata kedua:
« hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus! »
Cinta-ku yang tersalib, saat aku berdoa bersama-Mu, kuasa mempesona Cinta-Mu dan kesakitan-kesakitan-Mu membuat pandangan-Ku tetap pada-Mu; tetapi hatiku hancur melihat Engkau menderita demikian rupa. Engkau menderita sengsara-sengsara akan cinta dan kesakitan, dan nyala api yang membakar hati-Mu naik begitu tinggi sehingga menghabiskan-Mu menjadi debu. Cinta yang ada pada-Mu lebih kuat daripada kematian itu sendiri; dan ingin menuangkannya keluar, Engkau melihat pada penjahat di sebelah kanan dan merampasnya dari neraka. Engkau menyentuh hatinya dengan rahmat-Mu, dan penjahat itu berubah seutuhnya. Ia menyadari Engkau dan mengakui Engkau sebagai Tuhan; dan secara menyeluruh bertobat, ia berkata:

“Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”

Engkau tanpa ragu-ragu menjawab:

“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus!”

Dengan ini, Engkau telah membuat untuk pertama kalinya Cinta-Mu berjaya. Tetapi aku melihat hal itu, di dalam Cinta-Mu, bukan hanya hati penjahat itu yang Kaucuri, tetapi juga banyak dari yang sekarat. Ya, Engkau menaruh Darah-Mu, Cinta-Mu dan jasa-jasa-Mu bagi mereka. Engkau menggunakan semua strategi Ilahi dan perangkat-perangkat untuk menyentuh hati mereka dan merampas mereka semua bagi-Mu. Tetapi bahkan di sini Cinta-Mu pun menemui halangan. Betapa banyak yang menolak, betapa banyak yang tidak percaya, betapa banyak yang putus asa! Kesakitan itu begitu besar sehingga membuat-Mu terdiam lagi. O Yesus-ku, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi mereka yang berputus asa akan belas kasih Ilahi di saat kematian. Cinta manis-ku, inspirasikanlah pada semua orang rasa percaya yang tak terbatas dan keyakinan di dalam Engkau, khususnya bagi mereka yang mendapatkan diri mereka di dalam kesedihan akan sengsara mereka. Dan di dalam kebajikan Sengsara-Mu, berikanlah mereka cahaya, kekuatan dan bantuan untuk dapat menolong mereka mengalami kematian kudus, dan terbang dari bumi ke surga. Tubuh Maha Kudus-Mu, Darah-Mu, Luka-luka-Mu berisi semua jiwa. O Yesus. Jadi, dengan jasa-jasa Darah Berharga ini, janganlah biarkan bahkan satu jiwapun hilang. Semoga Darah-Mu, bersama dengan suara-Mu, berteriak lagi bagi setiap orang:

“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus!”

Kata-kata ketiga:
Kepada Maria yang Terkudus: «Ibu, inilah, anakmu! ».
Dan kepada Yohanes: «Inilah ibumu!».
Yesus-ku yang tersalib, tersiksa, kesakitan-kesakitan-Mu semakin bertambah. Ya, pada salib ini, Engkau adalah Raja sejati akan kesedihan-kesedihan. Di tengah begitu banyak kesakitan tidak ada jiwa yang berlari dari-Mu. Sungguh, Engkau memberikan Hidup-Mu sendiri kepada masing-masing jiwa. Tetapi Cinta-Mu melihat bahwa Ia ditentang, dibenci dan diabaikan para mahkluk. Tak dapat melampiaskannya sendiri, hal itu semakin menguat, memberikan siksaan-siksaan yang tak terkira. Dalam siksaan-siksaan ini, Ia mencari sesuatu yang lain untuk memberikan manusia agar menaklukannya; dan itu membuat Engkau berkata:

 “Lihatlah, O jiwa, betapa Aku mencintaimu! Jika engkau tidak mengasihani dirimu sendiri, paling tidak kasihanilah Cinta-Ku!”

Sementara itu, melihat bahwa Kau tak punya apa-apa lagi untuk diberikan padanya, karena telah memberikan segalanya, Engkau mengalihkan tatapan yang mengabur kepada ibu-Mu. Ia juga lebih daripada sekarat karena kesakitan-kesakitan-Mu. Cinta yang menyiksa ibu-Mu begitu besar sehingga hal itu menyalibkan dia sebagaimana menyalibkan Engkau. Ibu dan Putera saling mengerti. Engkau memberikan sebuah desah kepuasan dan terhibur melihat bahwa Engkau dapat memberikan ibu-Mu kepada para mahkluk. Meninggalkan seluruh ras manusia di dalam Yohanes, dengan sebuah suara yang lembut untuk melelehkan semua hati, Engkau berkata:

“Ibu, inilah, anakmu!”

Dan kepada Yohanes: “Inilah ibumu!”

Suara-Mu turun ke dalam hati ke-ibu-annya, dan bersatu dengan suara-suara Darah-Mu, terus berkata:

“Ibu-Ku, kupercayakan semua anak-anak-Ku kepadamu. Biarlah seluruh cinta yang kaurasakan untuk-Ku akan menjadi milik mereka. Biarlah semua kepedulian ke-ibu-anmu dan kelembutanmu diperuntukkan bagi anak-anak-Ku. Engkau akan menyelamatkan mereka bagi-Ku.”

Ibu-Mu menerimanya. Sementara itu, kesakitan-kesakitan itu begitu dashyat-Nya sehingga membuat-Mu terdiam lagi. O Yesus-ku, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap Perawan Maria Terberkati, untuk semua hujatan dan ketidakbersyukuran begitu banyak orang yang tidak ingin menyadari keuntungan yang Kauberikan kepada setiap orang dengan memberikan ibu-Mu kepada kami sebagai ibu kami. Bagaimana kami berterimakasih kepada-Mu untuk keuntungan yang demikian besarnya? O Yesus, kami berpaling pada sumber-Mu sendiri, dan mempersembahkan pada-Mu Darah-Mu, Luka-luka-Mu dan Cinta tak terhingga dari Hati-Mu.

O ibu yang terberkati, betapa engkau tergerak mendengarkan suara Yesus yang baik, yang meninggalkan engkau bagi kami semua sebagai ibu kami! Kami bersyukur kepadamu, O Perawan Terberkati. Dan berterimakasih pada-Mu sebagaimana engkau pantas menerimanya, kami mempersembahkan kepada-Mu terimakasih yang sama yang diberikan Yesus kepadamu. O ibu yang manis, jadilah ibu kami. Jagalah kami dan jangan ijinkan kami untuk melakukan pelanggaran terhadap engkau sekecil apapun. Selalu dekatkanlah kami kepada Yesus. Dengan tangan-tangan-Mu sendiri ikatlah kami seluruhnya, seutuhnya pada Dia, dengan cara demikian kami tidak akan pernah terpisah daripada-Nya. Bersama intensi-intensimu sendiri, aku berniat untuk membuat pemulihan bagi setiap orang, untuk pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap Yesus dan terhadap engkau, ibuku yang manis.

O Yesus-ku, ketika Engkau dalam kesakitan yang begitu besarnya, Engkau semakin memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku tidak akan mengabaikannya. Seperti seekor merpati, aku akan terbang kepada Luka-luka-Mu dan menciumnya dan menenangkannya; dan aku hendak melemparkan diriku ke dalam Darah-Mu sehingga aku dapat berkata dengan-Mu, Jiwa-jiwa! Jiwa-jiwa! Aku ingin memegang kepala-Mu yang tercabik dan penuh kesedihan untuk membuat pemulihan bagi-Mu, dan untuk meminta belas kasih-Mu, Cinta dan pengampunan bagi setiap orang. Bertahktalah di dalam pikiranku, O Yesus-ku, dan sembuhkanlah di dalam kebajikan akan duri-duri yang menusuk Kepala-Mu, dan janganlah ijinkan kegelisahan apapun masuk padaku. Dahi Yesus-ku yang agung, aku mencium Engkau. Tariklah semua pikiranku untuk merenungkan Engkau dan mengerti Engkau. Mata yang lembut Yesus-ku yang baik, walaupun berlumuran darah, lihatlah aku. Lihatlah kemalanganku, lihatlah kelemahanku, lihatlah hati-ku yang malang, dan buatlah aku merasa pengaruh-pengaruh ajaib akan pandangan Ilahi-Mu.

Telinga Yesus-ku, walaupun dipekakkan oleh hinaan dan hujatan para pendosa, tetapi juga sungguh mendengarkan kami, mohon dengarkanlah doa-doaku dan janganlah membenci pemulihan-pemulihanku. Ya, O Yesus, dengarkanlah tangisan hatiku. Ia akan tenang hanya jika Engkau memenuhinya dengan cinta kita. Wajah Yesus-ku yang indah, tunjukkanlah Diri-Mu. Biarlah aku melihat Engkau sehingga aku dapat melepaskan hatiku yang malang dari semua orang dan dari segala hal. Semoga keindahan-Mu mempesonaku terus-menerus dan tetap selalu membuat-Ku terserap di dalam Engkau. Biarlah kuasa Sabda-Mu menghancurkan segala sesuatu di dalam aku yang bukan Kehendak Tuhan, segalanya yang bukan cinta.

O Yesus, aku meletakkan tanganku mengitari leher-Mu untuk merangkul Engkau; dan Engkau, mengulurkan tangan-Mu untuk merangkul aku. Ya, Yesus-ku yang baik, buatlah rangkulan cinta ini menjadi begitu dekat sehingga tidak ada kuasa manusia yang akan memisahkan kita, bahkan jika Engkau dan aku ingin tidak mengikatkan satu sama lain: supaya Kau dan aku tetap selamanya berangkulan. Sehingga dengan saling merangkul, aku akan menyandarkan wajahku pada Hati-Mu. Dengan keyakinan, aku akan mencium bibir-mu dengan tetesan madu. Berikan aku cium Cinta-Mu. Engkau akan membuat nafasku menyatu dengan nafas-Mu yang termanis dan meleburkannya di dalamku selamanya cinta baru dan bertumbuh bagi-Mu sebagaimana aku bernafas dalam Cinta-Mu, Kehendak-Mu, kesakitan-Mu dan seluruh Kehidupan Ilahi-Mu.

Bahu-bahu Maha Kudus Yesus-ku, selalu kuat dan terus menerus di dalam sengsara bagi cinta untukku, berikanlah aku kekuatan, terus-menerus dan berani untuk menderita bagi cinta akan Dia. O Yesus, janganlah ijinkan aku untuk tidak terus-menerus di dalam cinta; sebaliknya, biarlah aku berbagi di dalam kekekalan-Mu. Dada Yesus-ku yang menyala, berikanlah aku nyala api-Mu. Engkau tidak dapat menahannya lebih lama lagi, dan hatiku gelisah mencarinya melalui Darah ini dan Luka-luka ini. Itulah nyala api Cinta-Mu, O Yesus, yang paling menyiksa Engkau. O Yesus-ku yang baik, berbagilah hal itu denganku. Tidakkah  satu jiwa yang begitu dingin dan begitu malang di dalam Cinta-Mu membuat Engkau berbelas Kasih?

Tangan-tangan Maha Kudus Yesus-ku, yang menciptakan surga dan bumi, Engkau sekarang tak lagi bergerak. O Yesus-ku, teruslah mencipta, menciptakan Cinta. Ciptakanlah kehidupan baru, kehidupan Ilahi di dalam seluruh keberadaanku. Ucapkanlah Sabda-Mu di seluruh hatiku yang malang dan ubahlah semuanya menjadi milik-Mu.

Kaki-kaki Maha Kudus Yesus-ku, janganlah biarkan aku sendirian! Buatlah aku selalu berlari kepada-Mu dan jangan biarkan aku mengambil satu langkah pun menjauh daripada-Mu. Yesus, dengan cintaku dan pemulihan-pemulihanku, aku berniat untuk meredakan kesakitan-kesakitan yang Kauderita di Kaki-kaki Maha Kudus-Mu. O Yesus-ku yang tersalib, aku menyembah Darah-Mu yang paling Berharga. Aku mencium Luka-luka-Mu satu per satu, dengan niat melimpahinya dengan cintaku, penyembahanku dan pemulihanku yang paling tulus. Aku ingin membungkusnya dengan cintaku, penyembahan dan pemulihan yang paling tulus. Aku mengambil tetesan-tetesan ini satu per satu, aku menyembahnya, menciumnya dan memberikannya kepada semua jiwa sebagai sebuah perjanjian akan keselamatan mereka. Bagi semua jiwa, biarlah Darah-Mu menjadi cahaya di dalam kegelapan, penghiburan di dalam kesakitan, kekuatan di dalam kelemahan, pengampunan di dalam dosa, bantuan di dalam pencobaan, pembela di dalam bahaya, kepastian di dalam kematian dan sayap-sayap untuk membawanya dari bumi ini ke surga. Yesus-ku, tidakkah Engkau juga mencari penghiburan dan cinta untuk meredakan kesakitan-kesakitan-Mu? Darah yang disertakan dalam Hati-Mu dan belum tertumpahkan menyebabkan siksaan dan sengsara yang tak terkirakan bagi-Mu.

O Yesus, aku datang pada-Mu, dan aku membuat sarangku dan tempat tinggalku di dalam Hati-Mu. Dari dalam hatiku, O Cinta-ku terkasih, aku akan memanggil setiap orang datang pada-Mu. Dan bila seseorang ingin datang mendekat untuk melakukan pelanggaran terhadap Engkau, aku akan datang mewakili diriku dan tidak akan membiarkan dia melukai Engkau. Terlebih lagi, aku akan menyertakan dia di dalam Hati-Mu, berbicara padanya akan Cinta-Mu dan mengubah pelangaran-pelanggaran menjadi cinta. Yesus, janganlah biarkan aku keluar dari Hati-Mu. Rawatlah aku di dalam nyala-nyala api-Mu, dan berikanlah aku hidup dengan Hidup-Mu sehingga aku dapat mencintai-Mu sebagaimana Engkau ingin dicintai.

Kata-kata ke-empat:
«Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? »
Yesus yang sengsara, sementara merapat pada Hati-Mu dan tinggal di dalam Engkau, saat menghitung kesakitan-kesakitan-Mu aku melihat sebuah getaran kejang akan Kemanusiaan Maha Kudus-Mu. Seluruh anggota Tubuh-Mu berjuang seakan-akan hendak terpisah satu sama lain. Di tengah-tengah kekejangan yang mengerikan itu, Engkau berteriak:

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Pada teriakan ini, semua orang gemetar, kegelapan menjadi tebal, dan ibu-Mu yang terpana menjadi pucat dan pingsan. Hidupku, segalanya bagi-ku, Yesus-ku: Apakah yang kulihat? Oh, Engkau dekat dengan kematian. Kesakitan-kesakitan itu sendiri begitu setianya ada pada-Mu hendak meninggalkan-Mu. Sementara itu, setelah sengsara yang begitu besar, Engkau melihat kesedihan yang besar bahwa tidak semua jiwa menyatu dalam-Mu. Sebaliknya, Engkau melihat bahwa banyak yang akan hilang, dan Engkau merasa kesakitan akan keterpisahan dari mereka yang memisahkan diri mereka dari anggota-anggota-Mu. Harus memenuhi Keadilan Ilahi bagi mereka juga itulah, Engkau merasa kematian mereka satu per satu dan kesakitan yang akan mereka derita di neraka. Sehingga, Engkau berteriak dengan segenap Hati:

 “Janganlah tinggalkan Aku! Jika engkau mau lebih banyak kesakitan, Aku siap, tetapi janganlah berpisah dari Kemanusiaan-Ku. Inilah kesakitan dari segala kesakitan. Inilah kematian dari segala kematian. Yang lainnya tidak berarti apa-apa bagi-Ku, jika Aku tidak menderita keterpisahanmu dari-Ku. Tolonglah, kasihanilah Darah-Ku, Luka-luka-Ku, kematian-Ku! Tangisan ini akan terus menerus bergema di Hati-Mu: Tolonglah jangan tinggalkan Aku!”

Cinta-ku, betapa aku menderita bersama dengan Engkau! Engkau terengah-engah, Kepala Kudus-Mu sekarang jatuh di Dada-Mu, kehidupan telah meninggalkan Engkau. Cinta-ku, aku merasakan diriku pun sekarat. Aku juga ingin berteriak bersama-Mu, “Jiwa-jiwa! Jiwa-jiwa!”

Aku tidak akan pernah berpisah dari salib ini atau dari Luka-luka ini, agar aku dapat meminta jiwa-jiwa bagi-Mu. Jika menyenangkan-Mu, aku akan masuk ke dalam hati para mahkluk dan mengelilingi mereka dengan kesakitan-kesakitan-Mu sehingga mereka tidak akan lari daripada-Mu. Jika memungkinkan, aku akan menaruh diriku sendiri di hadapan gerbang-gerbang neraka, untuk membuat jiwa-jiwa yang menuju ke sana mundur, dan membawa mereka kepada Hati-Mu. Engkau menderita di dalam kesenyapan, dan aku menangisi Kematian-Mu yang telah mendekat. O Yesus-ku, aku bersimpati pada-Mu. Mendekapkan Hati-Mu pada hatiku, aku menciumnya dan aku melihatnya dengan seluruh kelembutan yang kusanggup. Dan untuk memberikan-Mu penghiburan yang lebih besar lagi aku menjadikan kelembutan Ilahi sebagai milikku. Dengan ini, aku berniat untuk bersimpati dengan-Mu dan mengubah hatiku ke dalam sungai-sungai kemanisan, untuk menuangkannya ke dalam Hati-Mu untuk membuat manis kepahitan-kepahitan yang Kauderita karena hilangnya jiwa-jiwa.

Sayangnya, O Yesus-ku, tangisan-Mu ini begitu menyakitkan. Lebih menyakitkan daripada ditinggalkan Bapa, hilangnya jiwa-jiwa yang berpisah dari-Mu-lah, yang membuat duka kesedihan lari dari Hati-Mu. O Yesus-ku, tambahkanlah rahmat di dalam setiap orang sehingga tidak ada seorang pun yang terhilang. Dan biarlah pemulihanku diberikan kepada jiwa-jiwa yang akan hilang itu sehingga mereka tidak akan terhilang.

O Yesus-ku, aku juga berdoa pada-Mu karena cara ditinggalkan yang ekstrim ini, untuk memberikan bantuan bagi begitu banyak jiwa yang mengasihi, yang agar menjadikan mereka sebagai teman saat Engkau ditinggalkan ini, tampaknya Engkau memisahkan Diri-Mu dari mereka, meninggalkan mereka di dalam kegelapan. Semoga kesakitan-kesakitan mereka, O Yesus, menjadi bagai doa-doa yang memanggil jiwa-jiwa yang dekat pada-Mu untuk menghibur Engkau di dalam kesedihan-Mu.


RENUNGAN DAN REFLEKSI

Yesus mengampuni penjahat itu dengan Cinta yang begitu besar sehingga Ia segera membawanya ke Firdaus. Apakah kita selalu berdoa bagi banyak jiwa yang sekarat yang memerlukan doa, untuk menutup gerbang-gerbang Neraka dan membukakan mereka gerbang-gerbang Surga? Kesakitan-kesakitan Yesus pada Salib bertambah, tetapi, melupakan Diri-Nya sendiri, Dia selalu berdoa bagi kita. Tidak menyisakan apa-apa lagi bagi Diri-Nya sendiri tetapi memberikan segalanya bagi kita, bahkan memberikan ibu-Nya Yang Maha Kudus, Pemberian yang paling berharga dari Hati-Nya. Apakah kita mengampuni segala sesuatu, mengingat hanya apa yang Yesus inginkan dariku? Apakah aku memberikan semuanya kepada Dia, atau aku menahan sesuatu, walaupun kudus, bagi diriku sendiri? Dalam segala sesuatu yang kulakukan – doa-doa, tindakan-tindakan dan sebagainya – apakah aku selalu membuat intensi untuk menyerap cinta baru di dalam diriku, sehingga sebaliknya aku dapat memberikan segalanya bagi Dia?

Kita harus menyerap cinta untuk memberikan cinta sehingga segala sesuatu yang kita lakukan dapat memperlihatkan karya Yesus, sebab Yesus memberikan segala sesuatu karena cinta pada semua; kita harus seutuhnya melupakan diri kita sendiri dan memiliki satu-satunya sebagai tujuan kita untuk terus-menerus membawa semua jiwa kepada Hati Yesus. Apakah kita menggunakan semangat, cahaya dan cinta yang diberikan Tuhan kepada kita untuk kebaikan bagi sesama? Apakah kita mencoba untuk menyertakan jiwa-jiwa ini di dalam cahaya ini dan semangat untuk meminta Hati Yesus sehingga Ia akan mempertobatkan mereka, atau kita secara egois menyimpan rahmat-rahmat-Nya bagi diri kita sendiri?

Yesus, semoga setiap percikan kecil cinta kurasakan di dalam hatiku bertumbuh menjadi nyala api yang membakar hati para mahkluk, dan saat ia membakar mereka aku menyertakan mereka di dalam Hati-Mu, sehingga aku dapat melihat lebih banyak lagi jiwa yang disertakan di dalamnya.

Bagaimanakah aku menanggapi pemberian besar yang diberikan Yesus kepadaku dengan memberikan ibu-Nya padaku? Apakah aku berdiri di samping ibu-Nya yang manis, mencontoh Cinta Yesus, kelembutan-Nya dan semua yang Ia lakukan untuk menyenangkan ibu-Nya? Dapatkah aku berkata bahwa ibu-Nya yang Ilahi mendapatkan kepuasan yang sama seperti yang didapatkannya di dalam Yesus? Yaitu, apakah aku berdiri di antara Yesus dan ibu-Nya, dan sekarang mengangkat yang satu dan menyenangkan yang lainnya, sehingga ketika melihat aku Yesus akan mendapatkan seorang pengganti bagi-Nya sebagai Putera? Apakah aku selalu dekat dengan ibu-Nya sebagai anak yang setia, mematuhi dia dan mencontoh kebajikan-kebajikannya? Apakah aku mencoba segala cara yang mungkin untuk tinggal di dalam tatapan ke-ibu-annya sehingga ia dapat selalu menjagaku pada Yesus? Dalam segala yang kulakukan, apakah aku memanggil ibu surgawiku untuk menjaga aku, untuk membantu aku bertindak di dalam perilaku yang kudus, sebagai anaknya yang sejati, dan di bawah belaskasih pedulinya? Untuk memuaskan dia sebagaimana yang dilakukan oleh Puteranya, apakah aku masuk ke dalam Yesus dan mengambil seluruh Cinta yang diberikan-Nya kepada ibu-Nya yang Maha Kudus karena kemuliaan yang terus-menerus Dia berikan kepadanya, dan bagi seluruh kelembutan dan kelezatan Cinta-Nya? Apakah aku menjadikan kualitas-kualitas ini sebagai kualitasku, hingga berkata kepada ibu Surgawi, “Aku memiliki Yesus di dalamku untuk membuatmu bahagia – dan untuk membiarkan engkau menemukan di dalam aku apa yang kautemukan di dalam Dia; aku memberikanmu segalanya. Terlebih lagi, ibu yang cantik, aku juga berharap untuk memberikan Yesus seluruh sukacita yang Ia temukan di dalam engkau. Jadi, aku ingin memasuki Hati-Mu dan mengambil seluruh cintamu, seluruh sukacitamu, dan semua kelembutan ke-ibu-anmu dan berpikir untuk memberikan seluruhnya kepada Yesus dan berkata kepada-Nya: “Lihat, aku memiliki di dalam diriku seluruh yang ibu-Mu lakukan bagi-Mu, dan aku ingin memberikannya kepada-Mu, agar Engkau menemukan di dalam aku seluruh kepuasan sebagai seorang ibu yang kedua.”

Yesus, ibu, biarlah kita terikat selalu bersama, biarlah kita saling bertukar cinta kita satu sama lain. Dengan cara ini aku akan selalu menjadi anak sejati bagimu, dan menjadi seorang ibu yang sejati bagi Yesus, yang selalu melakukan Kehendak-Nya. Ibu, Semoga tangan-tangan ke-ibu-anmu menjadi rantai-rantai manis yang menjaga aku terikat pada-Mu dan pada Yesus.

Yesus tidak menyisakan Diri-Nya sedikit pun juga. Dengan mencintai kita dengan cinta yang tak habis-habisnya, Ia berhasrat untuk menyelamatkan setiap orang dan jika mungkin, Ia akan mencabut semua jiwa dari Neraka, bahkan bila Ia harus mengambil semua kesakitan mereka. Namun walaupun sudah dengan seluruh Kasih-Nya, Ia masih melihat jiwa-jiwa yang ingin merobek dirinya sendiri hingga keluar dari tangan-tangan-Nya. Tak lagi mampu menahan kesedihan-Nya, Ia berteriak,  Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Tidakkah aku dapat berkata bahwa cintaku terhadap jiwa-jiwa ini sama seperti cinta Yesus? Dapatkah aku berkata bahwa doa-doaku, kesakitan-kesakitanku dan semua tindakan-tindakanku yang terkecil bersatu dengan doa-doa, kesakitan-kesakitan dan tindakan-tindakan Yesus untuk merampas jiwa-jiwa dari Surga – sehingga, saat mereka memisahkan diri dari Yesus, dengan tindakan-tindakan kecilku aku mengikat mereka pada-Nya sehingga menyelamatkan bagi Hati Ilahi-Nya, paling tidak satu kematian? Bagaimanakah aku menghibur Yesus di dalam kesedihan besar yang ditahan-Nya? Jika aku akan mempersembahkan hidupku untuk dihabiskan sebagai bencana yang terus menerus, hal itu tidaklah cukup untuk menunjukkan belas kasih dengan-Nya di dalam kesedihan ini. Aku ingin melakukan lebih lagi daripada hanya berbelas kasih dengan-Nya. Aku ingin menyelamatkan Yesus dari penderitaan. Dan untuk melakukan hal itu, aku akan berdiri di antara Dia dan setiap pendosa, mengambil bagiku sengsara yang diberikan oleh para pendosa kepada Hati Ilahi-Nya, dan amukan Keadilan Ilahi dimana Allah Putera mempersembahkan Diri-Nya sendiri ketika Ia mengambil dosa-dosa kita bagi Diri-Nya sendiri. Dan aku akan mengikat pendosa kepada Yesus sehingga Yesus akan terbebas dan pendosa akan diselamatkan.

Setiap tindakan kecil, kesakitan, dan pikiran yang kualami saat bersatu dengan Yesus dapat menyelamatkan jiwa-jiwa dari jatuh ke dalam Neraka. Bersatu dengan Yesus, aku akan memegang kuasanya di dalam tanganku sendiri. Tetapi, jika tindakan-tindakanku tidak menyatu dengan Dia, hal itu tidak akan mencegah satu jiwa pun pergi ke Neraka.

Cinta-ku dan segalanya bagiku, tetaplah mendekap aku pada Hati-Mu sehingga aku akan segera merasakan betapa besarnya kesedihan yang disebabkan oleh pendosa bagi-Mu ketika ia berpaling daripada-Mu. Dengan cara ini, aku akan segera dapat melakukan bagianku.

Yesus-ku, semoga Cinta-Mu mengikat hatiku sehingga – dihabiskan oleh Api-Mu – sehingga hatiku dapat merasakan Cinta yang Kaujaga bagi jiwa-jiwa. Dan ketika aku mengalami kesedihan, kesakitan, dan penderitaan, semoga Engkau kemudian, O Yesus, melepaskan Keadilan-Mu bagiku dan mendapatkan kepuasan yang begitu Kauinginkan – tetapi ijinkanlah pendosa, O Yesus, untuk diselamatkan. Semoga kesakitanku akan menjadi rantai yang mengikat para pendosa pada-Mu, dan semoga jiwaku menerima materai bahwa Keadilan telah terpenuhi.


DOA SYUKUR DI SETIAP JAM

Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku memberkati-Mu.”

Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”

Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.

Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.

Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.

O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam Engkau.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.