Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Mazmur 119:164

Ibadat Bacaan: Jumat, 20 Juli 2018


Jumat, 20 Juli 2018
Pekan Biasa XV – O PEKAN III
Hari Biasa (H)

IBADAT BACAAN

PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya

MADAH 

Kristus dampingilah kami
Dengan kasih yang sejati
Yang sudah Kau perjuangkan
Di salib sebagai kurban

Kami mohon penuh iman
Kelimpahan pengampunan
Atas segala tindakan
Yang tak tertanggungjawabkan

Lindungilah para putra
Dari segala bencana
Berkat salib tanda jaya
Yang tersiram darah mulya

Terpujilah Yesus Kristus
Sabda Bapa yang diutus
Menjadi juruselamat
Membagikan Roh dan rahmat. Amin


PENDARASAN MAZMUR
 
Antifon I
Aku lesu karena menangis sambil mengharapkan Dikau, ya Allahku

Mazmur 68 (69), 2-22.30-37
Yesus diberi minum anggur bercampur empedu (Mat 27,34)

Selamatkanlah aku, ya Allah,*
sebab banjir maut telah naik sampai ke leherku!

Aku tenggelam dalam tubir pratala,*
tiada tempat bertumpu

Aku terperosok ke air yang dalam,*
gelombang yang berpusar-pusar menelan daku

Aku lesu karena menangis, dan kerongkonganku menjadi parau,*
mataku pudar karena aku mengharapkan Dikau, ya Allahku.

Banyaklah orang yang membenci aku tanpa alasan,*
banyaknya melebihi rambut di kepalaku

Banyaklah orang yang hendak membinasakan daku,*
yang memusuhi aku tanpa sebab

Aku dipaksa untuk mengembalikan *
harta yang tidak kurampas.

Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku,*
dan kesalahanku tidak tersembunyi bagiMu

Janganlah orang yang berharap padaMu, dikecewakan karena aku
ya Tuhan, Allah segala kuasa!

Janganlah orang yang mencari Engkau dihina karena aku,*
ya Allah Israel!

Demi Engkaulah aku menanggung cercaan,*
dan noda meliputi mukaku

Aku menjadi orang luar bagi kaum kerabatku,*
orang asing bagi saudara kandungku

Sebab cinta akan rumahMu membakar aku,*
dan hojatan yang dilontarkan kepadaMu menimpa diriku

Aku menyiksa diri dengan berpuasa,*
namun hanya cercaan yang kuterima

Aku mengenakan pakaian bertapa,*
namun hanya sindiran yang kudengar

Aku menjadi buah bibir bagi orang yang duduk di pintu gerbang,*
dan lagu ejekan bagi para pemabuk

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

Antifon I
Aku lesu karena menangis sambil mengharapkan Dikau, ya Allahku

Antifon II
Mereka memberi aku makan racun dan waktu aku haus mereka memberi aku minum cuka

Tetapi aku, aku berdoa kepadaMu, ya Tuhan, †
semoga Engkau berkenan padaku, ya Allah. *
demi kasihMu yang besar  jawablah aku.

Demi kesetiaanMu tolonglah dan selamatkanlah daku, *
jangan sampai aku tenggelam dalam tubir pratala

Lepaskanlah aku dari ancaman maut *
dan dari air yang dalam!

Janganlah air yang berpusar-pusar menarik aku ke bawah,†
janganlah tubir menelan daku,*
atau mulut pratala memangsa aku

Jawablah aku, ya Tuhan, sebab kasih setiaMu berlimpah,*
pandanglah aku demi rahmatMu yang besar!

Janganlah memalingkan wajahMu daripadaku,*
jawablah aku segera, karena aku tersesak

Datanglah kepadaku, ya Allah, tebuslah aku,*
bebaskanlah aku dari sarang musuhku

Engkau mengenal kehinaanku,*
keaiban dan nodaku ada di hadapanMu

Kehinaan telah mematahkan hatiku,*
aku menjadi putus asa

Aku mencari penolong, tetapi tidak ada,*
aku mencari penghibur, tetapi tidak kudapati

Mereka malahan memberi aku makan racun,*
dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum cuka.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

Antifon II
Mereka memberi aku makan racun dan waktu aku haus mereka memberi aku minum cuka

Antifon III
Hai orang yang mencari Allah, semoga hatimu hidup kembali

Aku ini tertindas dan kesakitan,*
semoga Allah menolong dan melindungi aku

Aku akan memuji nama Allah dengan nyanyian,*
mengagungkan Dia dengan lagu syukur

Pujianku menyenangkan Tuhan melebihi kurban sapi, *
melebihi kurban banteng yang bertanduk dan berkuku.

Dengarkanlah, hai orang yang tertindas, †
bersukacitalah, hai orang yang mencari Allah,*
semoga hatimu hidup kembali!

Sebab Allah mendengarkan kaum miskin,*
Tuhan tidak memandang hina orang yang berpaut padaNya

Biarlah langit dan bumi memuji Dia,*
lautan dan segala yang bergerak di dalamnya

Allah pasti akan menyelamatkan Sion †
dan membangun kembali kota-kota Yehuda,*

Dan orang-orang buangan akan mewarisi kota-kota itu,*
dan umat yang mencintai Tuhan akan diam di sana

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

Antifon III
Hai orang yang mencari Allah, semoga hatimu hidup kembali

BACAAN
Ayb. 6:1-30
yb 6:1        Lalu Ayub menjawab:

Ayb 6:2      "Ah, hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang, dan kemalanganku ditaruh bersama-sama di atas neraca!

Ayb 6:3      Maka beratnya akan melebihi pasir di laut; oleh sebab itu tergesa-gesalah perkataanku.

Ayb 6:4      Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku.

Ayb 6:5      Meringkikkah keledai liar di tempat rumput muda, atau melenguhkah lembu dekat makanannya?

Ayb 6:6      Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya?

Ayb 6:7      Aku tidak sudi menjamahnya, semuanya itu makanan yang memualkan bagiku.

Ayb 6:8      Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan!

Ayb 6:9      Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!

Ayb 6:10    Itulah yang masih merupakan hiburan bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus.

Ayb 6:11    Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?

Ayb 6:12    Apakah kekuatanku seperti kekuatan batu? Apakah tubuhku dari tembaga?

Ayb 6:13    Bukankah tidak ada lagi pertolongan bagiku, dan keselamatan jauh dari padaku?

Ayb 6:14    Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa.

Ayb 6:15    Saudara-saudaraku tidak dapat dipercaya seperti sungai, seperti dasar dari pada sungai yang mengalir lenyap,

Ayb 6:16    yang keruh karena air beku, yang di dalamnya salju menjadi cair,

Ayb 6:17    yang surut pada musim kemarau, dan menjadi kering di tempatnya apabila kena panas;

Ayb 6:18    berkeluk-keluk jalan arusnya, mengalir ke padang tandus, lalu lenyap.

Ayb 6:19    Kafilah dari Tema mengamat-amatinya dan rombongan dari Syeba mengharapkannya,

Ayb 6:20    tetapi mereka kecewa karena keyakinan mereka, mereka tertipu setibanya di sana.

Ayb 6:21    Demikianlah kamu sekarang bagiku, ketika melihat yang dahsyat, takutlah kamu.

Ayb 6:22    Pernahkah aku berkata: Berilah aku sesuatu, atau: Berilah aku uang suap dari hartamu,

Ayb 6:23    atau: Luputkan aku dari tangan musuh, atau: Tebuslah aku dari tangan orang lalim?

Ayb 6:24    Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat.

Ayb 6:25    Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu?

Ayb 6:26    Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin?

Ayb 6:27    Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan.

Ayb 6:28    Tetapi sekarang, berpalinglah kepadaku; aku tidak akan berdusta di hadapanmu.

Ayb 6:29    Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan, berbaliklah, aku pasti benar.

Ayb 6:30    Apakah ada kecurangan pada lidahku? Apakah langit-langitku tidak dapat membeda-bedakan bencana?"

=====

BACAAN PILIHAN (bisa diganti dengan bacaan rohani lain)
De Imitatione Christi – Mengikuti Jejak Kristus

Bagian Kedua – NASIHAT-NASIHAT UNTUK HIDUP KEBATINAN
Pasal I – HAL PERGAULAN BATIN

3. Janganlah kita menaruh harapan besar pada manusia yang sifatnya lemah dan tidak kekal itu, meskipun ia berfaedah bagi kita dan bersikap manis. Dan janganlah kita terlalu merasa sedih bila kita kadang-kadang mendapat rintangan atau bantahan darinya. Hari ini ia berdiri di pihak kita, lain kali ia melawan kita, dan demikianlah sebaliknya. Mereka mudah berputar haluan bagaikan angin. Taruhlah segenap harapanmu atas Allah dan semoga Dialah yang engkau takuti dan engkau cintai. Ia sendirilah yang akan memberikan jawaban bagi kita dan akan mengatur segalanya menurut cara yang terbaik bagi kita. Di sini kamu tidak mempunyai “tempat tinggal yang kekal” (bdk. Ibr 13:14); dan di mana pun kita berada, kita tetap sebagai orang asing dan orang yang sedang bepergian; dan tidak mungkinlah kita akan memperoleh ketenteraman jika kita tidak menjadi satu dengan Kristus.

=====


DOA PENUTUP
Allah yang amat baik hati, Engkau menyatakan kuasaMu yang tak terhingga terutama dengan menyayangi dan mengasihani kami. Limpahilah kami dengan rahmatMu, agar kami berusaha mencapai janjiMu dan kelak ikut merayakan sukacita surgawi.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin

PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah

======

DOA PERSEMBAHAN PAGI

Ya Allahku, dalam kesatuan dengan Hati Maria Yang Tak Bernoda (di sini ciumlah Skapulir Coklatmu sebagai sebuah tanda penyerahan dirimu, indulgensi sebagian juga), saya mempersembahkan kepada-Mu Darah mulia Yesus dari semua altar di seluruh dunia, bersama dengan itu persembahan dari setiap pikiran, kata dan tindakanku hari ini.
Ya Yesusku, hari ini saya ingin mendapatkan indulgensi dan kemurahan hati sejauh itu mungkin, dan saya akan mempersembahkannya bersama-sama dengan diriku, kepada Maria Tak Bernoda – sehingga dia boleh menggunakannya demi kepentingan Hati Tersuci-Mu. Darah mulia Yesus, selamatkanlah kami! Hati Maria Yang Tak Bernoda, doakanlah kami! Hati Yesus Yang Mahakudus, kasihanilah kami!


DOA EMAS

O Hati Maria Yang Tak Bernoda, perlindungan para pendosa, aku memohon kepadamu dengan jasa-jasa tak terbatas Hati Kudus Yesus, dan oleh rahmat-rahmat yang diberikan Tuhan kepadamu sejak engkau Dikandung Tanpa Noda asal, rahmat agar tidak lagi tersesat. Bunda, jagalah aku, si pendosa ini, agar secara terus menerus bermandikan di dalam cahaya Hatimu Yang Tak Bernoda.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, di dalam persatuan dengan semua saudara dan saudariku di seluruh dunia, aku mempersembahkan dengan diriku tanpa syarat kepada Hatimu, Tak Bernoda dan murni. Mohon terimalah persembahan pribadi ini sebagai tindakan pemulihan dan bagi pertobatan para pendosa.
O Hati Maria Yang Tak Bernoda, aku mencintaimu! Dan aku menantikan dengan sabar hari dimana Hatimu Yang Tak Bernoda berjaya.
Aku dengan rendah hati membaringkan jiwaku di dalam cahaya kemurnianmu! Hati Maria yang Tak Bernoda, jadilah pelindungku, jalan kepada cahaya abadi, Yesus, Tuhan kami. Amin.

======

Menjalankan Pesan Fatima

Permintaan Pertama Bunda Kita:
Tiga Hal Harus Dilakukan

Ketika ditanya apa yang sungguh-sungguh diperlukan untuk kemenangan yang disampaikan di Fatima, Suster Lusia, yang menerima pesan-pesan Santa Perawan Maria dari Fatima, mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan:
1) Pengudusan tugas-tugas harian (Persembahan Pagi)
2) Doa (Rosario Harian)
3) Pernyerahan kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda (Skapulir)
Tiga syarat ini dirumuskan Suster Lusia ke dalam sebuah “Janji” yang oleh Uskup Fatima diijinkan untuk disebarluaskan sebagai pesan otentik Fatima. Lebih dari 25 juta orang Katolik seluruh dunia sudah membuat janji dasar ini.

Permintaan Kedua Bunda Kita:
Devosi Sabtu Pertama

Selama penampakannya yang ketiga pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menyampaikan bahwa dia akan datang lagi untuk meminta “… Persekutuan pemulihan pada hari Sabtu pertama.” Hingga pada 10 Desember 1925, Bunda Maria, dengan Kanak-Kanak Yesus di sisinya, menampakkan diri kepada Lusia seraya berkata, “Putriku, lihatlah Hatiku yang dikelilingi dengan duri karena orang-orang yang tidak tahu berterimakasih menusukku tanpa henti melalui hujatan-hujatan dan sikap hati yang tak tahu bersyukur. Sekurang-kurangnya, engkau, berusaha untuk menghiburku, dan katakanlah kepada orang-orang bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat kematian dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan mereka semua yang pada hari Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut:
        Mengaku dosa, (pengakuan dosa dapat dilakukan delapan hari dan bahkan lebih, sebelum atau sesudah Sabtu Pertama);
        Menerima Komuni Kudus;
        Berdoa Lima Puluhan Rosario;
        Dan menemaniku selama 15 menit sambil merenungkan satu misteri atau lebih dengan intensi persembahan pemulihan kepadaku.
Dengan janji kedua ini kita diminta, jika Jumat Pertama/Sabtu Pertama diadakan di paroki kita, kita akan memperhitungkan sebagai sebuah tindakan penghiburan kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Maria Yang Tak Bernoda.

Dua Ikrar – Tiga Janji
Sekarang kita dapat mengharapkan kemenangan yang dijanjikan dari Hati Maria Yang Tak Bernoda berupa “sebuah era damai bagi umat manusia” jika SEMUA permintaan Santa Perawan Maria terpenuhi dengan cukupnya jumlah dari kita. Sebagai sebuah dorongan pribadi, Santa Perawan Maria sudah membuat dua janji besar lainnya yang ditambahkan untuk pemenuhan dua ikrar ini. Ikrar pertama, dengan penerimaan skapulir oleh seorang imam atau diakon (bukan pro-diakon) dan mengenakannya dengan setia, memberikan jaminan keselamatan dan pembebasan dari api penyucian segera setelah kematian (biasanya dipahami dalam kaitan dengan Sabtu Pertama).
Ditambahkan pada Janji kedua adalah janji Santa Perawan Maria, “Saya berjanji untuk membantu pada saat kematian dengan semua rahmat yang dibutuhkan.”

SKAPULIR COKLAT : Sebuah Tanda Penyerahan Diri Kepada Maria

Dalam penglihatan terakhir di Fatima, 13 Oktober 1917, Santa Perawan Maria memegang Skapulir Coklat dari langit. Suster Lusia mengatakan hal ini karena “Bunda Maria menghendaki setiap orang mengenakannya; itulah tanda penyerahan kepada Hatinya Yang Tak Bernoda.”
Sejak zaman dahulu Gereja sudah meyakini Skapulir Coklat sebagai tanda perlindungan Santa Perawan Maria. Pada 16 Juli 1251, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock, Prior Jendral Ordo Karmel. Dalam tangan Maria ada sehelai kain Skapulir Coklat. Dia berkata kepada Simon Stock, “Terimalah Skapulir Coklat. Ini adalah sebuah janji keselamatan, sebuah perlindungan dalam bahaya. Barangsiapa meninggal sambil mengenakan Skapulir ini tidak akan pernah melihat nyala api neraka.” Enam puluh lima tahun kemudian ia mengungkapkan Sabatina atau hak khusus Hari Sabtu kepada Paus Yohanes XXII sebelum menjadi Paus, bahwa pada hari Sabtu Pertama setelah kematian mereka, dia akan membebaskan dari api penyucian semua anaknya yang mengenakan skapulir yang sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Saya, Bunda Segala Rahmat, akan turun pada hari Sabtu setelah kematian mereka, dan sebanyak mungkin jiwa-jiwa akan saya bebaskan dari api penyucian.”

Syarat-syaratnya adalah:
(1) menjaga kemurnian sesuai dengan status hidup masing-masing
(2) mendoakan Ofisi Kecil Santa Perawan Maria setiap hari, ATAU mendoakan lima puluhan Rosario
(3) setia mengenakan skapulir: Rosario dan Skapulir tak dapat dipisahkan.

Kutipan buku:
Santa Perawan Maria dari Fatima Bunda Mengunjungi Kita.
Marian Centre Indonesia




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.