Rabu, 23 Januari 2019
Pekan Biasa II – O Pekan II
Hari Biasa (H)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan
Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang,
selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Trimalah madah pujian
Yesus sabda keslamatan
Kauselami lubuk hati
Hidup kami Kausayangi
Engkau gembala utama
Mencari orang berdosa
Domba yang sesat Kauantar
Ke sumber air yang segar
Smoga dalam pengadilan
Kami berdiri di kanan
Mewarisi kerajaan
Yang sudah Kausediakan
Terpujilah Kristus Tuhan
Yang rela menjadi kurban
Namun kini sudah jaya
Berkuasa selamanya. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Kita
mengeluh dalam lubuk hati, sambil merindukan pembebasan tubuh kita.
Mazmur 38 (39) Doa orang sakit
I
Semua
makhluk takluk kepada kesia-siaan.........karena Dia yang telah menaklukkannya
(Rom 8,20)
Aku berkata dalam hati: “Aku hendak
hidup hati-hati,*
jangan sampai aku berdosa dengan
lidahku
Aku hendak mengekang ucapan mulutku, *
selama orang jahat menentang aku.”
Aku diam seribu bahasa dan membisu,*
meskipun aku cemas tertekan oleh
derita
Hatiku merasa panas seperti terbakar,*
bila kuingat sengsaraku, rasanya
seperti api menyala.
Akhirnya kubuka juga mulutku: *
“Ya, Tuhan, beri tahukanlah akhir
hidupku:
singkapkanlah sisa hari-hariku: *
supaya aku tahu betapa singkat
hidupku.”
Sungguh, umurku Kaubatasi beberapa
jengkal saja,*
dan jangka hidupku tidak berarti
bagiMu
Sayang, manusia hanya asap belaka,*
tiada ubahnya dengan gambar bayangan
Sayang, bagaikan khayalan manusia
berlalu, *
percumalah segala kegelisahannya
Ia menimbun-nimbun kekayaan,*
tetapi ia tidak tahu siapa yang
menikmatinya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan
Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang,
selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1 Kita
mengeluh dalam lubuk hati, sambil merindukan pembebasan tubuh kita.
Ant. 2 Ya
Tuhan, dengarkanlah doaku, condongkanlah telingaMu kepada jeritan tangisku.
II
Dan sekarang, apa yang dapat
kuharapkan, ya Tuhanku? *
padaMulah kutaruh harapanku
bebaskanlah aku dari segala dosaku,*
jangan biarkan daku ditertawakan orang
dungu
Tadinya aku diam seribu bahasa dan
membisu,*
ah, sekiranya Engkau mau bertindak!
Singkirkanlah cambukMu dari padaku,*
aku hancur luluh karena pukulan
tanganMu
Engkau menghukum manusia karena
kesalahannya,†
dan bagaikan gegat Engkau merapuhkan
badannya,*
sayang, manusia hanya asap belaka
Ya Tuhan, dengarkanlah doaku *
dan condongkanlah telingaMu kepada
seruanku
Janganlah tuli terhadap jeritan
tangisku †
sebab aku hanyalah pendatang dalam
rumahMu,*
perantau seperti semua leluhurku
Palingkanlah wajah kemurkaanMu
daripadaku, †
supaya aku bersukacita *
sebelum aku meninggal dan tiada lagi
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu
dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2 Ya
Tuhan, dengarkanlah doaku, condongkanlah telingaMu kepada jeritan tangisku.
Ant. 3 Aku
percaya pada kasih setia Allah sekarang dan selama-lamanya, (M.P Alleluya)
Mazmur 51 (52) Melawan penghojat
Yang
berbangga, hendaknya berbangga dalam Tuhan (1 Kor 1,31)
Mengapa engkau bangga atas kejahatan,*
hai pahlawan gadungan?
Hai orang mursid yang palsu,*
mengapa terus menerus engkau menabung
pikiran busuk?
Tajam bagaikan pisau cukur sindiran
lidahmu,*
hai ahli penipu
Engkau memilih kejahatan dan bukan
kebaikan,*
engkau mengatakan dusta dan bukan
kebenaran
Engkau suka akan segala macam
omonganmu *
yang merusak dan menipu
Semoga Allah membinasakan dikau dengan
pukulanNya,*
memusnakan dikau untuk selama-lamanya
Semoga Ia menyeret engkau ke luar dari
rumah *
dan menciduk anakmu hidup-hidup dari
bumi
Melihat itu orang jujur akan takut,*
tetapi kemudian mereka tertawa:
“Lihatlah dia, inilah orangnya *
yang tidak sudi berlindung pada Allah
Dia
menaruh harapan pada kekayaannya,*
dia percaya pada tipu muslihatnya!”
Tetapi aku, bagaikan pohon berbuah *
aku tumbuh di rumah Allah
Percayalah pada kasih setia Allah *
sekarang dan selama-lamanya
Aku hendak bersyukur kepadaMu, ya
Allah kekal,*
sebab Engkau telah bertindak
Aku hendak memaklumkan namaMu,*
sebab Engkau baik hati terhadap
sahabat-sahabatMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu
dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3 Aku
percaya pada kasih setia Allah sekarang dan selama-lamanya, (M.P Alleluya)
BACAAN
Rm. 6:1-11
Rm 6:1 Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih
karunia itu?
Rm 6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah
mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Rm 6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua
yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Rm 6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan
bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Rm 6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang
sama dengan kebangkitan-Nya.
Rm 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita
telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan
kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Rm 6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah
bebas dari dosa.
Rm 6:8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus,
kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Rm 6:9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah
Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi
atas Dia.
Rm 6:10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap
dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan
bagi Allah.
Rm 6:11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya:
bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus
Yesus.
=====
BACAAN PILIHAN (bisa
diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione
Christi – Mengikuti Jejak Kristus
Bagian Ketiga – HAL
HIBURAN BATIN
Pasal XXXIV – BARANG
SIAPA CINTA AKAN ALLAH, MENIKMATINYA DI
ATAS SEGALA-GALANYA DAN DALAM SEGALA HAL.
2. Barang siapa
mempunyai kenikmatan pada-Mu, apakah gerangan yang tidak akan dirasakannya
nikmat? Dan barang siapa tidak merasakan kenikmatan pada-Mu, apakah gerangan
yang masih dapat memberikan kenikmatan kepadanya? Akan tetapi, orang-orang yang
budiman bagi dunia dan yang bersifat nafsu daging, tidak dapat tahan di depan
hikmat-Mu; sebab di dalam hikmat duniawi banyak terdapat kesia-siaan dan di
dalam kenikmatan daging terdapat kematian. Akan tetapi, mereka yang mengikuti
Engkau dengan mengabaikan dunia dan mematikan daging, ternyata sungguh
bijaksana, karena mereka beralih dari kesia-siaan kepada kebenaran dan dari
daging kepada roh. Mereka mendapat kenikmatan pada Allah dan apa yang terdapat
baik pada makhluk ciptaan Tuhan, mereka persembahkan kepada Tuhan yang
menciptakannya sebagai puji-pujian. Akan tetapi, berlainan, sangatlah
berlainan, kenikmatan atas Yang Menciptakan dan yang diciptakan-Nya, atas yang
kekal dan yang fana; atas cahaya yang tidak diciptakan dan cahaya yang
dinyalakan oleh-Mu.
=====
DOA PENUTUP
Ya Allah, Engkau menunjukkan cahaya
kebenaranMu kepada orang-orang yang sesat, agar mereka kembali ke jalan yang
benar. Semoga kami semua yang menamakan diri orang kristen menjauhkan segalanya
yang bertentangan dengan nama itu serta berusaha hidup sebagai orang kristen
sejati. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
======
DOA PERSEMBAHAN
PAGI
Ya Allahku, dalam
kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu
sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan
kepada-Mu Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan
itu persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari
ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin,
dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak
Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu.
Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah
kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!
DOA EMAS
O Hati Maria Yang
Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa
tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan
kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi
tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus menerus
bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang
Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh
dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak
Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan
pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang
Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana
Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah
hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak
Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami.
Amin.
======
Menjalankan Pesan
Fatima
Permintaan
Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus
Dilakukan
Ketika ditanya
apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di
Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari
Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan
tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario
Harian)
3) Pernyerahan
kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini
dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan
untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang
Katolik seluruh dunia sudah membuat janji dasar ini.
Permintaan Kedua
Bunda Kita:
Devosi Sabtu
Pertama
Selama
penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia
akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu
pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus
di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata, “Putriku, lihatlah
Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang tidak tahu
berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan sikap hati
yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk
menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk
menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi
keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan
berturut-turut:
• Mengaku dosa, (pengakuan dosa dapat
dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau sesudah Sabtu Pertama);
• Menerima Komuni Kudus;
• Berdoa Lima Puluhan Rosario;
• Dan menemaniku selama 15 menit sambil
merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan pemulihan
kepadaku.
Dengan janji
kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki
kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati
Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Dua Ikrar – Tiga
Janji
Sekarang kita
dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda
berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan
Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan
pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua janji besar lainnya yang
ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan
skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya
dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan pembebasan dari api penyucian
segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada
Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu
pada saat kematian dengan semua rahmat yang dibutuhkan.”
SKAPULIR COKLAT :
Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria
Dalam penglihatan
terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir
Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria
menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya
Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman
dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa
Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada
St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain
Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat.
Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya.
Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat
nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina
atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa
pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka, dia akan membebaskan dari api
penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir yang sudah memenuhi
syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu
setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari
api penyucian.”
Syarat-syaratnya
adalah:
(1) menjaga
kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan
Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan
Rosario
(3) setia
mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat dipisahkan.
Kutipan buku:
Santa Perawan
Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre
Indonesia
(Catatan: Doa
Bebas Kutuk, kami pindahkan ke bagian bawah IBADAT SORE)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.