Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Total Konsekrasi Hari 12

Konsekrasi 16 Juli 2016 – Hari 12

12 Hari Persiapan - Hari Keduabelas

Mengikuti Jejak Kristus (Thomas a’Kempis)
Buku I, Pasal 25

Hal Rajin Memperbaiki Hidup Kita Sendiri

Pergunakanlah segala kesempatan untuk mencapai kemajuan dalam perkembangan rohani, hingga tiap contoh baik yang kita lihat atau dengar, merupakan cambuk untuk kita tiru. Dalam pada itu jika kita melihat sesuatu yang patut kita cela, janganlah sekali-kali hal itu kita tiru. Atau bila kita sendiri sudah pernah menjalankan kesalahan, selekasnyalah hal itu kita perbaiki. Seperti halnya kita memperhatikan perbuatan orang lain, demikian pula orang lainpun memperhatikan semua tindakan kita. Alangkah senang dan segarnya melihat para biarawan yang rajin, penuh semangat, lagi pula berkelakuan baik dan tertib menjalankan semua peraturan. Sebaliknya, alangkah sedih dan beratnya hati kita jika melihat orang yang hidupnya kurang baik, yang mengabaikan apa yang mestinya harus dijalankan sesuai dengan panggilan. Sungguh besarlah kerugian yang diderita, apabila orang tidak memperdulikan tujuan panggilannya, sebaliknya justru menaruh perhatian pada hal-hal yang tidak masuk tugas kewajibannya.

Hendaklah kita ingat akan janji kita waktu dahulu dan bayangkanlah senantiasa di muka kita Tuhan Yesus yang tersalib itu! Bila kita memandang hidup Yesus Kristus, sesungguhnya kita harus merasa malu, bahwa kita belum berusaha untuk menjadi lebih serupa dengan Dia, meskipun kita sudah lama mengikuti jalan Tuhan. Seorang biarawan yang dengan sungguh-sungguh serta kasih mesra, merenungkan dalam-dalam hidup yang amat suci dan sengsara Tuhan Yesus Kristus, akan memperoleh apa saja yang berguna dan penting baginya dengan berlebih-lebihan. Dan dia tidak merasa perlu mencari yang lebih penting di luar Yesus. Ah, seandainya Yesus yang disalibkan itu datang di dalam hati kita, alangkah cepatnya kita menjadi bijaksana!

Seorang biarawan yang rajin akan dengan suka hati menerima segala hal yang diperintahkan kepadanya. Dalam pada itu seorang biarawan yang malas dan lemah semangatnya, akan mengalami kesulitan bertumpuk-tumpuk dan menemui jalan buntu di mana-mana. Sebab hiburan batin ia tak ada, sedang mau mencari hiburan lahir tidak diperbolehkan. Seorang biarawan yang tidak menghiraukan tata tertib biara boleh dikatakan berdiri di tepi jurang yang sangat berbahaya. Orang yang ingin mencari kesenangan dan keleluasaan saja akhirnya akan merasa terjepit, karena tentu tetap ada yang kurang menyenangkan hatinya.

Bagaimana sekarang hidupnya pertapa-pertapa lainnya yang banyak sekali jumlahnya itu, dan yang sangat terikat oleh tertib peraturan biara? Mereka jarang keluar, hidup dalam perasingan, makan sangat sederhana, pakaian sangat kasar, bekerja keras, tidak banyak bicara, berjaga sampai malam dan pagi-pagi sudah bangun. Mereka banyak berdoa, banyak membaca dan selalu patuh kepada tertib peraturan biara. Perhatikanlah hidupnya para anggota ordo Karthuizer, Cistercienser dan para biarawan/biarawati ordo-ordo lainnya. Mereka itu setiap malam bangun untuk memuji dan meluhurkan Tuhan dengan nyanyian-nyanyian Mazmur. Maka oleh sebab itu sungguh memalukan seandainya kita terlalu malas melakukan pekerjaan yang sungguh suci itu, sedangkan begitu banyak jumlahnya para biarawan yang pada saat itu mulai memuji-muji Tuhan. Alangkah bahagia kita, seandainya kita tidak ada pekerjaan lain, kecuali memuji Tuhan dan Allah kita dengan hati dan mulut!

O, seandainya kita tidak membutuhkan makan, minum, dan tidur, tetapi terus-menerus dapat memuji Tuhan dan berusaha untuk kemajuan di bidang kerohanian saja! Bila demikian halnya, kita tentu merasa jauh lebih bahagia daripada sekarang. Karena sekarang ini kita harus juga memikirkan kebutuhan-kebutuhan badan kita, sekalipun karena terpaksa oleh keadaan. Ah, alangkah baiknya, seandainya kita tidak mempunyai kebutuhan-kebutuhan jasmani, melainkan hanya memiliki kenikmatan rohani, yang sayang sekali hanya jarang kita rasakan.

Apabila orang sudah mencapai tingkatan yang begitu tinggi, hingga ia tidak menginginkan hiburan dari makhluk manapun juga, barulah ia merasa dengan sempurna kenikmatan Tuhan; dan demikian pula ia baru akan puas dalam segala kejadian apapun juga. Maka ia tidak akan bergembira tentang perkara yang besar, dan juga tidak akan merasa sedih karena hal yang kecil-kecil. Tetapi ia akan menyerahkan seluruh jiwa raganya kepada Tuhan. Baginya Tuhan adalah segala-galanya, sedang bagi Allah tak ada barang yang musnah atau mahkluk yang mati. Sebaliknya semuanya hidup untuk Tuhan dan segala sesuatu mengabdikan diri kepada Tuhan atas isyarat perintahNya.

Hendaklah kita selalu ingat akan saat akhir nanti, dan bahwa waktu yang sudah lewat itu tidak akan kembali lagi. Kebajikan hanya dicapai dengan susah payah. Bila semangat kita mulai surut, maka kita tidak akan memperoleh kebaikan. Tetapi sebaliknya, jika kita memaksa diri supaya menjadi rajin dan bersemangat, maka kita akan lebih merasakan damai dan segala pekerjaan akan menjadi ringan karena rahmat Allah dan karena cinta kita akan kebajikan. Orang yang rajin dan bersemangat tentu sanggup mengerjakan apapun juga. Sungguh lebih berat menentang kejahatan dan hawa nafsu sendiri daripada menjalankan pekerjaan yang paling berat sekalipun. Barangsiapa tidak menyingkirkan kekurangan-kekurangan yang kecil, lambat laun akhirnya dia mesti akan jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan besar. Waktu malam kita selalu akan merasa gembira, jika hari itu telah kita akhiri dengan hasil baik dan berfaedah. Marilah kita waspada terhadap diri kita sendiri, kita gugah semangat kita, kita bombong hasrat kita. Dan bagaimanapun keadaan orang lain, janganlah kita mengabaikan diri kita sendiri. Kita akan makin berkembang dalam bidak kehidupan rohani, selaras dengan makin kuatnya kita dapat mengendalikan hawa nafsu di dalam diri kita sendiri. Amin.

Doa-doa 12 hari Persiapan:

1.   Datanglah Ya Roh Pencipta (Veni Creator Spiritus)
2.   Salam Bintang Laut (Ave Maris Stella)
3.   Kidung Maria (Magnificat)
4.   Kemuliaan

Datanglah Ya Roh Pencipta (Veni Creator Spiritus)

Datanglah ya Roh Pencipta kunjungilah jiwa kami semua
penuhilah dengan rahmatMu hati kami ciptaanMu
GelarMu adalah penghibur Rahmat Allah yang MahaLuhur,
Sumber hidup, api kasih, dan pengurapan Ilahi
Engkaulah Sumber Sapta Karunia jemari tangan Sang Ilahi
Engkaulah janji sejati Allah Bapa yang mempergandakan bahasa
Terangilah Akal budi curahkan cinta di setiap hati segala kelemahan kami,
semoga Kaulindungi dan Kaukuatkan
Jauhkanlah semua musuh segera anugerahkanlah kedamaian jiwa;
dengan Engkau sebagai penuntun kami kejahatan takkan mempengaruhi.
Perkenalkanlah kami pada Bapa ajarilah kami agar mengakui Allah Putera,
serta Engkau, Roh dari keduaNya yang kami imani dan kami puji selamanya.
Segala kemuliaan bagi Allah Bapa, dan bagi Allah Putera yang telah bangkit dari mati,
serta bagiMu Roh Kudus pula, sepanjang segala abad. Amin

Salam Bintang Laut (Ave Maris Stella)

Salam bintang laut, Sungguh Bunda Allah,
Perawan selalu, Pintu surga bahagia.
Dikau t’rima “salam” yang Gabriel bawa,
Beri hidup tentram, ubah nama Hawa.
Tolonglah yang papa, bimbinglah yang buta,
Hiburlah yang duka, sembuhkan yang luka.
Tunjukkanlah ibu, antarlah doaku,
Kepada Putramu,Yang lahir bagiku.
Prawan tanpa tara, Elok antar dara,
Lepas dari dosa, Buatku sempurna.
Beri hidup murni, Mohon jalan aman,
Lihat Yesus nanti, Agar selalu riang.
Terpujilah Bapa, Hormat bagi Putra, Roh Kudus dipuja, Esa selamanya. Amin.


Kidung Maria (Magnificat)

Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.

Kemuliaan

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad, amin.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.