Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Bacaan Alternatif & Devosi: Minggu, 14 April 2019


Minggu, 14 April 2019
PEKAN SUCI
HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN (M)

Bacaan Alternatif & Devosi: 09.00 – 10.00
YESUS DIMAHKOTAI DURI (+ 31 menit)

--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya, untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku, murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------

DOA PERSIAPAN AWAL

O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan renungan Jam ini.

Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.

Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.

Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa. Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU. Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…


YESUS DIMAHKOTAI DURI

Yesus-ku, Cinta tak terbatas, semakin aku melihat Engkau semakin aku menyadari betapa Engkau menderita. Engkau didera seluruhnya; tidak ada bagian yang tersisa daripada-Mu. Penyiksa-Mu begitu berang walaupun telah melihat seluruh kesakitan-Mu, Engkau melihat mereka dengan cinta yang begitu besar. Tatapan-Mu yang mengasihi membentuk sebuah belenggu yang manis, hampir seperti begitu banyak suara yang berdoa dan memohon kesakitan yang lebih dan kesakitan yang baru. Sehingga para penyiksa ini – bukan hanya karena mereka tidak berperikemanusiaan, tetapi juga terdorong oleh Cinta-Mu – membuat Engkau tersungkur. Namun saat tidak mampu berdiri, Engkau terjatuh lagi di dalam Darah-Mu sendiri. Marah karena hal ini, dengan tendangan dan dorongan, mereka memaksa Engkau mencapai tempat dimana mereka akan memahkotai Engkau dengan mahkota duri. Cinta-ku, jika Engkau tidak menahan aku dengan tatapan Cinta-Mu, aku tidak akan mampu terus melihat Engkau menderita.

Aku sudah dapat merasakan tulang-tulangku gemetar. Jantungku berdegup kencang. Aku merasa akan mati. Yesus, Yesus, tolonglah aku! Yesus-ku yang lembut berkata kepadaku:

 “Anak-ku, beranilah. Janganlah kehilangan apapun dari apa yang telah Kuderita. Perhatikanlah ajaran-ajaran-Ku. Aku harus membuat manusia utuh kembali. Dosa telah merampas mahkotanya, dan memahkotainya dengan aib dan kebingungan yang sedemikian hingga ia tidak dapat datang ke hadapan keagungan-Ku. Dosa telah merendahkannya, membuatnya kehilangan setiap hak bagi penghormatan dan kemuliaan. Jadi, untuk menaruh kembali mahkota pada dahi manusia dan mengembalikan semua haknya akan setiap penghormatan dan kemuliaan, Aku ingin dimahkotai dengan duri-duri. Di hadapan Bapa-Ku, duru-duri-Ku akan menjadi pemulihan-pemulihan dan suara-suara pengampunan bagi begitu banyak dosa pikiran, terutama dosa kesombongan, dan suara-suara cahaya setiap pikiran yang diciptakan dan yang memohon untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap Aku. Jadi, bergabunglah dengan-Ku, dan berdoalah dan buatlah pemulihan bersama dengan-Ku.”

Yesus yang dimahkotai, para musuh-Mu yang tak kenal ampun membuat-Mu duduk, dan mereka memakaikan kain kasar ungu pada-Mu. Mereka mengambil mahkota duri dan dengan kemarahan yang besar menaruhnya pada Kepala-Mu yang patut disembah. Kemudian, memukulkannya dengan sebuah tongkat, mereka membuat mahkota itu menembus dahi-Mu; dan sebagian duri masuk ke dalam mata-Mu, telinga-Mu, kepala-Mu dan bahkan leher belakang-Mu. Cinta-Ku, betapa menyengsarakan! Betapa kesakitan yang tak terkatakan! Berapa banyak kematian kejam yang Kauderita! Begitu banyak darah telah turun pada Wajah-Mu sehingga tidak ada lagi selain darah saja yang dapat terlihat. Tetapi di balik duri-duri dan darah itu aku dapat melihat Wajah-Mu Yang Maha Kudus memancarkan kelembutan, damai dan cinta.

Ingin melengkapi tragedi ini, para penyiksa-Mu menutup mata-Mu dengan kain, menaruh tongkat di tangan-Mu seolah tongkat kerajaan dan mulai mengolok-olok. Mereka memberi-Mu salam seraya berkata, “Raja orang Yahudi!" Mereka memukul mahkota itu, mereka menampar-Mu dan berkata, “Tebaklah siapa yang memukul Engkau!” Engkau tidak menjawab, dan membuat pemulihan bagi ambisi mereka yang menginginkan kerajaan-kerajaan, martabat-martabat dan kehormatan-kehormatan; bagi mereka yang mendapatkan dirinya pada posisi sedemikian rupa dengan kesalahan mereka menyebabkan kehancuran pada orang-orang dan pada jiwa-jiwa yang dipercayakan pada mereka; dan bagi mereka yang dengan teladan buruknya membawa orang lain kepada kejahatan dan menyebabkan hilangnya jiwa-jiwa.

Dengan tongkat yang Kaupegang di tangan-Mu, Engkau membuat pemulihan bagi begitu banyak pekerjaan baik yang kosong dari semangat diri dan bahkan dilakukan dengan niat-niat jahat. Di dalam hinaan-hinaan yang Kauterima, Engkau membuat pemulihan bagi mereka yang memperoleh hal-hal yang Maha Kudus, merendahkannya dan menodainya.

Dengan penutup mata di mata-Mu, Engkau melakukan pemulihan bagi mereka yang matanya dibutakan oleh kepandaian mereka sehingga mereka tidak dapat melihat cahaya kebenaran. Pada waktu yang bersamaan, Engkau memperolehkan bagi kami rahmat untuk menyingkirkan penutup mata nafsu-nafsu, kekayaan dan kenikmatan. Raja-ku, Yesus, para musuh-Mu terus menghina Engkau. Ada begitu banyak darah yang mengalir dari Kepala-Mu Yang Maha Kudus, bahkan masuk ke dalam Mulut-Mu, sehingga aku tidak mendengar suara lembut-Mu dengan jelas, jadi aku tidak dapat melakukan apa yang Kaulakukan. Kemudian, aku datang ke dalam pelukan-Mu. Aku ingin menopang kepala-Mu yang terkoyak dan menderita; dan aku ingin menaruh kepalaku di bawah duri-duri itu untuk merasakan tusukan-tusukannya. Saat aku mengatakan ini, Yesus-ku memanggil aku dengan tatapan Cinta-Nya – dan aku berlari. Aku berpaut pada Hati-Nya, dan aku melakukan sebaik mungkin untuk menopang Kepala-Nya.

Oh! Betapa indahnya bersama Yesus, walaupun di tengah-tengah seribu siksaan! Dia berkata kepadaku:

 “Anak-Ku, duri-duri ini berkata bahwa aku ingin dibuat menjadi raja setiap hati. Semua kekuasaan adalah hak-Ku. Ambilah duri-duri ini, tusuklah hatimu dan keluarkanlah semua daripadanya yang bukan milik-Ku. Tinggalkanlah sebuah duri di dalam hatimu sebagai materai untuk menunjukkan pada-Ku bahwa Aku adalah Raja-mu dan untuk menjaga yang lainnya lagi masuk ke dalam engkau. Kemudian, pergilah mengitari semua hati, tusuklah mereka untuk mengeluarkan semua asap kesombongan dan kebusukan yang ada pada mereka, dan buatlah aku sebagai raja bagi setiap orang.”

Cinta-ku, hal itu menyakitkan hatiku untuk meninggalkan-Mu. Jadi, aku berdoa pada-Mu untuk membuat tuli telingaku dengan duri-duri sehingga aku hanya akan mendengar suara-Mu saja. Tutuplah mataku dengan duri-duri-Mu sehingga aku hanya dapat melihat Engkau saja. Penuhilah mulutku dengan duri-duri-Mu sehingga lidahku menjadi bisu akan semua yang dapat melanggar Engkau, dan bebas untuk memuji dan memberkati Engkau di dalam segalanya. O Raja-ku, Yesus, kelilingilah aku dengan duri-duri; dan semoga duri-duri ini menjaga aku, membela aku dan membuat aku seutuhnya menginginkan Engkau.

Sekarang aku ingin mengeringkan darah yang ada pada-Mu dan mencium-Mu, sebab aku melihat bahwa para musuh-Mu membawa-Mu kepada Pilatus yang menjatuhkan hukuman mati pada-Mu. Cinta-ku, bantulah aku untuk meneruskan sepanjang jalan kesedihan-Mu, dan berkatilah aku. Yesus-ku yang dimahkotai, hatiku yang malang terluka oleh Cinta-Mu dan terkoyak oleh kesakitan-kesakitan-Mu, tidak dapat hidup tanpa-Mu. Jadi aku mencari Engkau dan aku mendapatkan Engkau lagi di hadapan Pilatus. Betapa sebuah tontonan yang menggerakkan hati yang kulihat. Surga merasa ngeri dan neraka gemetar dengan ketakutan dan kemarahan! Kehidupan hatiku, aku tidak sanggup melihat Engkau seperti ini tanpa merasa diriku mati, tetapi kekuatan Cinta-Mu memaksaku untuk melihat Engkau, untuk membuat aku mengerti seluruhnya akan kesakitan-kesakitan-Mu. Di antara airmata dan desah aku merenungkan Engkau. Yesus-ku, Engkau telanjang, bukannya berpakaian, aku melihat Engkau berpakaian dalam darah. Daging-Mu terkoyak, tulang-tulang-Mu terlihat, Wajah-Mu yang Maha Kudus tidak dikenali. Duri-duri tertancap di Kepala-Mu yang Maha Kudus, dan bahkan menjangkau Mata-Mu dan Wajah-Mu. Aku hanya melihat darah turun ke tanah membentuk genangan di Kaki-Mu.

Yesus-ku, aku tidak mengenali Engkau lagi! Oh, betapa Engkau direndahkan! Keadaan-Mu telah mencapai pada hinaan dan siksaan sangat berlebihan! Tidak, aku tak sanggup lagi bertahan melihat pandangan yang sangat menyakitkan itu! Aku merasa diriku sekarat! Aku ingin merebut-Mu dari hadapan Pilatus dan mendekatkan Engkau di dalam hatiku untuk memberikan-Mu istirahat. Aku ingin menyembuhkan luka-luka-Mu dengan cintaku. Dengan Darah-Mu aku ingin membajiri dunia untuk membawa semua jiwa di dalamnya dan membawa mereka kepada-Mu sebagai penakluk akan kesakitan-kesakitan-Mu.

O Yesus yang sabar, tampaknya Engkau berusaha untuk melihat aku melalui duri-duri, dan Engkau berkata kepadaku:

 “Anak-Ku, datanglah ke dalam lengan-lengan-Ku yang terbelenggu. Baringkanlah kepalamu pada dada-Ku dan engkau akan melihat kesakitan-kesakitan yang lebih besar dan lebih pahit lagi, sebab semua yang kaulihat pada luar Kemanusiaan-Ku adalah apa yang mengalir dari kesakitan-kesakitan-Ku dari dalam-Ku. Perhatikanlah pada kehancuran Hati-Ku dan engkau akan mendengar bahwa Aku sedang melakukan pemulihan bagi ketidakadilan-ketidakadilan mereka yang berkuasa; bagi ketertindasan orang miskin; bagi keputusan yang diberikan pada orang-orang yang tidak bersalah; bagi kesombongan mereka yang memiliki jabatan tinggi, posisi dan kekayaan yang tidak ragu-ragu melanggar hukum dan berbuat kesalahan terhadap sesama mereka, menutup mata mereka pada cahaya kebenaran.”

 “Dengan duri-duri ini aku ingin mencerai-beraikan roh angkuh dari kekuasaan mereka. Dengan luka-luka yang di Kepala-Ku, Aku ingin membuat jalan ke dalam pikiran-pikiran mereka untuk mengatur kembali segalanya sesuai dengan cahaya kebenaran. Dengan dipermalukan seperti ini di hadapan hakim yang tidak adil, Aku ingin membuat semua orang mengerti kebajikan itu sendirilah yang membuat manusia menjadi raja akan dirinya. Dan Aku mengajarkan mereka yang berkuasa itu di dalam kebajikan, bersama dengan pengetahuan yang benar, itu saja layak dan mampu berkuasa dan mengatur orang lain, sementara yang lainnya lagi dengan martabat-martabat, tanpa kebajikan, dan berbahaya dan harus ditolak. Anak-Ku, ulangilah pemulihan-pemulihan-Ku, dan teruskanlah memperhatikan kesakitan-kesakitan-Ku.”

Cinta-ku, aku melihat Pilatus gemetar melihat keadaan malang-Mu; dan secara mendalam terkesan, ia berteriak:

 “Apakah kekejaman seperti ini mungkin ada di hati manusia? Tidak, ini bukanlah niatku saat aku menjatuhkan hukuman cambuk pada-Nya.”

Merasa terbebani, Pilatus memalingkan pandangannya karena ia tidak sanggup melihat pemandangan yang menyakitkan itu. Dan, ingin membebaskan Engkau dari tangan para musuh-Mu, untuk menemukan alasan kukuh lagi, ia bertanya pada-Mu lagi:

 “Katakan padaku: Apa yang telah Kauperbuat? Orang-orang-Mu telah menyerahkan Engkau kepadaku. Katakan padaku: Apakah Engkau Raja? Apakah Kerajaan-Mu?”

O Yesus-ku, Engkau tidak menjawab pertanyaan Pilatus yang bertubi-tubi itu; dan menyertakan Diri-Mu sendiri, Engkau memalingkan pikiran-Mu untuk menyelamatkan jiwaku yang malang dengan kesakitan-kesakitan-Mu yang begitu banyak. Melihat bahwa Engkau tidak menjawabnya, Pilatus menambahkan:

 “Tidakkah Kau ketahui bahwa aku berkuasa untuk membebaskan atau menghukum Engkau?”

O Cinta-ku, ingin membuat cahaya kebenaran bersinar pada pikiran Pilatus, Engkau menjawab:

 “Engkau tidak memiliki kuasa terhadap Aku jika tidak diberikan dari atas pada-Mu. Tetapi mereka yang menyerahkan Aku kepadamu dosanya lebih besar daripadamu.”

Kemudian, tergerak oleh Suara lembut-Mu, tak memiliki jawaban, dengan hatinya yang masih kacau, Pilatus memutuskan untuk membawa-Mu ke teras, berpikir bahwa hati para orang Yahudi mungkin akan berbelas kasih, berharap mereka tergerak hatinya untuk melihat Engkau yang sudah sedemikian rupa dipukuli. Yesus-ku yang sengsara, hatiku sakit saat melihat Engkau mengikuti Pilatus.
Kau kesulitan berjalan, meringkuk di bawah mahkota duri yang mengerikan itu. Meninggalkan jejak darah saat Engkau melangkah. Ketika Engkau berjalan keluar Aku mendengar kumpulan kacau yang gelisah menunggu Engkau dijatuhi hukuman. Pilatus menyuruh semuanya diam dan memperhatikan agar suaranya terdengar. Dengan kekesalan ia mengambil dua ujung kain ungu kasar yang menutupi Dada-Mu di depan dan di belakang, mengangkatnya dan menunjukkan kepada setiap orang betapa Engkau telah begitu direndahkan dan dengan suara keras berkata:

 “Ecce homo!” Lihatlah Dia: Dia sudah tidak tampak seperti manusia lagi. Lihatlah luka-luka-Nya: Dia sudah tak dapat dikenali lagi. Jika Dia melakukan kesalahan, Dia telah cukup menderita untuk semuanya itu bahkan sudah terlalu banyak. Aku telah menyesal membuat Dia menderita seperti ini. Jadi, marilah kita membebaskan Dia!”

Yesus, Cinta-ku, biarlah aku menahan Engkau sebab aku melihat Engkau limbung tidak dapat berdiri menahan Badan-Mu yang menderita begitu banyak kesakitan.

Kini, dalam diam yang sungguh, nasib-Mu diputuskan. Setelah kata-kata Pilatus itu terdengar diam yang sungguh-sungguh yang terdengar sampai ke Surga, Bumi dan Neraka. Dan kemudian, kudengar tampak mereka memiliki sebuah suara, kudengar setiap orang berteriak:

“Salibkan Dia! Salibkan Dia! Bagaimanapun juga kami ingin Dia mati!”

Yesus, Hidup-Ku, aku melihat Engkau gemetar. Jeritan kematian turun ke dalam Hati-Mu. Dan di dalam suara-suara ini Engkau menangkap Suara Bapa-Mu yang Terkasih, berkata:

 “Putera-Ku, Aku ingin Engkau mati, mati disalibkan!”

Ya, Engkau mendengar suara bunda-Mu terkasih juga yang walaupun terpaku dan dari kejauhan, menggemakan suara Bapa-Mu yang Terkasih:

 “Nak, Aku ingin Engkau mati!”

Para malaikat, para kudus, neraka, setiap orang secara bulat suara berteriak:

 “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”

Jadi, tidak ada seorang pun yang menginginkan Engkau hidup. Dan oh, oh, dengan rasa malu-ku, kesakitan dan kengerian yang besar, aku pun merasa dipaksa dengan kekuatan maha besar untuk berteriak:

 “Salibkan Dia!”

Yesus-ku, ampunilah aku juga, jiwa pendosa yang malang, yang menginginkan Engkau mati. Tetapi aku berdoa pada-Mu untuk mati bersama aku. Sementara itu, Yesus-ku yang sengsara tergerak oleh rasa sakitku, tampaknya berkata padaku:

 “Anak-Ku, tekanlah dirimu pada Hati-Ku dan bagilah kesakitan-kesakitan dan pemulihan-pemulihan-Ku. Sekejap suasana menjadi khidmat. Pastilah telah diputuskan: entah kematian-Ku, atau kematian semua mahkluk. Pada saat ini dua keadaan tertuang ke dalam hatiku. Di satu keadaan ada jiwa-jiwa yang menginginkan Aku mati, karena mereka ingin mendapatkan kehidupan di dalam-Ku. Jadi, dengan menerima kematian bagi mereka, mereka diampuni dari hukuman abadi; dan gerbang-gerbang surga terbuka untuk menerima mereka.

Di keadaan yang ada mereka yang menginginkan Aku mati karena kebencian, dan ini meneguhkan hukuman mereka. Hati-Ku robek dan merasakan kematian masing-masing mereka, dan kesakitan-kesakitan neraka! Hatiku tidak dapat menanggung kepahitan-kepahitan ini. Aku merasakan kematian pada setiap detak jantung dan pada setiap helaan nafas. Dan aku mengulangi: Mengapa begitu banyak darah tertumpah sia-sia? Mengapa kesakitan-kesakitan-Ku menjadi tak berguna bagi banyak orang? Tolong bantulah Aku, anak-Ku, sebab Aku tak sanggup menanggungnya lagi. Berbagilah kesakitan-kesakitan-Ku dan biarlah hidupmu menjadi persembahan yang terus-menerus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, untuk membuat kesakitan-kesakitan yang begitu besar ini berkurang bagiku.”

Hati-ku, Yesus, kesakitan-kesakitan-Mu adalah milikku, dan aku mengulangi pemulihan-pemulihan-Mu. Aku melihat bahwa Pilatus keheranan, dan segera berkata:

 “Apa? Haruskah aku menyalibkan Raja-mu? Aku tidak menemukan kesalahan apapun untuk menghukum Dia!”

Tetapi orang-orang Yahudi berteriak memekakkan udara:

 “Kami tidak memiliki raja tetapi Kaisar, dan jika engkau tidak menjatuhkan hukuman pada-Nya, engkau bukan teman Kaisar. Bawa Dia pergi! Bawa Dia pergi! Salibkan Dia! Salibkan Dia!”

Tak tahu apa lagi yang harus dilakukan karena ketakutan kekuasaannya akan disingkirkan, Pilatus meminta sebuah baskom dibawa padanya, mencuci tangannya, dan berkata:

 “Aku tidak bersalah akan darah orang benar ini.”

Dan ia menjatuhkan-Nya hukuman mati.

Tetapi orang Yahudi berteriak:

 “Darah-Nya akan ada pada kami dan pada anak-anak kami!”

Dan melihat Engkau dijatuhi hukuman mati, mereka kegirangan, bertepuk tangan, bersiul dan berteriak. Sementara, O Yesus, Engkau membuat pemulihan bagi mereka yang berada di posisi-posisi tinggi, bagi ketakutan sia-sia dan menghindar agar tidak kehilangan posisi mereka, melanggar hukum yang Maha Kudus, tidak peduli akan kehancuran seluruh masyarakat, berpihak pada yang salah dan menghukum yang tak bersalah. Engkau juga membuat pemulihan bagi mereka yang setelah melakukan dosa memanggil Murka Ilahi untuk menghukum mereka.

Namun sementara Engkau melakukan pemulihan akan hal-hal ini, Hati-Mu terluka karena kesakitan melihat orang-orang pilihan-Mu memanggil kutukan surga, yang dengan kehendak bebas mereka sendiri menginginkannya, memateraikan dengan darah mereka yang mereka lakukan sendiri. Ya, Hati-Ku pingsan! Biarlah aku menahannya dengan tanganku dengan melakukan pemulihan-pemulihan dan kesakitan-kesakitan-Mu menjadi milikku. Sekarang Cinta-Mu semakin tinggi, Engkau sudah tak sabar melihat Salib!

Hidup-ku, aku akan mengikuti Engkau, tetapi sekarang beristirahatlah di dalam lengan-lenganku; kemudian, kita akan mencapai Gunung Kalvari bersama. Jadi, tinggallah di dalam aku, dan berkatilah aku.


RENUNGAN DAN PRAKTEK

Memahkotai Dia dengan duri, mereka memperlakukan Yesus seperti seorang raja lawakan, melemparkan hinaan-hinaan dan penderitaan pada-Nya yang menyakitkan tak terkatakan. Ia membuat pemulihan terutama bagi dosa-dosa kesombongan. Apakah aku membiarkan perasaan sombong menyelinap di dalam aku? Apakah aku meminta pengakuan akan hal baik yang kulakukan? Apakah aku percaya bahwa aku lebih baik dari orang lain? Sering kita tidak mengijinkan rahmat terbentuk karena pikiran kita tersumbat – penuh dengan pikiran lain, dan ketika pikiran kita tidak seluruhnya dipenuhi dengan Tuhan, diri kita sendiri menyebabkan gangguan iblis, sehingga sungguh kitalah yang mendorong godaan-godaannya. Namun pikiran yang dipenuhi Tuhan tidaklah bingung, sebab pikiran-pikiran kudus membentuk sebuah benteng terhadap iblis. Ketika iblis mendekat, seolah banyak pedang melukainya, dan iblis takut datang mendekat, ingin menghindari kesakitan-kesakitan yang tajam.

Untuk itulah aku salah bila mengeluh ketika pikiranku terganggu dan dicobai oleh musuh, sebab itulah penjagaku yang lemah (sebab aku tidak memenuhi pikiranku dengan Yesus) yang mengusir musuh yang menyerangku, seolah ia mengintai pikiranku untuk mendapatkan ruang kecil untuk meyerangku. Namun demikian, bukannya menolong Yesus dengan pikiran kudus dan hampir ingin mematahkan duri-duri-Nya, aku dengan tidak bersyukur bahkan menusuk-Nya lebih dalam pada Kepala-Nya dan membuat Ia merasakan lebih lagi sengatan tajam itu sehingga rahmat menjadi frustrasi sebab tidak dapat membuat pikiranku menyelesaikan pekerjaan dari inspirasi kudus. Terkadang, aku melakukan lebih buruk lagi: ketika aku merasa beratnya pencobaan, bukannya membawa mereka kepada Yesus, mengikat mereka dan membakar mereka pada kaki Cinta-Nya, aku menjadi khawatir, aku menjadi sedih, dan bahkan menghitung-hitung pencobaanku.

Untuk itulah, bukan saja pikiran malangku dipenuhi dengan pikiran-pikiran buruk tetapi semua kelemahanku tampak kuyub di dalam pikiran itu, dan aku hampir memerlukan sebuah mukjizat dari Yesus untuk melepas diriku. Dan Yesus, melihat melalui duri-duri, menatap padaku dan memanggil aku, berkata: Ah, putriku, dirimu sendirilah yang menolak untuk mendekat pada-Ku. Jika saja engkau segera datang, Aku akan menolong membebaskan dirimu dari gangguan-gangguan yang dibawakan musuh ke dalam pikiranmu. Malahan engkau membuat Aku merindukan engkau kembali; dan karena aku ingin engkau membantu membebaskan-Ku dari duri-duri tajam ini, sia-sia Aku menunggu ketika engkau sibuk melakukan apa yang musuh siapkan untukmu.

O engkau akan dicobai lebih sedikit saja jika engkau segera datang pada lengan-Ku, sehingga takut pada-Ku, bukan padamu, musuh akan segera pergi! Yesus-ku semoga duri-duri-Mu akan menjadi seperti sebuah materai bagi pikiran-pikiranku, yang memateraikannya di dalam pikiran-Mu, mencegah apapun masuk ke dalamnya, jika tidak itu akan mematahkan duri-duri-Mu. Ketika Yesus membuat Diri-Nya dapat kurasakan di pikiranku dan di hatiku, apakah aku menjawab inspirasi-Nya, atau apakah aku membiarkannya terlupakan? Yesus diperlakukan sebagai seorang raja lawakan: apakah aku menghormati segala sesuatu yang kudus? Apakah aku memberikan hormat secara pantas, seolah menyentuh Yesus Kristus sendiri?

Yesus yang dimahkotai, semoga aku merasakan duri-duri-Mu sehingga dari luka-luka-Mu aku dapat mengerti betapa Engkau menderita, dan semoga Engkau menjadi Raja bagi kami semua. Diperlihatkan di teras, Yesus dijatuhi hukuman mati oleh orang-orang yang paling Ia cintai dan telah ditolong-Nya.

Untuk memberikan aku hidup, Yesus-ku pengasih menerima kematian untukku; apakah aku siap menerima kesakitan apapun untuk menyingkirkan kesakitan dan penghinaan dari Yesus-ku? Agar Yesus tidak menderita, kita harus menerima hukuman kita; dan karena Yesus di dalam Kemanusiaan-Nya cukup menderita, kita harus meneruskan Hidup-Nya di bumi, dan membalasnya dengan penderitaan kita bagi Kemanusiaan Yesus Kristus.

Belas kasih apa yang kumiliki bagi Yesus segala yang diderita Yesus melihat begitu banyak jiwa menusukan duri di Hati-Nya? Apakah aku membuat kesakitan-kesakitan-Nya sebagai milikku sendiri untuk menyegarkan Dia di dalam segala hal yang Ia derita? Orang-orang Yahudi ingin Yesus disalibkan agar Dia mati dipermalukan sehingga menghapus Nama-Nya di muka bumi. Apakah aku berusaha untuk membuat Yesus hidup di bumi? Dengan tindakan-tindakanku, dengan teladanku, dengan langkah-langkahku, aku harus meninggalkan jejak ilahi di dunia untuk membuat Yesus disadari oleh setiap orang.
Dengan pekerjaan-pekerjaanku, aku harus menghasilkan sebuah gema Ilahi akan kehidupan-Nya dari ujung bumi ke ujung bumi. Apakah aku siap untuk menyerahkan hidupku agar Yesus terkasih disegarkan dari segala pelanggaran yang diterima-Nya? Atau apakah aku mencontoh orang-orang Yahudi – bangsa yang begitu dikasihi Tuhan yang hampir serupa dengan jiwa malangku yang begitu dikasihi Tuhan – yang berteriak, “Biarlah Ia disalibkan!”?

Yesus-ku yang terhukum, semoga hukuman-Mu, yang Engkau terima karena Cinta-Mu, menjadi milikku. Aku melakukannya melalui jiwaku apa yang tidak dapat kulakukan secara alami: Aku terus menerus menuangkan diriku kepada-Mu, untuk membawa Engkau di dalam hati semua mahkluk, untuk membuat Engkau dikenal oleh setiap orang dan untuk memberi Kehidupan-Mu bagi semua orang.


DOA SYUKUR DI SETIAP JAM

Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku memberkati-Mu.”

Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali. Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami. Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan “aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”

Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau, untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi, Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan meninggalkan pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-musuh-MU, nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan “Aku cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.

Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini? Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.

Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak jantungku. Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.

O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu dengan-MU! Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan berkatilah aku; aku akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam Engkau.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.