MAWAR KETUJUH BELAS
Salam Maria – buah
BEATO ALAN DE LA ROCHE yang begitu mendalam devosinya kepada Perawan Maria menerima banyak wahyu karenanya, dan kita tahu bahwa ia telah menegaskan kebenaran wahyu-wahyu itu di bawah sumpah yang sungguh-sunggu. Tiga dari wahyu itu dengan tekanan khusus: pertama, jika orang lalai mendaraskan Salam Maria (Salam Malaikat yang telah menyelamatkan dunia) karena pengabaian, atau karena mereka acuh tak acuh, atau karena mereka membencinya, ini merupakan satu tanda bahwa mereka barangkali akan dihukum atau tidak lama lagi akan dihukum dengan hukuman abadi.
Kebenaran kedua ialah bahwa orang-orang yang mencintai salam ilahi menerima meterai keselamatan yang sangat khusus.
Kebenaran ketiga ialah bahwa orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah, mencintai Bunda Maria dan melayani dia dengan cinta dan harus berusaha menjaga agar mereka terus-menerus mencintai dan melayani dia hingga saat ia mendapatkan tempat di surga bagi mereka melalui Putranya yang ilahi (Beato Alan, Bab XI, pasal 2).
Para penganut aliran sesat, semua itu anak-anak setan dan jelas-jelas memikul tanda kutukan Allah, merasa ngeri dengan Salam Maria. Mereka mendaraskan Bapa Kami tetapi tidak pernah mendaraskan Salam Maria. Mereka lebih suka mengalungkan ular berbisa pada leher mereka daripada memakai skapulir atau membawa Rosario.
Di antara orang-orang Katolik, mereka yang menyandang tanda kutukan Allah sangat sedikit berdoa Rosario (apakah itu lima peristiwa atau lima belas peristiwa). Mereka berdoa atau mendaraskan Rosario dengan begitu cepat dan dengan sikap acuh tak acuh.
Kalau saja saya tidak percaya akan apa yang diwahyukan kepada Beato Alan de la Roche, maka pengalamanku sendiri cukup untuk meyakinkan saya perihal kebenaran yang menakutkan namun menghibur ini. Saya tidak tahu, juga tidak melihat dengan jelas, bagaimana dapat terjadi bahwa devosi yang kelihatan begitu kecil dapat menjadi tanda penyelamatan abadi yang tak dapat menyesatkan serta bagaimana kelalaian melakukannya dapat menjadi tanda kemurkaan abadi Allah; namun demikian mungkin tak ada yang lebih benar.
Pada zaman sekarang, kita menyaksikan bahwa orang-orang yang menganut doktrin-dotrin baru yang telah dikutuk oleh Bunda Gereja yang Kudus memiliki sedikit kehidupan saleh yang dangkal, namun mereka sebenarnya mengutuk Rosario, dan sering menghimbau sahabat kenalannya agar tidak mendaraskannya, dengan menghancurkan cinta dan iman akan Rosario. Dalam hal ini, mereka berusaha menguraikan alasan-alasan yang masuk akal di mata dunia. Mereka dengan hati-hati tidak mengutuk Rosario dan skapulir seperti yang dibuat oleh kaum Kalvinis – tetapi cara yang mereka tempuh untuk menyerang Rosario dan skapulir lebih mematikan karena lebih licik. Hal ini akan saya uraikan kemudian.
Salam Mariaku, Rosarioku yang terdiri dari lima belas peristiwa atau lima peristiwa adalah doa dan batu ujian yang tidak sesat, dengannya saya dapat menceritakan kepada mereka yang dibimbing oleh Roh Allah daripada kepada mereka yang ditipu oleh setan. Saya sendiri telah mengenal jiwa-jiwa yang kelihatannya terbang tinggi bagaikan burung rajawali karena kontemplasinya yang mendalam dan yang masih secara menyedihkan terseret oleh bujukan setan. Saya tahu betapa salahnya mereka itu tatkala saya mendengar bahwa mereka meremehkan Salam Maria dan Rosario yang mereka anggap sebagai sesuatu yang sangat hina.
Salam Maria merupakan embun rahmat yang jatuh dari surga ke atas jiwa-jiwa yang ditentukan. Ia memberikan kepada mereka kesuburan rohani yang mengagumkan sehingga mereka dapat bertumbuh dalam semua keutamaan. Semakin taman jiwa itu dialiri dengan doa ini, semakin teranglah akal budi seseorang, semakin bergeloralah hatinya dan semakin kuat perisainya melawan musuh-musuh rohaninya.
Salam Maria ini semacam sorot cahaya yang tajam yang digabungkan dengan Sabda Allah, memberikan kepada para pengkotbah kekuatan untuk menembus, menggerakkan, dan mempertobatkan orang-orang yang paling keras hatinya, sekalipun tidak memiliki atau memiliki sedikit bakat alami untuk berkotbah.
Seperti saya katakan, inilah rahasia besar yang diajarkan oleh Bunda Maria kepada Santo Dominikus dan Beato Alan de la Roche sehingga mereka dapat mempertobatkan orang-orang bidaah dan orang-orang berdosa.
Santo Antonius menceritakan kepada kita bahwa karena soal inilah banyak imam membiasakan diri mendaraskan Salam Maria pada permulaan khotbahnya.
------
Sumber buku:
RAHASIA ROSARIO
St. Louis de Montfort
Penerbit OBOR
Imprimatur: Rm. M. Soenarwidjaja, SJ (alm.)
Vikjen Keuskupan Agung Jakarta
Jakarta, 3 Juli 1993
Pesta St. Thomas Rasul
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.