Sabtu, 3 Maret 2018
PEKAN II PRAPASKAH – O PEKAN II
HARI BIASA PEKAN II PRAPASKAH (U)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
MADAH
Kinilah waktu yang tepat
Untuk menerima rahmat
Asalkan kita bertobat
Dengan kebulatan tekad
Hati kita yang terluka
Tertindih timbunan dosa
Mengharapkan pengampunan
Hasil karya Kristus Tuhan
Marilah kita semua
Menyiapkan Paska raya
Dengan tekun berusaha
Menjadi abdi sesama
Ya Tritunggal maha suci
Trimalah pujian kami
Yang kami lambungkan ini
Dengan ikhlas penuh bakti. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon
Ingatlah akan daku, ya Tuhan, datanglah menyelamatkan
daku
Mazmur 105 (106)
Semuanya ini dituliskan untuk menjadi peringatan bagi
kita yang hidup pada waktu zaman akhir telah tiba (1 Kor 10,11)
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik,*
kekal abadi kasih setiaNya.
Siapa sanggup mewartakan keperkasaan Tuhan*
dan memperdengarkan segala pujianNya?
Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum,*
yang melakukan keadilan setiap waktu!
Ingatlah akan daku, ya Tuhan,*
demi kemurahanMu yang berlimpah-limpah.
Datanglah menyelamatkan daku,*
supaya aku menikmati kebahagiaan orang pilihanMu.
Semoga aku bergembira bersama dengan umatMu *
dan berbangga atas milik pusakaMu.-
Kami telah berdosa seperti leluhur kami,*
kami bersalah dan berbuat jahat.
Sesudah ke luar dari Mesir,†
leluhur kami lupa akan karyaMu yang agung,*
dan tidak ingat akan kasih setiaMu yang berlimpah.
Sesudah menyeberangi Laut Merah,*
mereka memberontak melawan Allah yang mahatinggi.
Padahal Allah telah menyelamatkan mereka demi namaNya *
untuk memperkenalkan keperkasaanNya.
Ia telah menghardik laut dan mengeringkannya,†
Ia telah menghantar mereka melalui dasar laut *
seperti melalui padang gurun.
Ia telah menyelamatkan mereka dari tangan musuh *
dan membebaskan mereka dari pasukan Mesir.
Musuh mereka terpelanting oleh empasan ombak,*
tak seorangpun berhasil meloloskan diri.
Waktu itu mereka percaya akan sabda Allah *
dan menyanyikan lagu pujian bagiNya.
Tetapi mereka segera lupa akan karya Tuhan,*
bahkan tidak peduli akan nasihatNya.
Mereka bersungut-sungut di gurun pasir *
dan mencobai Allah di padang belantara.
Tetapi Allah memenuhi permintaan mereka *
dan mengenyahkan kelaparan mereka.
Mereka cemburu kepada Musa di perkemahan,*
dan kepada Harun yang disucikan Tuhan.
Maka terbukalah bumi dan menelan Datan,*
menimbuni Abiran dan kawan-kawannya.
Api menjolak
memangsa golongannya,*
nyalanya menghanguskan kaum pemberontak.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Ingatlah akan daku, ya Tuhan, datanglah menyelamatkan
daku
Antifon
Jagalah jangan sampai engkau lupa akan perjanjian Tuhan
Allahmu.
Mereka membuat anak lembu di gunung Horeb *
dan bersembah sujud kepada patung tuangan.
Mereka menukar Tuhan mereka yang mulia *
dengan arca seekor sapi pemakan rumput.
Mereka lupa akan Allah, penyelamat mereka,*
yang telah melakukan perbuatan agung di Mesir,
karya yang mengagumkan di tanah Kham,*
perbuatan dahsyat di tepi Laut Merah.
Maka Allah memutuskan untuk memusnahkan mereka,*
seandainya tidak dicegah Musa, hambaNya yang terpilih.
Sebab Musa mengantara di hadapan Tuhan,*
jangan sampai amarahNya membinasakan mereka.
Kemudian mereka menolak tanah yang dijanjikan *
dan tidak percaya akan firmanNya.
Mereka menggerutu di perkemahan*
dan enggan mendengarkan suara Tuhan.
Maka Allah mengepalkan tangan terhadapa mereka*
untuk menghancurkan mereka di padang gurun,
untuk menghamburkan benih mereka di antara bangsa-bangsa*
dan mencerai beraikan mereka di berbagai negeri.
Mereka menundukkan diri kepada dewa Baal Peor *
dan mengikuti perjamuan untuk berhala yang mati.
Dengan demikian mereka membangkitkan amarah Tuhan,*
sehingga timbullah bencana di antara mereka.
Lalu tampillah Pinehas dan menjadi penengah,*
maka berhentilah malapetaka itu.
Karena itu ia dipandang sebagai orang berjasa,*
turun temurun, untuk selama-lamanya.-
mereka menggusarkan Tuhan dekat air Meriba,*
sehingga Musa menanggung rugi karena kesalahan mereka.
Sebab mereka memahitkan hatinya,*
sehingga ia terlanjur dalam ucapannya.
Kemuliaan kepada
Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Antifon
Jagalah jangan sampai engkau lupa akan perjanjian Tuhan
Allahmu.
Antifon
Selamatkanlah kami, ya Tuhan, dan himpunkanlah kami dari
antara para bangsa.
Bangsa Israel tidak mau memusnakan para bangsa,*
seperti yang diperintahkan Tuhan.
Mereka bercampur dengan para bangsa *
dan mengikuti adat-istiadat mereka.
Mereka beribadat kepada berhala bangsa kafir *
yang menjadi perangkap bagi mereka.
Mereka menyerahkan putera-puteri mereka *
menjadi kurban bagi roh-roh jahat.
Mereka menumpahkan darah yang tak bersalah,*
darah putera-puteri mereka
yang mereka kurbankan kepada berhala Kanaan,*
sehingga tanah pusaka mereka dinodai darah.
Mereka menajiskan diri dengan perbuatannya *
dan berzinah karena tingkah lakunya.
Maka berkobarlah amarah Tuhan terhadap umatNya,*
dan Ia muak terhadap milik pusakaNya.
Tuhan menyerahkan mereka
ke dalam tangan para bangsa,*
sehingga musuh berkuasa atas mereka.
Para lawan menindas mereka,*
merendahkan mereka di bawah kekuasaannya.
Berulang kali
Tuhan , melepaskan umatNya,†
tetapi mereka sudah mencandu kejahatan *
dan runtuh karena kedurhakaannya.
Namun Tuhan memperhatikan kesusahan mereka *
dan mendengarkan jeritan umatNya.
Ia ingat akan perjanjianNya dengan mereka *
dan membimbing mereka dalam kasih setiaNya yang
berlimpah.
Ia menganugerahi mereka rahmat yang tiada taranya *
di hadapan segala lawan mereka.
Selamatkanlah kami, ya Tuhan, Allah kami,*
Dan himpunkanlah kami dari antara para bangsa,
Supaya kami bersyukur kepadaMu, ya Allah yang kudus *
Dan berbangga atas keagunganMu yang terpuji.
Terpujilah Tuhan, Allah Israel,*
Sekarang dan selama-lamanya. Amin
Kemuliaan kepada Bapa
dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Antifon
Selamatkanlah kami, ya Tuhan, dan himpunkanlah kami dari
antara para bangsa.
BACAAN
Ul. 32:48-52; 34:1-12
Ul 32:48 Pada
hari itulah juga TUHAN berfirman kepada Musa:
Ul 32:49 "Naiklah
ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di
tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang
Israel menjadi miliknya,
Ul 32:50 kemudian
engkau akan mati di atas gunung yang akan kaunaiki itu, supaya engkau
dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal
di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya?
Ul 32:51 oleh
sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel,
dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak
menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel.
Ul 32:52 Engkau
boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke
sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel."
Ul 34:1 Kemudian
naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga,
yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri
itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,
Ul 34:2 seluruh
Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah
barat,
Ul 34:3 Tanah
Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.
Ul 34:4 Dan
berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah
kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan
negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi
engkau tidak akan menyeberang ke sana."
Ul 34:5 Lalu
matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman
TUHAN.
Ul 34:6 Dan
dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan
tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
Ul 34:7 Musa
berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan
kekuatannya belum hilang.
Ul 34:8 Orang
Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah
hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.
Ul 34:9 Dan
Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan
tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan
seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Ul 34:10 Seperti
Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang
bangkit di antara orang Israel,
Ul 34:11 dalam
hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah
Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya,
Ul 34:12 dan
dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang
dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.
BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian III - HAL HIBURAN BATIN
Pasal L – BAGAIMANA ORANG YANG TAK BERPENGHIBURAN HARUS
MENYERAHKAN DIRI KEPADA TUHAN
3. Bapa yang adil dan yang selalu patut dipuji-puji,
tibalah saat pencobaan bagi hamba-Mu. Bapa yang penuh cinta kasih, patutlah
hamba-Mu sekarang ini menderita sesuatu untuk-Mu. Bapa yang abadi, yang patut
disembah, tibalah saatnya yang telah Engkau ketahui sejak semula bahwa hamba-Mu
secara lahir jatuh sebentar; tetapi dalam batin selalu tetap tinggal di
samping-Mu. Bahwa ia agak dihina dan diremehkan dan dalam pandangan orang
sebagai orang yang hina-dina, tidak lagi mempunyai kekuatan sedikit pun juga; bahwa
ia menjadi remuk-redam karena hawa nafsu dan penyakit-penyakit, agar ia
diperkenankan bangkit kembali bersama Engkau dalam fajar cahaya baru dan
dimuliakan di surga. Bapa yang kudus, demikianlah putusan dan kehendak-Mu; dan
seperti apa yang Engkau perintahkan, sudahlah itu terjadi.
DOA PENUTUP
Ya Allah, di dunia ini kami sudah Kauperkenankan
menjalani hidup surgawi. Semoga terangMu membimbing kami seumur hidup, hingga
akhirnya kami memasuki cahayaMu yang abadi. Demi Yesus Kristus, pengantara
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus,
sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN PAGI
Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak
Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan
dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia
Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari
setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi
dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya
bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh
menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus,
selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus
Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa,
aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh
rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda
asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar
secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan
semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku
tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan
pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku
menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam
cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan
kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.
======
Menjalankan Pesan Fatima
Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan
Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk
kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan
Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus
dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda
(Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah
“Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan
otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat
janji dasar ini.
Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama
Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda
Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan
pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria,
dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya
berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena
orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui
hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya,
engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku
berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan
bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku
dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum
atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima
Komuni Kudus;
• Berdoa Lima
Puluhan Rosario;
• Dan
menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan
intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat
Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan
sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang
Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang
dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat
manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya
jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah
membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini.
Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan
pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan
pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam
kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan
Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat
yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada
Maria
Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917,
Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia
mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya;
itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat
sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa
Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo
Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada
Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan,
sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan
Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun
kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus
Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah
kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang
mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda
Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak
mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”
Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup
masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap
hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak
dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.