Jumat, 29 Maret
2019
PEKAN III
PRAPASKAH – O PEKAN III
HARI BIASA PEKAN III PRAPASKAH (U)
Bacaan Alternatif
& Devosi: 18.00 – 19.00
YESUS MENINGGALKAN IBU-NYA YANG TERKUDUS
DAN PERGI KE RUANG PERJAMUAN (+ 18 menit)
--------
Alternatif Bacaan Harian, sambil berdoa
dan berdevosi yang sangat menyenangkan Hati Yesus.
… " Jam-jam ini adalah
yang paling berharga dari semuanya, karena itu semua tidak lebih dari
pengulangan dari apa yang Aku lakukan dalam perjalanan hidup fana-Ku, dan apa
yang terus Ku-lakukan dalam Sakramen Mahakudus. Ketika Aku mendengar Jam-jam
Sengsara-Ku ini, Aku mendengar suara-Ku sendiri, doa-doa-Ku sendiri. Dalam jiwa
itu Aku melihat Kehendak-Ku - yaitu menginginkan kebaikan bagi semua dan untuk
memperbaiki semua - dan Aku merasa tertarik untuk tinggal di dalam dirinya,
untuk dapat melakukan apa yang dia sendiri lakukan di dalam dirinya. Oh, betapa
Aku akan mencintai bahkan satu jiwa pun untuk setiap kota melakukan Jam Jam
Kesukaanku ini! Aku akan mendengar Diri-Ku di setiap kota, dan Keadilan-Ku,
murka selama waktu ini, akan ditenangkan sebagian. "
- Lompati membaca bagian ini jika anda
telah pernah membacanya, langsunglah masuk ke Doa Persiapan Awal.
--------
DOA PERSIAPAN AWAL
O Tuhan Yesus Kristus-ku, tersungkur di hadirat Ilahi-MU, aku
memohon pada Hati-MU yang sungguh mengasihi untuk mengijinkan aku untuk masuk
ke dalam renungan sedih akan 24 jam Sengsara-MU, dimana, demi cinta kepada kami
Engkau mau menderita sedemikian besarnya yang dialami oleh Tubuh-MU yang layak
di sembah itu dan dialami oleh Jiwa-MU yang Maha Kudus, bahkan sampai kematian
di salib. O berikanlah aku pertolongan, rahmat, cinta, hasrat yang
sungguh-sungguh dan pengertian akan sengsara-sengsara-MU saat aku melakukan
renungan Jam ini.
Untuk jam-jam dimana aku tidak dapat merenungkannya, aku
mempersembahkan pada-MU niat yang kumiliki untuk merenungkan
peristiwa-peristiwa tersebut; dan aku mohon untuk merenungkan
peristiwa-peristiwa tersebut dengan niatku selama jam-jam dimana aku harus
mendedikasikan diriku untuk tugas-tugasku atau untuk tidur.
Terimalah, O Tuhan yang penuh belas kasih, niat cintaku ini, dan
biarlah bermanfaat bagiku dan bagi semua, sebagaimana aku dengan cara yang
efektif dan cara yang kudus mencapai apa yang ingin kulakukan.
Aku bersyukur kepada-MU, O Yesus-ku. Aku berterimakasih pada-MU
karena Engkau telah memanggil aku untuk bersatu dengan Engkau di dalam doa.
Untuk menyenangkan-MU, aku mengambil Pikiran-pikiran-MU, Lidah-MU dan Hati-MU.
Aku ingin berdoa dengan semuanya itu. Aku ingin menggabungkan diriku di dalam
kehendak-MU dan di dalam Cinta-MU. Aku merentangkan tangan-tanganku untuk
memeluk Engkau, aku meletakkan kepalaku di Hati-MU – dan aku memulai…
YESUS MENINGGALKAN IBU-NYA YANG TERKUDUS
DAN PERGI KE RUANG PERJAMUAN
Yesus-ku sang Pujaan, sebagaimana aku telah turut
merasakan di dalam derita-MU bersama Engkau, dan di dalam derita mama-MU yang
berduka, aku melihat Engkau akan segera berlalu untuk pergi ke tempat dimana
Kehendak BAPA memanggil-MU. Cinta antara ibu dan Putera itu begitu dashyatnya
sehingga membuat kalian tak terpisahkan; dan Engkau meninggalkan Diri-MU di
dalam hati ibu-MU, dan ibu dan Ratu yang manis itu meninggalkan hatinya di
dalam Engkau. Jika tidak demikian tidak mungkinlah Engkau dapat berpisah.
Sehingga, dengan memberkati satu sama lain, Engkau memberinya cium-MU yang
terakhir untuk menguatkannya di dalam rasa sakit yang pahit yang akan ia
derita. Engkau mengucap salam perpisahan untuk terakhir kalinya, dan pergi.
Namun pucatnya Wajah-MU, Bibir-MU yang gemetar,
Suara-MU yang tersesak, seolah ingin meluap menjadi airmata dikala mengucapkan
perpisahan ah, segalanya berkata kepadaku betapa Engkau mencintai bunda dan
betapa Engkau sangat menderita meninggalkannya! Namun untuk memenuhi Kehendak
Bapa, dengan Hati-MU melebur satu sama lain, Engkau menyerahkan DiriMU bagi
segalanya, ingin memulihkan mereka yang tidak ingin melakukan kelembutan pada
saudara dan teman, ikatan dan kelekatan, ketidakpedulian memenuhi Kehendak
Ilahi TUHAN dan menanggapi panggilan TUHAN di suatu tingkat kekudusan.
Betapa rasa sakit yang diberikan jiwa-jiwa ini
kepada-MU dengan menolak KasihMU dan memenuhi diri mereka dengan cinta pada
mahkluk-mahkluk! Cinta-KU yang manis, saat aku membuat pemulihan bersama-MU,
biarlah aku tinggal bersama ibu-MU. Biarlah aku menghiburnya dan menopangnya
saat Engkau pergi. Kemudian, aku akan segera berlari mengejar-MU. Tetapi, oh,
betapa kesedihan yang kurasakan, melihat ibu-ku yang menderita gemetar! Dan saat
ia mencoba mengucapkan perpisahan pada Puteranya, kesedihannya begitu besar
sehingga suaranya hilang dari bibirnya dan dia bahkan tidak mampu mengucapkan
sepatah katapun. Tak sadarkan diri dalam cintanya, ia hampir pingsan. Ia
menjerit, “Puteraku, puteraku, aku memberkati-MU! Betapa ini sebuah perpisahan
yang menyedihkan – lebih kejam daripada kematian apapun!”
Namun kesedihan membuatnya tak dapat berkata apa-apa
lagi dan membuatnya terdiam. Ratu yang tak dapat dihibur, biarlah aku
membantumu. Biarlah aku mengeringkan airmatamu dan menghiburmu di dalam
kesedihanmu yang pahit. Bundaku, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian; aku
mohon agar engkau membawaku sertamu. Pada jam yang paling menyedihkan ini
bagimu dan Yesus; engkau mengajarkan aku akan apa yang harus kulakukan. Engkau
mengajarkanku bagaimana aku harus membela DIA, membuat pemulihan bagi-Nya dan
menghibur-Nya; dan – jika aku harus – memberikan hidupku untuk membela
hidup-MU.
Aku tidak akan keluar dari bawah mantelmu. Jika engkau
memberi tanda maka aku akan terbang pada Yesus. Aku akan mempersembahkan
pada-Nya cintamu, kasih sayangmu dan cium-mu dengan ciumku. Aku akan
menempatkannya di setiap luka, di setiap tetesan Darah-Nya, di setiap rasa
sakit dan penghinaan. Ketika IA merasakan cium dan cinta dari bunda-Nya di
setiap kesakitan, semoga menenangkan luka-luka-Nya. Kemudian aku akan kembali
bersembunyi di bawah mantelmu. Dan aku akan membawakan cium-cium-Nya kembali
kepadamu, untuk menenangkan hatimu yang terkoyak.
Mama-ku, hatiku berdegub, aku ingin pergi kepada
Yesus. Dan ketika aku mencium tangan ke-ibu-anmu, berkatilah aku sebagaimana
engkau memberkati Yesus, dan ijinkanlah aku pergi kepada-Nya. Yesus-ku yang
manis, cinta mengarahkan aku kepada langkah-langkah-Mu dan aku menggapai-Mu,
saat Engkau berjalan di sepanjang jalan Yerusalem bersama dengan rasul-rasul
yang Kau-kasihi. Aku memandang-Mu dan aku masih melihat Engkau, pucat.
Aku mendengar suara-Mu – manis, namun sedih – begitu
sedihnya sehingga membuat sedih para rasul-Mu, yang terguncang secara mendalam
karena kesedihan-Mu. Ketika aku bersandar mendengarkan, aku mendengar Engkau
berkata, inilah saat terakhir Aku akan melalui jalan-jalan ini sendirian. Besok
Aku akan dibelenggu dan diseret di sepanjang jalan di tengah-tengah ribuan hinaan.
Sambil menunjuk pada tempat-tempat dimana Engkau akan secara kejam dihina dan
disiksa, Engkau berkata, bagaikan matahari, hidup-Ku di sini akan tenggelam.
Besok, pada jam ini, Aku tidak ada lagi. Tetapi Aku akan bangkit, bagaikan
matahari, di hari yang ke-tiga. Ketika mendengarkan kata-kata-Mu, para rasul
menjadi sedih dan terdiam dan tak tahu harus menjawab apa. Engkau menambahkan,
bersemangatlah! Jangan berputus-asa! Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan
selalu bersamamu; tapi tetap, Aku perlu wafat bagi kebaikan semuanya.
Ketika Engkau diam, aku melihat Engkau tergerak, namun
dengan suara gemetar Engkau melanjutkan pengajaran-Mu. Dan sebelum masuk ke
dalam Ruang Perjamuan Terakhir, Engkau melihat matahari yang tenggelam,
sebagaimana hidup-Mu akan tenggelam; Engkau mempersembahkan langkah-langkah-Mu
bagi mereka yang menemukan dirinya tenggelam, memberikan mereka rahmat agar
mereka berdiam di dalam Engkau, dan memulihkan mereka, yang walaupun mengalami
kesedihan dan kekacauan hidup tetap bersikeras tidak ingin berserah kepada-Mu.
Kemudian Engkau melihat Yerusalem lagi,
pusat dari mukjizat-mukjizat-Mu dan pilihan cinta Hati-Mu. Sebagai balasannya,
kota itu telah mempersiapkan salib bagi-Mu dan mempertajam paku-paku untuk
pembunuhan itu. Engkau gemetar, Engkau patah hati dan Engkau menangis akan
kehancuran itu. Dengan ini, Engkau memulihkan banyak jiwa yang dikonsekrasikan
bagi-Mu, yang Engkau coba bentuk dengan sangat hati-hati karena cinta-Mu, namun
tidak bersyukur dan tidak membalas, mereka hanya memberikan-Mu sengsara yang
lebih pahit lagi! Aku ingin berbagi di dalam penebusan dosa yang Kaulakukan
untuk menenangkan hati yang patah. Tetapi aku melihat Engkau kengerian akan
pemandangan Yerusalem dan mengalihkan pandangan mata-Mu, Engkau memasuki Ruang Perjamuan
Terakhir.
Cinta-ku, tariklah aku lebih dekat pada
Hati-Mu, biarlah aku menjadikan kesedihan-kesedihan-Mu sebagai
milikku dan biarlah aku mempersembahkannya bersama dengan-Mu. Lihatlah dengan
penuh belas kasih akan jiwaku; tuangkanlah cinta-Mu ke dalamnya, berkatilah
aku.
RENUNGAN DAN PRAKTEK
Tanpa menunda, Yesus berpamitan dengan ibu-Nya,
walaupun Hati-Nya yang paling lembut itu menderita begitu dashyatnya. Apakah
kita siap untuk mengorbankan kasih yang paling sah dan kudus untuk memenuhi Kehendak
Ilahi? Marilah secara khusus kita renungkan saat-saat itu ketika kita mungkin
merasa jauh dari Hadirat Ilahi atau dari devosi yang khususnya disukai.
Yesus tidak mengambil langkah-langkah terakhir-Nya
tanpa tujuan. Di dalamnya IA memuliakan BAPA dan memohon keselamatan bagi
jiwa-jiwa. Kita harus menempatkan di dalam langkah-langkah kita intensi-intensi
yang sama seperti intensi Yesus yaitu untuk mengorbankan diri kita sendiri bagi
kemuliaan Bapa dan bagi kebaikan jiwa-jiwa. Lebih jauh lagi, kita harus
membayangkan bahwa kita menempatkan langkah-langkah kita di dalam
langkah-langkah Yesus. Dia tidak menyia-nyiakan satu langkahpun, tetapi
menyertakan semua langkah mahkluk-mahkluk-Nya, membuat pemulihan dari semua
langkah-langkah tak ber-Tuhan, untuk memberikan kepada BAPA kemuliaan yang
pantas, dan kehidupan bagi semua langkah jahat para mahkluk sehingga mereka
dapat berjalan di jalan kebaikan. Demikian juga, kita harus menempatkan
langkah-langkah kita ke dalam langkah-langkah Yesus, mengulangi niat-niat-Nya.
Apakah kita berjalan di antara sesama dengan santun dan berkumpul sehingga
menjadi suatu teladan, menginspirasikan mereka dengan devosi dan kekudusan?
Terlepas dari penderitaan-penderitaan-Nya, dari waktu
ke waktu Ia mengucapkan beberapa kata kepada para rasul, mengatakan kepada
mereka tentang sengsara-Nya yang akan datang. Bagaimanakah kita harus bersikap
di dalam pembicaraan? Ketika peristiwa itu hadir, apakah kita mengubah
pembicaraan pada perihal Sengsara Penebus kita yang Ilahi?
Ketika Yesus yang terkasih melihat para rasul-Nya
sedih dan berkecil hati, Dia mencoba untuk menghibur mereka. Di dalam
pembicaraan-pembicaran kita, apakah kita memiliki niat untuk menghibur Yesus?
Apakah kita mencoba untuk berbicara di dalam Kehendak Tuhan, dengan menanamkan
semangat Yesus Kristus kepada sesama?
Ketika Yesus berjalan ke dalam Ruang Perjamuan
Terakhir, marilah kita menyertakan seluruh pikiran, kasih, detak jantung, doa,
tindakan, makan, pekerjaan, dan semua tindakan kita lainnya di dalam Hati Yesus
ketika semuanya diungkapkan. Dengan cara ini, tindakan-tindakan kita akan
memperoleh sebuah sifat Ilahi. Bagaimanapun, karena sulit untuk tetap
mempertahankan perilaku Ilahi sulitlah bagi jiwa itu untuk melebur
tindakan-tindakannya secara terus menerus di dalam Dia jiwa dapat
mengimbanginya dengan niat sikap hati yang baik, yang akan sangat menyenangkan
Yesus. Dia akan menjaga pikiran, kata dan detak jantung jiwa itu. Dia akan
menempatkannya di dalam kehadiran luar dan dalam-Nya, memandang-Nya dengan
Cinta yang besar, sebagai buah dari niat baik sang mahkluk. Kemudian, ketika
jiwa itu melebur dirinya di dalam Dia, segera melakukan tindakan-tindakan
bersama Dia, Yesus yang baik merasa begitu ditarik ke arah jiwa itu sehinga Ia
akan melakukan apa yang jiwa itu lakukan bersama-Nya, mengubah
tindakan-tindakan mahkluk itu menjadi sebuah pekerjaan Ilahi.
Semua ini adalah pengaruh dari kebaikan Tuhan yang
memperhitungkan segalanya dan memberi imbalan pada segalanya, bahkan pada aksi
terkecil yang dilakukan di dalam Kehendak Tuhan sehingga mahkluk itu dipulihkan
di dalam segalanya.
O hidupku dan segalanya, semoga langkah-langkah-Mu
menjadi milikku, dan saat aku berjalan di bumi ini, berikanlah agar
pikiran-pikiranku berada di dalam Surga di atas!
[Persembahan dan Syukur Pribadi]
DOA SYUKUR DI SETIAP JAM
Yesus-ku yang terkasih, Engkau telah memanggil aku pada Jam
Sengsara-MU ini untuk menemani-MU – dan aku telah datang. Tampaknya aku telah
mendengarkan, derita dan kesedihan, doa, penebusan dan sengsara-MU. Dengan suara-suara-MU
yang paling mengasihi dan fasih, Engkau memohon keselamatan bagi jiwa-jiwa. Aku
mencoba untuk mengikuti Engkau di dalam segala hal. Kini, aku berhutang pada-MU
perasaan hatiku “Terimakasih” dan “Aku memberkati-Mu.”
Ya, O Yesus, aku mengulangi “Terimakasih” ribuan dan ribuan kali.
Aku memberkati-Mu untuk semua yang telah Engkau lakukan dan telah Engkau derita
bagiku dan bagi semua orang. Aku berterimakasih dan aku memberkati-Mu untuk
setiap tetes Darah yang Kautumpahkan. Aku berterimakasih untuk setiap helaan
nafas, untuk setiap detak jantung, dan setiap langkah-MU. Aku berterimakasih
untuk setiap kata, pandangan, penderitaan dan amukan yang telah Engkau alami.
Dalam semuanya, O Yesus-ku, aku berharap untuk memberikan-MU “Terimakasih” dan
“aku memberkati-Mu” milik-ku. O Yesusku, biarlah jiwaku mengirimkan aliran
syukur dan berkat bagi-MU yang terus menerus – untuk menarik bagi kami semua
aliran limpah berkat dan rahmat-MU. Aku mohon, O Yesus, tekanlah aku di
Hati-MU, dan dengan tangan-tangan-MU yang kudus materaikan setiap partikel
keberadaanku dengan “Aku memberkatimu” daripada-Mu, sehingga tidak ada yang
lain selain himne terus menerus bagi-MU yang berasal dariku.”
Dengan demikian aku meninggalkan keberadaanku di dalam Engkau,
untuk mengikuti engkau di dalam setiap apa yang Kau-lakukan; lebih baik lagi,
Engkau akan begitu hidup di dalam aku sehingga aku akan meninggalkan
pikiran-pikiranku di dalam Engkau untuk membela Engkau dari musuh-musuh-MU,
nafas-nafasku sebagai teman setia, detak jantungku untuk mengingatkan “Aku
cinta pada-MU” milikku, dan untuk memberikan pada-MU cinta dimana orang lain
menolak untuk mencintai-MU; aku akan memberikan kepada-MU tetesan-tetesan
darahku untuk menebus dan mengembalikan hormat dan salam yang disangkal oleh musuh-musuh-MU
dengan penghinaan-penghinaan dan pelanggaran-pelanggaran. Aku akan meninggalkan
seluruh keberadaanku sebagai seorang penjaga.
Cinta-ku tersayang, saat aku harus melakukan
kewajiban-kewajibanku, aku tetap akan tinggal di dalam Hati-MU. Aku takut
meninggalkannya. Tidakkah hal itu benar bahwa Engkau akan menjagaku di sini?
Detak-detak jantung kita akan terus bersentuhan sehingga Engkau akan memberikan
aku kehidupan, cinta dan persatuan yang dekat dan tak terpisahkan bersama-MU.
Yesus, jika Engkau melihat bahwa dari waktu ke waktu aku akan
terpisah daripada-MU, biarlah detak jantung-MU mempercepat detak jantungku.
Biarlah tangan-tangan-MU menekanku lebih dekat pada Hati-MU; biarlah mata-MU
melihat aku dan menyayat aku dengan cahaya api sehingga aku dapat merasakan
kehadiran-MU dan segera kembali ke dalam persatuan dengan-MU.
O Yesus-ku, berjagalah sehingga Aku tidak akan melelahkan-MU. Aku
mohon pada-MU, jagalah aku. O berikanlah aku sebuah cium, peluklah aku, dan
berkatilah aku! Berikanlah tangan-tangan-MU yang maha kudus sehingga aku dapat
melakukan segala sesuatu yang harus kulakukan untuk bersatu dengan-MU!
Yesus-ku, berikanlah aku cium Kasih Ilahi, peluklah aku dan berkatilah aku; aku
akan mencium Hati-MU yang memabukkan dan beristirahat di dalam Engkau.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.