Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Kerendahan Hati #6

6. Tidak ada alasan yang sah untuk tidak rendah hati, karena kita selalu, bagaimanapun juga punya alasan berlimpah untuk rendah hati: "Dan penghinaanmu akan ada di tengah-tengahmu." Adalah Roh Kudus yang mengirimkan peringatan ini kepada kita melalui mulut nabi-Nya, Mikha. (Mikha 6:14).
   
Ketika kita mempertimbangkan dengan baik apa yang ada di dalam tubuh dan apa yang ada di dalam jiwa, bagi saya tampaknya paling mudah untuk merendahkan diri dan bahkan paling sulit untuk sombong. Untuk menjadi rendah hati, sudah cukup bahwa saya harus memelihara dalam diri saya perasaan yang benar itu - yang menjadi milik setiap orang yang terhormat di mata dunia - untuk puas dengan miliknya sendiri, tanpa secara tidak adil merampas dari sesama kita apa yang menjadi miliknya. Karena itu, karena saya tidak memiliki apa pun selain kebukan-apa-apa-an diri saya sendiri, cukuplah rendah hati, saya harus puas dengan kebukan-apa-apa-an ini. Tetapi jika saya sombong, saya akan menjadi seperti seorang pencuri, mengambil apa yang bukan milik saya, tetapi mengambil milik Tuhan dan yang paling pasti; merampas apa yang menjadi milik Allah adalah dosa yang lebih besar daripada merampok apa yang menjadi milik manusia.
     Agar rendah hati, mari kita dengarkan wahyu Roh Kudus, yang sempurna. “Sesungguhnya, kamu ini adalah seperti tidak ada dan perbuatan-perbuatanmu adalah hampa; orang yang memilih kamu adalah kejijikan.” (Yes 41:24). Tetapi siapa yang benar-benar yakin akan kebukan-apa-apa-an?
     Karena alasan inilah dalam Kitab Suci dikatakan: "Semua manusia pembohong." (Mz. 116: 11). Karena tidak ada manusia dari waktu ke waktu yang tidak memiliki rasa percaya diri yang luar biasa dan membentuk pendapat yang salah tentang keberadaannya, atau memiliki, atau mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimungkinkan oleh kebukan-apa-apaan dirinya.
     Untuk mengetahui apa tubuh kita sebenarnya, cukuplah bagi kita untuk melihat ke dalam kubur, karena dari apa yang kita lihat di sana, kita pasti harus menyimpulkan bahwa, seperti halnya dengan tubuh-tubuh yang membusuk, sehingga akan segera bersama kita. Dan dengan refleksi ini, saya harus berkata pada diri sendiri: " Mengapa congkak, engkau yang hanya debu dan abu, yang isi perutnya sudah memualkan selagi hidup?”(Sirakh. 10: 9). Lihatlah kemuliaan manusia! “sebab kemuliaannya akan menjadi kekotoran dan ulat. Hari ini ia masih dijulang dan esok tidak ditemukan lagi, sebab ia kembali menjadi debu, dan musnahlah segala rencananya.” (1 Makabe. 2: 62,63).
     O Jiwa-ku, tanpa pergi lebih jauh untuk mencari kebenaran, masuk dalam pikiran ke dalam hati tempat tinggalmu, yang adalah tubuhmu! "Tetapi masuklah Roh ke dalam aku dan ditegakkannya aku, lalu Ia berbicara dengan aku, kata-Nya: "Pergilah pulang, kurunglah dirimu di dalam rumahmu." (Yehezkiel. 3:24). Masuk dan lihatlah sekelilingmu dengan baik, dan engkau tidak akan menemukan apa pun selain korupsi. " Pijaklah lumpur, injaklah tanah liat." (Nahum 3:14). Di mana pun kamu berbalik, kamu tidak akan melihat apa-apa selain pembusukan.

-------
Terjemahan bebas
Sumber Buku: HUMILITY OF HEART
Fr. Cajetan Mary da Bergamo
Diterjemahkan dari Bahasa Itali ke dalam Bahasa Inggris
Oleh: Herbert Cardinal Vaughan (1832-1903)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.